Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Paru
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Paru
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Paru
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker paru merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, dengan prognosis yang
sering kali buruk. Kanker paru biasanya tidak dapat di obati dan penyembuhan hanya mungkin
dilakukan dengan jalan pembedahan, di mana sekitar 13% dari klien yang menjalani
pembedahan mampu bertahan selama 5 tahun. Metastasis penyakit biasanya muncul dan hanya
16% klien yang penyebaran penyakitnya dapat dilokalisasi pada saat diagnosis. Dikarenakan
terjadinya metastasis, penatalaksanaan kanker paru sering kali hanya berupa tindakan paliatif
(mengatasi gejala) di bandingkan dengan kuratif (penyembuhan). Di perkirakan 85% dari kanker
paru terjadi akibat merokok. Oleh karena itu pencegahan yang paling baik adalahjangan
memulai untuk merokok(Somantri, 2012 : 112).
Sebetulnya suatu proses kanker di paru dapat berasal dari saluran pernapasan itu sendiri
dari jaringan ikat diluar saluran pernapasan. Dari saluran pernapasan, sel kanker dapat berasal
dari sel bronkus, alveolus, atau dari sel-sel yang memproduksi mucus yang mengalami
degenerasi maligna. Karena pertumbuhan suatu proses keganasan selalu cepat dan bersifat
infasif, proses kanker tersebut selalu sudah mengenai saluran pernapasan, sel-sel penghasil
mucus, maupun jaringan ikat (Danusantoso, 2013 : 311).
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi kanker paru ?
b. Apa etiologi dan factor resiko kanker paru ?
c. Bagaimana patofisiologi kanker paru ?
d. Apa klasifikasi kanker paru ?
e. Bagaimana manifestasi kanker paru ?
f. Bagaimana pengobatan kanker paru ?
g. Apa pemeriksaan diagnostic kanker paru ?
h. Bagaimana penatalaksaan kanker paru ?
i. Bagaimana prognosis kanker paru ?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui definisi kanker paru.
b. Untuk mengetahui etiologi dan factor resiko kanker paru.
c. Untuk mengetahui patofisiologi kanker paru.
d. Untuk mengetahui klasifikasi kanker paru.
e. Untuk mengetahui manifestasi kanker paru.
f. Untuk mengetahui pengobatan kanker paru.
g. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic kanker paru.
h. Untuk mengetahui penatalaksaan kanker paru.
i. Untuk mengetahui prognosis kanker paru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kanker Paru
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-
paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok (Suryo,
2010 : 27).
Menurut World Health Organization(WHO), kanker paru-paru merupakan penyebab
kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita. Sebagaian besar kanker
paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi bisa juga berasal dari kanker di bagian
tubuh lain yang menyebar ke paru-paru(Suryo, 2010 : 27).
Karsinoma bronkogenik atau kanker paru dapat berupa metastasis atau lesi primer.
Kebanyakan tumor ganas primer dari sistem pernapasan bawah bersifat epithelial dan berasal
dari mukosa percabangan bronkhus (Muttaqin, 2008: 198).
B. Etiologi Dan Faktor Resiko Kanker Paru
Sebagaimana diketahui bahwa asap rokok merupakan penyebab utama kanker paru tipe
karsinoma. Didalam asap rokok terkandung lebih dari 4.000 zat kimia, 50 jenis di antaranya
bersifat karsinogen dan beracun. Data statistic membuktikan bahwa sekitar 90% penderita kanker
paru adalah perokok aktif atau mantan perokok. (Tim CancerHelps, 2010 : 64)
Seperti umumnya kanker yang lain penyebab yang pasti daripada kanker paru belum
diketahui,tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik
merupakan faktor penyebab utama di samping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh,
genetik dan lain-lain (Sudoyo, 2007 : 1005).
