Makalah Gizi Diet Kel 6
Makalah Gizi Diet Kel 6
Makalah Gizi Diet Kel 6
DIET PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN DAN DIET PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN FUNGSI HEPAR DAN EMPEDU
D3 Keperawatan/ Enggano
1. Isakhar (AOA0190903)
2. Vanessa (AOA0190919)
3. Fredi (AOA0190897)
4. Redo (AOA0190910)
PRODI D3 KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya,
sehingga makalah yang berjudul “ DIET PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
PENCERNAAN DAN DIET PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN FUNGSI HEPAR DAN
EMPEDU” ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah pelajaran Ilmu Gizi. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun
demi perbaikan kekurangan dalam makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
Rumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 6
BAB II PEMBAHASAN
Simpulan 42
Saran 43
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia
untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan gizi untuk
pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi kebutuhan nutrisi. Namun
terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala terjadi gangguan pada sistem
pencernaan. Gangguaan tersebut utamanya adalah gangguan pada saluran cerna.Jika seseorang
mengalami gangguan saluran cerna, maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu caranya yaitu
dengan melakukan diet saluran cerna.
Hati merupakan salah satu alat tubuh penting yang berperan dalam metabolisme karbonhidrat,
lemak, dan protein. Sebagian besar hasil pencernaan setelah diobservasi, langsung dibawa ke hati
untuk disimpan atau diubah menjadi bantuk lain dan diangkat ke bagian tubuh yang
menumbuhkan.
Kantung empedu terletak di bawah hati dan fungsi utamanya di dalam tubuh adalah untuk
menyimpan empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu membantu tubuh memecahkan lemak dan
kantung empedu bertindak sebagai tempat penyimpanan empedu. Penyakit kantung empedu
adalah kondisi yang membuat kantung empedu meradang/membengkak yang berakibat gangguan
Dengan demikian, adanya kelalaian atau kerusakan pada hati dan empedu akan berpengaruh
terhadap fungsi saluran cerna dan penggunaan makanan dalam tubuh sehingga sering
menyebabkan gangguan gizi. Untuk itu, dibutuhkan nutrisi yang seimbang baik dari segi kalori,
karbonidrat, protein, dan lemak yang nantinya akan membawa pengaruh yang baik untuk
memperbaiki kerusakan sel hati. Pada tingkat tertentu kerusakan sel hati masih bisa diperbaiki
B. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah mengenai diet pada saluran pencernaan:
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan mengenai diet saluran cerna adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit hati dan empedu.
4. Dapat mengetahui apa saja diet yang diberikan pada penyakit empedu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Diet Saluran Pencernaan Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah
makanan yang dikonsumsi oleh seseorang.Di Indonesia, penggunaan istilah diet lebih
menunjukkan pada usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Definisi diet
menurut para ahli:
1. Muda (2003)
Diet merupakan aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas
petunjuk dokter), berpantang atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk kesehatan,
mengatur kuantitas, dan jenis makanan untuk mengurangi berat badan atau karena penyakit.
3. Hawks (2008)
Diet merupakan usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang
akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan.
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-
zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Diet saluran
cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan.Penderita dapat
mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab dan mekanisme terjadinya gangguan
tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun gangguan tersebut sangat dipengaruhi
oleh faktor psikologis.
Penyakit Hati
Hati adalah organ dalam kita yang terbesar. Pada orang dewasa beratnya mencapai kira-kira
1,3 kg. Terbagi atas 2 lobus, kanan dan kiri.Selain besar dalam ukuran, organ hati juga punyai
peranan hebat. Ia terlibat dalam proses pencernaan, berperan dalam ratusan reaksi kimiawi tubuh
Fungsi utama hati adalah mengumpulkan darah dari saluran cerna melalui sirkulasi hepatik
dan memasukkan berbagai substansi kimiawi tubuh kedalamnya sebalum dialirkan kembali
kebagian tubuh lain. Substansi kimiawi tersebut dihasilkan oleh jutaan sel hati yang dikenal
dengan nama hepattosit. Hepatosit memang terendam dalam genangan darah yang berasal dari
saluran cerna. Dengan cara itulah terjadi pertukaran sustansi antara darah dan sel darah.Beberapa
2. Metabolisme lemak
3. Metabolisme proteian
4. Penyimpanan mineral
5. Penyimpanan vitamin
6. Produksi empedu
7. Ditoksifikasi
8. Pendauran hormone
Dua jenis penyakit hati yang sering kita jumpai adalah Hepatitis dan Sirosis Hati. Hepatitis
adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu atau karena infeksi virus.
