Sap Diet

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

PROMOSI KESEHATAN MENGENAI PERILAKU DIET

MENGGUNAKAN PRODUK DIET

TANPA PEMENUHAN NUTRISI DENGAN Nn. N

Disusun oleh :

Siti Nur Luthfiana (P1337420615025)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


SEMARANG

PRODI DIV KEPERAWATAN

2016
SATUAN ACARA PENGAJARAN

Mata Ajar : Promosi Kesehatan

Pokok Bahasan : pemberian promosi kesehatan pada perilaku diet


dengan produk diet tanpa pemenuhan nutrisi

Sub Pokok Bahasan : Upaya mengurangi penggunaan produk diet instant


pada Nn. N

Tanggal : 9 Oktober 2016

Sasaran : Nn. N

A. LATAR BELAKANG

Obat mempunyai makna, bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,
mineral,maupun zat kimia tertentu yang bertujuan, untuk mengurangi rasa
sakit, memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit.
Namun jika melihat kenyataan yang terjadisekarang, obat bukan menjadi
alternatif utama untuk penyembuhan penyakit tetapi menjadi akar dari
pemunculan penyakit. Seperti digunakan untuk cara instant dalam memenuhi
keinginannya seperti diet.

Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau
keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya
adalah omnivora, suatu kelompok masyarakat biasanya memiliki preferensi
atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Oleh karena itulah
katadiet tidak bisa digeneralisasi sebagai tidak makan. Kebutuhan akan
asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk
bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan
gizi untuk pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi
kebutuhan nutrisi.
Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala
terjadi gangguan pada sistem pencernaan. Gangguan tersebut utamanya adalah
gangguan pada saluran cerna. Jika seseorang mengalami gangguan saluran
cerna, maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu caranya yaitu dengan
melakukan diet sehat.
Pengaruh dari perilaku diet tersebut dapat menyebabkan timbulanya
masalah baru seperti masalah usus maupun lambung pengkonsumsinya
sehingga akan semakin berdampak dalam keadaan tubuuh individu. Pada
bahasan latar belakang tersebut akan dibahas masalah kebutuhan nutrisi yang
sebabkan karena pola diet dengan makan sembarangan dan mengkonsumsi
obat dengan tidak memikirkan kondisi tubuh yang harus terpenuhi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan promosi kesehatan ini diharapkan


Nn. N dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dan tidak lagi
mengkonsumsi sembarang obat atau produk sebarangan yang
berbahaya bagi tubuhnya.

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan promosi Nn. N dapat :


a. Mengerti artinya pemenuhan nutrisi yang baik.
b. Mengerti tujuan yang diberikan.
c. Melakukan praktik terhadap hasil promosi agar memberi dampak
yanglebih baik jga memenuhi keinginannya.
C. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi dan tanya jawab
D. MEDIA
1. Materi SAP
2. Alat-alat tulis serta gambar didalamnya.
E. SETTING TEMPAT
Keterangan:

A : Fasilitator
B A B
B : Penyaji

F. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Hari/Tanggal : 8 Oktober 2016


2. Pukul : 07.00 WIB
3. Sasaran : Pengguna Produk Diet Tanpa Pemenuhan
Nutrisi

G. SUSUNAN KEGIATAN
KEGIATAN
NO TAHAP WAKTU SASARAN MEDIA
PENYULUHAN
1. Pembukaan 3 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam Kata-
b. Memperkenalkan diri b. Bertanya kata/
c. Menyampaikan tujuan mengenai kalimat
pokok materi perkenalan dan
d. Menyampaikan pokok tujuan
bahasan c. Mendengarkan
e. Kontrak waktu dan menyimak
2. Pelaksanaan 15 menit a. Penyampaian materi a. Mendengarkan Ceramah
b. Menjelaskan apa itu dan menyimak buku
diet b. Bertanya dan
c. Menjelaskan nutrisi mengenai hal-hal gambar
yang harus dipenuhi yang belum jelas
remja dan dimengerti
d. Mendemonstrasikan
bagaimana diet yang
baik agar tetap
terpenuhi nutrisinya
3. Evaluasi 10 menit a. Tanya jawab a. Sesi Tanya jawab Kata-
kata/
kalimat