Dari beberapa kepustakaan telah dilaporkan bahwa etiologi kanker paru sangat
berhubungan dengan kebiasaan merokok. Lombard dan Doering (1928), telah melaporkan
tingginya insiden kanker paru pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Terdapat
hubungan antara rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari dengan tingginya insiden kanker
paru. Dikatakan bahwa, 1 dari 9 perokok berat akan menderita kanker paru. Belakangan, dari
laporan beberapa penelitian mengatakan bahwa perokok pasif pun akan beresiko terkena kanker
paru. Anak-anak yang terpapar asap rokok selama 25 tahun pada usia dewasa akan terkena resiko
kanker paru dua kali lipat di bandingkan dengan yang tidak terpapar, dan perempuan yang hidup
dengan suami/pasangan perokok juga terkena resiko kanker paru 2-3 kali lipat. Diperkirakan
25% kanker paru dari bukan perokok adalah berasal dari perokok pasif. Insiden kanker paru pada
perempuan di USA dalam 10 tahun terakhir ini juga naik menjadi 5% per tahun,antara lain
karena meningkatnya jumlah perempuan perokok atau sebagai perokok pasif. Efek rokok bukan
saja mengakibatkan kanker paru, tapi dapat juga menimbulkan kanker pada organ lain seperti
mulut, laring dan esofagus (Sudoyo, 2007 : 1005).
Laporan dari NCl (National Cancer Institute) di USA tahun 1992 menyatakan kanker
pada organ lain seperti ginjal, vesika urinaria,ovarium, uterus, kolon, rektum, hati, penis dan
lain-lain lebih tinggi pada pasien yang merokok daripada yang bukan perokok. (Sudoyo, 2007 :
1005).
Genetik. Terdapat perubahan /mutasi beberapa gen yang berperanan dalam kanker paru, yakni:
proto oncogen, Tumor supressor gene, Gene encoding enzyme
Teori Onkogenesis. Terjadinya kanker paru didasari dari tampilnya gen supresor tumor dalam
genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan
(delesi/del) atau penyisipan (insersi/inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen
erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara
alamiah programmed cell death) Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran
dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang otonom.
Rokok selain sebagai inisiator juga merupakan promotor dan progresor, dan rokok diketahui
sangat berkaitan (terbesar) dengan terjadinya kanker paru. Dengan demikian kanker merupakan
penyakit genetik yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada
jaringan sekitarnya bahkan mengenai organ lain.
Beberapa faktor resiko kanker paru menurut Arif Muttaqin (2008: 198-199) tersebut yaitu :
a. Merokok
Kanker paru beresiko 10 kali lebih tinggi dialami perokok berat dibandingkan dengan
bukan perokok. Peningkatan faktor resiko ini berkaitan dengan riwayat jumlah merokok dalam
tahun (jumlah bungkus rokok yang digunakan setiap hari dikali jumlah tahun merokok) serta
faktor saat mulai merokok (semakin muda individu mulai merokok, semakin besar resiko
terjadinya kanker paru). Faktor lain yang juga dipertimbangkan termasuk didalamnya jenis rokok
yang diisap (kandungan tar, rokok filter, dan kretek).
b. Polusi udara
Ada berbagai karsinogen telah diidentifikasi, termasuk didalamnya adalah sulfur, emisi
kendaraan bermotor, dan polutan dari pengolahan dan pabrik. Bukti-bukti menunjukkan bahwa
insiden kanker paru lebih besar didaerah perkotaan sebagai akibat penumpukan polutan dan
emisi kendaraan.
c. Polusi lingkungan kerja
Pada keadaan tertentu, karsinoma bronkogenik tampaknya merupakan suatu penyakit
akibat polusi di lingkungan kerja. Dari berbagai bahaya industri, yang paling berbahaya adalah
asbes yang kini banyak sekali diproduksi dan digunakan pada bangunan. Resiko kanker paru
diantara para pekerja yang berhubungan atau lingkungannya mengandung asbes 10 kali lebih
besar daripada masyarakat umum. Peningkatan resiko ini juga dialami oleh mereka yang bekerja
dengan uranium, kromat, arsen (misalnya insektisida yang digunakan untuk pertanian), besi, dan
oksida besi. Resiko kanker paru akibat kontak dengan asbes maupun uranium akan menjadi lebih
besar lagi jika orang itu juga perokok.
d. Rendahnya asupan vitamin A
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa perokok yang dietnya rendah vitamin A
dapat memperbesar resiko terjadinya kanker paru. Hipotesis ini didapat dari berbagai penelitian
yang menyimpulkan bahwa vitamin A dapat menurunkan resiko peningkatan jumlah sel-sel
kanker. Hal ini berkaitan dengan fungsi utama vitamin A yang turut berperan dalam pengaturan
diferensiasi sel.
e. Faktor herediter
Terdapat juga bukti bahwa anggota keluarga dari penderita kanker paru memiliki resiko
yang lebih besar mengalami penyakit yang sama. Walaupun demikian masih belum diketahui
dengan pasti apakah hal ini benar-benar herediter atau karena faktor-faktor familial.
