Bisnis Plan Benih Rosella
Bisnis Plan Benih Rosella
Bisnis Plan Benih Rosella
BUSSINES PLAN
Oleh :
Anggoro Putra Pradita
135040101111067
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini penggunaan obat herbal cenderung terus meningkat, baik di
negara yang sedang berkembang maupun di negara-negara maju. Peningkatan
penggunaan obat herbal ini mempunyai dua dimensi korelatif yaitu aspek medik
terkait dengan penggunaannya yang sangat luas diseluruh
dunia dan
aspek
ekonomi terkait dengan nilai tambah yang mempunyai makna pada perekonomian
masyarakat. Banyak orang yang telah menyadari efek samping yang ditimbulkan
obat-obat sintetik, terutama bila digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Sehingga masyarakat kembali dengan menggunakan obat tradisional yang
merupakan warisan nenek moyang. Jika dilihat prospek ke depan saat ini
membudidayakan tanaman obat hingga memproduksi berbagai olahan produk
seperti jamu, bahan makanan hinggakosmetika tradisional sangat baik dan cukup
menjanjikan.
Negara Indonesia berada didaerah tropis yang banyak keanekaragaman
tanaman yang ada di Indonesia. Berbagai macam tanaman dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pangan maupun bahan obat. Salah satu tanaman yang dapat
dijadikan bahan obat dan dihidangkan yaitu tanaman rosella merah yang dalam
bahasa latin Hibiscus sabdariffa L. Budidaya tanaman rosella merah ini sangatlah
mudah dan juga tidak memerlukan tempat yang luas untuk memenuhi kebutuhan
pribadi. Tanaman rosella merah memberikan banyak manfaat dibidang kesehatan.
Produk hasil olahan rosella merah ini juga beraneka ragam sehingga dapat
memikat masyarakat yang biasa mengkonsumsi produk herbal.
Namun pada
Alamat Perusahaan
Nomor Telepon
: 0813-5738-2939
Jenis Produk
: Benih Rosella
Mulai Berdiri
: 14 Juni 2016
Misi
:
1. Menggunakan teknik perbenihan yang unggul
2. Menentukan SOP saat pembibitan dengan teknik perbenihan
yang tepat
STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE AUDIT
DEWAN
KOMISARIS
Mahrus
Anggoro Putra
AUDIT
INTERNAL
DIREKTUR
UTAMA
Eva Sulistyana
A.N. Alhafid
Manajer Lapang
Manajer Keuangan
Manajer Pemasaran
Iqbalul M
Dita Atasa
Indriyanti B
Kepala bagian di masing-masing divisi untuk membantu pelaksanaan dan kerja Manajer
pot aau
dalam
rencana usaha kami yaitu dengan menggunakan pot atau polibag. Hal ini
dilakukan karena rosella sangat mudah dibudidayakan dan tidak terlalu
banyak membutuhkan lahan yang luas jika penanamannya dalam skala
kecil sehingga dapat menghemat biaya produksi. Media tanam yang
digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang yang telah diolah
terlebih dahulu. Tanah yang digunakan adalah tanah yang bertekstur ringan
dan subur.
Rosella yang ditanam pada polibag terkadang tidak optimal
pertumbuhannya
produksi
bunga
menjadi
berkurang.
Namun
jika
dilakukan dengan merendam biji ke dalam air selama 24 jam. Setelah itu
dipilih biji yang baik yang akan ditanam yaitu biji yang terendam dalam
air. Ciri-ciri biji yang baik yaitu biji yang memiliki bentuk yang baik dan
utuh, tidak terdapat luka, padat dan besar.
