Askep KJDK
Askep KJDK
Askep KJDK
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan dibidang sosial dan ekonomi mempunyai pengaruh yang sangat
baik terhadap angka kematian bayi. Pengaruh demikian tidak seberapa tampak pada
angka kematia perinatal. Dalam 30 tahun terakhir angka kematian bayi turun
dengan menyolok, yaitu di bawah 25 per 1000 kelahiran.
Negara-negara Barat telah berhasil menurunkan angka kematian maternal
dan kini angka kematian perinatal digunakan sebagai ukuran untuk menilai kualitas
pengawasan antenatal. Dalam hubungan ini, maka pada pengawasan antenatal hal-
hal yang berhubungan dengan keadaan janin dalam uterus mendapat banyak
perhatian. Angka yang ada adalah angka kematian perinatal yang ada di Indonesia
yaitu di rumah sakit-rumah sakit besar yang umumnya merupakan referral hospital
yaitu berkisar antara 77,3 sampai 137,7 per 1000 kelahiran.
Perbaikan angka kematian perinatal dapat dicapai dengan pemberian
pengawasan antenatal untuk semua wanita hamil dan dengan menemukan dan
memperbaiki factor-faktor yang mempengaruhi keselamatan janin dan neonatus.
Kematian janin adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan
sempurna dari ibu tanpa memandang tuanya kehamilan. Kematian dinilai dengan
fakta bahwa sesudah dipisahkan dari ibunya janin tidak bernapas atau tidak
menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti denyut jantung, pulsasi tali pusat atau
kontraksi otot.
Kematian perinatal ini berdampak psikologis yaitu rasa kehilangan pada ibu/ suami
atau keluarga. Kehilangan pada perinatal dapat terjadi kapan saja selama periode
gestasi atau neonataus. Biasanya bila kehamilan mencapai puncak pada kematian
janin atau neonatus, kehilangan tidak diinginkan dan membuat klien/ pasangan tidak
berdaya. Kehilangan anak yang diinginkan dapat sama traumatiknya (atau bahkan
lebih traumatic) seperti kehilangan anggota keluarga dewasa atau teman yang
dekat.
Respon terhadap kehilangan akibat kematian janin dqalan rahim dari tiap
individu berbeda-beda, hal ini tentunya tidak terlepas dari sifat manusia yang unik.
Untuk itu kami mengangkat kasus Kematian Janin Dalam Rahim sebagai bahan
dalam Seminar Keperawatan Maternitas.
B. TUJUAN
Melaui makalah ini maka tujuan yang ingin dicapai adalah :
Tujuan Umum
Mengetahui gambaran secara umum tentang kasus Kematian Janin Dalam Rahim
dan perawatannya.
Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan kasus Kematian Janin dalam
Rahim
2. Menetapkan Diagnosa keperawatan
3. Menetapkan rencana keperawatan
4. Melaksanakan Asuhan Keperawatan
5. Melakukan evaluasi keperawatan
C. MANFAAT
a. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi institusi Rumah Sakit khususnya di
bagian Poliklinik Ante Natal Care dalam memberikan pelayanan perawatan
professional pada ibu hamil/ prenatal..
b. Pelaksanaan Seminar kasus dapat menjadi masukan dan bahan informasi serta
koleksi bagi mahasiswa dan institusi pendidikan dalam rangka peningkatan
pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik, sehingga peserta didik
mampu mengaktualisasikan ilmu dan ketrampilan secara efisien ditempat praktek
atau dimasa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian.
Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK), biasa didefinisikan sebagai kematian
intrauterin dari janin dengan berat 500gr atau lebih atau janin pada umur kehamilan
sekurang kurangnya 20 minggu.( Melfiamsati S, 1994)
.
Sebelum 20 minggu : kematian janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan
abortus. Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal
dalam rahim disebut missed abortion.
Sesudah 20 minggu biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak
kehamilan 20 minggu dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin
dapat disangka terjadi kematian janin dalam rahim.
B. Etiologi.
1. Perdarahan : plasenta previa dan solutio plasenta
2. Pre-eklamsia
3. Penyakit-penyakit kelainan darah, penyakit infeksi dan penyakit menular.
4. Penyakit saluran kencing : bakteriuria, pielonefritis, glomerulonefritis dan payah
ginjal.
5. Penyakit endokrin : Diabetes Mellitus, hyperthyroid, malnutrisi dan sebagainya.
6. Gangguan pertumbuhan janin atau kelainan/anomali janin.
C. Diagnostik .
1. Anamnesis : ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan
janin sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan
semakin kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini
merasa perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan.
