Reagent Biokimia
Reagent Biokimia
Reagent Biokimia
BAB I
PENDAHULUAN
(kristal) atau larutan pekat, jarang sekali dalam bentuk siap pakai. Sementara
karena itu, larutan yang diperlukan harus dibuat dari larutan pekat atau melarutkan
dari padatan murni. Pembuatan itu dilakukan dengan mencampurkan zat terlarut
dalam pelarut dalam jumlah tertentu. Larutan dibuat dengan konsentrasi tertentu
perubahan struktur, komposisi dan energi setiap spesies yang berperan serta di
kesetaraan massa antara zat yang bereaksi merupakan dasar penyelesaian hitungan
yang melibatkan reaksi kimia. Dalam suatu pelaksanaan analisis kimia secara
amino, protein, lipid, pati, enzim dan karbohidrat dalam suatu sampel baik itu
makanan maupun cuplikan lain yang hendak diidentifikasi. Latar belakang inilah
Tujuan praktikum ini yaitu untuk membuat pereaksi yang akan digunakan
akan digunakan dalam percobaan serta kegunaan dari pereaksi itu sendiri.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reagen/Larutan
Reagen atau sering disebut pereaksi adalah suatu zat yang berperan
dalam suatu reaksi kimia atau diterapkan untuk tujuan analisis. Istilah reagen juga
digunakan untuk menunjuk pada zat kimia dengan kemurnian yang cukup untuk
sebuah analisis atau percobaan. Sebagai contoh sebuah reagen air tidak boleh
mengandung banyak ketidakmurnian seperti ion natrium, klorida atau bakteri dan
juga memiliki tahanan listrik yang tinggi. Penggolongan reagen terbagi menjadi
dua, yaitu :
a. Reagen padat adalah pereaksi yang berbentuk padatan atau serbuk, seperti
calcium carbonate.
b. Reagen cair adalah pereaksi yang berbentuk cairan, baik encer maupun
Jenis reagen yang akan didinginkan oleh cold storage adalah reagen cair.
Produk reagen ini mempunya komposisi didalam cairan tersebut adalah protein
dan enzim. Pada penyimpanannya produk reagen ini harus berada pada kisaran
suhu 2 8 oC. Apabila produk reagen ini berada pada batas atas suhu tersebut
maka akan merusak kandungan protein dan enzim yang ada pada produk reagen
ini, sehingga akan memperpendek umur dari kualitas produk tersebut. Kemudian
jika produk reagen ini berada pada batas bawah suhu tersebut, maka akan
Berdasarkan komposisi zat terlarut dan pelarut yang menyusun larutan, dapat
dibedakan larutan jenuh, tidak jenuh dan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut
maksimal yang dapat larut dalam jumlah tertentu pelarut pada temperature
konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat tergantung pada sifat zat tersebut,
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sejumlah kecil solut, relatif terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solut.
Solut adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana
Daya larut suatu zat dalam zat lain, dipengaruhi oleh : Jenis zat pelarut,
jenis zat terlarut, temperatur, dan tekanan. Zat-zat dengan struktur kimia yang
mirip umumnya saling bercampur baik, sedang yang tidak biasanya sukar
bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna, air dan eter bercampur
sebagian, sedang air dan minyak tidak bercampur sama sekali (Sukardjo, 2002).
air misalnya gula dan garam. Gas terlarut dalam air misalnya amonia, karbon
dioksida, dan oksigen. Zat cair terlarut dalam air misalnya alkohol dan cuka.
gula dengan 40 % air disebut larutan gula karena dalam larutan itu air terlihat
tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan (kristal) menjadi terlarut
yaitu : Persen berat : Bagian berat zat terlarut tiap 100 bagian berat larutan, persen
volum : bagian volume zat terlarut tiap 100 bagian volume larutan, bagian berat
zat terlarut tiap seberat tertentu pelarut, bagian berat zat terlarut tiap sebesar
tertentu larutan, molaritas (M) : Jumlah mol zat terlarut tiap liter larutan,
normalitas (N) : Jumlah grek zat terlarut tiap liter larutan, nolalitas (m) : Jumlah
mol zat terlarut tiap 1000 gram zat pelarut, fraksi mol (NA) : Jumlah mol zat
tertentu larutan. Secara fisika konsentrasi dapat dinyatakan dalam % (persen) atau
ppm (part per million) = bpj (bagian per juta). Dalam kimia konsentrasi larutan
dinyatakan dalam molar (M), molal (m) atau normal (N) (Gunawan, 2004).
