LP Melena
LP Melena
LP Melena
membutuhkan
penanganan
segera.
Insiden
perdarahan
C. Etiologi
1. Adanya luka atau pendarahan di lambung atau usus.
Kelainan di lambung Gastritis erisova hemoragikadapat menyebabkan
terjadinya hematemesis melena bersifat tidak masif dan timbul setelah
penderita minum obat-obatan yang menyebabkan iritasi lambung.
Sebelum muntah penderita mengeluh nyeri ulu hati.
2. Tukak lambung
Tukak lambung Penderita mengalami dispepsi berupa mual, muntah,
nyeri ulu hati dan sebelum hematemesis didahului rasa nyeri atau
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan yaitu pemeriksaan darah
rutin berupa hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, pemeriksaan
hemostasis lengkap untuk mengetahui adanya kelainan hemostasis,
pemeriksaan fungsi hati untuk menunjang adanya sirosis hati,
pemeriksaan fungsi ginjal untuk menyingkirkan adanya penyakit gagal
ginjal kronis, pemeriksaan adanya infeksi Helicobacter pylori.
2. Pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi
Merupakan pemeriksaan penunjang yang paling penting karena dapat
memastikan diagnosis pecahnya varises esofagus atau penyebab
perdarahan lainnya dari esofagus, lambung dan duodenum.
3. Kontras Barium (radiografi)
a. Barrium Foloow through.
b. Barrium enema
Bermanfaat untuk menentukan lesi penyebab perdarahan. Ini dilakukan
atas dasar urgensinya dan keadaan kegawatan.
4. Ongiografi
Bermanfaat untuk pasien-pasien dengan perdarahan saluran cerna yang
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan perdarahan pada melena yaitu:
1. Penatalaksanaan umum/suportif
Penatalaksanaan ini memperbaiki keadaan umum dan tanda vital. Kita
harus secepatnya memasang infus untuk pemberian cairan kristaloid
(seperti NaCL 0.9% dan lainnya) ataupun koloid (plasma expander)
sambil menunggu darah dengan/tanpa komponen darah lainnya bila
diperlukan. Pasien harus diperiksa darah perifer (hemoglobin,
hematokrit, leukosit dan trombosit) tiap 6 jam untuk memonitor
aktifitas perdarahan. Sebaiknya bila dicurigai adanya kelainan
pembekuan darah seperti Disseminated Intravascular Coagullation
(DIC) dan lainnya, harus dilakukan pemeriksaan pembekuan darah
seperti masa perdarahan, masa pembekuan, masa protrombin, APTT,
masa trombin, Burr Cell, D dimmer dan lainnya. Bila terdapat kelainan
pembekuan darah harus diobati sesuai kelainannya. Pada penderita
dengan hipertensi portal dimana perdarahan disebabkan pecahnya
varises esofagus dapat diberikan obat somatostatin atau oktreotide.
Selain pengobatan pada pasien perdarahan perlu diperhatikan
pemberian nutrisi yang optimal sesegera mungkin bila pasien sudah
tidak perlu dipuasakan lagi , dan mengobati kelainan kejiwaan/psikis
bila ada, dan memberikan edukasi mengenai penyakit pada pasien dan
keluarga misal memberi tahu mengenai penyebab perdarahan dan
bagaimana cara-cara pencegahaan agar tidak mengalami perdarahan
lagi.
2. Penatalaksanaan khusus
Pada perdarahan karena kelainan non varises, dilakukan suntikan
adrenalin di sekitar tukak atau lesi dan dapat dilanjutkan dengan
suntikan etoksi-sklerol atau obat fibrinogen-trombin atau dilakukan
terapi koagulasi listrik atau koagulasi dengan heat probe atau terapi
laser, atau koagulasi dengan bipolar probe atau yang paling baik yaitu
hemostatik dengan terapi metal clip. Bila pengobatan konservatif,
hemostatik endoskopik gagal atau kelainan berasal dari usus halus
dimana skop tak dapat masuk dapat dilakukan terapi embolisasi arteri
Tirah baring
Diit makanan lunak
Pemeriksaan Hn, Ht setiap 6 jam pemberian transfusi darah
Pemberian transfusi darah apabila terjadi perdarahan yang luas
Pemberian infus untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan
Pengawasan terhadap tanda tanda vital pasien
Dilakukan klisma dengan air biasa disertai pemberian antibiotika yang
tidak diserap oleh usus, sebagai tindakan sterilisasi usus. Tindakan ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan produksi amoniak
oleh bakteri usus, dan ini dapat menimbulkan ensefalopati hepatik.