4. Penutup 3 menit a. Melakukan evaluasi a. Sasaran dapat Kata-


b. Menyampaikan menjawab kata /
kesimpulan materi pertanyaan yang kalimat
c. Mengakhiri pertemuan diajukan
dan menjawab salam b. Mendengar
c. Memperhatikan
d. Menjawab salam

H. EVALUASI
1. Persiapan
a. Sasaran dan media disiapkan sebelum proses penyuluhan
kesehatan
b. Materi yang digunakan sudah siap
c. Sasaran sudah siap ditempat yang ditentukan
2. Proses
a. Proses kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar
b. Sasaran mengerti tentang materi
3. Hasil yang diharapkan
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan sasaran mampu :
a. Memahami pengertian diet dengan pola makan yang baik
b. Memahami tujuan pemenuhan nutrisi remaja
c. Mampu melakukan teknik pola makan diet yang baik.
I. PERTANYAAN
1. Apa pengertian dari diet?
2. Bagaimana pemenuhan nutrisi bagi remaja ?
3. Bagaimana teknik pola makan yang baik bagi seseorang yang ingin
diet?
J. FORMAT EVALUASI

NO. PERTANYAAN YA (*) TIDAK (*)

1. Sasaran bisamenjelaskan mengenai diet yang


baik
2. Masyarakat mampu menjelaskan kebutuhan
nutrisi remaja.
3. Masyarakat mampu menjelaskan teknik diet
dengan pola diet sehat.
(*) beri tanda cek ( ) sesuai observasi

K. LAMPIRAN MATERI
1. Definisi Diet
Diet berasal dari kata Romawi yang berarti gaya hidup. Akan tetapi
masyarakat sudah beranggapan jauh dari pengertian diet itu sendiri. Konsep
diet yang benar haruslah aman. Diet hanya mengacu pada nutrisi yang
didapatkan setiap hari. Ada beberapa diet yang disesuaikan dengan kebutuhan-
kebutuhan spesifik, tidak hanya digunakan untuk proses penurunan berat
badan, namun diet digunakan juga untuk menjaga kesehatan tubuh seorang
pasien walaupun pasien tersebut tidak mengalami obesitas. Ada program diet
bagi penderita obesitas yang rendah karbohidrat dan tinggi protein (Nam-Seok
Joo, 2011).
Menurut Amirta(2007) diet yaitu pengaturan pola makan yang sesuai
dengan tujuan seseorang melakukan 14 pengaturan makan tersebut. Bila
pengaturan pola makan tersebut bertujuan untuk menurunkan berat badan
maka total asupan makanan diatur agak lebih kecil dari yang dibutuhkan
sehingga terjadi penurunan berat badan.
Oleh sebab itu diet dapat di definisikan sebagai usaha seseorang dalam
mengatur pola makan yang bertujuan untuk memperoleh berat badan yang
ideal. Seiring berkembangnya ilmu, diet mempunyai banyak jenisnya dari diet
rendah kalori, diet jantung, diet rendah gula, diet atkins(redah garam), The
Sugar Busterndiet, Dairy Free Diet, hinga South Beach diet.

2. Faktor Seseorang Melakukan Diet


Ada beberapa alasan seseorang melakukan diet, berikut ini adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet:
1. Kadar Lemak Tinggi
Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program diet
untuk menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak
merupakan zat gizi yang akan disimpan di dalam kulit sebagai cadangan
energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi peningkatan masa tubuh,
proses metabolisme pun akan cenderung lebih berat dilakukan oleh tubuh.
2. Hasrat Diri
Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau
menurunkan masa tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT (Indeks
Massa Tubuh). Hasrat diri untuk melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh
model atau artis untuk menjaga bentuk tubuhnya.

