Materi Endoskopi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 49

BAB I

ENDOSCOPY

1. 1

Pengertian endoscopy
Prosedur diagnostik untuk menentukan baik terapi ataupun diagnostik

terhadap gangguan gastrointestinal tractus (Classen, et al., 2010).


1.2.

Endoskopy terbagi menjadi dua bagian


1.2.1. Endoskopy Upper
1.2.2 Endoskopy Lower
ENDOSKOPI UPPER

Gambar alat endoscopy Upper:

Seperangk
at
alat
endoskopi
uppper

Suction
Wiper
Spooling
Tempat
masuknya
forcef
biopsi, ligasi

1.3

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI


1.3.1 Indikasi diagnostik
- dyspepsia
- disfagia
- Perdarahan gastrointestinal terutama bagian atas
- Ingesti benda asing/ korpus alienum maupun zat kausik/korosif
- Konfirmasi abnormalitas pada pemeriksaan radiologi
- Tampak adanya alterasi mucosa atau tumor, atau ditemukan
abnormal radiograpy
- Biopsi mucosa
- Nyeri abdomen yang kronik yang belum terdiagnosis
5

1.3.2 Indikasi terapeutik


a. Perdarahan gastrointestinal terutama bagian atas
- Esophagus
Perdarahan varises esophagus dengan teknik ligasi, skleroterapi,
Injeksi vasokonstriktor, fibrine glue dll.
Lambung
- Perdarahan varises lambung dengan teknik skleroterapi, injeksi
vasokonstriktor, fibrine glue, dll
-Perdarahan ulkus dengan teknik heater probe, injeksi
vasokonstriktor, fibrine glue, clamping, hemostatic clip dll.
Duodenum
- Perdarahan ulkus dengan teknik heater probe, injeksi
vasokonstriktor, fibrine glue, clamping, hemostatic clip dll
b. Ingesti benda asing/ korpus alienum
c. Polipektomi pada saluran cerna
d. Lesi atau perdarahan akibat hematomisis melena
1.3.3

Kontraindikasi
a. Mutlak
- Infark miokard akut
- Perforasi organ abdomen
- Hemodinamik tidak stabil
b. Relative
- Kesadaran menurun
- Ensephalopati hepatic
- Diverticulum zenker
- Gagal jantung
- Infeksi paru berat
- Sesak nafas
- Aneurisma torakal
- Gastritis korosif akut yang berat

1.4.

Pelaksanaan Endoscopy Upper


1.4.1

Persiapan pasien
Pasien yang akan dilakukan endoscopy sebaiknya:
-

Puasa dari tengah malam (8 jam sebelum operasi)


dan menghindari merokok

Gigi palsu di lepas, sabuk di buka

Pemberian informasi mengenai prosedur dan segala


resikonya.

1.4.2

Inform consent sebelum prosedur dilakukan

wawancara dan pemeriksaan fisik

Persiapan alat
- Xylocain spray
- Mouth gage
- Spuit 3 cc
- Monitor saturasi dan tekanan darah
- Oksigen 3 lt/mt dan nasal kanul
- kom besar 2, berisi air steril dan aseptic zink
- Spuit 50cc
- sarung tangan
- Forcep biopsi
- Pot biopsi
- Seperangkat alat endoskopi upper

1.4.3 Pelaksanan prosedur


Pasien dimonitor secara periodik pulse oksimetry, dan tekanan darah
preendoskopi dan post endoskopi, dan hasilnya didokumentasikan.
Berikan anestesi topical atau dengan menggunakan xylocain spray 10%
pada faring, uvula, dan hipopharink anestesi topical sering berhubungan dengan
efek samping serius seperti aspirasi, kambuhnya asma bronkial, reaksi
anafilaktoid dan metemoglobinemia. Anestesi topical untuk mencegah gag reflek.
. Sediakan emergency kit, dan oksigen nasal canul 2-3 lt/menit.