2. Inspeksi : tidak kelihatan gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat
terutama pada ibu yang kurus.
3. Palpasi :
Tinggi fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba
gerakan-gerakan janin.
Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala
janin.
4. Auskultasi : baik memakai stetoskop maupun dengan Deptone tidak akan terdengar
denyut jantung janin.
5. Reaksi kehamilan : reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin
mati dalam kandungan.
6. Rontgen Foto Abdomen :
#/ Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin.
#/ Tanda Najosk : adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin.
#/ Tanda Gerhard : adanya hiperektensi kepala tulang leher janin.
#/ Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak.
#/ Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.
#/ 5 hari atau lebih setelah kematian janin, kelainan kelainan yang
ditemukan meliputi tulang tulang tengkorak janin yang tumpang
tindih atau overlapping tulang tulang kepala (sutura) janin (Tanda Spalding)
yang disebabkan oleh mencairnya otak.
7. Ultrasonografi dengan scan real-time : Tidak terlihat denyut jantung janin dan
gerakan-gerakan janin memastikan kematian janin. Tengkorak janin yang kolaps
memberi kesan bahwa janin telah mati 1 minggu atau lebih.
8. Amniosentesis :
Cairan amnion cenderung untuk menjadi merah, coklat atau keruh..
9. Test test koagulasi :
Fibrinogen, jumlah trombosit, masa protrombin dan masa tromboplastin
parsial dapat mengidentifikasi atau menyingkirkan gangguan koagulasi.
SIRKULASI
Riwayat hipertensi esensial, penyakit vaskuler.
INTEGRITAS EGO
Sejarah emosi labil : ansietas, takut, syok, tidak percaya, deperesi.
ELIMINASI
Nefritis kronik.
MAKANAN/CAIRAN
Status nutrisi ibu buruk.
KEAMANAN.
Pemajanan pada agen-agen toksik/teratogenik, Riwayat kejadian traumatic.
Adanya penyakit inflamasi, penyakit hubungan seksual, atau pemajanan penyakit
menular seperti rubella, sitomegalovirus, herpes aktif, Pecah ketuban dini.
Abnormalitas plasenta/tali pusat yang terlihat pada kelahiran, Inkompatibilitas ABO.
SEKSUALITAS.
Uterus birokrat atau septat, tumor fibrosa uterus (leiomioma), atau abnormalitas
lainnya dari kejadian kelahiran traumatic, komplikasi intrapartum.
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Melaporkan penyalahgunaan obat/alcohol, Riwayat keluarga tentang kondisi genetic.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
USG, Foto abdomen, amniosentesis, test koagolasi.
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Memfasilitasi proses berduka.
2. Memberikan informasi mengenai kejadian-kejadian sekitar kehilangan dan implikasi
masa datang.
TUJUAN PULANG
1. Dukungan teridentifikasi dan pada tempatnya.
2. Rencana dibuat untuk pemakaman bayi.
Tentukan makna kehilangan terhadap Luas dan durasi respons berduka dapat tergantung
kedua anggota pasangan. Perhatikan pada makna kehilangan (mis., apakah kehamilan
bagaimana kuatnya pasangan direncanakan, apakah pasangan telah kehilangan
menginginkan kehamilan ini. kehamilan yang lain, lama waktu berkenaan
dengan mencoba mengatur rencana). Selain itu,
orang tua dapat merasa kehilangan sepanjang
hidup mereka, berduka untuk anak yang tidak
pernah lagi mereka tahu atau lihat bertumbuh.
Identifikasi ekspresi dari tahap berduka; Bila anak meninggal dalam rahim, lahir mati, atau
mis., menyangkal, marah, menawar, meninggal setelah kelahiran, berduka dirasakan,
depresi, menerima. Gunakan tanpa melihat apakah anak diinginkan atau tidak.
keterampilan komunikasi terapeutik Bila berduka tidak selesai, berduka dapat menjadi
(mis., mendengarkan dengan aktif, disfungsional, mengakibatkan perilaku yang
pengakuan), menghargai merusak pada keamanan pribadi dan pada masa
hasrat/permintaan klien untuk tidak depan keluarga dan perkawinan/hubungan.
bicara.
Isyarat verbal dan nonverbal memberikan
Anjurkan keluarga untuk informasi tentang derajat kesedihan, rasa
mengekspresikan perasaan, dan bersalah, dan rasa takut keluarga. Keluarga yang
mendengar (tetap diam atau berduka memerlukan kesempatan ulang untuk
mengkomentari dengan tepat). Catat mengungkapkan pengalaman mereka. Diperlukan
bahasa tubuh. Tingkatkan situasi rileks. waktu untuk membuat situasi terapeutik.