G. Komplikasi
1. Syok hipovolemik, disebut juga dengan syok preload yang ditandai
dengan menurunnya volume intravaskuler oleh karena perdarahan.
dapat terjadi karena kehilangan cairan tubuh yang lain. Menurunnya
volume intravaskuler menyebabkan penurunan volume intraventrikel.
Pada klien dengan syok berat, volume plasma dapat berkurang sampai
lebih dari 30% dan berlangsung selama 24-28 jam.
2. Gagal Ginjal Akut, terjadi sebagai akibat dari syock yang tidak teratasi
dengan baik. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syock, diobati
dengan menggantikan volume intravaskuler.
3. Penurunan kesadaran, terjadi penurunan transportasi O2 ke otak,
sehingga terjadi penurunan kesadaran.
4. Ensefalopati, terjadi akibat kersakan fungsi hati di dalam menyaring
toksin di dalam darah. Racun-racun tidak dibuang karena fungsi hati
Rencana keperawatan
NOC:
NIC :
1.
Fluid balance
Definisi: berisiko
2.
Hydration
3.
Nutritional
Fluid management
Status
aktif
-Penyimpangan yang
mempengaruhi abses cairan
-kehilangan berlebihan
melalui rute normal (mis,
diare)
-Kegagalan fungsi regulator
1.
diperlukan
2.
Pertahankan catatan
intake
dan
output
yang akurat
3.
hasil:
Timbang
popok/pembalut jika
-Kurang pengetahuan
Intervensi
Monitor
status
hidrasi (kelembaban
1. Mempertahankan
membran
mukosa,
nadi
adekuat,
tekanan
normal,
ortostatik
2. Tekanan
urine
darah, nadi,
4.
turgor
jika
Monitor
hasil
lab
dehidrasi,
),
diperlukan
normal
3. Tidak
darah
retensi
Elastisitas
kulit
(BUN
Hmt
osmolalitas
urin,
mukosa
albumin,
total
protein )
membran
baik,
cairan
5.
terhadap
setiap 15menit 1
dan
irama
jam
6.
Hmt
Kolaborasi
pemberian cairan IV
7.
Hb,
Monitor
status
nutrisi
8.
7. pH
9.
normal
8. Intake
Berikan penggantian
nasogatrik
oral
dan
sesuai
output
intravena adekuat
(50
100cc/jam)
10. Dorong
keluarga
untuk
membantu
pasien makan
11. Kolaborasi
jika
dokter
tanda
berlebih
cairan
muncul
meburuk
12. Atur
kemungkinan
tranfusi
13. Persiapan
untuk
tranfusi
14. Pasang
kateter jika
perlu
15. Monitor
intake dan
Resiko perdarahan
Definisi:
Beresiko mengalami
penurunan volume darah
yang dapat mengaggu
kesehatan
Faktor resiko
-Aneurisme
NOC:
NIC :
1.
2.
Blood koagulation
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam dengan
1.
perdarahan
2.
kriteria hasil:
1.
dan hemtemesis
3.
2. Kehilangan
darah
sebelum
sesudah
dan
terjadinya
perdarahan
Monitor
nilai
(koagulasi)
lab
yang
-Sirkumsisi
3.
-Defisiensi pengetahuan
- Riwayat jatuh
-Gangguan fungsi (mis,
sirosis hepatitis)
yang terlihat
Tekanan
dan trombosit
4.
hematokrit
batas normal
7. Plasma, PT,
fase
perdarahan aktif
6.
dan
dalam
PTT
pervagina
5. Tidak ada distensi
abdominal
6. Hemoglobin
TTV
ortostatik
5.
perdarahan
Monitor
Kolaborasi
dalam
pemebrian
produk
darah
7.
yang
menyebabkan
perdarahan
8.
Hindari
mengukur
Hindari
pemberian
aspirin
dan
antikoagulan
10.
Anjurkan
pasien
untuk meningkatkan
intake makanan yang
banyak mengandung
vitamin K
11.
Hindari
konstipasi
terjadinya
dengan
menganjurkan untuk
mempertahankan
intake cairan yang
adekuat
dan
pelembut feses
12.
Bleeding reduction
13.
Identifikasi
penyebab
perdarahan
14.
Monitor
cairan
status
intake
dan
output
15.
Monitor
penentu
pengiriman oksigen
ke jaringan
16.