Pasien dengan riwayat penyakit jantung atau paru sebaiknya dilakukan


ekokardiografi secara kontinyue, pasien dengan dehidrasi, obesitas dan usia lanjut
perlu perhatian khusus sebelum pemberian obat sedasi. Kewenangan pemberian
sedasi ada ditangan dokter.
Pemberian sedasi perlu memperhatikan gangguan organ yang terjadi pada
pasien antara lain gangguan fungsi hati, fungsi ginjal, fungsi paru, fungsi jantung,
serta pasien geriatri.
Keahlian dalam menangani obstruksi jalan nafas dan apneu penting
dikuasai, meliputi chin lift, jaw thrust, dan pemasangan oropharyngeal tube dan
nasopharyngeal tube. Untuk keadaan respirasi yang membahayakan dan lama
memerlukan bag dan mask ventilation.
Posisi pasien miring ke kiri, dengan kepala dialasi bantal dan minta pasien
untuk menekuk kepala ke depan sehingga dagu dekat dinding dada, agar dapat
membuka hipopharink yang lebih luas, dan memudahkan insersi endoscope,
mouth gag diletakan antara gigi untuk melindungi endoscope selama prosedur.
Pemerisaan endoscopy dilakukan melalui kontrol visualisasi langsung, sampai ke
spinkter esophagus atas, pasien diminta menelan dan endoscope di dorong
perlahan ke kerongkongan, masukan sejumlah air untuk membebaskan tahanan,
dibawah kontrol visual, karena lebih aman terutama pasien tua yang memiliki
insiden zenker diverticulum.
Endoskopy dapat dimasukan dan diarahkan oleh jari telunjuk dan jari
tengah kiri, dimasukan ke dalam mulut untuk menekan lidah, ketika endoskopy
menemui hambatan pasien diminta menelan, sambil dengan tekanan yang lembut,
melewati cricopharingeal. Intubasi yang buta dapat menyebabkan ferforasi.
Setelah intubasi dimasukan

endoskope didorong ke esophagus dan lambung

untuk melihat dua bagian duodenum. Amati mucosa selama insersi scope.
Prosedur tindakan secara ringkas:
- Melaui mouth piece ujung endoskopi dimasukan ke dalam mulut,
farink, sfingter esophagus superior dan masuk ke dalam esophagus.
- Esophagus dievaluasi lalu diteruskan ke sfingter esophagus inferior dan
masuk ke dalam gaster dengan mengevaluasi di daerah sfingter
8

esophagus inferior.
- Evaluasi dilanjutkan di daerah kardia, fundus, korpus dan antrum.
- Melalui pylorus endoskopi dimasukan ke dalam bulbus dan pars desenden
duodenum. Daerah papila dieksplorasi
1. 4.4 Endoskopi secara lengkap
Eseophagus
Terbagi atas 3 bagian yaitu:
1) Cervical esophagus
Mulai dari cricopharingeal spincter, yaitu 16 cm dari incisors
2 - 3 cm ke bawah.
2) Intrathoric
Panjang 20 cm berakhir di esophagus, masuk ke dalam cavity
abdominal melalui diafragma, panjangnya 38-40 cm incisor.
3) Intraabdominal
Dapat dilihat selama endoscopy, berakhir di osophagastric
junction dan spinkter esophagus bawah.
Gambar 1 complite examination upper endoscopy

Keterangan:
a. Proksimal esophagus
b. distal esophagus
c. lambung
d. lesser curvatur
e. antrum ke bawah ke pylorus
f. duodenul bulb
g.bagian kedua duodenum
h. fundus & lesser curvature
i. gastric side of cardia
Gambar 2 anatomic normal

DSCI1356.AVI

a. hipopharin dengan origin tracea


b. midle esophagus
10

c. esophagostic junction
d. gastric body
e. antrum
f. kontraksi antral
g. duodenum bulb
h. bagian kedua duodenum
i. bagian kedua duodenum dengan papila visible
j. retroflek view antrum dan pylorus
k.retroflek gastric body
l.retroflek view cardiac dan fundus
Gambar 3 Stomach