Penyakit ini disertai anoreksia, demam, rasa mual dan muntah, serta juandice (kuning). Hepatitis
Sirosis hati adalah kerusakan ahti yang menetap, disebabkan oleh hepatitis kronis, alkohol,
penyumpatan saluran empedu, dan berbagai kelainan metabolisme. Jaringan hati secara merata
rusak akibat pengerutan dan pengerasan (fibrotik) sehingga fungsinya terganggu. Gejalanya yaitu
kelelahan, kehilangan berat badan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan pencernaan, dan
jaundice. Dalam keadaan berat disertai asites, hipertensi portal, adan hematemesis – melana yang
Kantung empedu terletak di bawah hati dan fungsi utamanya di dalam tubuh adalah untuk
menyimpan empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu membantu tubuh memecahkan lemak dan
kantung empedu bertindak sebagai tempat penyimpanan empedu. Penyakit kantung empedu
adalah kondisi yang membuat kantung empedu meradang/membengkak yang berakibat gangguan
Ada berbagai macam jenis penyakit kantung empedu yang termasuk antara lain; batu
keturunan. Orang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit tersebut sama artinya
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hal yang sama. Seiring pertambahan usia, mereka
lebih gampang terkena kondisi ini karena biasanya penyakit ini mudah menyerang orang yang
berusia enam puluh tahun ke atas. Kondisi ini juga dipengaruhi jenis kelamin dan sebagian besar
perempuan yang gemuk, subur, dan memiliki kulit kuning langsat berada pada risiko tertinggi
untuk terkena. Makanan yang dikonsumsi orang juga berpengaruh terhadap kemungkinan orang
terkena penyakit ini. Makanan berlemak dan manis dihubungkan dengan penyakit ini. Demikian
juga obesitas adalah factor lain yang juga dapat menyebabkan penyakit ini.
Gejala yang berhubungan dengan penyakit kantung empedu termasuk rasa mual yang
mungkin disertai dengan muntah. Rasa sakit juga dapat dirasakan di bagian atas perut dan dapat
terjadi beberapa menit atau bahkan beberapa jam lamanya. Orang juga bisa merasakan sebagai
rasa sakit pada punggung yang menjalar ke pundak kanan. Perut kembung yang juga disertai
Orang-orang yang menderita gas perut biasanya tidak akan bisa makan makanan berlemak.
Gangguan pencernaan juga akan terganggu dan orang bisa terserang sakit maag. Demam dan
menggigil juga merupakan gejala dari kondisi ini, karena itu sangat penting untuk mencari
penyakit tersebut. Operasi bedah sangat disarankan untuk penyembuhan total dari kondisi ini. Hal
ini dikenal dengan kolesistektomi yang dilakukan dengan membuang batu empedu. Terapi asam
empedu adalah pengobatan lain yang cocok untuk mereka yang mengalami gejala ringan dari
penyakit ini. Gelombang kejut eksternal lithotripsy juga bekerja untuk kondisi ini dan kebocoran
kandung empedu dapat diatasi. Pengobatan lain untuk kondisi ini termasuk ekstraksi mekanik,
Sebagian dari tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit
kantung empedu meliputi perubahan gaya hidup. Orang-orang harus makan makanan sehat yang
rendah lemak. Melakukan diet yang kaya serat sangat disarankan karena hal tersebut membantu
mengendalikan daya larut kolesterol yang ada di dalam tubuh. Makanan tersebut termasuk guar
gum, pektin, serat kedelai dan dedak gandum. Buah-buahan dan sayuran juga harus dikonsumsi
dalam jumlah besar dalam menjalankan diet ini untuk membantu melawan penyakit ini. Penelitian
telah menunjukkan bahwa para vegetarian jarang menderita penyakit ini. Sering minum kopi juga
membantu dalam mengendalikan kondisi ini disamping orang-orang harus melakukan olahraga
rutin.
Gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai penyakit “maag”
merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering dikeluhkan. Selain disebabkan oleh faktor
organik seperti adanya luka/peradangan pada saluran cerna bagian atas (lambung), gangguan ini
juga dihubungkan dengan faktor psikologis mendasarinya. Gangguan ini ditandai antara lain oleh
adanya rasa sakit dan atau rasa penuh di daerah epigastrium (ulu hati), kanan atau kiri di bawah
lengkung iga.
