Sterilisasi Fementor
Sterilisasi Fementor
Sterilisasi Fementor
STERILISASI FERMENTOR
OLEH :
Kelompok 4
A. PENGERTIAN FERMENTOR
Fermentor atau bioreaktor adalah suatu wadah atau tangki (skala industri)
dimana didalamnya terdapat sel (mikrobia) yang mengubah bahan dasar menjadi
produk biokimia dengan atau tanpa produk sampingan. Fermentor merupakan
suatu wahana atau tempat untuk keberlangsungan proses fermentasi atau
transformasi bahan dasar menjadi produk yang dinginkan yang dilakukan oleh
sistem enzim dalam mikroba atau enzim yang diisolasi. Bioreaktor merupakan
sistem tertutup untuk reaksi biologis dari suatu proses bioteknologi. Bioreaktor
dirancang untuk proses fermentasi secara anaerob maupun aerob.
B. FUNGSI FERMENTOR
Fungsi utama fermentor adalah memberikan lingkungan terkontrol bagi
pertumbuhan mikroorganisme atau campuran tertentu mikroorganisme untuk
menghasilkan produk fermentasi, anatara lain :
a) biomassa
b) enzim
c) metabolit
d) Produk proses transformasi
Fermentor bertugas untuk menjaga sistem kerja kultur dan mencegah
pelepasan kultur ke lingkungan. Fermentor sebaiknya memiliki instrumentasi
untuk pemeriksaan agar terjadi pengawasan proses optimum.
C. DESAIN FERMENTOR
Gambar 1. Bagian-bagian fermentor
Fermentor atau bioreaktor biasanya dibuat dari bahan stainless steel karena
bahan tersebut tidak bereaksi dengan bahan-bahan yang ada dalam fermentor
sehingga tidak akan mengganggu proses-proses biokimia yang berlangsung di
dalamnya. Selain itu, stainless steel juga merupakan bahan yang bersifat antikarat
dan tahan panas sehingga memungkinkan bila dilakukan sterilisasi dengan
perlakuan panas. Fermentor sebaiknya dapat menciptakan situasi yang optimim
bagi pertumbuhan mikroba maupun reaksi yang dilakukan sehingga diperlukan
pengontrolan terhadap beberapa parameter yang mempengaruhi keberhasilan
fermentasi, yaitu suhu, pH, substrat (sumber karbohidrat dan nitogen), serta aerasi
dan agitasi.
Sebagian besar, proses fermentasi yang terjadi di dalam fermentor
merupakan proses aerobic yang memerlukan ketersediaan oksigen di dalamnya.
Oleh karena itu, dalam industri fermentasi, kebutuhan akan oksigen dipenuhi
dengan aerasi dan agitasi dari cairan fermentasi. Aerasi merupakan proses
penambahan oksigen ke dalam fermentor sedangkan agitasi merupakan proses
pengadukan terhadap cairan fermentasi yang ada di dalam fermentor agar suspensi
dari mikroba dapat tersebar merata. Pada bagian dalam fermentor, dipasang suatu
sekat yang disebut buffle untuk mencegah terjadinya kehilagan energi dan
meningkatkan efisiensi aerasi. Buffle merupakan metal yang menempel secara
radial pada dinding fermentor. Selain itu, fermentor juga terdiri atas kondensor
dan filter. Kondensor berfungsi untuk mengeluarkan hasil kondensasi saat terjadi
sterilisasi dan filter untuk menyaring udara yang masuk dan keluar dari tangki.
Rancangan dan konstruksi fermentor harus diperhatikan karena pada
umumnya dioperasikan dalam waktu yang lama, serasi, serta pengadukan yang
cukup sehingga proses metabolisme mikroba dapat berlangsung. Bejana
seharusnya dapat dicuci serta disterilisasi. Pengambilan sample dari fermentor
harus dapat dilakukan tanpa mengkontaminasi isi fermentor secara keseluruhan.
Kemudian fermentor juga harus menghabiskan tenaga sekecil mungkin dan juga
terbuat dari bahan konstruksi yang murah.
D. JENIS-JENIS FERMENTOR
b) Pneumatik (Air-Lift)
c) Hidrodinamik (Deep-Jet)
Terbagi atas 2 jenis, yaitu fermentor deep jet dan fermentor dengan loop.
2. Berdasarkan Ukuran:
F. STERILISASI FERMENTOR
Proses CIP
Pre-bilas dengan WFI (air untuk injeksi) atau PW (air murni) yang
dilakukan untuk membasahi permukaan interior tangki dan menghilangkan
residu. Hal ini juga menyediakan tes tekanan non-kimia dari jalur aliran
CIP.
Solusi kaustik single pass siram melalui kapal untuk menguras. Kaustik
merupakan pembersih utama.
Kaustik solusi re-sirkulasi melalui kapal.
Bilas dengan WFI atau PW bilas
Pencucian dengan asam digunakan untuk menghilangkan endapan mineral
dan residu protein.
Bilasan terakhir dengan WFI atau PW, bilasan tersebut untuk flush bahan
pembersih sisa.
Terakhir, dihembuskan udara, dimana bergunakan untuk menghilangkan
uap air yang tersisa setelah siklus CIP.
DAFTAR PUSTAKA