11

12

Skala varises esophagus


Grad

Esofagus

Fundus

e
1

Diameter < 5 mm, lurus, sekitar Diameter


distar esofagus

<

mm,

penampakan lebih ke mucosa

(gmb a)
(gmb a bawah)
Diameter > 5-10 mm, berliku-liku, Diamter > 5-10 mm, termasuk
padat meluas ke atas mid esofagus varices soliter polipoid. (gmb

(gmb b atas)
b bawah)
Diameter > 10 mm, memenuhi lumen Diameter

>

10

mm,

esofageal, denga kecil atau mucosa konglumerasi dari beberapa,


normal antara kolumn, dinding tipis, sering besar dan berdinding
warna merah. (gmr c)

tipis, varicec polipoid.

Gambar a

Gambar b
13

Gambar c

1.4.5

ALAT TERAPEUTIK/ TINDAKAN


14

1)

Injeksi

Instrumen yang digunakan bagi perdarahan varises akut sama dengan


perdarahan non varises, yaitu gastroscope dobel chanel, besar, yang dilengkapi
dengan unit suction sekresi pharingeal, dan pump irigasi air, dengan ukuran 6.0
mm gastroscope dapat secara cepat mengevakuasi perdarahan. Tindakan yang
elektif untuk perdarahan varises

yaitu dengan band ligasi melalui standar

endoscopi. Jarum scleroterapi memiliki lebih kecil diameter sehingga menghindari


aliran balik perdarahan di area site injection. Diameter yang lebih besar dari 0,5
mm sangat cocok diberikan untuk scleloran, sedangkan panjangnya tidak melebihi
5 mm. Injeksi dengan acyanoacrylate dengan menggunakan jarum besar 0,8 mm
dengan panjang 8 mm.
Tindakan bagi perdarahan akut yang besar dari esophagus atau varises
gastric adalah dengan injeksi intravarises dari cyanoacrylate, ketika perekat
acyanoacrylate tidak mencukupi

melalui scleroterapi konventional dapat

diusahakan tetapi terkait denga komplikasi substansi seperti dinding necrosis, dan
strictur, selanjutnya perdarahan ulang setelah scleroterapi kemungkinan tinggi.
Cyanoacrylate adalah cairan dengan
digunakan

konsistensi yang sama dengan air dan

dalam injeksi intravarises secara fiologis ketika ditambah dengan

dengan darah secara cepat akan berpolimerasi menjadi substansi yang keras,
cyanoacrilate mencolok lumen mengusir lumena varises, menjadi scar disis
mucosa. Alat injeksi harus dicek sebelum dipergunakan pastikan dapat dilakukan
retraksi secara penuh , bisa menonjol keluar sheat, untuk injeksi varises fundal
jarum harus lebih panjang 2-3 cm dari sheat keluar, akibat retrofleksi endoscope
cenderung lebih pendek dari insersi kateternya. Silicon oil diterapkan pada ujung
endoscope selama working channel bekerja. Cyanoacrylate bsa ditambah aloquots
0,5 ml bagi esophagus, dan 1 ml bagi gastric.
Scleroterapi dapat menghentikan perdarahan esophagus akut, dengan
beberapa prosentase

yang tinggi, dibanding injeksi, dengan komplikasi yang

tinggi juga, mekanismenya seperti efek temponade primer dengan scelorant yang
banyak. Scleroterapi cocok untuk sirkumferensia fibrosis, scleroterapi juga akan

15

menghasilkan sequele, bleeding, perforasi. Perawatan pasien setelah dilakukan


injeksi diet cair selama 6 jam. Setelah itu makanan lunak

16

Setelah dilakukan injeksi, tampak edema

Gambar injeksi sceloran.

