Materi Endoskopi
Materi Endoskopi
Materi Endoskopi
ENDOSCOPY
1. 1
Pengertian endoscopy
Prosedur diagnostik untuk menentukan baik terapi ataupun diagnostik
Seperangk
at
alat
endoskopi
uppper
Suction
Wiper
Spooling
Tempat
masuknya
forcef
biopsi, ligasi
1.3
Kontraindikasi
a. Mutlak
- Infark miokard akut
- Perforasi organ abdomen
- Hemodinamik tidak stabil
b. Relative
- Kesadaran menurun
- Ensephalopati hepatic
- Diverticulum zenker
- Gagal jantung
- Infeksi paru berat
- Sesak nafas
- Aneurisma torakal
- Gastritis korosif akut yang berat
1.4.
Persiapan pasien
Pasien yang akan dilakukan endoscopy sebaiknya:
-
1.4.2
Persiapan alat
- Xylocain spray
- Mouth gage
- Spuit 3 cc
- Monitor saturasi dan tekanan darah
- Oksigen 3 lt/mt dan nasal kanul
- kom besar 2, berisi air steril dan aseptic zink
- Spuit 50cc
- sarung tangan
- Forcep biopsi
- Pot biopsi
- Seperangkat alat endoskopi upper
untuk melihat dua bagian duodenum. Amati mucosa selama insersi scope.
Prosedur tindakan secara ringkas:
- Melaui mouth piece ujung endoskopi dimasukan ke dalam mulut,
farink, sfingter esophagus superior dan masuk ke dalam esophagus.
- Esophagus dievaluasi lalu diteruskan ke sfingter esophagus inferior dan
masuk ke dalam gaster dengan mengevaluasi di daerah sfingter
8
esophagus inferior.
- Evaluasi dilanjutkan di daerah kardia, fundus, korpus dan antrum.
- Melalui pylorus endoskopi dimasukan ke dalam bulbus dan pars desenden
duodenum. Daerah papila dieksplorasi
1. 4.4 Endoskopi secara lengkap
Eseophagus
Terbagi atas 3 bagian yaitu:
1) Cervical esophagus
Mulai dari cricopharingeal spincter, yaitu 16 cm dari incisors
2 - 3 cm ke bawah.
2) Intrathoric
Panjang 20 cm berakhir di esophagus, masuk ke dalam cavity
abdominal melalui diafragma, panjangnya 38-40 cm incisor.
3) Intraabdominal
Dapat dilihat selama endoscopy, berakhir di osophagastric
junction dan spinkter esophagus bawah.
Gambar 1 complite examination upper endoscopy
Keterangan:
a. Proksimal esophagus
b. distal esophagus
c. lambung
d. lesser curvatur
e. antrum ke bawah ke pylorus
f. duodenul bulb
g.bagian kedua duodenum
h. fundus & lesser curvature
i. gastric side of cardia
Gambar 2 anatomic normal
DSCI1356.AVI
c. esophagostic junction
d. gastric body
e. antrum
f. kontraksi antral
g. duodenum bulb
h. bagian kedua duodenum
i. bagian kedua duodenum dengan papila visible
j. retroflek view antrum dan pylorus
k.retroflek gastric body
l.retroflek view cardiac dan fundus
Gambar 3 Stomach
11
12
Esofagus
Fundus
e
1
<
mm,
(gmb a)
(gmb a bawah)
Diameter > 5-10 mm, berliku-liku, Diamter > 5-10 mm, termasuk
padat meluas ke atas mid esofagus varices soliter polipoid. (gmb
(gmb b atas)
b bawah)
Diameter > 10 mm, memenuhi lumen Diameter
>
10
mm,
Gambar a
Gambar b
13
Gambar c
1.4.5
1)
Injeksi
diusahakan tetapi terkait denga komplikasi substansi seperti dinding necrosis, dan
strictur, selanjutnya perdarahan ulang setelah scleroterapi kemungkinan tinggi.
Cyanoacrylate adalah cairan dengan
digunakan
dengan darah secara cepat akan berpolimerasi menjadi substansi yang keras,
cyanoacrilate mencolok lumen mengusir lumena varises, menjadi scar disis
mucosa. Alat injeksi harus dicek sebelum dipergunakan pastikan dapat dilakukan
retraksi secara penuh , bisa menonjol keluar sheat, untuk injeksi varises fundal
jarum harus lebih panjang 2-3 cm dari sheat keluar, akibat retrofleksi endoscope
cenderung lebih pendek dari insersi kateternya. Silicon oil diterapkan pada ujung
endoscope selama working channel bekerja. Cyanoacrylate bsa ditambah aloquots
0,5 ml bagi esophagus, dan 1 ml bagi gastric.