Mendengarkan dengan aktif menunjukkan
perhatian, yang mengkomunikasikan kesadaran
tentang keunikan arti kehilangan pada klien.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Tentukan persepsi diri pasangan Kelahiran memberikan kesempatan untuk memberikan cinta,
sebagai individu dan orang tua. dicintai, mengembangkan harga diri, perasaan bangga dan
Evaluasi respons keluarga lengkap, membuat alasan untuk hidup, dan menciptakan
terhadap kehilangan, perhatikan jembatan untuk masa depan. Kehilangan kehamilan dan bayi
kesalahan yang dibuat oleh baru lahir selanjutnya sering dihubungkan dengan perasaan
anggota keluarga. tidak adekuat, tidak berdaya, dan tidak berharga, yang secara
langsung mempengaruhi perasaan diri dan kemungkinan
menghancurkan harga diri seseorang sebagai orang tua.
Ekspresi rasa marah atau menyalahkan dari anggota keluarga
yang lain dapat menurunkan harga diri lebih lanjut.
Diskusikan dengan pasangan apa
yang telah terjadi dan bagaimana Kemarahan dalam anggota keluarga mungkin berpindah ke
perasaan mereka terhadap klien/pasangan, mengakibatkan distorsi dari kejadian
kematian sebenarnya.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Evaluasi situasi keluarga saat ini dan status Anggota keluarga mungkin memberikan
psikososial ( mis; anak lain, keluarga besar, dukungan satu sama lain. Ketidakyakinan,
system pendukung ). marah, dan menyangkal, bagaimanapun, dapat
secara temporer merusak ketrampilan menjadi
orang tua, dan anak lain mungkin diabaikan atau
diperlakukan berbeda dari yang dilakukan
sebelum kematian bayi.
Identifikasi harapan perubahan peran yang
diperlukan karena adanya kehilangan. Perubahan yang diantisipasi meliputi periode
disorientasi atau terpecahnya pola kerja normal,
diikuti oleh periode reorganisasi, dimana energi
dengan tepat disimpan dalam individu dan
Berikan informasi dan Bantu orang tua aktivitas baru.
menghadapi situasi, keseimbangan perawatan
diri dan kebutuhan berduka serta tangguang Kematian anak merupakan perubahan peran
jawab menjadi orang tua. orang tua yang tidak diantisipasi. Pada kematian
anak pertama, fungsi orang tua yang terjadi
hanya berduka. Bila ada anak yang lain, orang
tua dapat mengekspresikan kekhawatiran
tentang tentang kemampuan mereka menjadi
Beri klien pilihan aktivitas sederhana, dengan orang tua. Perasaan tentang kegagalan atau rasa
kesempatan untuk melakukan lebih banyak tidak adekuat.
sesuai kemajuannya.
Klien perlu untuk menerima pesan bahwa ia
terlihat berfungsi, individu yang mampu
Kolaborasi meskipun ia mungkin tidak merasa kompeten.
Rujuk pada konseling psikiatrik atau psikoterapi
bila diindikasikan. Dukungan tambahan dalam koping berduka
mungkin diperlukan. Psikoterapi mungkin
membantu dalam kasus berduka patologis atau
mempengaruhi over protektif, yang secara
negatif mempengaruhi proses menjadi orang tua
yang normal dan integrasi kehilangan aktivitas
biasanya.
Dapat membantu klien memperoleh tidur/
istirahat ( mis; kesulitan atau kelelahan kelahiran
atau kelahiran sesaria).
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan melaporkan hasil observasi dan perawatan
Langsung pada seorang ibu yang mengalami kematian janin dalam kandungan
( KJDK ),di rungan KIA
Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang.