3. Tekanan Darah
Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-pantangan
untuk makanan tertentu supaya tekanan kembali menjadi normal.
4. Pola Makan
Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola makan
tidak teratur, seseorang tersebut akan berusaha kembali mengatur pola
makannya dengan cara melakukan diet.
5. Gangguan Penyakit
Seseorang yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna, diabetes dan
lainnya akan melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak
memperparah gangguan tersebut.
3. MACAM DIET
Berikut macam-macam diet sebagai berikut:
- Diet Rendah kalori tinggi protein
Tidak berarti orang lantas tidak makan semua jenis karbohidrat. Asupan
karbohidrat hanya dikurangi. Konsumsi beras merah atau roti gandum.
Asupan protein dan lemak tetap diperhatikan, namun lemak tidak terlalu
tinggi.
- Diet berdasarkan Golongan Darah
15 Diet golongan darah ditemukan oleh Adamo & Whitney (2002)
penulis Eat Right for Your Type. Menurutnya reaksi kimia terjadi
antara darah dan makanan yang dimakan. Reaksi ini merupakan bagian
dari warisan genetik. Reaksi ini disebabkan oleh faktor yang disebut
lectin. Lectin dan beragam protein yang di temukan dalam makanan
memiliki sifat aglutinasi yang mempengaruhi darah. Jadi ketika makan
makanan yang mengandung lectin protein tidak cocok dengan tipe
antigen darah, maka lectin mulai mengaglutinasi sel-sel darah dan ini
akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dari sinilah konsep diet
golongan darah bermula.

Dibawah ini adalah tipe diet berdasarkan golongan darah :


A. Diet Golongan darah O
Golongan darah O merupakan golongan darah yang pertama kali
muncul pada manusia. Pemilik golongan darah O cenderung memiliki
kadar asam lambung yang tinggi hingga bisa menyebabkan gangguan
pencernaan. Oleh karena itu, pemilik golongan darah O disarankan untuk
menghindari semua produk susu, seperti susu, keju dan yogurt. Sangat
disarankan meminum teh hijau secra teratur. Selain itu juga disarankan
mengkonsumsi protein hewani dan banyak berolahraga. Penting diketaui,
golongan darah O adalah pemakan daging. Kadar asam lambung yang
tinggi mempermudah mencerna daging (Rosmala, 2007). Pantangan : 16
a. Gandum dan produk olahannya, seperti roti gadum dan bubur gandum.
b. Jagung dan produk olahannya, seperti minyak jagung, corn flakes, dan
kopi jagung. c. Danging babi dan produk olahannya. d. Angsa, telur ikan,
gurita, avokado, kubis, kembang kol, jamur sintake, kentang, cuka,
mayones, vanila.

B. Diet golongan darah A


Secara biologis, golongan darah A rentan terhadap penyakit jantung,
kangker dan diabetes. Makanan yang alami, segar, murni dan organik
sangat cocok untuk golongan darah A. Jika daging baik untuk
metabolisme golongan darah O, maka untuk golongan darah A
sebaliknya. Susu juga kurang dapat dikonsumsi oleh pemilik golongan
darah A, semua itu dikarenakan memiliki kadar asam lambung yang
rendah. Oleh karena itu golongan darah A disarankan menjadi vegetarian
(Rosmala, 2007).

- South beach diet South beach diet


Ditemukan oleh dokter ahli jantung Arthur Agatston. Agaston
menganjurkan para pasiennya untuk menurunkan berat badan demi
kesehatan jantung mereka, tapi semua program diet ternyata terlalu sulit
dijalankan atau pembatasannya terlalu ketat. Beberapa di antaranya sangat
berbahaya. Jarang sekali orang sanggup 19 tetap patuh pada program
rendah-lemak untuk jangka panjang. Dan program diet menjadi tak ada
gunanya jika orang tidak bisa mematuhinya.

4. Kebutuhan nutrisi
Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan
dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), massa
tubuh serta Komposisi tubuh sebagai berikut:
Tinggi badan

Sekitar 15 - 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.


Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta puncak
ypercepatan lebih tinggi dibanding anak perempuan. Pertumbuhan
linear dapat melambat atau terhambat bila kecukupan makanan / energi
sangat kurang atau energy expenditure meningkat misal pada atlet.
Berat badan

Sekitar 25 - 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa
remaja.
Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat
dipengaruhi yasupan makanan / energi dan energy expenditure.

Komposisi tubuh

Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun


massa ytubuh tanpa lemak (lean body mass) pada anak lelaki dan
perempuan sama.
Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan otot lebih
ybanyak daripada jaringan lemak secara proporsional, demikian pula
massa tubuh tanpa lemak dibanding anak perempuan.
Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah 23%
pada yperempuan dan 15% pada lelaki.
Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan pada
yakhir dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang tercapai.
Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan dengan
ypubertas terlambat sehingga kepadatan tulang lebih rendah pada masa
dewasa. Nutrisi merupakan salah satu faktor lingkungan yang turut
menentukan awitan pubertas.
Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan indeks
TB/U, BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut umur). Rumus
IMT = BB/TB.

Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di bawah
ini.

Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.

1. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit


kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.
2. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.
Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta
perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan
hal yang mutlak dan hakiki. Defisiensi energi dan nutrien yang terjadi pada
masa ini dapat berdampak negatif yang dapat melanjut sampai dewasa.
Kebutuhan nutrisi remaja dibahas berikut ini:

Energi

Kebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas, metabolisme basal dan


peningkatan kebutuhan untuk menunjang percepatan tumbuh-kembang masa
remaja. Metabolisme basal (MB) sangat berhubungan erat dengan jumlah
massa tubuh tanpa lemak (lean body mass) sehingga MB pada lelaki lebih
tinggi daripada perempuan yang komposisi tubuhnya mengandung lemak lebih
banyak. Karena usia saat terjadinya percepatan tumbuh sangat bervariasi, maka
perhitungan kebutuhan energi berdasarkan tinggi badan (TB) akan lebih
sesuai.

Protein

Kebutuhan protein pada remaja ditentukan oleh jumlah protein untuk rumatan
masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein yang dibutuhkan untuk
peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama percepatan tumbuh. Kebutuhan
protein tertinggi pada saat puncak percepatan tinggi terjadi (perempuan 11-14
tahun, lelaki 15-18 tahun) dan kekurangan asupan protein secara konsisten
pada masa ini dapat berakibat pertumbuhan linear berkurang, keterlambatan
maturasi seksual serta berkurangnya akumulasi massa tubuh tanpa lemak.

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan, selain juga


sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 50% atau lebih
dari energi total serta tidak lebih dari 10-25% berasal dari karbohidrat
sederhana seperti sukrosa atau fruktosa.
Lemak

Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial untuk


pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di berbagai
negara termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan konsumsi lemak
tidak lebih dari 30% dari energi total dan tidak lebih dari 10% berasal dari
lemak jenuh.Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging
(berlemak), keju, mentega / margarin, dan makanan seperti cake, donat, kue
sejenis dan es krim, dan lain-lain.

Mineral

Kalsium (Ca). Kebutuhan kalsium pada masa remaja merupakan yang tertinggi
dalam kurun waktu kehidupan karena remaja mengalami pertumbuhan skeletal
yang dramatis. Sekitar 45% dari puncak pembentukan massa tulang
berlangsung pada masa remaja, sehingga kecukupan asupan kalsium menjadi
sangat penting untuk kepadatan masa tulang serta mencegah risiko fraktur dan
osteoporosis. Pada usia 17 tahun, remaja telah mencapai hampir 90% dari
masa tulang dewasa, sehingga masa remaja merupakan peluang (window of
opportunity) untuk perkembangan optimal tulang dan kesehatan masa depan.

Angka kecukupan asupan kalsium yang dianjurkan untuk kelompok remaja


adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan sumber kalsium terbaik, disusul
keju, es krim, yogurt. Kini banyak makanan dan minuman yang difortifikasi
dengan kalsium yang setara dengan kandungan kalsium pada susu (300mg per
saji). Terdapat pula kalsium dalam bentuk sediaan farmasi (dalam bentuk
karbonat, sitrat, laktat atau fosfat) dengan absorpsi sekitar 25-35%. Preparat
kalsium akan diabsorpsi lebih efisien bila dikonsumsi bersama makanan
dengan dosis tidak lebih dari 500 mg.

Zat besi (Fe). Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada remaja baik
perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan cepatnya pertumbuhan
dan bertambahnya massa otot dan volume darah. Pada remaja perempuan
kebutuhan lebih banyak dengan adanya menstruasi. Kebutuhan pada remaja
lelaki 10-12 mg/hari dan perempuan 15 mg/hari. Besi dalam bentuk neme yang
terdapat pada sumber hewani lebih mudah diserap dibanding besi non-heme
yang terdapat pada biji-bijian atau sayuran.

Seng (Zn).Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses metabolisme


serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi gen. Konsumsi seng yang
adekuat penting untuk proses percepatan tumbuh dan maturasi seksual. Seperti
halnya dengan kekurangan energi dan protein, kekurangan seng dapat
mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan dan kematangan seksual. Daging
merah, kerang dan biji-bijian utuh merupakan sumber seng yang baik.