Scleroterapi dapat menghentikan perdarahan esophagus akut, dengan
beberapa prosentase
tinggi juga, mekanismenya seperti efek temponade primer dengan scelorant yang
banyak. Scleroterapi cocok untuk sirkumferensia fibrosis, scleroterapi juga akan
15
16
17
2)
Ligator
Ligasi
Varises
esofhagosgastric,
terjadi
pada
sirosis
hepatis
sekitar
Ligasi
direkomendasikan
bagi
esophagogastric
junction
untuk
menghindari strictur
4 hari setelah ligasi dapat terjadi trombus, dan
tampak scar.
Perawatan pasien post operasi ligasi 6 jam makan diet cair, setelah itu
1 minggu kemudian
makanan lunak
Band ligasi
Keterangan:
1. band ligasi
2. triger
3.kranking handle
4. loading catheter
5. irigasi adaptor
Dilakukan di distal poin varises kolom dibawah gastroesophageal
jungtion.
melalui adaptor irigasi yang telah ditargetkan varix, ujung dari endoscope yang
angulated ke arah itu dan hisap terus menerus sampai varix yang tersedot ke
dalam cilinder secara tepat. Penting untuk dipertahankan, hisap sampai varises
tersedot.Perawatan pasca ligasi, diet cair dalam 24 jam.
20
21
3)
4)
Clips
Perdarahan non varises dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu
a. Thermal
- Monopolar koagulation
- Bipolar koagulation
- Argon plasma koagulation
- Heater probe koagulation
- Laser koagulation
b.Non thermal
- Injection
- Hemo klip
Hemoklip
Hemoklip adalah sejenis ligasi perdarahan, yang dicapai dengan
Mengidentifikasi perdarahan
23
24
25
GAMBARAN
NILAI
2
1
26
KLINIS
Kesadaran
Sadar,
Warna
baik
Merah
perlu
orientasi Dapat
Tak
dapat
dibangunkan
dibangunkan
muda, Pucat kehitaman Sianosis
O2
agar perlu
O2
agar Dengan
saturasi
Aktivitas
90%
Empat ekstremitas Dua
90%
ekstremitas Ekstremitas tidak
Respirasi
bergerak
bergerak
bergerak
Dapat nafas dan Nafas dangkal dan Apneu
kardiovaskular
batuk
Tekanan
sesak nafas
obstruksi
darah Tekanan
darah Tekanan
berubah 20-30%
atau
darah
berubah 50%
2)
3)
Midazolam
Absorbsi
0,1 mg/kg bb (IV). Injesi midazolam menyebabkan iritasi vena yang minimal,
kadang dapat menyebabkan tromfoplebitis.
Distribusi
dalam air, waktu paruhnya sekitar 2 jam dengan bersihan 6-11 ml/ menit per kg.
Ekskresi
Pethidin
Absorbsi
Cepat
dengan
kadar
plasma
pundak
sekitar
20-60
jam, pada pasien dengan sirosi hati, bioavaibilitas meningkat 80% dan waktu
paruhnya memanjang.
Ekskresi
: Produk akhir
Pada
beberapa
individu
memicu
pengeluaran
histamin
yang
meminbulkan penurunan yang besar pada resistensi vaskuler sistemik dan tekanan
darah arteri. Respirasi : menyebabkan depresi pernafasan dan pada orang yang
rentan dapat terjadi bronkospasme terkait histamin. SSP: terkadang menyebabkan
eksitasi SSP yang ditandai dengan tremor, muscle twitches dan kejang.
Gastrointestinal: opioid secara umum memperlambat pengosongan lambung
dengan menurunkan peristaltik. Dapat terjadi kolik bilier akibat kontraksi yang
dirangsang opioid pada sfingter oddi.
28
LOWER ENDOSCOPY
1.
Colonoscopy
Colonoscopy adalah jenis pemeriksaan untuk menentukan adanya polip
atau tumor didalam keseluruhan colon, yaitu dengan cara memasukan tube
fleksibel yang panjang dimasukan ke dalam anus, ke atas ke dalam colon yang
memungkinkan dokter untuk melihat pollyp atau karsinoma.
