Tugas Makalah Dermatitis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan
organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng
pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui
vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ
adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik.
Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-
ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan:
epidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi
menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak
tepat di bawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin
yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh
darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang
tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi
dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang
merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat
penyimpanan energi.

Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih
dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan.
Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan,
memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak
membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas
menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam
beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang
muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada
berbeda, antara lain dermatitis. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk

1
membuat makalah yang berjudul Makalah Asuhan Keperawatan Pada klien dengan
Dermatitis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dermatitis?
2. Bagaimana tanda dan gejala dermatitis?
3. Bagaimana membedakan jenis penyakit dermatitis?
4. Bagaimana penatalaksanaannya?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan dermatitis?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu untuk Memahami Konsep Penyakit Dermatitis Dan Mampu Memahami
Asuhan Keperawatan Penyakit Dermatitis
2. Tujan Khusus
a. Mampu Untuk Mengetahui Penyebab Penyakit Dermatitis

b. Mampu Untuk Membedakan Jenis-Jenis Penyakit Dermatitis

c. Mampu Untuk Memahami Asuhan Keperawatan Penyakit Dermatitis

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
1. Dermatitis kontak merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur unsur fisik,
kimia, atau biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan kimia
yang berulang ulang. Dermatitis kontak dapat berupa tipe iritan primer dimana
reaksi nonalergik terjadi akibat pajanan terhadap substansi iritatif, atau tipe alergiyang
disebabkan oleh pajanan orang yang sensitif terhadap alergen kontak. (Arif dan
Kumalasari, 2011)
2. Dermatitis adalah Peradangan kulit (epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen , menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan
keluhan gatal . Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis (Adhi Juanda,2010).
3. Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal
pada kulit (Widhya, 2011).

B. Klasifikasi
1. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang
menempel pada kulit. Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi)
tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi
dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami
bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu
penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi
atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum,
kosmetik atau rumput.
2. Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit
tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan

3
atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. Timbul
karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat
berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian
ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk
menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki,
pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.
3. Dermatitis seborrheic
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis,
belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor
keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang
menderita penyakit saraf seperti Parkinson.
4. Dermatitis stasis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena)
tungkai bawah. Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki
dan tulang kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal.
Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises
dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.
5. Dermatitis atopik
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya
sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita
(D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial). kelainan kulit berupa papul gatal yang
kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural).
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah.
Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul
saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga
memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau
berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan dewasa.
6. Dermatitis medikamentosa
Dermatitis medikamentosa memiliki bentuk lesi eritem dengan atau tanpa vesikula,
berbatas tegas, dapat soliter atau multipel. Terutama pada bibir, glans penis, telapak
tangan atau kaki. Penyebabnya dari obat-obatan yang masuk kedalam tubuh melalui
mulut, suntikan atau anal. Keluhan utama pada penyakit biasanya gatal dan suhu
badan meninggi. Gejala dapat akut, subakut atau kronik. Untuk lokalisasinya bisa

4
mengenai seluruh tubuh. Apabila di bandingkan dengan melasma bedanya yaitu plak
hiperpigmentasi batas nya tidak tegas

C. Etiologi
Penyebab munculnya dermatitis kontak iritan ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya
bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit
yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum,
serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud
yaitu : lama kontak, kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi
menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis. Suhu dan
kelembaban lingkungan juga ikut berperan. (hj.Loetifia,2009)
Faktor individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan
ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak di
bawah umur 8 tahun lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit
putih); jenis kelamin (insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita);
penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan
turun), misalnyadermatitisatopic.

D. Patofisiologi

Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan pada sel-sel
epidermis, dengan respon peradangan pada dermis. Daerah yang paling sering terkena
adalah tangan dan pada individu atopi menderita lebih berat. Secara definisi bahan iritan
kulit adalah bahan yang menyebabkan kerusakan secara langsung pada kulit tanpa
diketahui oleh sensitisasi. Mekanisme dari dermatis kontak iritan hanya sedikit diketahui,
tapi sudah jelas terjadi kerusakan pada membran lipid keratisonit.
Menurut Gell dan Coombs dermatitis kontak alergik adalah reaksi hipersensitifitas tipe
lambat (tipe IV) yang diperantarai sel, akibat antigen spesifik yang menembus lapisan
epidermis kulit. Antigen bersama dengan mediator protein akan menuju ke dermis, dimana
sel limfosit T menjadi tersensitisasi. Pada pemaparan selanjutnya dari antigen akan timbul
reaksi alergi.