Vitamin

Vitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A juga diperlukan


untuk pertumbuhan, reproduksi dan fungsi imunologik. Kekurangan vitamin A
awal ditandai dengan adanya buta senja. Sumber vitamin A utama : serealia
siap saji, susu, wortel, margarin dan keju. Sumber - karoten sebagai pro-
vitamin A yang sering dikonsumsi remaja berupa wortel, tomat, bayam dan
sayuran hijau lain, ubi jalar merah dan susu.

Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting pada remaja


karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi makanan yang
mengandung vitamin E merupakan tantangan karena makanan sumber vitamin
E umumnya mengandung lemak tinggi.

Vitamin C . Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan jaringan ikat


menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa percepatan pertumbuhan
dan perkembangan. Status vitamin C pada remaja perokok lebih rendah
walaupun telah mengonsumsinya dalam jumlah cukup dikarenakan stres
oksidatif sehingga mereka memerlukan tambahan vitamin C hingga 35 mg per
hari.

5. AKIBAT DARI DIET YANG TIDAK BAIK KARENA KURANG


PEMENUHAN NUTRISI

Seringkali remaja yang diet dengan menggunakan berbagai cara tidak


mempedulikan bahayanya yang dirasakan. Mereka mengabaika kebutuhan
nutrisi yang seharusnya mereka masih membutuhkan untuk menunjang
pertumbuhannya. Sampai akhirnya mereka mengkonsumsi obat atau produk
instan yang memberikan hasil lebih cepat dan membuat mereka puas. Sejauh
yang mereka rasakan mereka tidak memikirkan dampaknya. Masalah nutrisi
utama pada remaja seperti defisiensi mikronutrien, khususnya anemia
defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan
pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang
keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup.
Berikut saya paparkan penjelasan mengenai efek diet.

1. Penyakit akibat Diet Remaja


Remaja puteri sering mempraktekkan diet dengan cara yang salah.
Akibatnya timbul masalah-masalah kesehatan seperti anemia gizi besi,
bulimia(memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan), kekurangan
gizi (Ronal, 1996). Akibat dari diet yang salah juga akan berdampak pada
naik turunnya berat badan yang akan mengakibatkan kegemukan.
Penurunan berat badan secara cepat justru akan berdampak naik turunnya
berat badan tubuh yang biasa disebut dengan fenomena yoyo syndrom.
Menurut Sayogo(2006), potensi terjadinya yoyo syndrom itu karena tubuh
belum beradaptasi terhadap pola diet atau pola makan baru yang dijalani,
yang mengakibatkan berat badan turun dalam waktu yang singkat tetapi
akan naik kembali beberapa kilogram berat badan tubuhnya lebih dari
berat badan sebelum melakukan diet (kegemukan).
.2 Anemia gizi besi
Anemia gizi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat
besi dalam darah. Artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang
karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya
kadar zat besi dalam darah (Ronal, 1996). Remaja puteri rentan mengalami
kurang gizi pada periode puncak tumbuh kembang, kurang asupan gizi
karena pola makan yang salah, dan pengaruh dari lingkungan (ingin
langsing). Remaja puteri yang sedang melakukan diet cenderung tidak
mengkonsumsi makanan yang berasal dari hewani sehingga banyak remaja
putri yang mengalami anemia gizi besi (Khomsan, 2003). Bahan makanan
yang mengandung Fe yaitu : daging, ikan, unggas, kacang-kacangan,
sayuran berwarna hijau (Sayogo , 2006). Gejala-gejala yang timbul karena
anemia gizi besi yaitu : lemah, letih, lesu, lunglai, lalai(5L), sering pusing
dan mata berkunang-kunang, gejala lebih lanjut kelopak mata, bibir, lidah,
kulit, dan telapak tangan menjadi pucat, dada cenderung berdebar-debar
karena Hb dibawah normal sehingga jantung dipaksa bekerja ekstra, sesak
nafas dan telinga terasa berdengung (Ronal, 1996). Akibat yang
ditimbulkan dari anemia gizi besi yaitu : mengganggu pertumbuhan,
menurunkan kemampuan fisik, menurunkan kemampuan bekerja dan
konsentrasi belajar, menurunkan ketahanan tubuh dalam menghadapi
penyakit infeksi, menurunkan kebugaran, dan mengakibatkan muka pucat
(Sayogo, 2000)