Indikasi colonoscopy
1) Evaluasi abnormal barium enema
2) Evaluasi unexplained gastrointestinal bleeding
3) Hematochezia
4) Melena after upper GI source
5) Presence of fecal blood
6) Unexplained iron-deficiency / anemia
7) Pengamatan setelah pengangkatan adenoma
8) Pengamatan setelah resecsi ca colorectal
29
9) Intraoperatif lesi
10) Treatment bleeding
11) Eksisi polip colon
12) Decompresi of acut non toxic mengacolon
13) Paliative treatmen
14) Marking neoplasma for treatment
Kontra Indikasi
1) Toxic megacolon
2) Colitis fullminan
3) Clonic perforasi
2.
tradisional yang dapat meningkatkan air dalam saluran cerna dan menstimulasi
peristaltik.
Petunjuk penggunaan :
1)
Selama 2-3 hari sebelum kolonoskopi pasien makan bubur kecap atau
makanan cair yang jernih dan diharuskan minum (2-3 liter/hari)
2)
3)
1.
2.
Persiapan hari ke II
a.Bubur dan kecap 1x pagi
b.Diet cair dan hanya boleh minum (susu, teh manis dan air putih)
c.Jam 16.00 (4 sore) minum garam inggris 30 gr/1 bungkus boleh
dicampur dengan air manis gelas
d.Jam 19.00 (7 malam) minum garam inggris 30 gr, dan diteruskan
dengan minum air yang banyak.
30
3.
Pemberian fleet
Sehari sebelumnya diet cair hanya boleh minum saja (susu, teh
manis, air putih dan entrasol)
2.
Jam 16.00 wib minum fleet oral 45 cc boleh dicampur dengan teh
manis gelas
3.
Jam 19.00 wib minum fleet oral 45 cc boleh dicampur dengan teh
manis gelas dilanjutkan dengan minum yang banyak
4.
Jam 05.00 wib fleet dengan enema, dimasukan ke anus dan minum
terus dilanjutkan sampai pemeriksaan dilakukan.
5.
Tindakan Keperawatan
1)
2)
3)
2.
Prosedur pelaksanaan
Persiapan alat yang dilakukan di COT lt 4
Alat :
1) Seperangkat Scope colonoscopy
31
32
33
3.
Polipectomy
Polipectomy adalah suatu tindakan pengambilan polip baik di colon, atau
lambung.
Perawatan post operasi polipectomy adalah manager pain control 24 jam,
monitor status cairan, diet cair selama 24 jam, setelah itu makanan lunak.
34
BAB II
ERCP ( Endoscopy Retrograde Cholangio Pancreatography)
Endoscopy retrograde cholangio pancreatography (ERCP) adalah prosedur
diagnostik yang memvisualisasikan sistem saluran empedu dan duktus pancreas
melalui fluroscopy dan injeksi kontras radiophage.
ERCP
sistem empedu, kanker pancreas, pankreatitis berulang atau etiologi yang tidak
diketahui).
ERCP juga diguankan untuk melihat pankreas dan ductus anatomi sebelum
dilakukan operasi, radiologi, atau intervensi endoscopy untuk pnkreatitis, suspect
trauma pankreas, pseudocyst, atau gangguan pancreaticobiliary.
Persiapan alat:
1.
Duodenoscope
36
2.
Light source
3.
Botol air
4.
suction dinding
5.
6.
Bengkok
7.
kassa
8.
9.
ERCP kateter yaitu needle tip, cone tip, ball tip, standard tip yang
37
10.
11.
12.
Fluroscopy
Alat tambahan:
1.
Biopsi forcep
2.
3.
4.
kateter washing
5.
Tindakan Keperawatan
Preprosedur
1.
2.
Monitor tanda vital seperti tekanan darah, nadi, respirasi, nyeri atau
Saturasi oksigen.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Intraprosedur
Posisi pasien
-
Keselarasan
anggota
tubuh,
mencegah
kerusakan
syaraf
Batu pankreas
Biopsi spinterotomy dimasukan melalui biopsy chanel duodenoscope.
Peralatan
-
Tindakan Keperawatan
Preprosedur
-
spinkterotome
1 injeksi warna siram dengan melalui chanel dengan air steril, sebelum
Post prosedur
Dokter kadang menyarankan untuk melanjutkan obat anti koagulan
41
Tindakan Keperawatan
Preprosedur
-
Post prosedur
Sama dengan spinterotomy
Perawatan pasca ERCP
-
Pasien boleh makan dan minum 2 jam setelah pasca ERCP untuk
44
45
46
47
48