Bab2
Bab2
Bab2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kewirausahaan
(1755). Istilah ini makin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi
1
Hendro, Dasar-dasar., hlm. 29
2
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan
Sukses, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, hlm. 24
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan
dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan
3
Kasmir, Kewirausahaan-Edisis Revisi, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013, hlm. 20
4
Suryana, Kewirausahaan., hlm. 5
5
Kasmir, Kewirausahaan., hlm.20
6
Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta, 2008, h. 6-7
Masykur Wiratmo dalam buku Pengantar Kewiraswastaan
7
Winarno, Pengembangan Sikap Entrepreneurship dan Intrapreneurship, Jakarta: Indeks,
2011, hlm. 8
8
Departemen Agama RI
Seperti hadits di bawah ini, Rasulullah saw mengajarkan
. , ,
diri kepada orang lain. Begitulah didikan dan arahan Rasulullah saw
2.1.2 Wirausaha
9
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, Shahih, , , hlm. 4
10
Husaini A.Majid Hasyim, Syarah Riyadhush Shalihin, terj. Muammal Hamidy dan Imron
A. Manan, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1993, hlm. 347
(bisnis) sehingga istilah entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang
dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau
bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut
inisiatif. 14
11
Arman Hakim Nasution, dkk, Entrepreneurship, Membangun Spirit Teknopreneurship,
Yogyakarta: ANDI, 2007, hlm. 2
12
Suryana, Kewirausahaan., hlm.24
13
Kasmir, Kewirausahaan., hlm,16
14
Barnawi, Mohammad Arifin, Schoolpreneurship: Membangkitkn Jiwa & Sikap
Kewirausahaan Siswa, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012, h.
1. Bagi ahli ekonomi seorang entrepreneur adalah orang yang
kerjasama.
15
Buchari Alma, Kewirausahaan, hlm. 33
Tiga tipe utama dari wirausaha yaitu :
Wirausaha ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin
2. The Promoter
3. General Manager
pengawasan. 16
yang berbeda pada setiap orang karena mereka melihat konsep ini dari
16
Buchari Alma, Kewirausahaan., hlm. 35-36
yang terkandung dalam pengertian entrepreneur yaitu adanya unsur
sebagai berikut18 :
a. Business Entrepreneur
bisnis.
b. Government Entrepreneur
wirausaha.
17
Ibid, hlm. 36
18
Ciputra, Entrepreneurship Mengubah Masa Depan Bangsa, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2008, hlm. 8-10
c. Social Entrepreneur
d. Academic Entrepreneur
pendidikan.
berikut19 :
19
Suryana, Kewirausahaan., hlm. 23
selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun
terlalu tinggi.
kesuksesan.
20
Basrowi, Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia,
2011, h.10-11
6. Devotion, yaitu mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk
yang dihasilkan.
bidang bisnis.
Table 2.1
Ciri-ciri Watak
Percaya Diri Keyakian, ketidak ketergantungan,
individualitas, optimism
Berorientasikan Kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba,
21
Eman Suherman, Desain Pembelajaran., hlm.10
tugas dan hasil ketekunan, ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energetic, dan
inisiatif
Pengambil risiko Kemampuan mengambil risiko, suka pada
tantangan
Kepemimpinan Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat
bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-
saran dan kritik
Keorisinilan Inovatif dan kreatif, fleksibel, punya banyak
sumber, serba bias, mengetahui banyak
Orientasi masa Pandangan jauh ke depan dan perspektif
depan
Sumber: Geoffrey G. Meredith et al, 2002
kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada
b. Dalam berinovasi
c. Dalam mengelola
d. Dalam menjual
22
Hendro, Dasar-dasar., hlm. 30
c. Untuk keluar dari zona kenyamanan
bisa
sendirinya.
atau entrepreneur.
merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di
23
Anita Woolfolk, Educational Psychology Active Learning Edition, terj. Helly Prajitno
Soetjipto, Sri Mulyantini Soetjipto, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009 hlm. 303
24
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2010, hlm. 17
merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu institusi
25
Eman Suherman, Desain Pembelajaran.., hlm.18
26
Ibid, hlm.19
kompetensinya. Inti dari kompetensi seorang wirausaha ialah inovatif
dan kreatif. 27
cara:
wirausaha
27
Ibid, hlm. 20
28
Ibid, hlm. 22
Ciputra memperkenalkan siklus belajar entrepreneurship yang
masyarakat.
29
Barnawi, Mohammad Arifin, Schoolpreneurship: Membangkitkn Jiwa & Sikap
Kewirausahaan Siswa, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012, h. 69-70
5. Fase reflecting, yaitu fase untuk mencari sisi kelebihan dan
berwirausaha.
30
Eman Suherman, Desain Pembelajaran, , , hlm. 30
Seperti pada gambar 2.1 pola dasar pembelajaran
31
Eman Suherman, Desain Pembelajaran., hlm. 29
Gambar 2.1
dikutip oleh Syaiful bahwa minat adalah Rasa lebih suka dan rasa
mempengaruhi. 32
seseorang, bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi
suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan,
32
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2002). Hal.157
33
W. S. Winkel S.J, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1983,
hlm. 30
34
Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, PUBIB, Yogyakarta,1998, hlm. 28
35
Whitherington, Psikologi Pendidikan, terj. M. Buchori, Aksara Baru, Jakarta, tt, hlm.135.
harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan-
tertentu.36
Krap & Schiefele siswa yang mengejar suatu tugas yang menarik
36
Andi Mappiare, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya, tt, h. 62
37
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang,
Penerbit Erlangga, 2009, hlm. 101
mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang
diciptakannya tersebut.
lain.
pengaruh yang terjadi antara kedua variabel tersebut positif dengan nilai
Ciputat Tangerang Selatan Dilihat dari Status Pekerjaan Orang Tua. Hasil
penelitian yang diperoleh menunjukkan minat siswa SMK Triguna Utama
terhadap wirausaha berada dalam kondisi sangat minat yaitu sebanyak 87,5
%.
Perantara Pedagang Efek diPasar Modal. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t
dengan ketentuan bahwa apabila t hitung > t tabel maka hipotesis penelitian
diterima. Dari hasil tersebut diperoleh t hitung sebesar 2,559 dan t tabel
9,4%. Itu artinya bahwa sekitar 9,4% variable minat dipengaruhi oleh
objek penelitian serta hasil dari penelitian ini sendiri. Persamaan dalam
ataupun penulisan, itu dikutip sesuai dengan kode etik penulisan ilmiah.
Table 2.2
dalam gambar :
Gambar 2.2
(X) (Y)
Adapun hipotesis yang dapat diajukan dari kerangka pikiran teoritis adalah
sebagai berikut :