17

2)

Ligator

Ligasi
Varises

esofhagosgastric,

terjadi

pada

sirosis

hepatis

sekitar

90%,rendahnya kesehatan dan karena pengaruh alkohol. Endoskopi urgent dapat


dilakukan untuk mengidentifikasi adanya perdarahan.
Klasifikasi varises esofagus dan lambung. Band ligasi digunakan untuk mengatasi
gangguan perdarahan melalui sentuhan cylinder, ini sangat diperlukan sebelum
digunakan silinder untuk mengetahui sumber perdarahannya. Idealnya karet
gelang tepat pada point perdarahan, jika tidak teridentifikasi secara membabi buta
dapat dikerahkan pada lower esophagus, hal ini dapat menginduksi hemostasis
dinding plasma esophagus. Setelah dilakukan ligasi difollow up dalam 4 hari
terjadi trombus, dan 1 mg kemudian terjadi scar.

Keuntungan band ligasi:


-

Komplikasi lebih rendah dibanding dengan scleroterapi


Ulkus atau perforasi lebih tampak
Eradikasi varises lebih cepat
18

Ligasi

direkomendasikan

bagi

esophagogastric

junction

untuk

menghindari strictur
4 hari setelah ligasi dapat terjadi trombus, dan

tampak scar.
Perawatan pasien post operasi ligasi 6 jam makan diet cair, setelah itu

1 minggu kemudian

makanan lunak
Band ligasi

Keterangan:
1. band ligasi
2. triger
3.kranking handle
4. loading catheter
5. irigasi adaptor
Dilakukan di distal poin varises kolom dibawah gastroesophageal
jungtion.

Jika darah melalui chamber, lapangan memerah dengan jet water,


19

melalui adaptor irigasi yang telah ditargetkan varix, ujung dari endoscope yang
angulated ke arah itu dan hisap terus menerus sampai varix yang tersedot ke
dalam cilinder secara tepat. Penting untuk dipertahankan, hisap sampai varises
tersedot.Perawatan pasca ligasi, diet cair dalam 24 jam.

20

21

3)

Heater probe coagulation

4)

Clips
Perdarahan non varises dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu
a. Thermal
- Monopolar koagulation
- Bipolar koagulation
- Argon plasma koagulation
- Heater probe koagulation
- Laser koagulation
b.Non thermal
- Injection
- Hemo klip
Hemoklip
Hemoklip adalah sejenis ligasi perdarahan, yang dicapai dengan

mendorong agar terjadi hemostasis permanen.

Mengidentifikasi perdarahan

secara tepat merupakan suatu prasarat. Teknik hemoklip dilakukan berdasarkan


anatomi, luas, ukuran, dan konsistensi ulcer. Komplikasi yang terjadi adalah
adanya peningkatan perdarahan.
Cabang klip panjangnya 6 mm, dan lebar 12 mm. Klip dapat dibuka sepanjang 12
mm, menempel pada kail dengan device aplikator. Sebelum klip diatas aplikator
sangat penting menjamin klip dan pastikan jangan terlalu jauh dari tabung karena
22

dapat menyebabkan tidak komplitnya pembukaan cabang, pastikan lingkaran


jauh dari ujung tube sebelum mengerahkan tempat perdarahan klip ditarik sedikit,
dengan rentang 12 mm, lalu klip dirotasikan.

23

24

25

1.4.6. Masa pemulihan


-

Observasi dilakukan oleh perawat edoskopi meliputi penilaian kesadaran,


hemodinamik dan respirasi.

Pemindahan atau pemulangan pasien dilakukan setelah memenuhi kriteria


aldrete score yaitu diatas 8

Untuk pasien rawat jalan tidak diperbolehkan membawa kendaraan


sendiri/ menyetir selama 24 jam setelah tindakan.

Skala pulih anestesi dari aldrete

GAMBARAN

NILAI
2

1
26

KLINIS
Kesadaran

Sadar,

Warna

baik
Merah
perlu

orientasi Dapat

Tak

dapat

dibangunkan
dibangunkan
muda, Pucat kehitaman Sianosis
O2

agar perlu

saturasi > 92%

O2

agar Dengan

saturasi

saturasi oksigen > oksigen tetap >

Aktivitas

90%
Empat ekstremitas Dua

90%
ekstremitas Ekstremitas tidak

Respirasi

bergerak
bergerak
bergerak
Dapat nafas dan Nafas dangkal dan Apneu

kardiovaskular

batuk
Tekanan

sesak nafas
obstruksi
darah Tekanan
darah Tekanan

berubah < 20%

berubah 20-30%

atau
darah

berubah 50%

Pengawasan tindakan endoskopi, meliputi keseluruhan manajemen pasien:


1)

Tanda vital yang dinilai yaitu saturasi oksigen

2)

Komplikasi akibat sedasi dan penanganannya

3)

Ceklis kriteria pulang

Farmakologi Midazolam dan pethidine


1)

Midazolam

Absorbsi

: Umumnya diberikan secara intravena dengan dosis sedasi 0,01-

0,1 mg/kg bb (IV). Injesi midazolam menyebabkan iritasi vena yang minimal,
kadang dapat menyebabkan tromfoplebitis.
Distribusi

: Larut dalam air pada PH yang rendah, tapi cincin midazol

menyebabkan peningkatan larutannya pada lipid. Efek maksimal tercapat setelah


sekitar 2 menit dan memberi sedasi selama 30 menit. Pasien lansia cenderung
lebih sensitif dan pulih lebih lama.
Biotransformasi: Midazolam

diubah dihati menjadi produk akhir yang larut

dalam air, waktu paruhnya sekitar 2 jam dengan bersihan 6-11 ml/ menit per kg.
Ekskresi

: Diekskresikan di urine, gagal ginjal dapat memperpanjang sedasi.


27

Efek pada sistem organ


Kardiovaskuler: Menurunkan tekanan darah dan resistensi vaskular perifer serta
perubahan variabilitas denyut jantung. Efek penurunan tekanan darahnya lebih
besar dibandingkan dengan diazepam.
Respirasi

: menurunkan respon ventilasi terhadap CO2. SSp: menurunkan

konsumsi oksigen di otak, aliran darah ke otak, dan tekanan intrakranial.


Menyebabkan anmesia antegrad. Memiliki efek relaksasi otot ringan. Tidak
memiliki efek analgesik secara langsung.
2)

Pethidin

Absorbsi

Cepat

dengan

kadar

plasma

pundak

sekitar

20-60

menit.Distribusi: Pethidin memiliki ikatan yang kuat dengan protein, sedangkan


ikatan lemak termasuk rendah.
Biotransformasi

: mengalami biotransformasi di hati dengan waktu paruh 3

jam, pada pasien dengan sirosi hati, bioavaibilitas meningkat 80% dan waktu
paruhnya memanjang.
Ekskresi

: Produk akhir

dieliminasi oleh ginjal, sebagian kecil

mengalami ekskresi bilier.


Efek pada sistem organ
Kardiovaskular : Pethidin meningkatkan denyut jantung menurunkan kontrktilitas
jantung.

Pada

beberapa

individu

memicu

pengeluaran

histamin

yang

meminbulkan penurunan yang besar pada resistensi vaskuler sistemik dan tekanan
darah arteri. Respirasi : menyebabkan depresi pernafasan dan pada orang yang
rentan dapat terjadi bronkospasme terkait histamin. SSP: terkadang menyebabkan
eksitasi SSP yang ditandai dengan tremor, muscle twitches dan kejang.
Gastrointestinal: opioid secara umum memperlambat pengosongan lambung
dengan menurunkan peristaltik. Dapat terjadi kolik bilier akibat kontraksi yang
dirangsang opioid pada sfingter oddi.

28

LOWER ENDOSCOPY
1.

Colonoscopy
Colonoscopy adalah jenis pemeriksaan untuk menentukan adanya polip

atau tumor didalam keseluruhan colon, yaitu dengan cara memasukan tube
fleksibel yang panjang dimasukan ke dalam anus, ke atas ke dalam colon yang
memungkinkan dokter untuk melihat pollyp atau karsinoma.
Indikasi colonoscopy
1) Evaluasi abnormal barium enema
2) Evaluasi unexplained gastrointestinal bleeding
3) Hematochezia
4) Melena after upper GI source
5) Presence of fecal blood
6) Unexplained iron-deficiency / anemia
7) Pengamatan setelah pengangkatan adenoma
8) Pengamatan setelah resecsi ca colorectal
29

9) Intraoperatif lesi
10) Treatment bleeding
11) Eksisi polip colon
12) Decompresi of acut non toxic mengacolon
13) Paliative treatmen
14) Marking neoplasma for treatment
Kontra Indikasi
1) Toxic megacolon
2) Colitis fullminan
3) Clonic perforasi
2.