Hindari PH lambung
yang ekstrim
17.
Dokumentasi warna
jumlah,
dan
konsistensi feses
18.
19.
Monitor
status
nutrisi pasien
20.
Berikan
cairan
intavena
21.
Hindari penggunaan
aspirin
dan
ibuproven
22.
Observasi
adanya
perdarahan
23.
Bleeding rduction
Resiko Infeksi
Definisi :
Mengalami peningkatan
resiko terserang organisme
patogenik
Faktor-faktor resiko:
1. Penyakit kronis :
2.
DM dan Obesitas
Pengetahuan yang
tidak cukup untuk
menghindari
pemanjangan
3.
patogen
Pertahanan
asuhan keperawatan
selama . X 24 jam
kekebalan px
:
1. Klien bebas dari
bila perlu
4. Instruksikan
pada
pengunjung
untuk
proses
penularan
adekuat : gangguan
yang memengaruhi
peritalsis,
penularan
kerusakan
penatalaksanaanny
kateter
IV,
prosedur invasif) ,
perubahan sekresi
pH,
penurunan
pertahanan
meninggalkan px
5. Gunakan
sabun
antimikroba
untuk
cuci tangan
6. Cuci tangan setiap
mencegahtimbunya
kolaboratif
7. Gunakan
infeksi
4. Jumlah
leukosit
stasis
jaringan)
Ketidak adekuatan
berkunjun
tindakan
merokok,
destruksi
setelah
dan
sesudah
sehat
trauma
berkunjung
kemampuan untuk
lama,
mis,
dan
ketuban
pengunjung
sebelum
perilaku
jaringan
serta
a
3. Menunjukkn
setelah
isolasi
3. Batasi
penyakit , faktor
(pemasangan
lingkungan
meningkat dengan KH
kulit
NIC :
Kontrol Infeksi
1. Bersihkan
dipakai px lain
2. Pertahankan teknik
diharapkan status
infeksi
2. Mendeskripsikan
tubuh
integritas
4.
NOC :
Setelah dilakukan
hidup
baju,sarung
tangan
sebagai
alat
pelindung
8. Pertahankan
lingkungan
aseptik
selama pemasangan
alat
9. Ganti
perifer
letak
IV
dan
line
utk
sekunder
penurunan
menurunkan infeksi
Hb,
kandung kemih
11. Tingkatkan intake
imunosupresan
(mis.
Imunitas
didapat
tidak
aekuat,
agen
farmaseutikal
imunosupresan,ster
antibodi
monoklonal,
imunomudulator,su
oresi
5.
inflamasi)
Vaksinasi
6.
adekuat
Pemajangan
terhadap
infeksi)
13. Monitor tanda dan
gejala
infeksi
respon
granulosit, WBC
15. Monitor kerentanan
tidak
terhadap infeksi
16. Pertahankan teknik
patogen
lingkungan
7.
8.
terapi
(proteksi
termasuk
oid,
nutrisi
12. Berikan
meningkat : wabah
Prosedur invasif
Malnutrisi
aseptik pd px yg
beresiko
17. Pertahankan teknik
isolasi k/p
18. Berikan perawatan
kulit
pada
area
epidema
19. Inspeksi kulit dan
membran
mukosa
terhadap kemerahan,
panas dan drainase
20. Inspeksi
kondisi
luka/insisi bedah
21. Dorong
masukan
nutrisi yg cukup
22. Dorong
masukan
cairan
23. Dorong istirahat
24. Instruksikan px utk
minum
antibiotik
sesuai resep
25. Ajarkan px
dan
cara
menghindari infeksi
27. Laporkan
kecurigaan infeksi
28. Laporkan
kultur
positif
Nyeri akut
NOC
Definisi:
1.
2.
3.
yang
akibat
kerusakan
jaringan
frekuensi
Pain level
Pain control
Comfort level
kriteria hasil :
tidak
NIC
1.