C. Patofisiologi Kanker Paru
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan
karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang
disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul
efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini
menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.
Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan
berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat
bermetastase ke struktur struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium,
otak, tulang rangka.
D. Klasifikasi Kanker Paru
Menurut Tim CancerHelps (2010 : 64) Kanker paru terdiri atas dua jenis yaitu, Small
Cell Lung Cancer (SCLC) dan Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC). Lebih dari 80% kasus
kanker paru merupakan NSCLC dengan subkategori adenokarsinoma, karsinoma, squamosa dan
karsinoma sel besar.
a. Non-Small Cell Lung ( NSCLC)
Kanker paru jenis ini terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Karsinoma squamosa merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi.proses ini berkembang
di dalam sel yang menggarisi saluran udara. NSCLC merupakan jenis kanker yang sering terjadi.
Penyebab utamanya adalah rokok.
2. Adenokarsinoma merupakan jenis kanker paru yang berkembang dari sel sel yang
memproduksi lender atau dahak di permukaan saluran udara. jenis ini lebih umum terjadi.
3. Karsinoma sel besar merupakan salah satu jenis sel kanker paru yang apabila dilihat di bawah
mikroskop bentuk bundar besar. Sering juga di sebut undiferentiated carcinoma.
b. Small Cell Lung (SCLC)
Lebih dari 80% kasus kanker paru merupakan golongan NSCLC.
2. Keluhan utama :
Sesak napas dan nyeri dada
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien masuk ke Rumah Sakit tanggal 5 November 2015 akibat mengalami penyakit Ca. Paru.
Klien datang ke RS Pelamonia diantar oleh keluarganya melalui IGD, pada tanggal 5 November
2015, dengan keluhan sesak napas, nyeri dada, batuk, tidak nafsu makan, penurunan berat badan,
dan cepat letih.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau obat-obatan, hanya saja tidak
terlalu suka sayuran. + 1 tahun yang lalu klien pernah terkena penyakit bronkitis sampai
diopname. Klien pernah mengalami kecelakaan motor namun tidak fatal. Keluarga klien
mengatakan bahwa klien hampir setiap hari mengkonsumsi daging, jarang makan sayur, dan
klien mempunyai riwayat peminum / alkohol dan merokok, klien biasa merokok kurang lebih 1
bungkus rokok perharinya, klien mulai merokok sejak umur 18 tahun.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien menjelaskan anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan
yang umumnya menyerang, seperti DM, Asma, Hipertensi.
4. Basic Promoting physiology of Health
1. Aktifitas dan latihan
Pekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya diisi dengan beristirahat di rumah
sambil merokok dan berkumpul bersama keluarga. Klien jarang berolahraga. Saat sakit, klien
hanya bisa berbaring di tempat tidur, aktifitas terbatas, dan klien dibantu oleh keluarganya.
2. Tidur dan istirahat
Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam/hari, hanya dipergunakan untuk tidur malam karena klien
jarang sekali tidur siang dan tidak ada gangguan dalam tidur. Saat sakit lama tidur klien hanya 5
jam dengan tidur siang selama 1 jam. Klien kadang-kadang kesulitan tidur di rumah sakit karena
sesak dan nyeri dada yang dialami klien saat bernapas, klien tampak lemah, gelisah dan terlihat
pucat.
3. Kenyamanan dan nyeri
Klien merasakan nyeri pada dada dalam 2 bulan belakangan ini. Nyeri akan lebih terasa
menyakitkan jika beraktifitas dan akan berkurang saat klien beristirahat.
