Makalah Jaringan Tubuh Manusia
Makalah Jaringan Tubuh Manusia
Makalah Jaringan Tubuh Manusia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi
sel
oleh system DNA-genetik, di dalam seluruh proses kehidupan. Gen dan mekanisme
pengaturan menentukan karakteristik pertumbuhan sel dan juga kapan sel-sel ini
membelah diri atau apakah untuk membentuk sel-sel baru. Dengan cara ini, semua
system genetic yang penting dapat mengendalikkaan setiap tahap perkembangan
manusia mulai dari sel tunggal ovum yang sudah dibuaahi sampai seluruh tubuh yang
berfungsi. Jadi, bila ada tema dasar kehidupan, maka tema dasar iitu adalah system
DNA-genetik. Pada makalah ini akan dibahas mengenai siklus kehidupan sel dan
diferensiasi sel juga proses-proses yang terjadi yang berkaitan dengan reproduksi sel.
Sedangkan jaringan adalah kumpulan dari beberapa sekelompok sel yang
memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Dalam tubuh manusia terdapat atau dibagi
dalam beberapa kelompok jaringan : jaringan pengikat, jaringan otot, jaringan
epithelium, dan jaringan tulang. Jaringan-jaringan ini dikelompokan karena
berdasarkan fungsi yang sama. Misalnya jaringan epitel yang terdiri atas selapis sel
epitel saja, yang berfungsi atau terletak di bagian luar tubuh untuk membungkus
jaringan yang terdapat di dalam tubuh.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat kita ambil sebuah latar brlakang masalah:
apakah dan bagaimanakah fungsi sel dan jaringan yang terdapat di dalam tubuh
manusia.
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
pelajaran IPA Biologi yang diajarkan oleh Bpk. Agus dan untuk memahami struktur
dan fungsi sel dan jaringan pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam
arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Oleh
karena itu, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi. Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan
arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organismeeukariota.
Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel
yang relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang
besar: eubakteria yang meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok
prokariota yang sangat mirip dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan
yang ekstrem seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung
kadar garam yang sangat tinggi. Genom prokariota terdiri dari kromosom tunggal
yang melingkar, tanpa organisasi DNA.
Organisme eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih
kompleks, antara lain dengan membran internal, organel yang memiliki membran
tersendiri seperti inti sel dan sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota
memiliki beberapa kromosom linear di dalam nuklei, di dalamnya terdapat
sederet molekul DNA yang sangat panjang yang terbagi dalam paket-paket yang
dipisahkan oleh histon dan protein yang lain. Jika panjang DNA diberi notasi C dan
jumlah kromosom dalam genom diberi notasi n, maka notasi 2nC menunjukkan
genom sel diploid, 1nC menunjukkan genom sel haploid, 3nC menunjukkan genom
sel triploid, 4nC menunjukkan genom sel tetraploid. Pada manusia, C = 3,5 10-12 g,
dengan n = 23, sehingga genom manusia dirumuskan menjadi 2 x 23 x 3,5 10 -12,
karena sel eukariota manusia memiliki genom diploid.
Sejenis
nutfah dapat
terdiferensiasi
menjadi gamet haploid. Genom sel gamet pada manusia memiliki 23 kromosom, 22
diantaranya merupakan otosom, sisanya merupakan kromosom genital. Pada oosit,
kromosom genital senantiasa memiliki notasi X, sedangkan pada spermatosit,
kromosom dapat berupa X maupun Y. Setelah terjadi fertilisasi antara kedua sel
gamet yang berbeda kromosom genitalnya, terbentuklah sebuah zigot diploid. Notasi
genom yang digunakan untuk zigot adalah 46,XX atau 46,XY.
Pada umumnya sel somatik merupakan sel diploid, namun terdapat beberapa
perkecualian, antara lain: sel darah merah dan keratinosit memiliki genom nuliploid.
Hepatosit
tulang
belakang memiliki genom poliploid hingga 8nC, 16nC atau 32nC dan dapat
melakukan
proliferasi
hingga
menghasilkan
ribuan
sel
nuliploid.
Banyaknya ploidipada sel terjadi sebagai akibat dari replikasi DNA yang tidak
disertai pembelahan sel, yang lazim disebut sebagai endomitosis
1.