1. Lakukan
pengkajian
nyeri
secara
Mampu
mengontrol nyeri
(tahu
penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan
komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi,
teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri,
Pain management
mencari
bantuan)
2. Melaporkan
bahwa
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan
teknik
komunikasi
nyeri
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu
mengenali
presipitasi
2. Observasi
nyeri
(skala, intensitas,
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
4. Kaji kultur yang
mempengaruhi
respon nyeri
pernafasan
e. Laporan isyarat
f. Diaphoresis
g. Perilaku distraksi (mis:
berjalan
mondar-mandir
aktivitas
lain,
frekuensi,
dan
tanda nyeri)
4. Mampu
menyatakan rasa
nyaman
setelah
nyeri berkurang
5. Evaluasi
pengalaman nyeri
masa lampau
6. Evaluasi bersama
pasien
dan
tim
kesehatan
lain
tentang
ketidakefektifan
menangis)
i. Masker wajah (mis, mata
lampau
7. Bantu pasien dan
keluarga
untuk
kacau,
mencari
dan
gerakan
mata
interaksi
orang
dan
lingkungan)
l. Indikasi nyeri yang dapat
diamati
m. Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
n. Sikap tubuh melindungi
o. Dilatasi pupil
p. Melaporkan nyeri secara
verbal
q. Gangguan tidur
Factor yang berhubungan :
menemukan
dukungan
8. Control
lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan
kebisingan
9. Kurangi
dan
factor
presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi
dan
interpersonal )
11. Kaji
tipe
dan
sumber
nyeri
untuk menentukan
intervensi
12. Ajarkan
tentang
teknik
non
farmakologi
13. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi
keefektifan kontrl
nyeri
15. Tingkatkan
istirahat
16. Kolaborasi dengan
dokter
jika
ada
keluhan
dan
tindakan
nyeri
tidak berhasil
17. Monitor
penerimaan pasien
tentang
manajemen nyeri.
Analgesic
Administration
1. Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas
derajat
dan
nyeri
sebelum
pemberian obat
2. Cek
instruksi
dokter
tentang
yang
diperlukan
atau
kombinasi
dari
analgesic
ketika
pemberian
tipe
rute
pemberian
dan
dosis optimal
7. Pilih
rute
pemberian secara
IM,
IV,
pengobatan
untuk
nyeri
secara teratur
8. Monitor vital sign
sebelum
dan
sesudah pemberian
analgesic pertama
kali
9. Berikan analgesic
tepat
waktu
tanda
gejala.
dan
Ketidakseimbangan
NOC
Nutrition
asuhan keperawatan
Management
diharapkan masalah
makanan
4. Berat badan 20%
atau lebih dibawah
berat badan ideal
5. Kerapuhan kapiler
6. Diare
7. Kehilangan rambut
8.
Setelah dilakukan
x 24 jam
1.
2.
3.
NIC
berlebihan
Bising
usus
keperawatan
makanan
adekuat
13. Kesalahan
14.
konsepsi
Kesalahan
informasi
15. Membrane mukosa
pucat
alergi makanan
Kolaborasi
untuk
menentukan
teratasi dengan
jumlah
kalori
Kriteria Hasil :
dibutuhkan
1. Adanya
peningkatan
badan
berat
3.
meningkatkan
dengan tujuan
2. Berat badan ideal
sesuai
dengan
pasien
Anjurkan pasien
untuk
sesuai
4.
intake Fe
Anjurkan pasien
untuk
tinggi badan
3. Mampu
meningkatkan
tanda malnutrisi
5. Menunjukkan
asupan
2.
makanan
12. Penurunan
dengan
adanya
kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-
badan
Kaji
ketidakseimbangan
hiperaktif
9. Kurang makanan
10. Kurang informasi
11. Kurang minat pada
berat
1.
mengidentifikasi
protein
dan
5.
vitamin C
Berikan
6.
substansi gula
Yakinkan diet
peningkatan fungsi
yang
pengecapan
mengandung
menelan
6. Tidak
penurunan
dari
tinggi
terjadi
serat
untuk mencegah
berat
dimakan
7.
konstipasi
Berikan
makanan
terpilih
yang
(sudah
16.
Ketidakmampuan
dikonsultasikan
memakan makanan
17. Tonus
otak
18.
menurun
Mengeluh
gangguan
19.
8.
ahli
gizi)
Ajarkan pasien
bagaimana
sensasi
membuat
rasa
Mengeluh asupan
catatan
makanan
makanan harian
Monitor jumlah
kurang
dari
RDA
(Recommended
20.
dengan
Daily Allowance)
Cepat
kenyang
setelah makan
21. Sariawan
rongga
9.
nutrisi
dan
kandungan
kalori
10. Berikan
informasi
tentang
mulut
22. Steatorea
23. Kelemahan
otot
pengunyah
24. Kelemahan
otot
kebutuhan
untuk menelan
Faktor-faktor yang
berhubungan :
1. Faktor Biologis
2. Faktor Ekonomi
3. Ketidakmampuan
nutrisi
11. Kaji
kemampuan
pasien
untuk
mendapatkan
nutrisi
yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
untuk
mengabsorbsi
1. BB pasien dalam
nutrient
4. Ketidakmampuan
batas normal
2. Monitor adanya
menelan makanan
Ketidakmampuan
penurunan berat
5.