4. Nutrisi
Sebelum sakit, frekuensi makan Tn. A tidak teratur dikarenakan kesibukan jam kerja yang
mengakibatkan sering telat makan. Berat badan klien 66 kg. Berat badan dalam 1 bulan terakhir
turun drastis menjadi 55 kg. Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi klien yaitu daging
dan makanan cepat saji (sate & gulai). Klien tidak suka sayuran, dan tidak memiliki pantangan
terhadap makanan apapun. Saat sakit, klien hanya mengkonsumsi nasi lembek, sayuran hijau,
buah tapi jarang habis karena klien mual, tidak nafsu makan, & klien tidak makan yang pedas &
berminyak..
5. Cairan, elektrolit, dan asam basa
Sebelum sakit frekuensi minum klien 7-8 gelas/hari. Saat sakit, frekuensi minum klien + 2-3
gelas/hari. Turgor kulit tidak elastis. Klien mendapat support IV Line jenis RL 20 tetes/menit
6. Oksigenasi
Klien mengalami sesak, nyeri dada saat bernafas, klien batuk, klien merokok kurang lebih 1
bungkus per harinya.
7. Eliminasi fekal/bowel
Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning, konsistensi
padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.
Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama dirawat di RS, feses
berwarna kehitaman, konsistensi keras.
8. Eliminasi urin
Frekuensi BAK klien 5x sehari. Klien mengalami perubahan pola berkemih. Klien tidak
menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL dengan bantuan keluarga.
9. Sensori, persepsi, dan kognitif
Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori, persepsi, dan
kognitif
5. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Keadaan Umum
Kesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 130/90 mmHg, Nadi 112x/menit, Respirasi
36x/menit, Suhu 390 C
b. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Ketidakmampuan melakukan aktifitas kebiasaan secara rutin, sesak nafas karna
melakukan aktifitas.
Tanda: Pasien lesu
c. Sirkulasi
Gejala : Terdapat sindrom vena kava superior (cubbing finger), terjadi aritmia, Takikardi, Jari
tabuh.
d. Integritas Ego
Gejala : perasaan takut, menolak kondisi yang berat atau potensial keganasan
Tanda : kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang ulang
e. Eliminasi
Gejala : di area yang hilang timbul (ketidakseimbangan hormonal karsinoma sel kecil),
peningkatan sekresi jumlah urin.
f. Makanan / Cairan
Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan, kesulitan
menelan, haus atau peningkatan masukan cairan.
Tanda : kurus, kerempeng atau penampilan kurang bobot, edema wajah atau leher, dada,
punggung ( obstruksi vena kava), edema wajah atau periordital ( ketikaseimbangan hormonal,
kalsinoma sel kecil )
g. Nyeri
Gejala : Nyeri dada(tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada tahap lanjut)
dimana dapat atau tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi, nyeri bahu atau tangan(
khususnya pada sel besar atau adenokalsioma), nyeri tulang atau sendi: erosi kapilago sekunder
terhadap peningkatan hormone pertumbuhan ( sel besar atau adenokarsinoma), nyeri abdomen
hilang timbul.
h. Pernafasan
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan produksi sputum, napas
pendek, pekerja yang terpajan polutan, debu industry, serak, paralisis pita suara, riwayat
merokok
Tanda : Dipsnea, meningkat dengan kerja, peningkatan fremitus taktil(menunjukan
konsuladisasi), krekels atau mengik pada inspirasi/ekspirasi(gangguan aliran udara), krekels atau
mengik menetap, penyimpanan trakeal (area yang mengalami lesi), hemoptisis
i. Keamanan
Tanda : Demam mungkin ada(sel besar atau adenokarsinoma), kemerahan, kulit
pucat(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
j. Seksualitas
Tanda : Dinekomastia(perubahan horman neopplastik, karsinoma sel besar),
Amenorea/Impoten(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
k. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga:kanker atau khususnya paru, tuberculosis,kegagalan untuk
membaik.
Pertimbangan Rencana Pemulangan: DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 11hari, bantu
transportasi, pengobatan, tindakan, perawatan diri pemeliharaan rumah.
Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Massa pada mediastinum Ketidakefektifan pola
- Klien mengungkapkan sesak nafas
saat ber-nafas dan dada terasa Menekan rongga paru
berat.