3. Penanaman
Pada sistem penanaman langsung, biji rosella yang telah masak
ditanam sebanyak 2-3 butir pada setiap polibag yang telah berisi media
tanam. Benih ditanam pada lubang yang berbeda di setiap polibag dan
diberi jarak. Setelah bibit berdaun 2-4 helai, maka dilakukan pemilihan
satu
tanaman
yang
menunjukkan
pertumbuhan
terbaik
untuk
mulai
ditanam pada media. Hal ini diperlukan untuk menjaga kebutuhan air
dankelembaban media terutama pada awal pertumbuhan. Setelah itu
penyiraman cukup dilakukan pada waktu pagi hari. Jangan melakukan
penyiraman pada waktu siang hari karena dapat mengganggu proses
fotosintesis
pada
tanaman.
Kekurangan
air
kadang
dapat
juga
dapat
mengakibatkan
pembusukkan
pada
akar
penyerapan
hara,
penghambatan
pembelahan
sel,
metabolis sekunder.
batang
tanaman.
Sedangkan
kandungan
selain
Indonesia.
pertumbuhan
Belalang
vegetatif
memakan
daun
yang
terganggu
sehingga
menyebabkan
hanya
sedikit
didalamnya.
Namun
apabila
cuaca
tidak
mendukung,
bisa
perlu
dilakukan lagi agar sisa-sisa kotoran maupun tanaman lain yang masih
menempel pada kelopak tidak terbawa pada saat kelopak dikemas.
e. Pengemasan
Bahan pengemas yang biasa digunakan di PT. Maju Jaya adalah bahan
yang terbuat dari plastik. Kelopak kering rosella dapat dikemas dalam
bentuk kemasan konsumen atau kemasan pedagang (curah) yang sesuai
dengan pesanan. Bahan pengemas harus bersifat netral atau tidak
menimbulkan reaksi dengan simplisia atau produk (inert) sehingga tidak
menyebabkan perubahan warna, rasa dan bau simplisia, serta tidak bersifat
racun (toksic) pada saat penyimpanan.
f. Penyimpanan
Kelopak rosella yang sudah kering, kemudian disimpan di tempat yang
terlindung dari cahaya dengan suhu 15-20C, kelembaban relatifrendah
dan berventilasi baik. Hal ini perlu diperhatikan agar pada saat
penyimpanan dapat mengurangi risiko timbulnya bakteri atau jamur pada
kelopak yang dapat menurunkan kualitas. Simplisia dalam bentuk kering
ini dapat disimpan sampai jangka waktu 6 bulan, asalkan ruang tempat
penyimpanannya sesuai standar ruang penyimpanan. Dalam pengelolaan
pasca panen sangat rentan dengan adanya kontaminasi mikroba jika
Sewa Lahan
Penyusutan
Peralatan
Cangkul
Gembor
Ember
Tangki
Sprayer
Oven
Gunting
Pemisah Biji
Mobil Taft
Kebutuhan Umur
Harga (Rp) Total
Ekonomis
Kebutuhan
(bulan)
(Rp)
600.000
Total Biaya
(Rp)
4
3
3
1
60
24
24
48
60.000
30.000
17.000
30.000
240.000
90.000
51.000
30.000
16.000
11.250
6.375
625
1
4
4
1
60
24
24
120
1.350.000
7.000
8.000
82.000.000
1.350.000
28.000
32.000
82.000.000
22.500
4.700
5.300
2.050.000
600.000
Sepeda Motor
120
10.000.000 10.000.000
Jumlah Biaya Tetap
250.000
2.966.750
Keterangan
Kebutuhan
Benih Rosella
pupuk
Pupuk kandang
6
Kol
Pestisida
Daun mimba segar 1
Kg
polibag
1000
Sachet
Kemasan Plastik
10
Pak
Tenaga kerja
Persemaian
1
HOK
Penyiapan Lahan
3
HOK
Penanaman
2
HOK
Pemeliharaan
6
HOK
Panen dan Pasca
4
HOK
Panen
Biaya Pemasaran
Biaya Listrik
Jumlah Biaya Variabel
3
4
5
6
7
8
Satuan
Bungkus
10 gr
Harga
Satuan
(Rp)
8.000
Jumlah
(Rp)
16.000
80.000
480.000
23.000
1.000
4.000
23.000
1.000.000
40.000
15.000
15.000
15.000
15.000
20.000
15.000
45.000
30.000
90.000
80.000
200.000
30.000
2.049.000
Untuk analisis usaha satu periode penanaman sekitar 3 bulan, dari luas
lahan 1500 m2 yang digunakan, populasi tanaman 1000 pohon, diasumsikan
mortalitas 10% karena terserang hama dan penyakit, tanaman mati dan tidak
berbuah. Tanaman rosella merah yang dibudidayakan akan menghasilkan tiga
jenis produk yang akan dijual yaitu produk kelopak basah, kelopak kering dan
benih rosella. Rata-rata benih yang dihasilkan untuk 1 kg buah adalah 50 gr.