untuk
6.
mencerna
makanan
Faktor psikologis
badan
3. Monitor tipe dan
jumlah
yang
aktivitas
biasa
dilakukan
4. Monitor interaksi
dan
tidak
selama
jam
makan
7. Monitor
kulit
kering
dan
perubahan
pigmentasi
8. Monitor
turgor
kulit
9. Monitor
kekeringan,
rambut
kusam,
total
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
14. Monitor
kalori
NOC :
NIC :
Batasan karakteristik
Perilaku
Anxiety level
Penurunan
produktivitas
Gerakan yang ireleven
Gelisah
Melihat sepintas
Insomnia
(penurunan
kecemasan) :
Coping
1. Gunakan
Kriteria Hasil :
1. Klien
Anxiety reduction
pendekatan
mampu
mengidentifikasi
yang
menenangkan
2. Nyatakan
dan
dengan
mengungkapkan
harapan
gejala cemas
2. Mengidentifikasi,
terhadap
perilaku pasien
3. Jelaskan semua
mengungkapkan,
buruk
dan menunjukkan
prosedur
Mengekspresikan
teknik
apa
kekhawatiran karena
perubahan peristiwa
hidup
Agitasi
Mengintai
untuk
mengontrol cemas
3. Vital sign dalam
batas normal
4. Potur
tubuh,
ekspresi
wajah,
aktivitas
menunjukkan
jelas
dan
yang
disarankan
selama prosedur
4. Pahami
perspektif
pasien terhadap
situasi stress
5. Temani pasien
Tampak waspada
berkurangnya
untuk
kecemasan.
memberikan
keamanan
Affektif
Gelisah, distres
Kesedihan yang
dan
mengurangi
takut
6. Dorong
keluarga
untuk
mendalam
menemani anak
7. Lakukan
Ketakutan
back/neck rub
8. Dnegarkan
dengan
penuh
perhatian
9. Identifikasi
tingkat
kecemasan
10. Bantu
pasien
mengenal situasi
yang
membuat
kecemasan
11. Dorong pasien
untuk
Peningkatan
mengungkapkan
kewaspadaan
perasaan,
Iritabilitas
Gugup senang
berlebihan
Rasa nyeri yang
meningkatkan ketidak
ketakutan,
persepsi
12. Instruksikan
pasien
melakukakn
teknik relaksasi
13. Berikan
obat
berdayaan yang
untuk
persisten
mengurangi
Bingung/tidak percaya
kecemasan
diri
Khawatir
Fisiologis
Wajah tegang, tremor
tangan
Peningkatan keringat
Peningkatan
ketegangan
Gemetar, tremor
Suara bergetar
Simpatik
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Diare, mulut kering
Wajah merah
Jantung berdebar
debar
Peningkatan tekanan
darah
Peningkatan denyut
nadi
Peningkatan refleks
Peningkatan frekuensi
pernapasan
Pupil melebar
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi
superfisial
Lemah, kedutan otot
Parasimpatik
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan darah
Penurunan denyut nadi
Diare, mual, vertigo
Letih, gangguan tidur
Kesemutan pada
ekstrimitas
Sering berkemih, anyang
anyangan
Dorongansegera
berkemih
Kognitif
Menyadari gejala
fisiologis
Bloking pikiran,
konfusi
Penurunan lapang
persepsi
Kesulitan
berkonsentrasi
Penurunan kemampuan
untuk belajar
Penurunan kemampuan
untuk memecahkan
masalah
Ketakutan terhadap
konsekuensi yang tidak
spesifik
Lupa, gangguan
perhatian
Khawatir, melamun
Cenderung
menyalahkan orang
lain
Faktor yang
berhubungan
Perubahan dalam status
kesehatan
Intoleransi aktivitas
NOC
NIC
Definisi :
Energy conservation
Activity therapy
Ketidakcukupan energi
Activity tolerance
1. Respon
darah
tekanan
abnormal
terhadap aktivitas
2. Respon
frekuensi
jantung
abnormal
terhadap aktivitas
3. Perubahan
EKG
dalam
aritmia
4. Perubahan
EKG
mencerminkan
iskemia
5. Ketidaknyamanan
merencanakan
1. Berpartisipasi
program
aktivitas
tanpa
2.
terapi
yang tepat
Bantu klien untuk
disertai
mengidentifikasi
peningkatan
aktivitas
tekanan
darah,
3.
nadi dan RR
2. Mampu
yang
mampu dilakukan
Bantu memilih
aktivitas
melakukan
konsisten
aktivitas sehari
sesuai
hari
kmpuan
secara
mandiri
3. Tanda
mencerminkan
tenaga
rahabilitasi nedik
Kriteria hasil :
fisik
Batasan karakteristik :
Kolaborasikan
dengan
dalam
dilakukan.
