Resume Poli THT
Resume Poli THT
Resume Poli THT
NPM : 220112160092
Resume Kasus : Otitis media superatif kronika (poli THT)
A. Definisi
Otitis media suoeratif kronik merupakan suatu kondisi dimana terjadi
peradangan ;pada mukosa telinga bagian tengah (auris media), tuba eustachius, dan
antrum mastoideum yang terjadi selama lebih dari dua bulan, baik hilang timbul maupun
terus menerus, dan di ikuti dengan terjadinya perforasi pada membrane timpani, serta
keluar cairan dari dalam telinga (otorrehea) (Soepardi & Iskandar, 2011). Otitis media
supuratif kronik ialah infeksi kronik di telinga tengah lebih dari 2 bulan dengan adanya
perforasi membran timpani, sekret yang keluar dari telinga tengah dapat terus menerus
atau hilang timbul.
B. Etiologi
Terjadi otitis media supuratif kronik hampir selalu dimulai dengan otitis media
berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari
nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengahmelalui tuba
Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang
dijumpai pada anak dengan cleft palate dan Downs syndrom. Penyebab otitis media
supuratif kronik antara lain yaitu ; lingkungan, genetik, otitis media sebelumnya, infeksi,
infeksi saluran nafas atas, autoimun, alergi dan gangguan fungsi tuba eustachius.
C. Manifestasi klinis
- Telinga berair (otorrhoe)
- Gangguan pendengaran
- Otalgia ( nyeri telinga)
- Vertigo
- Adanya Abses atau fistel retroaurikular
- Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani.
- Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)
D. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan audiometri.
- Pemeriksaan Radiologi
- Bakteriologi.
E. Penatalaksanaan
Penyebab penyakit telinga kronis yang efektif harus didasarkan pada faktor-faktor
penyebabnya dan pada stadium penyakitnya. Dengan demikian pada waktu pengobatan
haruslah dievaluasi faktor-faktor yang menyebabkan penyakit menjadi kronis, perubahanperubahan anatomi yang menghalangi penyembuhan serta menganggu fungsi, dan proses
infeksi yang terdapat ditelinga. Bila didiagnosis kolesteatom, maka mutlak harus
dilakukan operasi, tetapi obat-obatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum
operasi.
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana
pengobatan dapat dibagi atas :
1. Konservatif
2. Operasi
F. Pengkajian Kasus
1. Identitas pasien
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Pekerjaan
Nama Orang Tua
Umur
Pekerjaan
Alamat
: An. F
: Laki - Laki
: 11 Tahun
: Pelajar
: Ny. E
: 43 Tahun
: Ibu Rumah Tangga
:
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : Keluar cairan dari telinga
Riwayat kesehatan sekarang : Pada saat di kaji tampak keluar cairan dari telinga
sebelah kiri, ibu klien mengatakan bahwa keluar cairaan tersebut hilang timbul.
Riwayat kesehatan dahulu : Ibu klien mengatakan kurang lebih 5 bulan yang lalu
klien mengeluh ada benjolan di belakang telinga dan keluar cairan dari telinganya.
Ibu klien membawa klien ke dokter dekat rumahnya tetapi tak kunjung sembuh dan
3. Pemeriksaan Fisik
TTV : - Suhu 36,6C
- Nadi 96 x/menit.
- Pernafasan 22 x/menit.
Pemeriksaan telinga : Bagian luar telinga tampak simetris, tampak keluaran cairan dari
telinga sebelah kiri, keluar pus dibelakang telinga bagian bawah, kemerah (+).
4. Pemeriksaan diagnostik
Disarankan untuk rontgen telinga dan melakukan kultur.
5. Terapi
Data
Etiologi
masalah
Influenza yang
Klien
menyebabkan
pendengaran.
mengatakan
Invasi bakteri
pendengaran
DS:
-
telinga sebelah
kiri berkurang.
DO:
-
Tampak keluar
cairan
dari
telinga sebelah
-
kiri.
Pus (+).
Kemerahan
(+)
7. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan invasi bakteri.
8. Rencana Tindakan
Diagnosa
Gangguan persepsi
Tujuan
Setelah
Intervensi
1. Memberikan
pendidikan
Rasional
1. Agar
membran
sensori pendengaran
dilakukan
berhubungan dengan
tindakan
tidak
dan
membersihkan
serumen
tidak
invasi bakteri di
keperawatan,
tandai dengan:
gangguan
DS:
sensori
telinganya sendiri.
semakin
masuk
dalam.
2. Memberikan
pendidikan
Klien
pendengaran
mengatakan
klien
pendengaran
berkurang.
2. Agar
membran
3. Kolaborasi pemberian
telinga sebelah
3. Mengobati infeksi.
therafi.
kiri berkurang.
DO:
-
Tampak keluar
cairan
dari
telinga sebelah
-
kiri.
Pus (+)
Kemerahan
(+)
9. Implementasi
Tanggal
09/09/201
Diagnosa Medis
Gangguan
9
Jam 13.30
persepsi sensori
pendengaran
berhubungan
dengan
bakteri
invasi
ke
Implementasi
Memperkenalkan diri.
S:
Mengkaji klien.
Melakukan irigasi telinga.
Memberikan
pendidikan
kesehatan :
a. Agar
tidak
mandi.
c. Jangan berenang.
d. Jangan makan makanan
menerima
kehadiran
mahasiswa.
Klien dan keluarga
keluhannya.
dengan sendiri.
b. Selalu
menutup O :
setiap
mengatakan keluhan-
membersihkan telingan
telinganya
Evaluasi
Klien
mampu
harus
yang pedas.
Berkolaborasi pemberian
obat tetes telinga. Alviler
( 2x4 tetes )
diperhatikan.
Dilakukan
telinga.
Telinga
bersih.
Pus berkurang.
irigasi
tampak