3. Bulimia dan Anoreksia nervosa


Bulimia dan anoreksia nervosa merupakan keadaan buruk akibat ingin
kurus, sehingga menolak makan atau memuntahkan kembali makanan
yang telah dimakan. Penderita bulimia dan anoreksia lebih banyak diderita
oleh remaja puteri. Karena mereka lebih mementingkan body image yang
langsing dan cantik (Khomsan, 2003). Bulimia adalah gangguan makan
yang ditandai dengan mengkonsumsi makanan yang banyak dalam waktu
yang singkat dan kehilangan kendali terhadap makanan disertai tingkah
laku unuk menurunkan berat badan seperti merangsang muntah, gerak
berlebih, dan puasa berkepanjangan. Penderita bulimia dapat
mengkonsumsi makanan sekitar 3000-7000 kkal. Gangguan makan pada
penderita bulimia timbul akibat rangsangan emosional seperti depresi,
jemu, marah dan kemudian diikuti oleh puasa yang berkepanjangan
(Soetjiningsih, 2004) Penderita bulimia mempunyai nafsu makan seperti
penderita obesitas yaitu ingin makan berlebihan karena pengaruh faktor
eksternal (bau, rasa, dan bentuknya) lebih dominan daripada faktor
internal (rasa lapar). Karena penderita bulimia tidak ingin memiliki berat
badan yang berlebih, maka mereka memuntahkan kembali makanan yang
telah di makannya. Penderita bulimia kadang-kadang memilih makanan
tertentu yang harus dimuntahkan (biasanya snacks). Jadi makanan utama
(pagi, siang, malam) selalu dikonsumsi secara normal. Dampak negatif
dari bulimia yaitu kerusakan gigi dan iritasi pada kerongkongan
(Khomsan, 2003). Anoreksia nervosa adalah bentuk penyimpangan
perilaku makan yang hampir mirip dengan bulimia. Penderita anoreksia
melakukan pembatasan makan secara tidak wajar. Penderita anoreksia
makan seperti halnya individu normal tetapi dikeluarkan lagi dengan cara
muntah disengaja, dan sering melakukan olah raga berlebihan. Dampak
negatif bagi penderita anoreksia nervosa yaitu kehilangan bobot tubuh
yang berlebihan sehingga kekurangan gizi, terjadi amenorrhea (menstruasi
tidak lancar/terhambat). Anoreksia nervosa dan bulimia keduanya
merupakan keadaan buruk karena ingin langsing (Khomsan, 2003).
4. Kurang Gizi Remaja
Merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan untuk menjadi
dewasa. Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi, sehingga
diperlukan zat gizi yang lebih banyak. Yaitu karbohidrat, protein, kalsium,
besi, seng (zinc) dan vitamin (Saraswati, 2006).
Diet tinggi karbohidrat, diet tinggi protein dan diet anti karbohidrat
adalah diet yang berbahaya dilakukan pada masa remaja, karena remaja
masih membutuhkan zat gizi yang besar untuk membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan. Diet anti karbohidrat mengakibatkan
tubuh menjadi lemas, tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar, dehidrasi,
nafas menjadi pendek terutama saat melakukan aktivitas, keseimbangan
biokimia tubuh terganggu dan ritme jantung tidak normal sehingga
berpotensi mengganggu fungsi pembuluh jantung. Diet tinggi karbohidrat
mengakibatkan gangguan syaraf , psikis, dan beresiko kekurangan vitamin
yang larut dalam lemak. Diet tinggi protein akan menyebabkan dehidrasi,
mempercepat penuaan, selain itu diet tinggi protein biasanya sangat minim
serat, sehingga orang yang menjalani diet ini akan mudah terserang
sembelit yang menaikkan resiko kanker kolon(usus besar) (Saraswati,
2006).

2. POLA MAKAN BAGI DIET YANG BERNUTRISI


Pola makan bagi diet yang bernutrisi adalah cara seseorang dalam memilih
makanan sebagai pola penunjang diet yang dilakukan sesuai pengaruh
fisiologis, psikologis, kebudayaan, dan sosial (Suharjo, 1989). Dengan pola
makan diet sehat, upaya pelangsingan tidak akan membuat tubuh lemas atau
pucat. Metode ini memungkinkan kebutuhan gizi tetap terpenuhi meskipun
sedang melakukan upaya penurunan berat badan dan dapat beraktivitas dengan
baik dan hidup menjadi lebih sehat ( Iping, 2006).