Untuk pemasarannya kelopak rosella basah dan kering dikemas setiap 1 kg/unit
sedangkan untuk benih dikemas setiap 20 gr/unit. Adapun rincian total produksi
dapat dilihat pada Tabel 3.
Produk
Harga/Unit
Kelopak Basah
Rp. 5.000,00/kg
Kelopoak Kering Rp. 22.000,00/kg
benih
Rp. 4.500,00/kg
Jumlah
1. Biaya Total
Banyak
295
112
2250
2657
Rp. 1.475.000,00
Rp. 2.464.000,00
Rp. 10.125.000,00
Rp. 14.064.000,00
5. R/C Ratio (Revenue / cost ratio) atau Nilai Kelayakan Usaha Tani
R/C ratio
= Total Penerimaan : Total Biaya Produksi
= Rp 14.064.000,00 : Rp 5.015.750,00
= 2,80 ( R/C ratio > 1= layak)
6. B/C Ratio (Benefit /cost ratio) atau Nilai Keuntungan Usaha Tani
B/C ratio
= Keuntungan : Total Biaya Produksi
= Rp 9.048.250,00 : Rp 5.015.750,00
= 1,80 ( B/C ratio > 1= untung)
Apabila semua benih tanaman rosella telah terjual akan diperoleh
keuntungan sebesar Rp. 9.048.250,00.
dikembangkan apabila nilai revenue cost (R/C ratio) dan benefit cost (B/C
tersebut
diperoleh nilai R/C Ratio sebesar 2,80 sedangkan untuk B/C Ratio sebesar 1,80.
Hal ini menandakan usaha ini layak dan untuk dikembangkan karena berarti
setiapmengeluarkan Rp 100,00 maka akan diperoleh penerimaan senilai Rp.
280,00. Jadi semakin tinggi R/C Ratio maka berakibat semakin tinggi
pulapenerimaan yang diperoleh dan semakin tinggi B/C Ratio maka berakibat
semakin tinggi pula keuntungan yang diterima.
Dalam usaha yang akan kami jalankan ini berdasarkan struktur organisasi
yang dibentuk yang lebih spesifik pada divisi pembudidayaan, dimana ada dua
jenis pengusahaan di bawah divisi pembudidayaan yaitu ada kebun kecil dan
kebun besar. Kebun kecil mengusahakan lima tempat atau kebun yang masingmasing sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu budidaya dilakukan
selama 3 bulan dengan luas tanah 1500 m2. Begitu pula pada kebun besar, hanya
yang membedakan adalah kuantitas tempat yang digunakan. Kebun besar
mengusahakan sepuluh tempat atau kebun. Jadi dapat dihitung keuntungan yang
diperoleh sebagai berikut :
Kebun kecil
= 5 x keuntungan tiap kebun dengan luas tanah 1500 m2
= 5 x (Rp. 9.048.250,00)
= Rp. 45.241.250,00
Kebun Besar
= 10 x keuntungan tiap kebun dengan luas tanah 1500 m2
= 10 x (Rp. 9.048.250,00)
= Rp. 90.482.500,00
Total Keuntungan
= Kebun Kecil + Kebun Besar
= (Rp. 45.241.250,00 + Rp. 90.482.500,00)
= Rp. 135.723.750,00