Penurunan ekspansi paru
DO :
- Keadaan umum agak lemah. Pengembangan paru
- Suara nafas menghilang pada terbatas
dada anterior.
- Pada perkusi dada terdengar Klien sesak
redup.
- Respirasi 36 x/mnt, cepat dan
dangkal.
2. DS : Obstruksi jalan nafas oleh Gangguan pertukaran
- Pasien mengelu sesak dan sekresi dan spasme gas
nyeri saat bernafas bronkus
DO :
- Gelisah, Kerusakan alveoli
- Nilai GDA tidak normal,
- Perubahan TTV Bronkiektasis/Aktelektasis
3. S: -Mengeluh sakit disertai Intrapulmoner Metastatik Gangguan Rasa
rasa nyeri yang menetap nyaman (Nyeri)
O: - Pasien tampak gelisah
- Wajahya terlihat pucat Adanya Invasi kanker ke
- Tanda vital : TD: 130/90 pleura, atau dinding dada.
mmHg, Nadi : 120 x / m, Suhu :
39 , RR: 36 x/m.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau ke
bagian utama paru, perubahan membran alveoli
3. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi kanker ke pleura, atau
dinding dada.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl No TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL
dx
1. Setelah di lakukan 1. Kaji frekuensi, 1. Untuk mengetahui
tindakan kedalaman pernafasan dan frekuensi & kedalan
keperawatan 1x24 ekspansi dada. pernafasan karena
jam di harapkan kedalamam pernafasan
pola nafas klien bervariasi tergantung
efektif dengan KH: derajat gagal nafas.
- Klien 2. Auskultasi bunyi nafas, 2. Perubahan bunyi nafas
mengungkapkan dan catat adanya bunyi menunjukan obstruksi
sesak berkurang/ nafas tambahan. sekunder
tidak sesak. 3. Observasi pola batuk 3. Kongesti alveolar
- Respirasi dalam dan karakter secret mengakibatkan batuk
batas normal. kering/iritatif
- Tidak 4. Berikan pada klien 4. Posisi membantu
menggunakan otot posisi semi fowler. memaksimalkan ekspansi
bantu pernafasan paru dan menurunkan
upaya pernafasan
5. Memaksimalkan
5. Kolaborasi dalam pernafasan dan
pemberian oksigen menurunkan kerja nafas.
tambahan. 6. Memberikan
6. Berikan humidifikasi kelembaban pada
tambahan. membran mukosa dan
membantu pengenceran
secret
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria dan
wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita
dibandingkan pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai penyebab paling umum
kematian akibat kanker pada wanita.
2. Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru
yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok.
3. Asap rokok merupakan penyebab utama terjadinya Ca. paru.
4. Ada banyak gejala yang dari penyakit ini, gejala paling umum yang ditemui pada penderita
kanker paru adalah Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat, dahak berdarah, berubah
warna dan makin banyak, napas sesak dan pendek-pendek, sakit kepala, nyeri atau retak tulang
dengan sebab yang tidak jelas, kehilangan selara makan atau turunnya berat badan tanpa sebab
yang jelas.
5. Kemoterapi, pembedahan dan radioterapi merupakan tindakan yang dapat dilakukan sebagai
bentuk pengendalian dari Ca. Paru
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran
dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat
kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang
tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
Wabillah Taufik Walhidayah
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
DAFTAR PUSTAKA
Somantri Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta. Penerbit Salemba Medika.
Danusantoso Halim. 2013. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
Sudoyo Aru, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta
Muttaqin Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta. Penerbit Salemba Medika.
Tim CancerHelps. 2010. Stop Kanker KANKER BUKAN LAGI VONIS MATI Panduan
Deteksi Dini dan Pengobatan Menyeluruh Berbagai Jenis Kanker. Jakarta. Penerbit AgroMedia
Pustaka.
Suryo Joko. 2010. HERBALPenyembuh Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta. Penerbit
B First(PT Bentang Pustaka)
Kusuma Hardhi. 2015. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA
MEDIS & NANDA, NIC-NOC. Jogjakarta. Penerbit Mediaction.