Molar (M) larutan didasarkan pada jumlah mol kimia dalam 1 liter
larutan. Mol terdiri dari molekul atau atom 6.02x1023. Berat molekul (MW) adalah
menambahkan massa atom setiap atom dalam rumus kimia. Setelah berat molekul
dari suatu bahan kimia yang diketahui, berat kimia untuk larut dalam air untuk
sepenuhnya tidak larut dalam air. Persiapan reagen membutuhkan air- pelarut
ninhidrin dengan asam amino. Pelarut yang paling efektif untuk diuji adalah
banyak pelarut organik yang mudah menguap, sehingga harus ditangani dengan
2003). Pereaksi ninhidrin adalah 0,1 % w,v lautan ninhidrin dalam butanol.
Adanya warna violet menunjukan adanya asam amino dalam uji tes ninhidrin
(Hasan, 2013).
dengan ion tartrat untuk pereaksi Fehlingatau ion sitrat untuk perekasi Benedict,
Pereaksi tembaga berwarna biru tua. Jika pereakis ini bereaksi dengan aldehida,
menjadi ikatan C-O. Aldehida dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan jumlah
atom karbon yang sama. Karena keton tidak mempunyai hydrogen yang
menempel pada atom karbon karbonil, keton tidak dapat dioksidasi dengan
campuran 17,3 gram kupri sulfat, 173 gram natrium sitrat, dan 100 gram natrium
karbonat dalam 100 gram air. Pemanasan karbohidrat pereduksi dengan pereaksi
Benedict akan terjadi perubahan warna dari biru hijau kuning kemerah merahan
dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida apabila konsentrasi
karbohidrat pereduksi cukup tinggi. Seperti halnya pereaksi Fehling, dalam reaksi
ini, karbohidrat pereduksi akan teroksidasi menjadi asam onat, sedangkan pereaksi
Benedict (sebagai Cu++) akan tereduksi menjadi kupro oksida. Jadi, dalam uji ini
Fehling A adalah larutan tembaga sulfat dalam air. FehlingB adalah larutan alkali
yaitu kalium tartat atau yang sering di sebut sebagai garam Rochelle. Ketika
kedua larutan Fehling A dan Fehling B dicampurkan maka muncul warna biru dari
(Sumardjo, 2009).
ammonia. Larutan perak nitrat digunakan sebagai prekusor dalam suhu kamar dan
9
tekanan atm. Pertama, larutan perak nitrat (0.5 M) dan NaOH (0.5 M) dicampur
Endapan Ag2O terpisah dari larutan dan lalu dibilas tiga kali dengan air yang
telah disuling dua kali. Endapan kering di suhu lingkungan dan endapan Ag2O
tambahkan Ag2O sedikit demi sedikit, sampai rasio konsentrasi antara NH 3 dan
Ag2O adalah 4:1 . ion kompleks (Ag(NH)3)2+ berwarna coklat (Montazer, 2011).
panaskan dalam water bath selama 1 menit, adanya warna orens menandakan
Pati adalah polimer karnohidat yang terbuat dari unit hidroglukosa ang
beriaktan seperti ikatan 1,4 glikosidik . pati terbagi menjadi dua yatiu amilosa dan
adanya naftol. Secara teori turunan fulfural dibentul dari reaksi asam sulfur
menghasilkan warna ungu di tengah lapisan, dengan Pemanasan atau Pada suhu
rendah, warna ungu di yakini akibat dar reaksi triphenilmetana antara napthol
tambahkan perekasi Schiff, adanya warna pink menunjukan adanya aldehid dalam
sampel. Reagen Schiff sangat mudah larut dalam larutan p rosalian hidroclorida
dalam air, reagent Schiff setelah bereaksi dengan aldehih membentuk warna pink
(Murugan, 2013).
11
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu 15 april 2017 pukul 13.00-
lalu dibuat larutannya yang akan digunakan sebagai larutan uji untuk praktikum
selanjutnya.