Persiapan preoperasi colonoscopy


2.1

Pemberian dengan garam inggris


a.

Garam inggris (MgSO4)

merupakan suatu laksatif

tradisional yang dapat meningkatkan air dalam saluran cerna dan menstimulasi
peristaltik.
Petunjuk penggunaan :
1)

Selama 2-3 hari sebelum kolonoskopi pasien makan bubur kecap atau
makanan cair yang jernih dan diharuskan minum (2-3 liter/hari)

2)

Sepuluh jam sebelum permeriksaan pasien diberikan garam inggris 10-30


gram.

3)

Dua jam sebelum pemeriksaan kolonoskopi, pasien diklisma sampai bersih


Persiapan pasien kolonoskopi yang dilakukan di COT lt. 4

1.

Persiapan hari pertama ke 1


Hanya makan bubur dan kecap

2.

Persiapan hari ke II
a.Bubur dan kecap 1x pagi
b.Diet cair dan hanya boleh minum (susu, teh manis dan air putih)
c.Jam 16.00 (4 sore) minum garam inggris 30 gr/1 bungkus boleh
dicampur dengan air manis gelas
d.Jam 19.00 (7 malam) minum garam inggris 30 gr, dan diteruskan
dengan minum air yang banyak.
30

3.

Persiapan hari ke III


a. Jam 05.00 pagi dulcolax supp dimasukan ke anus
b.Minum air putih sampai akan dilakukan kolonoskopi
c.Jam 08.00 pagi sudah ada ditempat endoskopi lt. 4
b.
1.

Pemberian fleet

Sehari sebelumnya diet cair hanya boleh minum saja (susu, teh
manis, air putih dan entrasol)

2.

Jam 16.00 wib minum fleet oral 45 cc boleh dicampur dengan teh
manis gelas

3.

Jam 19.00 wib minum fleet oral 45 cc boleh dicampur dengan teh
manis gelas dilanjutkan dengan minum yang banyak

4.

Jam 05.00 wib fleet dengan enema, dimasukan ke anus dan minum
terus dilanjutkan sampai pemeriksaan dilakukan.

5.

Jam 08.00 sudah ada diruang endoskopi.

Tindakan Keperawatan
1)

Memberikan informasi bahwa pasien akan mengalami


ketidaknyamanan seperti gas,atau keram selama persiapan, dan
setelah selesai prosedur operasi.

2)

Pemberian inform consent

3)

Menjelaskan bahawa prosedur akan dilakukan dengan pemberian


sedasi selama 30-45 menit, dan mengajarkan agar pasien mengatur
untuk tidak pulang sendiri atau dengan mengendari kendaraan
bermotor selama 24 jam.

2.

Prosedur pelaksanaan
Persiapan alat yang dilakukan di COT lt 4

Alat :
1) Seperangkat Scope colonoscopy
31

2) 2 buah Kom besar berisi aqua dan aseptic zink


3) 1 kom kecil
4) Spuit 50 cc
5) Monitor tekanan darah, saturasi oksigen
6) Oksigen 3 lt/ mt, nasal kanul
7) Jelly dan kasaa
8) Snar biopsi
9) Ephineprin
10) Emergency kit
11) Sarung tangan
Pelaksanaan
Perawat membantu kelancaran colonoskopy. Memenuhi kebutuhan selama
tindakan operasi colonoscopy.

32

33

3.

Polipectomy
Polipectomy adalah suatu tindakan pengambilan polip baik di colon, atau

lambung.
Perawatan post operasi polipectomy adalah manager pain control 24 jam,
monitor status cairan, diet cair selama 24 jam, setelah itu makanan lunak.