I. PENGKAJIAN
A.Identitas klien :
Nama : Ny.H
Umur : 37 thn
Tanggal lahir : 24-09-1982
Agama : Kristen protestan
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : Irt
Alamat : desa jumateguh
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal kunjungan ke poliklinik KIA :
No.Register : 0012323
Golongan Darah :O
Suku : Batak toba
Diagnosa Medis : KJDK (kematian janin dalam kandungan )
B.Identitas penanggung jawab/keluarga terdekat
Nama : Tn.M
Umur : 40 thn
Jenis kelamin : laki laki
Pekerjaan : Petani
Alamat : desa jumateguh
AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Subjektif : Objektif :
Pekerjaan : IRT Kardiovaskuler : 88 x/ menit
Hobby : memasak Pernapasan : 24 x/menit
Aktivitas yang tidak dilakukan Status
semenjak hamil : Olah raga
Tidur malam : 20.30 05.00 neurologist : CM letargi stupor s
Tidur siang ( jam) : 15.00- 1600 emi koma koma
Insomnia GCS : 15
Pengkajian neuromuskuler :
Muscle Strench Reflex ( bisep, triseps,
brachiobrachialis, patella, achiles ) : +/+
Tremor Deformitas
Rentang pergerakan sendi ( ROM ) : Aktif
Derajat kekuatan otot : 5 5 5 5
SIRKULASI:
Subjektif :
Riwayat : Peningkatan 5555
TD Masalah jantung Demam 55555555
rematik Edema
tungkai Flebitis Penyembuhan Objektif :
lambat Kesemutan TD : 120/80 mmHg. Nadi : 88x/menit
INTEGRITAS EGO :
Subjektif :
Perencanaan
kehamilan : Ya Tidak.
Perasaan klien/ ayah tentang
kehamilan : senang.
Status hubungan : menikah Objektif :
Masalah
Status emosional ( cemas, apatis dll):
keuangan : Ada Tidak ada Ibu menangis saat menyatakan perasaannya.
Cara mengatasi stress : Ekspresi wajah murung.
dibicarakan dengan suami Kontak mata dengan orang lain kurang.
Agama ibu/ ayah : islam
Muncul perasaan : : Tidak
berdaya.
Putus asa Tidak
mampu.
Ibu menanyakan penyebab
janinnya menggal dalam
kandungan.
Ibu mangatakan sangat sedih dan
merasa bersalah atas kematian
anaknya.
Ibu mengatakan tidak berguna,
gagal sebagai ibu.
Ibu menanyakan tentang induksi/
memancing persalinan itu apa.
Ibu menyakan bagaimana bayinya
bisa lahir sedangkan tidak ada
Objektif :
kontraksi rahim. Palpasi
Ibu menanyakan apakah tindakan
abdoment : Nyeri Lunak Keras Teraba
induksi dapat membahayakan ibu.
massa.
Lingkar abdomen : 95 cm.
TFU-simpisis : 30 Cm.
Perkiraan BBJ : 95 x 30 = 2850 gram.
ELIMINASI:
Hemoroid Bising usus : +
Subjektif:
Palpasi kandung
Frekuensi Defekasi : 1 x/ hari
Pengunaan laksatif. Karakter kemih : Teraba Tidak Teraba Berkemih
rapih
Bau badan. Kondisi kulit kepala :
bersih Adakutu.
HIGIENE:
Subjektif :
Jenis aktivitas sehari-hari :
Objektif :
Mandiri : Makan,minum
Status mental ( orientasi waktu, tempat,
memasak.
orang ) : baik
Tergantung : Tidak ada
Bantuan diberikan : Tidak ada. Kacamata Alat Bantu
dengar Gangguan penciuman Gangguan
komunikasi.
NEUROSENSORI :
Subjektif :
Pingsan / pusing Sakit kepala
Frekuensi : - Kesemutan / kebas /
kelelahan ( lokasi ) : - Objektif :
NYERI / KETIDAKNYAMANAN :
Subjektif :
Lokasi : - Intensitas ( 0 10, pada
skala 10 paling berat ): - Frekuensi
:- Objektif :
Kualitas : - Durasi : - Frekuensi : 24 x / menit
Irama
Bagaimana hilangnya : -
Faktor pencetus : pernapasan : Eupnoe Tachipnoe Bradipno
Faktor yang berhubungan : -
e Apnoe Hiperventilasi Chine
-stokes Kusmaul Biots Bunyi
napas : Vesikuler Broncho vesikule
PERNAPASAN
r Bronchial .Tracheal
Sujektif :
Karakteristik Sputum : tidak ada
Dispnoe Batuk sputum Riw
Hasil Sinar X dada : tidak ada
ayat
bronchitis Asma TBC Emfis
ema Pneumonia berulang
Perokok pak/hari : - Objektif :
Selama ( tahun ): - Suhu : 36 0 C Diaforesis Integritas
Penggunaan alat bantu kulit : Jaringan
pernapasan oksigen ( L/menit ) :
parut Ruam Ekimosis Kulit/ lesi vagina.
tidak ada
Cara berjalan : lordosis Perestesia / paralysis.
Janin : DJJ : tidak terdengar. Lokasi :-
Metode auskultasi : doopler. TFU : 3
SEKSUALITAS(Komponen
Interaksi sosial ).