3.3 Sampel
untuk pembuatan reagen pada uji protein dan asam amino, pati/karbohidrat, enzim
dan lipid. Pengambilan sampel dilakukan pada ruang bahan kimia yang terdapat di
Alat-alat yang digunakan sebagai berikut gelas kimia 250 mL, batang
pengaduk, corong gelas, gelas arloji, pipet tetes, labu takar 25 mL, 50 mL, 100
mL, botol semprot, pipet volume 25 mL, filler, gegep, botol reagen, spatula, gelas
klorida, HCl pekat, resinol 0.5 %, HCl 6 M, asam asetat glasial, Kristal Cu (II)
asetat, HCl 12 M, H2SO4 18 M, ninhidrin 0,2 gram, HgSO4 1 gram, NaOH 0,4
gram, aquades
dengan alkohol dalam gelas kimia dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL,
asam asetat 1% dalam gelas kimia, kemudian dimasukkan dalam labu takar 100
mL, dan ditambahkan asam asetat 1% sampai batas tera, lalu dihomogenkan.
3.5.4.2 Larutan B
dalam gelas kimia dengan campuran 10 mL aquades ditambah sedikit asam sulfat
encer, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan ditambahkan aquades
takar 100 mL, dan dicukupkan dengan aquades sampai batas tera.
kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan ditambahkan aquades
H2SO4 10%, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu ditambahkan
Dimasukkan 0,83 mL HCl pekat ke dalam labu takar 100 mL, lalu
sedikit aquades dalam gelas kimia, lalu masukkan ke dalam labu takar 100 mL,
Dimasukkan 57,75 mL asam asetat glacial ke dalam labu takar 1L, lalu
aquades, lalu dimasukkan dalam labu takar 500 mL dan ditambahkan aquades
3.5.11.2 Larutan B
dimasukkan ke dalam labu takar 100, lalu ditambahkan aquades sampai batas tera.
aquades, dan dimasukkan ke dalam labu takar 1000 mL, kemudian ditambahkan
gelas kimia, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan ditambahkan
rosanilin HCl, ditambahkan 1 mL HCl, diisi dengan akuades sampai tanda tera.
3.5.16 Larutan Kanji
Ditimbang 10 gram kanji ditambahkan 10 mgHgl ditambahkan 30 mL
500 mL.
3.5.17.2 Nelson B
Dipipet volume 1 gram CH3COOH, diisi sampai tanda tera labu takar 100
mL dengan akuades.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
FehlingA dibuat dengan melarutkan Kristal Cu(II)SO4 dalam air. Larutan CuSO4
tersebut ditambahkan beberapa tetes asam sulfat encer yang bertujuan untuk ,
mencampurkan kedua larutan FehlingA dan FehlingB, saat akan digunakan dalam
akan menghasilkan suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi fehling,
17
larutan CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam
glukosa 1% akan menghasilkan endapan merah bata, sedangkan pada larutan yang
lebih encer misalnya, glukosa 0,1% akan terjadi endapan berwarna hijau
aldehid atau keton dalam molekul karbohidrat tersebut. Adanya gula reduksi,
aquades.Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang
membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Suatu uji yang menggunakan
pereaksi benedict akan menghasilkan endapan berwarna hijau, kuning, atau merah
urine.
merupakan hidrat dari triketon siklik,dan biala bereaksi dengan asam amino akan
praktikum ini, pembuatan pereaksi ninhidrin dibuat dari melarutkan sejumlah zat
raksa sulfat (HgSO4) kedalam asam sulfat 10%. Pereaksi millon biasa digunakan
untuk menguji keberadaan asam amino dalam makanan dan jaringan tubuh , akan
tetapi tidak semua asam amino dapat diuji dengan uji millon. Hanya asam amino
yang mengandunggugus hidroksil fenil, misalnya tirosin. Hasil positif dengan uji
millon ditunjukkan dengan adanya endapan putih, dan jika dipanaskan akan
Larutan buffer asetat merupakan larutan buffaer asam, yang di peroleh dari
pencampuran larutan asam asetat dengan garam natrium asetat. Pencampran ini
dibuat pada volume yang berbeda. Larutan buffer merupakan suatu larutan yang
dapat mempertahankan nilai pH suatu larutan. Agar saat penembahan sedikit asam
Larutan Iod diperoleh dari 2,5 gram KI dengan 1,26 gram I2 yang
dilarutkan dalam 250 mL aquades. Larutan ini digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya asam lemak tak jenuh pada jenis minyak atau lemak tertentu.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
untuk nmengidentifikasi adanya protein dan asam amino pada suatu sampel dapat
sampel dapat digunakan larutan iodin dan pereaksi Nelson, sedangkan untuk
menguji ada tidakya karbohidrat/pati dalam suatu sampel dapat juga dilihat dari
Benedict.Untuk mengetahui ada tidaknya asam lemak tak jenuh pada jenis
5.2 Saran