34

BAB II
ERCP ( Endoscopy Retrograde Cholangio Pancreatography)
Endoscopy retrograde cholangio pancreatography (ERCP) adalah prosedur
diagnostik yang memvisualisasikan sistem saluran empedu dan duktus pancreas
melalui fluroscopy dan injeksi kontras radiophage.
ERCP

dilakukan untuk mendiagnostik atau terapi terhadap gangguan

sistem empedu seperti ( obstrukstive jaundice, penyakit intra atau ekstrahepatic


35

sistem empedu, kanker pancreas, pankreatitis berulang atau etiologi yang tidak
diketahui).
ERCP juga diguankan untuk melihat pankreas dan ductus anatomi sebelum
dilakukan operasi, radiologi, atau intervensi endoscopy untuk pnkreatitis, suspect
trauma pankreas, pseudocyst, atau gangguan pancreaticobiliary.
Persiapan alat:
1.

Duodenoscope

36

2.

Light source

3.

Botol air

4.

suction dinding

5.

Suction tube dengan suction mulut

6.

Bengkok

7.

kassa

8.

Kontras dengan jarum 20cc

9.

ERCP kateter yaitu needle tip, cone tip, ball tip, standard tip yang

penggunaannya di konsultasikan ke dokter disesuaikan dengan kasus yang akan


dijalani.

37

10.

Elictric ground untuk spinkterotomy

11.

Apron dan pelindung thyroid

12.

Fluroscopy

Alat tambahan:
1.

Biopsi forcep

2.

Brush sitologi empedu

3.

Botol specimen formalin

4.

kateter washing

5.

Jarum 10 cc untuk aspirasi cairan pankreas

Tindakan Keperawatan
Preprosedur
1.

Puasa 8 jam preoperasi

2.

Monitor tanda vital seperti tekanan darah, nadi, respirasi, nyeri atau
Saturasi oksigen.

3.

Alergi obat, termasuk dosis dan frekwensi didokumentasikan

4.

Inform consent oleh dokter

5.

Infus D5/45 NS, 9 NS.

6.

Antibiotik profilaksis jika diperlukan

7.

Resep dokter anti histamin , steroid jika alergi semakin parah

8.

Intruksi discharge yang ditandatangani oleh pasien atau orang yang


38

Bertanggung jawab yang sudah dewasa.


9.

Orang dewasa yang bertanggung jawab dapat berkerjasama terhadap


pasien jika pulang ke rumah.

Intraprosedur
Posisi pasien
-

Posisi pasien adalah posisi miring ke kiri, dengan tangan


dibelakang punggung untuk memudahkan posisi telungkup selama
prosedur

Keselarasan

anggota

tubuh,

mencegah

kerusakan

syaraf

ekstremitas menjaga anggota tubuh .


Post prosedur
-

Jaga pasien sampai bangun, dan dapat mengontrol sekresi


Monitor tanda vital seperti tekanan darah, nadi respirasi, saturasi oksigen,
Lever nyeri dan kesadaran
Pemulihan setelah ERCP bisa lebih dari efek sedasinya
Komplikasi ercp seperti pankreatitis dan ferforasi, dimanifestasikan seperti
Nyeri abdomen, muntah dan panas dan panas dingin. Dokter membuat
resep jika ada hal-hal yang tidak dinginkan
Jika sadar harus membuat pernyataan terutama bagi penanggung jawab
terhadap instruksi pulang.

ERCP DENGAN SPINCTEROTOMY

Spincterotomy adalah insisi yang dibuat pada spinter oddi.


Indikasi:
Pengangkatan batu pada duktus empedu
Penempatan stent endoskopy
Tindakan bagi dysfungsi spinter oddi
Pancreatitis biliar
Pancreas divisum
39

Batu pankreas
Biopsi spinterotomy dimasukan melalui biopsy chanel duodenoscope.

Spinterotomy dimasukan sampai menyentuh papila, dan sudah menempati


strategis pada spincter. Pasien dipasang grounded, saat spinterotomy dihubungkan
dengan kauter.