Subjektif :
Menarche : 15 tahun lamanya
durasi 6 hari, siklus : 28-30 hari
Hari pertama siklus menstruasi
terakhir : 14 des. 2004. jumlah: -
Pendarahan/ kram sejak PMA
( Periode Menstruasi terakhir ) :
Tidak
Rabas pervaginam : warna
jernih.
Keyakinan klien tentang kapan
Objektif :
terjadi konsepsi: - Perkiraan
Komunikasi verbal/ nonverbal dengan orang
tanggal kelahiran : 21 september
terdekat/ keluarga : baik.
2005. Praktik pemeriksaan
payudara sendiri ( Y/T ) : ya.
PAP Smear terakhir : tidak pernah.
Metode kontrasepsi terbaru :
suntikan 3 bulan.
Riwayat Obstetri : Arthritis
reumatoid Arthritis rheumatoid,
Arthritis rheumatoid, GIII, P II A 0.
Pertimbangan Rencana Pulang
Term : + 38 minggu. Kelahiran
hidup. Kelahiran multiple : tidak
( Bila dirawat di RS )
pernah.
Tanggal Informasi diambil : 18 Juli 2005
Riwayat kelahiran terakhir : tahun
Rencana rawat inap untuk induksi
2003.
Tanggal perkiraan persalinan : 22 Juli 2005
Tempat : dirumah ditolong Bidan
Ketersediaan sumber kesehatan terdekat:
desa. Lama gestasi 39 minggu
Puskesmas dan RS.
lama persalinan 18 jam, Tipe
persalinan : spontan. BB anak I
tidak diketahui; anak kedua BB
2700 gram, komplikasi ibu/janin:
tidak ada.
INTERAKSI SOSIAL :
Subjektif :
Status penikahan : Menikah. Lama
pernikahan : 10 tahun. Tinggal
serumah dengan : suami dan
anak.
Rencana untuk periode intra/
Pasca natal : Intranatal :
Pemeriksaan ANC
Pasca natal : KB
PENYULUHAN /
PEMBELAJARAN:
Subjektif :
Bahasa dominant : bahasa
Indonesia
Pendidikan terakhir : SD
Pendidikan Suami : SD
Pekerjaan : Wira swasta
Faktor penyakit dalan keluarga :
tidak ada riwayat Hipertensi, DM.
Obat yang diresepkan :
Corsaneuron 3 x 1
Obat tanpa resep/ bebas: tidak
ada
Keluhan penyerta kehamilan : bayi
tidak bergerak sejak 3 hari yang
lalu.
Harapan akan kehamilan : Dapat
melahirkan secara normal dengan
bayisehat, tapi setelah
mengetahui bayinya meninggal
ibu merasa gagal.
Jenis persalinan yang
direncanakan : spontan
pervaginam, tapi setelah
mengetahui bayinya meninggal
klien direncanakan persalinan
dengan induksi.
Jenis pemberian makanan yang
direncanakan ( ASI/ PASI ): ASI ( - )
Sumber Pendidikan tentan
Kehamilan : Puskesmas dan
Rumah Sakit.
B. ANALISA DATA
DATA MASALAH KEPERAWATAN
NO
1. DS :
Ibu menanyakan penyebab Kurang pengetahuan mengenai kematian
janinnya meninggal dalam perinatal, prosedur induksi dan prognosis.
kandungan.
Ibu menanyakan tentang induksi/
memancing persalinan itu apa.
Ibu menyakan bagaimana
bayinya bisa lahir sedangkan
tidak ada kontraksi rahim.
Ibu menanyakan apakah tindakan
2. Berduka
induksi dapat membahayakan ibu.
DO :
Klien tampak bingung
DS:
3.
Ibu mangatakan sangat sedih dan Harga diri rendah situasional
merasa bersalah atas kematian
anaknya.
Ibu mengatakan tidak berguna
DO :
Ibu menangis saat menyatakan
perasaannya.
Ekspresi wajah murung.
Kontak mata dengan orang lain
kurang.
DS :
Klien merasa bersalah atas
kematian janinnya.
Ibu mengatakan tidak berguna,
gagal sebagai ibu.
DO :
Ibu menangis saat menyatakan
perasaannya.
Ekspresi wajah murung.
D. DIADNOSA KEPERAWATAN
1. Berduka situasional berhubungan dengan kematian janin,
2. Harga diri rendah situasiona berhubungan dengan kegagalan yang dirasakan pada
kejadian hidup.
3. Kurang pengetahuan mengenai kematian perinatal, prosedur induksi dan prognosis
berhubungan dengan kurang terpajan informasi.