5
PATHWAY

6
E. Manifestasi Klinik
Subyektif ada tandatanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa).Obyektif, biasanya batas
kelainan tidak tgas an terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau beturut-
turut. Pada permulaan eritema dan edema.Edema sangat jelas pada klit yang longgar
misalya muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna .Infiltrasi biasanya
terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) bearti terdapat eksudasi.Disana-sini terdapat sumber
dermatitis, artinya terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian
membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai
infeksi.Dermatitis sika (kering) berarti tiak madidans bila gelembung-gelumbung
mongering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti
dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi,
artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele
telihat hiperpigmentai tau hipopigmentasi.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Tempel Terbuka
Pada uji terbuka bahan yang dicurigai ditempelkan pada daerah belakang telinga karena
daerah tersebut sukar dihapus selama 24 jam. Setelah itu dibaca dan dievaluasi hasilnya.
Indikasi uji tempel terbuka adalah alergen yang menguap.

2. Tes Tempel Tertutup


Untuk uji tertutup diperlukan Unit Uji Tempel yang berbentuk semacam plester yang pada
bagian tengahnya terdapat lokasi dimana bahan tersebut diletakkan. Bahan yang dicurigai
ditempelkan dipunggung atau lengan atas penderita selama 48 jam setelah itu hasilnya
dievaluasi.

3. Tes tempel dengan Sinar


Uji tempel sinar dilakukan untuk bahan-bahan yang bersifat sebagai fotosensitisir yaitu
bahan-bahan yang bersifat sebagai fotosensitisir yaitu bahan yang dengan sinar ultra violet
baru akan bersifat sebagai alergen. Tehnik sama dengan uji tempel tertutup, hanya dilakukan

7
secara duplo. Dua baris dimana satu baris bersifat sebagai kontrol. Setelah 24 jam
ditempelkan pada kulit salah satu baris dibuka dan disinari dengan sinar ultraviolet dan 24
jam berikutnya dievaluasi hasilnya. Untuk menghindari efek daripada sinar, maka punggung
atau bahan test tersebut dilindungi dengan secarik kain hitam atau plester hitam agar sinar
tidak bisa menembus bahan tersebut.

G. Komplikasi
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus aureus
3. Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi
4. Jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi

H. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik yang baik adalah
mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi individual
yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan perlindungan pada kulit.

Pengobatan
Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan topikal dan sistemik.

Pengobatan topical

Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum pengobatan dermatitis
yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila kering berikan terapi kering.
Makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan kompres, bila
subakut diberi losio, pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan
salep. Bila basah berikan kompres, bila kering superfisial diberi bedak, bedak kocok, krim
atau pasta, bila kering di dalam, diberi salep.

BAB. III
ASUHAN KEPERAWATAN

8
A. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama.
Pasien mengeluh nyeri dan gatal
Nampak bengkak pada daerah lesi dan sekitarnya.
c. Riwayat Kesehatan.
1) Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan merasa nyeri dan gatal dan bengkak pada
daerah lesi dan sekitarnya

2) Riwayat penyakit dahulu


Pada kasus tidak disebutkan pasien memiliki riwayat penyakit terdahulu.
3) Diagnosa Medik :
Dermatitis Kontak
d. Pengkajian Saat Ini
1) Pola Nutrisi /metabolik : dalam kasus tidak disebutkan

2) Pola aktivitas dan latihan : Dalam kasus tidak dijelaskan

3) Pola persepsi dan penanganan kesehatan

Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit.


Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit
tersebut mengganggu aktivitas pasien.
4) Pola eliminasi : pada kasus tidak dijelaskan secara spesifik
5) Pola aktivitas/olahraga
Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada kulit.
Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya
karena yang terganggu adalah kulitnya
Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
6) Pola istirahat/tidur
Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang
berhubungan dengan gangguan pada kulit
7) Pola kognitif/persepsi
Kaji status mental klien

9
Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dlm memahami
sesuatu
Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.
8) Pola peran hubungan
Pekerjaan pasien adalah Buruh diperusahaan rumput laut.
Kaji apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien
e. . Pemeriksaan fisik :

1. Wajah pasien nampak meringis

2. Pasien nampak menggaruk pada daerah tangan dan kaki.

3. Daerah tangan dan kaki nampak memerah dan edema, adanya eritema.

B. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN LABORATORIUM


Dalam kasus tidak dilampirkan hasil pemeriksaan laboratorium ataupun pemeriksaan
penunjang lainnya.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan rasa gatal
DS: Pasien merasa nyeri dan gatal pada tangan dan kaki
DO : - Wajah pasien nampak meringis
- pasien nampak menggaruk pada daerah tangan dan kaki.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya lesi pada tubuh
DS : -
DO : - Nampak bengkak pada daerah lesi dan sekitarnya.
- Daerah tangan dan kaki nampak memerah dan edema, adanya eritema.

3. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan lesi dan jaringan inflamasi


DS : -
DO : - bengkak pada daerah lesi dan sekitarnya.
- Daerah tangan dan kaki nampak memerah dan edema, adanya eritema

KODE DIAGNOSA
NO DOMAIN KELAS KEPERAWATAN

10
00132 : Gangguan rasa nyaman
1 12:Kenyamanan 1 : Kenyamanan
b/d rasa gatal
fisik
00118: Gangguan Citra tubuh b/d
2 6: Persepsi Diri 3: Citra Tubuh adanya lesi pada tubuh

00046 : Kerusakan integritas kulit


b/d lesi dan jaringan inflamasi
3 11: Keamanan/ 2: Cedera Fisik
perlindungan

D. RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa
NOC Label :Pain Level, NIC Label : Pain Management
nyaman
berhubungan dengan
Frekuensi nyeri klien Memastikan pasien mendapatkan
rasa gatal
menurun analgesic secara tepat
Batasan
karakteristik : Klien tidak meringis Mengeksplorasi faktor yang dapat
lagi memperburuk nyeri klien
Laporan
secara verbal NOC Label : Comfort Status Mengajarkan prinsip dalam manajemen
atau non Physical nyeri
verbal
Kontrol Gejala (skala NIC Label : Environmental Management
Tingkah laku 4) Comfort
ekspresif
(contoh : NOC Label : Comfort Status Mengatur Temperatur ruangan pada

11
wajah Psychospiritual suhu yang nyaman untuk klien
meringis,,
merintih, Klien dapat Mengurangi hal hal yang dapat

menangis, mengontrol gejala mengganggu kenyamanan klien

waspada,
Relaksasi dari otot NIC Label :Pruritus Manangement
iritabel, nafas
klien (skala 4)
panjang/berke Menentukan penyebab dan rasa gatal
luh kesah) Takut (skala 3) yang ditimbulkan

NIC Label >>Ansiety Reduction:

Pendekatan meyakinkan dan


menenangkan

Menjelaskan semua prosedur, termasuk


sensasi mungkin dialami selama
prosedur

Kaji pandangan klien terkait situasi


stress

Memberikan informasi faktual mengenai


diagnosis, pengobatan, dan prognosis

Mendorong keluarga untuk bersama


dengan pasien

Memberikan aktivitas pengalihan


diarahkan untuk pengurangan
ketegangan.

Menganjurkan klien dari penggunaan


tekhnik relaksasi

12
2 Gangguan citra tubuh
NOC: NIC :
berhubungan dengan
adanya lesi pada
Body image Body image enhancement
tubuh
Kaji secara verbal dan nonverbal
Batasan Karakteristik Self esteem
respon klien terhadap tubuhnya
:
Setelah dilakukan tindakan Monitor frekuensi mengkritik
Objektif
keperawatan selama . dirinya
Kerusakan pada
gangguan body image Jelaskan tentang pengobatan,
lapisan kulit (dermis)
perawatan, kemajuan dan prognosis
Kerusakan pada
pasien teratasi dengan penyakit
permukaan kulit
kriteria hasil: Dorong klien mengungkapkan
(epidermis)
perasaannya
Invasi struktur tubuh Body image positif
Identifikasi arti pengurangan
Mampu melalui pemakaian alat bantu
mengidentifikasi Fasilitasi kontak dengan individu
kekuatan personal lain dalam kelompok kecil

Mendiskripsikan
secara faktual perubahan
fungsi tubuh

Mempertahankan
interaksi sosial

3 Kerusakan NOC :
NIC : Pressure Management
integritas kulit Tissue Integrity : Skin and
berhubungan dengan Mucous Membranes
Anjurkan pasien untuk
Eksternal : Wound Healing : primer dan
menggunakan pakaian yang longgar
Substansi sekunder
Hindari kerutan pada tempat tidur
kimia Setelah dilakukan tindakan
Jaga kebersihan kulit agar tetap
Kelembaban keperawatan selama..
bersih dan kering
kerusakan integritas kulit

13
pasien teratasi dengan Mobilisasi pasien (ubah posisi
Faktor
kriteria hasil: pasien) setiap dua jam sekali
mekanik
Integritas kulit yang Monitor kulit akan adanya
(misalnya : alat
baik bisa dipertahankan kemerahan
yang dapat
(sensasi, elastisitas, Oleskan lotion atau minyak/baby oil
menimbulkan
temperatur, hidrasi, pada derah yang tertekan
luka, tekanan,
pigmentasi) Monitor aktivitas dan mobilisasi
restraint)
Tidak ada luka/lesi pasien
Kelembaban
pada kulit Monitor status nutrisi pasien
kulit
Perfusi jaringan baik
Obat-obatan Memandikan pasien dengan sabun
Menunjukkan dan air hangat
Internal :
pemahaman dalam Observasi luka : lokasi, dimensi,
Perubahan
proses perbaikan kulit kedalaman luka, karakteristik,warna
status metabolik
dan mencegah terjadinya cairan, granulasi, jaringan nekrotik,
Defisit
sedera berulang tanda-tanda infeksi lokal, formasi
imunologi
Mampu melindungi traktus
kulit dan Ajarkan pada keluarga tentang luka
Perubahan
mempertahankan dan perawatan luka
status nutrisi
kelembaban kulit dan
Kolaburasi ahli gizi pemberian diae
perawatan alami
TKTP, vitamin
Menunjukkan
Lakukan tehnik perawatan luka
terjadinya proses
dengan steril
penyembuhan luka
Berikan posisi yang mengurangi
tekanan pada luka