Rasa sakit bersifat membakar atau samar-samar, tidak jarang menjalar, intensitasnya
sedang, menghebat karena makanan atau langsung setelah makan, tidak ada hubungannya dengan
kejadian tertentu. Gejala-gejala lain yang timbul antara lain gangguan menelan, eruktasi
(bersendawa), pirosis (merasa terbakar dan rasa asam atau pahit), mual dan muntah, kembung
(meteorismus), dan lain-lain.
Penderita gastritis biasanya menunjukkan perubahan yang cukup mencolok yaitu sikap
depresi. Seringkali penderita menyalahkan lingkungan atau makanannya, tetapi ternyata dengan
diet (makanan) juga tidak mengurangi rasa sakitnya. Keseimbangan yang rapuh yang mudah
menjadi runtuh dapat terlihat ketika penderita mengalami keluhan pada saluran cernanya dan jelas
terlihat adanya ketergantungan pada objek yang memanjakannya.
Gangguan pencernaan yang mengenai saluran cerna bagian bawah ini juga dikenal sebagai
spastic colon, irritable colon, colitis nervosa, dan obstipasi spastic. Penderita penyakit ini akan
mengeluhkan rasa sakit pada perut, biasanya di bawah pusat, diare atau obstipasi (sembelit). Bila
terjadi obstipasi, feses penderita dapat keluar berbentuk seperti potlot atau tahi kambing (obstipasi
spastik). Faktor psikologis yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapanharapan untuk
meminta lebih banyak lagi dari orang lain karena mereka telah memberi banyak pada orang
tersebut.
3. Aerofagi
Gejala yang timbul dari gangguan saluran cerna ini adalah berupa rasa sakit perut dan perut
dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa (belching) yang keras
bertubi-tubi. Simtom ini terutama ditemukan pada meraka yang bergantian menelan dan
mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut akan terasa kembung
(meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau. Karena penyebab yang mendasari gangguan
ini adalah faktor psikologis (setelah hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyebab organik
yang mendasari nya) dari penderitanya maka selain memberikan pengobatan yang dapat
mengurangi gejala yang dialami penderitanya maka psikoterapi juga dibutuhkan untuk
menghilangkan atau setidaknya mengurangi gangguan ini.
4. Mencret (Diare)
Diare terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada mukosa usus sehingga
gerakan otot usus meningkat dan makanan kurang terserap secara sempurna. Diare termasuk
gangguan perncernaan yang paling sering muncul terutama pada anak-anak. Diare akut kalau anak
mencret lebih dari 4 kali sehari. Penyebabnya bisa infeksi, bisa juga hanya karena salah makan,
sebagai contoh makanan yang tidak sesuai dengan usia anak, misalnya sudah diberikan makan
padat sebelum waktunya. 8 Faktor kebersihan juga menjadi sebab diare. Diare yang disebabkan
bakteri atau salah makan adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di bawah 5
tahun (Balita). Selain itu, ada juga diare akibat cacingan.
5. Heartburn Heartburn
adalah nyeri akut yang dirasakan di daerah epigastrium, yang dirasakan dapat menyebar ke
bagian lain dari dada atau lengan. Heartburn ini biasanya timbul setelah makan dan disebabkan
oleh refluks isi lambung ke esofagus.
6. Esofagitis
Esofagitis adalah peradangan kronik esofagus. Kelainan ini sering terjadi akibat refluks
kronik isi lambung ke dalam esofagus. Apabila hal ini terjadi, lapisan mukosa esofagus dapat
mengalami tukak oleh asam. Kerusakan lapisan mukosa dapat menyebabkan peradangan kronik,
spasme otot, dan pembentukan jaringan parut di esofagus, yang dapat menyebankan terhambatnya
makanan. Gejala klinis:
Muntah
7. Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan peritoneum, suatu membran yang melapisi rongga abdomen.