Perkembangan sel
Di dalam tubuh manusia, telah dikenali sekitar 210 jenis sel. Sebagaimana
organisme multiselular lainnya, kehidupan manusia juga dimulai dari sebuah sel
embrio diploid hasil dari fusi haploid oositdan spermatosit yang kemudian mengalami
serangkaian mitosis. Pada tahap awal, sel-sel embrio bersifat totipoten, setiap sel
memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi salah satu dari seluruh jenis sel
tubuh. Selang berjalannya tahap perkembangan, kapasitas diferensiasi menjadi
menurun menjadi pluripoten, hingga menjadi sel progenitor yang hanya memiliki
kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi satu jenis sel saja, dengan kapasitas unipoten.
Pada level molekular, perkembangan sel dikendalikan melalui suatu proses
pembelahan sel, diferensiasi sel, morfogenesis dan apoptosis. Tiap proses, pada
awalnya, diaktivasi secara genetik, sebelum sel tersebut dapat menerima
sinyal mitogenik dari lingkungan di luar sel.
2.
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah
DNA kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan
dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan
berulang (siklik). Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus
kehidupan yang dialami sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur
pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan dan mengatur perkembangan
sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang
menentukan diferensiasinya.
3.
Fasa tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke
S. Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.
4.
Diferensiasi sel
Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang
identik terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda,
bergantung pada jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata,
tentu gen penyandi karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh
lebih banyak daripada ekspresi gen indera lainnya.
5.
Morfogenesis
Pengekspresian gen itu sendiri memengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi
sel, bahkan lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial
pengkonstruksian embrio yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
a. Proliferasi sel
menghasilkan banyak sel dari satu sel
b. Spesialisasi sel
menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda
c. Interaksi sel
mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
d. Pergerakan sel
menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan.
Tidak ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio
harus membuat keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik
dan kondisi khusus masing-masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap
mempertahankan karakteristik karena masih mengingat sinyal yang diberikan oleh
nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio
6.
Apoptosis
Apoptosis merupakan bagian dari perkembangan sel, sel tidak dapat mati
begitu saja tanpa suatu mekanisme yang tertanam di dalam sel, yang dapat diaktivasi
oleh sinyal internal maupun eksternal.
7.
Struktur sel
a. Sel eukariota secara umum setiap sel memiliki:
1) membran sel,
2) sitoplasma, dan
3) inti sel atau nukleus.
b. Sitoplasma
dan
inti
sel
bersama-sama
disebut
sebagai protoplasma.
sama
membentukorgan.
dinamakan histologi,
berubahnya
bentuk
dan
Jaringan
sedangkan
fungsi
dipelajari
cabang
jaringan
dalam
biologi
dalam
yang
hubungannya
kelompok
sel-selnya.
Organisme
bertalus,
dan fungi ("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat
membentuk
struktur-struktur
khas
mirip
organ,
seperti tubuh
buah dan sporofor. Tumbuhan lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang
jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan pembuluh yang jelas.
Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan,
termasuk manusia dan
rendah
seperti artropoda:
Jaringan otot.
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot licin yang
dapat ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat ditemukan pada
rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di jantung.
Jaringan saraf.
adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan organ serta
menerima dan meneruskan rangsangan.
Jaringan penyokong
adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang
yang berfungsi untuk memberi bentuk tubuh,melindungi tubuh,dan menguatkan
bentuk tubuh
BAB III
PENUTUP
paling
mengalami perubahan
sedemikian rupa sehingga satu sel anak mewarisi sebuah perangkat gen yang berbeda
dari sel anak yang lain. Teori ini sekarang sudah disangkal dalam banyak hal tetapi
dilukiskan paling baik. Jaringan merupakan kumpulan dari beberapa sel yang
memiliki bentuk danstruktur yang sama. Yang menempati bagian bagian tersendiri
didalam tubuh.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0045%20Bi
o%202-1d.htm
http://arquepoetica.azc.uam.mx/escritos/morfogenesis.html
http://biologipedia.blogspot.com/2010/12/diferensiasi-sel.html
http://ellysaerfaliyana.blogspot.com/2010/12/mitosis-dan-meiosis.html
http://www.biologi-sel.com/2012/06/siklus-dan-pembelahan-sel.html
11