1.
psikologi,
tanda
vital normal
4. Energy
psikomotor
normal
5. Level kelemahan
4.
social
Bantu
yang
dengan
fisik,
dan
untuk
mengidentifikasi
dan mendapatkan
sumber
yang
setelah aktivitas
6. Dipsnea
setelah
menurun
6. Mapu berpindah
aktivitas
7. Menyatakan merasa
letih
8. Menyatakan merasa
lemah
berhubungan :
baring
baik
9. Status
/
imobilisasi
2. Kelemahan umum
3. Ketidak seimbangan
suplai
aktivitas
5.
dan
adekuat
respirasi
6.
krek
Bantu
untuk
mngidentifikasi
gad,
kegiatan
ventilasi
7.
dan
kebutuhan oksigen
4. Imobilitas
5. Gaya
hidup
diinginkan
Bantu
untuk
bantuan aktivitas
status
pertukaran
yang
mendapatkan alat
kardiopulmonari
adekuat
8. Sirkulasi
Faktor yang
1. Tirah
bantuan alat
7. Status
diperlukan untuk
yang
disukai
Bantu klien untuk
membuat jadwal
8.
di waktu luang
Bantu
pasien/keluarga
monoton
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
9.
beraktivitas
Sediakan
penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
10. Bantu
pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatantual
11. Monitor respon
fisik,
emosi,
Risiko Syok
Definisi :
Berisiko
terhadap
ketidakcukupan
aliran
seluler
yang
mengancam jiwa.
Faktor tisiko :
1. Hipotensi
2. Hipovelemi
3. Hipoksemia
4. Hipoksia
5. Infeksi
6. Sepsis
7. Sindrom respons
inflamasi sistemik
NOC
NIC
Syok prevention
Syok prevention
Syok management
1.
Kriteria hasil :
status
sirkulasi
BP.
1. Nadi
dalam
batas
yang
kulit,
dalam
batas
yang diharapkan
3. Frekuensi nafas
dalam
pernapasan
dalam
batas
yang diharapkan
5. Irama jantung
dalam
2.
dan
kapiler refill.
Monitor
tanda
3.
4.
pernapasan
Monitor
input
5.
dan output
Pantau
nilai
laboratorium
(HB, HT, AGD,
6.
yang diharapkan
perifer,
jaringan
Monitor suhu dan
yang diharapkan
6. Irama
batas
nadi
oksigenasi
batas
pernapasan
ritme,
inadekuat
batas
yang diharapkan
4. Irama
denyut
diharapkan
2. Irama jantung
dalam
Monitor
dan elektrolit)
Monitor
hemodinamik
invansi
yang
7. Natrium serum
dalam
normal
8. Kalium
batas
serum
dalam
batas
yang normal
9. Klorida serum
dalam
batas
normal
10. Kalsium serum
dalam
batas
normal
11. Magnesium
serum
dalam
batas normal
12. Ph darah serum
dalam
batas
normal
13. Hidrasi
14. Indicator :
15. Mata
cekung
tidak ditemukan
16. Demam
tidak
tekanan
darah
dalam
batas
8.
9.
awal syok
tempatkan pasien
tanda
pada
posisi
supine,
kaki
elevasi
untuk
peningkatan
preload
dengan
tepat
10. lihat dan pelihara
kepatenan
jalan
nafas
11. berikan cairan iv
dan
atau
oral
yang tepat
12. berikan
vasodilator yang
tepat
13. ajarkan keluarga
pasien
normal
17. Hematokrit
normal
sesuai
Monitor
dan
ditemukan
dalam
7.
batas
dan
tentang
pasien
langkah
untuk mengatasi
gejala syok
Syok Management
1. Monitor
fungsi
neurologis
2. Monitor
fungsi
renal
3. Monitor ttv
4. Monitor
status
cairan input dan
output
5. Catat gas
darah
Daftar Pustaka