Perionitis biasnya terjadi akibat masuknya bakteri dari saluran cerna atau organ-organ abdomen ke
dalam ruang peritoneum melalui perforasi usus atau rupturnya suatu organ. Gejala klinis:
Nyeri, terutama di atas daerah yang meradang
8. Sembelit (Konstipasi)
Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan dengan gejala mengalami pengerasan
feses yang sulit untuk dibuang yang dapat menyebabkan kesakitan pada penderitanya. Konstipasi
dapat disebabkan oleh pola makan, hormon, efek samping obat-obatan, dan juga karena kelainan
anatomis. Biasanya, konstipasi disebabkan karena defekasi yang tidak teratur sehingga feses
mengeras dan sulit dikeluarkan. Pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan mengubah pola
makan, obat pencahar (laksatif), terapi serat, dan pembedahan, walaupun pilihan terakhir jarang
dilakukan. Konstipasi hebat disebut juga dengan obstipasi. Gangguan pada sistem pencernaan juga
bisa disebabkan karena stres. Sebab stres dapat mempengaruhi sistem saraf dalam tubuh.
Sementara penanganan untuk yang susah BAB, harus dilihat dulu apa penyebabnya.
Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam anyaman
pembuluh darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar menetes setelah buang air besar (BAB).
Biasanya tanpa disertai rasa nyeri dan gatal di anus. Pencegahannya adalah perlu diet tinggi serat
dengan makan sayur sayuran dan buah-buahan yang bertujuan membuat volume tinjanya besar,
tetapi lembek, sehingga saat BAB, karena tidak perlu mengejan dapat merangsang wasir.
Kanker usus merupakan penyakit ketiga yang menjadi penyebab kematian di seluruh
dunia. Studi pada manusia juga menunjukan keseluruhan jumlah kalsium yang dikonsumsi sangat
positif dalam mengurangi tingkat dari resiko kanker susu ini. Setiap kenaikan 1.000 miligram
kalsium sehari atau lebih akan mempu mengurangi 15% resiko dari kanker usus pada wanita dan
10% pada 10 pria. Konsumsi susu dan kalsium bisa mengurangi resiko terkena kanker usus. Keju
dan yoghurt juga merupakan hasil olahan dari susu. Cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi
risiko kanker usus adalah dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang antara buah, sayuran,
dan kalori. untuk mengurai proses penimbunan lemak.
Patofisiologi
Setelah liver membuka sejumlah agen seperti virus, liver menjadi membesar dan terjadi
peradangan sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai kemajuan
dan kelanjutan proses penyakit , pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan
yang meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan
sirkulasi disebabkan karena virus masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan
jaringan-jaringan hepar ( sel-sel hepar ) . Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan hepatitis E sangat
terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut
HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien . Komplex kekebalan – Kerusakan
jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B
. Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding
pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990) . Respon-respon klinik terdiri
dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis
adalah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika
tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang , sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien
secara normal setelah hepatitis virus kalah . Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai
tiga bulan .
Hati dan kandung empedu terletak di perut kanan bagian atas, dan keduanya dihubungkan
oleh suatu saluran yang dikenal sebagai duktus biliaris (saluran empedu). Meskipun memiliki
saluran penghubung dan keduanya berperan dalam fungsi yang sama, tetapi hati dan kandung
sangat berbeda satu sama lain. Hati berbentuk seperti baji dan merupakan pabrik kimia pada
tubuh manusia. Hati merupakan suatu organ kompleks yang melaksanakan berbagai fungsi vital,
mulai dari mengatur kadar bahan kimia dalam tubuh sampai menghasilkan zat-zat pembekuan
darah. Kandung empedu berbentuk seperti buah pir dan merupakan tempat penyimpanan empedu
1. Hati
Hati merupakan organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks.
Salah satu fungsi utamanya adalah menghancurkan zat-zat yang berbahaya yang diserap dari usus
atau dibuat di bagian tubuh lainnya, kemudian membuangnya sebagai zat yang tidak berbahaya ke
dalam empedu atau darah. Zat di dalam empedu ini masuk ke dalam usus lalu dibuang melalui
tinja. Zat di dalam darah disaring oleh ginjal dan dibuang melalui air kemih.
Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar
80% kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk membuat empedu. Kolesterol merupakan
bagian penting dari setiap selaput sel dan diperlukan untuk membuat hormon-hormon tertentu
Hati juga merubah zat-zat di dalam makanan menjadi protein, lemak dan karbohidrat. Gula
disimpan di dalam hati sebagai glikogen dan kemudian dipecah serta dilepaskan ke dalam aliran
darah sebagai glukosa, sesuai dengan kebutuhan tubuh (misalnya ketika kadar gula darah terlalu
rendah).