Peralatan
-

Sama dengan atas


Grounded electrosurgical cauter
Jarum 60 cc dengan air steril
Ephinephrine 1: 10.000
Balon removal stone
Ekstraksi basket

Tindakan Keperawatan
Preprosedur
-

Sama dengan ERCP


1 Minggu sebelum dokter harus menghentikan pengobatan bila pasien
40

Menggunakan obat seperti aspirin,ibuprofen, atau obat yang berhubungan


-

dengan waktu perdarahan.


Antibiotik preoperasi IV 1 jam sebelum operasi
Pembelajaran terhadap koagulasi
Inform consent
Intraprosedur

Pemasangan grounded cauter harus benar


Siram papilotome dengan 2 cc kontras warna dengan guide wire.
Perawat bertanggung jawab sebagai asisten saat pelaksanaan

spinkterotome
1 injeksi warna siram dengan melalui chanel dengan air steril, sebelum

guide wire digunakan.


Jika terjadi perdarahan dokter akan meminta epinephrine 1 : 10.000 siram
melalui jarum skeloterapy diinjeksikan di daerah perdarahan. Kadang
temponade dicapai dengan menggunakan tekanan balon melawan area
perdarahan.

Post prosedur
Dokter kadang menyarankan untuk melanjutkan obat anti koagulan

41

ERCP DENGAN DILATASI


Dilatasi empedu digunakan untuk tindakan pada striktur sclerosing
Cholangitis, injuri ductus empedu, ductus empedu malignancy yang tidak dapat
dilakukan pembedahan. Dilatasi balon dengan ukuran 8, 6, 4 mm. Spinterotomi
dilakukan sebelum dilatasi. Guide wire dimasukan ke dalam chanel biopsi
duodenoscope untuk mencapai striktur. Balon ditempatkan menyebrang striktur.
Jarum diisi dengan setengah warna, dan manometer dilekatkan pada port baloon.
Dokter akan menyuruh perawat untuk mengisi tekanan biasanya 1 menit. Prosedur
diulang sampai tecapai dilatasi komplet duktus.
Peralatan
-

Sama dengan spinkterotomi


Endoskope
ERCP kontras warna dengan jarum 20 cc
Guide wire
Ukuran plastik dan ukuran stan

Tindakan Keperawatan
Preprosedur
-

Sama dengan spinterotomy


Intra prosedur
42

Sama dengan spinterotomy


Sangat penting perawat memiliki beberapa ukuran balon, yang dibutuhkan

oleh dokter setelah melihat ukuran striktur pada x-ray


Tidak diperlukan memompa balon, sebab sekali pompa, profil rendah akan
hilang, semakin sulit untuk mencapai striktur. Spinkterotomi akan diangkat
dan mendilatasi dengan benang balon dengan guide wire untuk mencapai
posisi.

Post prosedur
Sama dengan spinterotomy
Perawatan pasca ERCP
-

Pasien boleh makan dan minum 2 jam setelah pasca ERCP untuk

menghindari aspirasi, dimulai dengan makan cair, atau lunak selama


24 48 jam.
Bila pasien dalam keadaaan sedasi, harus diawasi diruang pemulihan,
sampai sadar
43

Pasien rawat jalan tidak diperbolehkan membawa kendaraan sendiri


Penderita diberikan antibiotik secara selektif utnuk mencegah infeksi

akibat gangguan drainage


Bila ada perdarahan hubungi dokter.

DECONTAMINASI ALAT FIBER OPTIC

44

CARA DEKONTAMINASI FIBEROPTIC

TRANSPORTASI ALAT KOTOR DAN BERSIH


BERBEDA

RENDAM ALAT DALAM CAIRAN ENZIMATIC


SELAMA 10 MENIT

CUCI DENGAN TRICLOSAN, SIKAT,


BERSIHKAN.

RENDAM ALAT DALAM CIDEX SELAMA 45


MENIT.

KERINGKAN DENGAN KOMPRESOR

GANTUNG ALAT JANGAN MENYENTUH BAGIAN


BAWAH.

45

46

47

48

Anda mungkin juga menyukai