Dalam pengaturan pola makan diet sehat, hal-hal yang harus dilakukan yaitu :
1. Mengurangi Porsi Makan Makanan penghasil energi sangat dibutuhkan
oleh manusia. Energi dibutuhkan untuk bergerak, berfikir, berbicara,
makan, dan melakukan aktivitas lainnya. Kurang energi menyebabkan
tubuh rentan terhadap penyakit, lesu dan tidak bergairah, wajah kusam, dan
kulit tidak segar dan orang dapat tampak lebih tua sebelum waktunya
(Iping, 2006). Dalam melakukan diet sehat, jumlah makanan yang
dikonsumsi harus dibatasi. Namun, sama sekali tidak ada makanan yang
perlu dihindari apalagi dipantang. Utamakan makanan yang berkualitas dan
kaya gizi. Mulailah dengan mengkonsumsi makanan porsi normal, sedikit
demi sedikit kurangi porsi makan menjadi porsi sampai porsi normal
(Iping, 2006). Dibandingkan fungsi tubuh lainnya, fungsi pencernaan
menggunakan energi paling besar. Oleh karena itu, makan berlebihan akan
menguras energi dan mempekerjakan sistem tubuh lebih keras. Hal ini dapat
diamati saat seseorang lesu atau mengantuk jika makan kekenyangan. Itu
disebabkan karena tubuh terpaksa mengerahkan sebagian besar darah dan
energinya ke fungsi pencernaan sehingga fungsi tubuh lain kekurangan
energi dan oksigen. Akibatnya, organ tubuh lebih mudah rusak dan sistem
metabolisme mengalami penurunan fungsi (Iping, 2006).
2. Mengubah Pola Makan Remaja puteri yang sedang melakukan diet
pola makan yang dilakukan yaitu tidak makan (terutama tidak makan pagi
dan makan malam), kegemaran makan snacks, makan makanan siap saji,
gemar mengkonsumsi minuman ringan, rendah serat dan remaja puteri
sering memodifikasi makanan mereka sendiri tanpa pengawasan dan
bimbingan dari dokter dan ahli gizi (Sayogo, 2006). Pola makan remaja
puteri cenderung menggemukkan. Pola makan ini erat kaitannya dengan
gaya hidup seseorang. Tidak sedikit remaja puteri terbiasa makan bukan
pada saatnya makan, makan berlebihan dan mengkonsumsi makanan yang
tidak sehat. Hal ini terjadi karena faktor kebiasaan (Iping, 2006). Jika
mengikuti pola makan diet sehat, berarti harus mengawalinya dengan
mengubah pola makan. Mulailah dengan cara mengkonsumsi makanan
dalam kuantitas kecil tetapi berkualitas tinggi yang artinya makanlah
makanan yang memiliki nilai gizi yang baik tetapi dalam jumlah yang
cukup (Iping, 2006). Pola makan diet sehat berpusat pada pembentukan
sistem pencernaan. Sistem ini dibentuk agar menjadi lebih kecil daripada
sebelumnya sehingga daya tampungnya juga mengecil. Penyakit jantung,
gagal ginjal, pembengkakan hati, diabetes, dan kanker bukan hanya
dikarenakan faktor keturunan, seperti anggapan kebanyakan orang selama
ini. Bentuk fisik gen bisa diturunkan, misalnya hidung mancung atau kulit
hitam, tetapi penyakit degeneratif dapat terjadi akibat pola hidup dan makan
yang tidak sehat. Biasanya, orangtua yang obesitas mewariskan pola makan
yang sama kepada anaknya. Jika kelak anaknya menderita kegemukan,
berarti bukan karena obesitasnya yang diturunkan melainkan pola
makannya yang diturunkan kepada anaknya (Iping, 2006).
Metode diet sehat mewajibkan 3 kali makan dalam sehari dengan
jadwal makan sebagai berikut :
Makan pagi : pukul 07.00-08.00 atau 08.00-09.00 atau 09.00-10.00
Makan siang : pukul 12.00-13.00 atau 13.00-14.00
Makan malam : pukul 18.00-19.00 atau 19.00-20.00 atau 20.00-21.00
Waktu makan disesuaikan menurut kebiasaan masing-masing, yang
terpenting adalah konsisten setiap harinya, yang artinya jika kita memulai
makan pagi pukul 07.00-08.00 pagi maka setiap sarapan pagi harus pada