Fungsi lainnya dari hati adalah membuat berbagai senyawa penting, terutama protein, yang
digunakan tubuh untuk menjalankan fungsinya.Salah satu senyawa yang dihasilkan, diperlukan
dalam proses pembekuan darah ketika terjadi perdarahan. Senyawa ini dikenal sebagai faktor
pembekuan.
Hati menerima darah dari usus dan jantung.Pembuluh darah kecil (kapiler) di dinding usus
mengalirkan darahnya ke dalamvena porta, yang akan masuk ke dalam hati. Selanjutnya darah
mengalir melalui saluran-saluran kecil di dalam hati, dimana zat gizi yang dicerna dan berbagai
zat yang berbahaya diproses.Arteri hepatika membawa darah dari hati ke jantung. Darah ini
membawa oksigen untuk jaringan hati, kolesterol dan zat lainnya.Darah dari usus dan jantung
1) Kelainan yang disebabkan oleh gangguan fungsi sel sel di dalam hati (misalnya
sirosis atau hepatitis)
2) Kelainan yang disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran empedu dari hati melalui
2. Kandung Empedu
Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan empedu
(cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati).Empedu mengalir dari
hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, lalu keduanya bergabung membentuk duktus
hepatikus utama.Duktus hepatikus utama bergabung dengan saluran yang berasal dari kandung
empedu (duktus sistikus) membentuksaluran empedu utama.Saluran empedu utama masuk ke usus
bagian atas padasfingter Oddi, yang terletak beberapa sentimeter dibawah lambung.
Sekitar separuh empedu dikeluarkan diantara jam-jam makan dan dialirkan melalui duktus sistikus
ke dalam kandung empedu. Sisanya langsung mengalir ke dalam saluran empedu utama, menuju
ke usus halus.Jika kita makan, kandung empedu akan berkontraksi dan mengosongkan empedu ke
dalam usus untuk membantu pencernaan lemak dan vitamin-vitamin tertentu.
Empedu terdiri dari:
1, garam-garam empedu
2. elektrolit
3. pigmen empedu (misalnya bilirubin)
4. kolesterol
5. lemak.
Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil
pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan
lemak.Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang
larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari
penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan
dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi
empedu juga disekresi dalam empedu.
Batu kandung empedu bisa menyumbat aliran empedu dari kandung empedu, dan menyebabkan
nyeri (kolik bilier) atau peradangan kandung empedu (kolesistitis).
Batu juga bisa berpindah dari kandung empedu ke dalam saluran empedu, sehingga
terjadi jaundice (sakit kuning) karena menyumbat aliran empedu yang normal ke usus.
Penyumbatan aliran empedu juga bisa terjadi karena adanya tumor. (source: medicastore.com)
a. Diet Disfagia : Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan
pada saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf menelan, pascastoke dan
adanya massa atau tomor yang menetupi saluran cerna.
3) Cukup cairan.
5) Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau aspirasi.
6) Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau sonde.
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan, tumor esofagus dan
pascastoke. Bentuk makanan bergantung pada cara pemberian. Bila diberikan melalui pipa,
makanan diberikan dalam bentuk makanan cair penuh, bila diberikan per oral maka makanan
diberikan dalam bentuk makanan cair kental, saring, atau lunak.
d. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada Diet
pasca-hematemesis-melena diberikan dalam bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3 jam pasca
perdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat rendah, sehingga diberikan selama 1-2 hari saja.
c. Diet Penyakit Lambung : Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan
kronis, ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome”
dan kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau
psikoneurosis dan makan terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejaa yang terdiri
dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat kenyang.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan secukupnya
yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi asm lambung yang
berlebihan. Syarat Diet
3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum
susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member
istirahat pada lambung.
Pemberian Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus
abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas.
Diet Lambung I
Diet lambung I diberikan pada pasien ulkus peptikum akut, ulkus peptikum perdaarahan,
oeseophagitis dan gastritis akutserta penderita tifus abdominalis berat. Makanan diberikan berupa
susu dan bubur susu dan hanya diberikan selama 2 hari saja karena membosankan serta kurang
energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C. Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 3 jam. Bahan
makanan yang diberikan sehari
Maizena 60 12 sdm
Nilai Gizi
Kalsium 2,6 gr
Pembagian makanan sehari
Susu 200 ml = 1 gs
Diet Lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, setelah fase akut dapat
diatasi kepada pasien tifus abdominalis dengan suhu tubuh tinggi dan sesudah operaasi saluran
pencernaan. Makanan berbentuk saring atau cincang, tiap 3 jam.Sebaiknya diberikan selama
beberapa hari saja karena membosankan.