14
BAB.IV

PEMBAHASAN KASUS

A. KASUS

Skenario 2: Merah dan gatal yang menyebar

Seorang laki laki usia 45 thn datang ke poli klinik interna dengan keluhan merasa nyeri
dan gatal dan bengkak pada daerah lesi dan sekitarnya. Hasil pengkajian fisik ditemukan :
wajah pasien nampak meringis, pasien nampak menggaruk pada daerah tangan dan kaki.
Daerah tangan dan kaki nampak memerah dan edema, adanya eritema. Pasien bekerja
sebagai tenaga buruh diperusahaan rumput laut. Pada pasien direncanakan untuk
perendaman dan balutan basah pada pasien.

B. PEMBAHASAN
1. Laki laki berusia 45 tahun ,buruh rumput laut terkena dermatitis kontak
Didalam budidaya rumput laut, meskipun sudah ada pembagian tugas tetapi pada
prakteknya seseorang dapat melakukan beberapa jenis pekerjaan sekaligus, seperti
pembibitan, penanaman,pemeliharaan, pemanenan dan penjemuran.
Berkaitan dengan pembudidaya rumput laut, terjadi adanya agen iritan biologis. Hal
ini diperkuat dengan pengakuan pasien yang mulai merasakan gangguan kulit sejak
menjadi buruh di perusahaan rumput laut. Selama proses bekerjanya
pasien,diperkirakan ada toksin dalam air laut yang kemungkinan disebabkan oleh
beberapa hal (Proses kerja dermatitis kontak iritan pada buruh rumput laut pada
kasus)
Pertama : akibat perubahan lingkungan (kepadatan rumput laut yang berbeda dengan
tempat lainnya.
Kedua : Adanya senyawa toksik yang dihasilkan oleh biota laut akibat lingkungan
terganggu
Ketiga : Adanya substansi toksik yang menempel pada rumput laut akan
menimbulkan gangguan kulit.

15
2. Dilakukan Tindakan Perendaman dan Balutan basah

Tujuan

a. Mencegah, membatasi, atau mengontrol infeksi

b. Mengangkat jaringan nekrotik untuk meningkatkan penyembuhan luka

c. Mempertahankan lingkungan luka yang lembap

3. Penulis hanya mengangkat 3 Diagnosa keperawatan , hal ini berdasarkan pada soal
kasus yang dimana memang sering terjadi diagnosa keperawata tersebut pada pasien
dermatitis kontak.
4. Saran

Untuk menghentikan penggunaan bahan iritan pada daerah kulit yang sensitif
sangat diperlukan, entah itu di kehidupan sehari-hari atau di dalam pekerjaan,
karena penyakit ini merupakan salah satu penyakit kulit akibat kerja.

Penggunaan bahan-bahan iritan untuk kepentingan pekerjaan atau dalam


kehidupan sehari-hari agar dilengkapi dengan pemakaian alat pelindung sesuai
bagian tubuh yang terpapar.

Segera mencari pengobatan ketika timbul gejala klinis seperti merah, panas,
gatal, atau kulit mengelupas setelah ada riwayat kontak dengan bahan iritan
untuk mendapatkan pengobatan yang adekuat dan mencegah komplikasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda Adhi, Sularsito. (2009). SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Edisi IV. Jakarta: FK UI: 126-31.
Johnson, M., et all. 2002. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River

Mc Closkey, C.J., et all. 2002. Nursing Interventions Classification (NIC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.

Muttaqin, A dan Kumala,S .2011 Asuhan Keperawatan gangguan Sistem Integumen. Penerbit
Salemba Medika.
Loetifia,Hj., (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan , Penerbit , Jakarta: EGC.
Widhya. (2011). Askep Dermatitis. Diaskes pada tanggal 10 Februari 2017
pada http:///D:/LAPORAN%20POROFESI%20NERS%202012/MEDICAL
%20BEDAH/SUMBER%20DERMATITIS/askep-dermatitis.html

17

Anda mungkin juga menyukai