jam tersebut, begitu juga saat makan siang dan makan malam (Iping, 2006).
Remaja puteri banyak yang berpikiran bahwa untuk menurunkan berat
badan mereka harus menghilangkan sarapan pagi dari jadwal makannya.
Mereka berusaha untuk menunda jam makan pagi dan menggesernya ke
jadwal makan siang dalam waktu yang lama. Cara ini banyak yang
menganggap jumlah makanan yang dikonsumsi berkurang, dan itu artinya
berat badan pun akan turun. Pemikiran sama sekali tidak benar. Makan pagi
yang berkualitas justru dapat menyukseskan program diet, dengan sarapan
pagi yang baik remaja lebih mudah terhindar dari rasa lapar dan remaja bisa
berkonsentrasi dalam belajar. Selain itu, meskipun mengurangi porsi makan
di jam makan berikutnya, kondisi tubuh akan tetap fit. Program
pelangsingan pun menjadi lebih mudah dan efektif ( Iping, 2006). Sarapan
pagi harus konsisten setiap hari, sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Adapun menu sarapan pagi yang baik saat melakukan diet sehat
yaitu (Iping, 2006) : Susu manis atau teh manis (250ml) - susu full cream -
gunakan gula asli atau madu + Telur 1 butir - Direbus - Digoreng(mata sapi
atau dadar) + Roti tawar 2 lembar atau kue-kue atau cereal/oatmeal 1
mangkuk kecil - Dengan mentega, keju, meses, selai.
3. Memperkecil Sistem Pencernaan
Hal yang paling penting untuk diingat dalam melakukan diet sehat
adalah upaya mengurangi beban kerja pencernaan dan membentuk mesin
pencernaan. Ibarat kendaraan bermotor dari kapasitas mesin (cc) yang
besar menjadi kapasitas mesin (cc) yang kecil. Oleh karena itu, hal penting
yang harus diingat adalah bukan hanya jenis makanan yang dikonsumsi,
tetapi juga jumlah makanan yang dimakan pada setiap kali makan (Iping,
2006). Diet sehat mudah dijalankan. Namun, pastikan dalam makanan
tersebut terdapat kandungan aneka gizi, terutama protein. Karena protein
merupakan unsur gizi yang sangat penting, fungsinya mengganti sel-sel
tubuh yang rusak, memperbaiki jaringan tubuh, dan membantu
pembentukan hormon. Fungsi tersebut terkait dengan perbaikan sistem
metabolisme (Iping, 2006).
Berikut ini beberapa hal yang perlu diingat dan menjadi pedoman agar
terbentuk sistem pencernaan orang langsing dan sehat :
- Ingat sarapan pagi itu penting, tidak boleh meninggalkan sarapan pagi,
karena jika tidak, tubuh akan merasa lapar. Tubuh yang kekurangan
energi tidak bisa bekerja optimal.
- Jangan menunggu hingga terlalu lapar dan tepati jam makan yang
sudah ditentukan.
- Jika merasa lapar diluar jam makan ( biasanya sekitar pukul 15.00-
17.00), konsumsilah 2-3 keping biskuit ( cookies )
- Pilih makanan yang segar dan komposisikan dengan benar. Jangan
menganggap makan setumpuk sayur akan membuat kurus. Meskipun
hanya sekedar makan sayuran atau buah, tetapi jika jumlahnya
banyak, maka tetap akan memperbesar kapasitas lambung.
- Lebih baik makan tiga kali sehari dalam porsi setengah dari porsi
makan biasa, daripada satu kali makan sehari tetapi dalam bentuk
porsi besar.
- Makan dengan perlahan-lahan, cara ini efektif untuk menimbulkan
rasa kenyang meskipun makan dalam jumlah sedikit (misalnya
setengah porsi). Hal ini juga dapat membina perilaku seperti halnya
kebiasaan orang kurus yang umumnya makan dengan lambat.
- Konsumsi daging, ikan, telur, susu, seafood sesuai dengan takarannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16616/4/Chapter%20II.pdf

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2809-bab1.pdf

http://repository.maranatha.edu/2224/3/0710021_Chapter1.pdf

http://www.idai.or.id/downloads/PPM/Buku-PPM.pdf

Anda mungkin juga menyukai