Maizena 50 10sdm
Biskuit 20 2 buah
Margarine 20 2 sdm
Nilai Gizi
Kalsium 1,2g 15
Pagi
maizena 20 g = 4 sdm
telur 50 g = 1 btr
Pukul 10.00
Maizena 15 gr = 3 sdm
Susu 300 gr = 1,5 gls
margarine 10 g = 1 sdm
telur 50 g = 1 btr
Pukul 16.00
Maizena 15 gr = 3sdm
Pukul 20.00
Biscuit 20 gr = 2 bh 16
sayur saring
sari kelapa
Pukul 18.00
Biskuit
Susu
Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan
ukus peptikum, tifus abdominalis yang suhu tubuhnya sudah kembali normal. Makanan yang
berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi pasien. Diberikan 6 kali sehari dengan porsi
kecil.Makanan ini cukup energy, protein, mineral, vitamin C dan kurang tiamin.
Maizena 30 6 sdm
Roti 40 2 ptg
Nilai Gizi
Kalsium 0,8g
sayuran 74 g = ¾ gls 18
Margarin 10 g = 1 sdm
Gula, garam,
vetsin,dalam jumlah
terbatas; kunci, kencur,
jahe, kunyit, terasi, laos,
saam sereh.
pudding maizena+saos sirup kue talam roti bakar susu orak arik telur
Diet Lambung IV
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III atau
kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis
yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi
pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.
Bahan makanan yang diberikan sehari
Maizena 15 3 sdm
Biscuit 20 2 bh
Telur 50 1 btr
Nilai gizi
Kalsium 0,8 g
Sayuran 75 gr = ¾ gls
Minyak 10 gr = 1 sdm
Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan
gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang, demam dan
kemungkinan terjadi streatorea (adanya lemak dalam feses). Penyakit ini dapat berupa Kolitis
Ulseratif dan Chron’s Disease.
1. Pada feses akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja.
2. Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari bentuk cair
(peroral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi siet sisa rendah dan serat rendah.
b. Suplemen vitamin dan mineral antara lain vitamin A, C, D asm folat, vitamin B12,
kalsium, zat besi, magnesium dan seng.
5. Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang
(medium chain trygliceride = MTC) dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa
dan malabsorpsi lemak.
3. Mencegah infeksi.
3. Serat tinggi.
4. Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan diet yang
ditetapkan.
6. Makanan diberikan secara bertahap, dimulai dari diet sisa rendah I kediet sisa rendah II
dengan konsistensi yang sesuai.
7. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil, seperti tomat, jambu biji dan
stroberi yang dapat menumpuk dalam divertikular.
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati
3. Higiene makanan dan minuman juga perlu diperhatikan karena salah satu penyebab
peningkatan amonia
1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang diberikan secara bertahap sesuai
2. Lemak cukup,yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk mudah dicerna
3. Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kgBB agar terjadi anabolisme protein
7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah atau makanan biasa sesuai
a) Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema,asites atau hipertensi
Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi
dan pasien sudah mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam
bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam
bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain
Amino Acid/BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan diuresis
Makanan ini rencdah energi, protein, kalsium, zat besi dan tiamin; karena itu sebaiknya diberikan
selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam/air, makanan diberikan sebagai diet
hati 1 garam Rendah. Bila ada asites henbat dan tanda-tanda diuresis belum mebaik, diberikan
Diet Rendah Garam I. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan peroral juga diberikan
Makanan Padat
Maizena 20 4 sdm
pepaya
Margarin 30 20 sdm
Tabel 1
Maizena 20 4 sdm
Margarin 30 20 sdm
Tabel 2
makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
Protein diberikan 1 g/ Kg BB dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam
Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A dan C, tetapi kurnag kalsium
dan Thiamin. Menurut beratnya retensi garam/air, makanan diberikan sebagai diet hati II Garam
Rendah. Bila asites hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Garam Rendah I.
Maizena 40 8 sdm
pepaya
Minyak 25 2 ½ sdm
Tabel 3
Hepatitis akut(Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum?B) dan sirosis hati yang nafsu
makannya telah baik, telah dapat menerima protein dan tidak menunjukan gejala sirosi hati aktif.
Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan
ini mengandung cukup energi, protein, lemak, mineral dan vitamin tapi tinggi karbohidrat.
Menurut beratnya retensi garam/air, makanan diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.
Maizena 20 4 sdm
Minyak 25 2 ½ sdm
Tabel 4
makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang
menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati I, II, dan III adalah makanan yang
Tujuan
Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dan memberi istirahat pada kandung
3. Pada keadaan akut lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akutnya mereda, sedangkan
8. Diet tidak boleh mengandung makanan yang merangsang dan menimbulkan gas
10. Dalam keadaan akut, biasanya pasien mendapatkan cairan serta elektrolit melalui infus
1. Diet lemak rendah I diberikan kepada pasien kolesistitis dan kolelitiasis dengan kolik akut
3. Makanan ini rendah energi dan semua zat gizi kecuali vitamain A dan C
1. Diet lemak rendah II diberikan secara berangsur bila keadaan akut dapat diatasi dan perasaan
2. Menurut keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk cincang, lunak atau biasa.
3. Makanan ini rendah energy, kalsium dan tiamin
1. Diet lemak rendah III di berikan kepada pasien penyakit kandung empedu yang tidak
2. Menurut keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa
4. Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet penyakit kandumg empedu adalah semua
makanan dan daging yang mengandung lemak, gorengan, dan makanan yamg menimbulakan
gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran dan
mekanisme pencernaan dalam tubuh manusia. Gangguan atau kelainan dalam system pencernaan
antara lain :
c. Aerofagi
d. Mencret (Diare)
e. Heartburn
f. Esofagitis
j. Kanker usus
Diet pada gangguan saluran cerna dibagi menjadi 2 yaitu : Diet pada saluran cerna atas dan
diet pada saluran cerna bawah. Diet pada saluran cerna atas meliputi diet disfagia, diet pasca
hematemesis-melena dan diet penyakit lambung. Sedangkan pada saluran cerna bawah meliputi
diet penyakit usus inflamatorik dan diet divertikular.
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Hati merupakan organ panting di dalam tubuh kita
yaitu salah satunya berperan dalam metabolisme protein, karbohidrat dan lemak serta masih
banyak lagi fungsi lainnya.Adapun penyakit hati yang sering kita jumpai antara lain Hepatitis dan
Sirosis hati.Hepatitis adalah pandangan hati yang disebabkan oleh toksin/infeksi virus. Sedangkan
sirosis hati itu sendiri disebabkan kerusakan hati yang menetap oleh hepatitis kronis, alkohol,
penyakit hati yaitu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan
fungsi hati. Dalam diet penyakit hati ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, sedangkan untuk
jenis diet itu sendiri dibagi menjadi 3 yaitu Diet Hati I, Diet Hati II, Diet Hati III. Dimana masing-
Sedangkan untuk Kantung empedu terletak di bawah hati dan fungsi utamanya di dalam tubuh
adalah untuk menyimpan empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu membantu tubuh
memecahkan lemak dan kantung empedu bertindak sebagai tempat penyimpanan empedu.
Penyakit kantung empedu adalah kondisi yang membuat kantung empedu meradang/membengkak
yang berakibat gangguan berupa infeksi dan batu di dalam kandung kemih.
Untuk mengatasi penyakit empedu, pasien perlu mengatur pola dietnya juga,tujuan dari diet
penyakit empedu diantaranya untuk mengendalikan berat badan dan membatasi asupan lemak
<30%. Di dalam diet penyakit kandung empedu juga terdapat diet khusus yaitu diet lemak rendah
B. Saran
Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil; penyesuaian gejala
serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat. Penyesuaian gejala
utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan saluran cerna) dan diharuskan
melakukan diet, sehingga nantinya diet akan lebih maksimal memberikan hasil.
Setelah kita mengetahui bahwa hati dan empedu merupakan organ terpenting adalam tubuh kita
khususnya dalam proses metabolisme. Untuk itu, kita harus mampu menjaga kesehatan jalan satu-
satunya dengan selalu menjaga pola hidup sehat. Dengan cara makan makanan yang baik dan yang
bergizi.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Gizi RS Dr.Cipto Mangunkusumo. 1997. Penuntun Diit. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya Dengan Penyakit – penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher Hartono, Andry dan Kristiani. 1995. Ilmu Gizi
dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-Penyakit untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta :
Yayasan Essentia Medica