Konveksi Paksa Fix
Konveksi Paksa Fix
Konveksi Paksa Fix
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang telah menciptakan alam seisinya
dan juga manusia dengan segala kebudayaannya dialah Tuhan yang telah memberikan
berbagai kemampuan dan intelektual kepada manusia untuk berkembang pola pikirnya.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas dari matakuliah Perpindahan
Panas dan juga untuk menambah pengetahuan kita mengenai konsep perpindahan panas
konveksi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini terutama kepada Ir. Aida Syarief,M.T selaku dosen
pembimbing mata kuliah Perpindahan Panas.
. Semoga apa yang diberikan bisa bermanfaat bagi kita semua dan dicatat sebagai
amal ibadah oleh Allah SWT.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan.
Penulis berharap mudah mudahan proposal ini dapat berguna, khususnya bagi
mahasiswa jurusan Teknik Kimia program studi Teknik Energi Politeknik Negeri Sriwijaya,
dan seluruh mahasiswa yang membutuhkan lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
Permasalahan ........................................................................................................... 4
1.3
Tinjauan Pustaka..................................................................................................... 5
2.2
2.3
2.3.1
Bilangan Reynold................................................................................................ 11
2.3.2
2.3.3
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Perpindahan panas merupakan ilmu untuk mempelajari perpindahan energi
dalam bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau
material. Dalam proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan perpindahan
panas yang terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Maka ilmu
perpindahan panas juga merupakan ilmu untuk mempelajari laju perpindahan panas
yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu.
Mekanisme perpindahan kalor dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Perpindahan panas secara konduksi
2. Perpindahan panas secara konveksi
3. Perpindahan panas secara radiasi
Proses perpindahan ka1or secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena
permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini
struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan
sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang utama. Lazimnya, keadaan
keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat proses konduksi, suhu permukaan
bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini dikatakan suhu permukaan
adalah T dan suhu udara sekeliling adalah Ts dengan Tl>T2. Kini terdapat keadaan
suhu tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya.
Proses perpindahan kalor secara konveksi dibedakan menjadi dua yaitu konveksi
alamiah dan konveksi paksa. Konveksi alamiah adalah perpindahan kalor yang terjadi
secara alami atau pergerakan fluida yang terjadi akibat perbedaan massa jenis, contoh:
pemanasan air.
Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi dengan sengaja (dipaksakan), atau
disebabkan oleh gaya dari luar, seperti kipas, pompa, atau angin di atmosfer contoh:
pada sistem pendingin mesin mobil.
Sesuai dengan hukum Newton tentang pendinginan, diperlukan suatu harga
koefisien perpindahan panas konveksi (h). Harga h = k/, dimana k adalah
3
konduktivitas termal dan adalah ketebalan selaput fluida (film). Ketebalan selaput
fluida tergantung pada jenis aliran fluida dan aliran ini dipengaruhi oleh bilangan
Reynold.
Besarnya konveksi tergantung pada:
a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (T).
c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada:
2.
a)
viscositas fluida
b)
kecepatan fluida
c)
d)
e)
f)
PERMASALAHAN
Dalam makalah ini ada beberapa point point yang menjadi pokok permasalahan
dalam perpindahan panas mengenai konveksi paksa yaitu :
a. Bagaimana mekanisme terjadinya perpindahan panas konveksi?
b. Bagaimana bilangan aliran fluida di dalam pipa?
c. Bagaimana aplikasi konveksi paksa dalam industri?
3.
TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa mengenai
perpindahan panas secara konveksi paksa didalam proses perpindahan panas, sehingga
pada akhirnya mahasiswa akan mampu :
1.
Menjelaskan mekanisme terjadinya perpindahan panas konveksi.
2.
Menjelaskan bilangan aliran fluida di dalam pipa
3.
Menghitung panas konveksi dan film koefisien pada aliran fluida
4.
Menghitung friksi aliran fluida di dalam pipa
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Pustaka
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikelpartikelnya. Perpindahan ini merupakan aliran panas yang melalui fluida (cair atau
gas) yang bergerak. Jadi konveksi dapat diartikan sebagai proses perpindahan kalor
dari satu bagian fluida kebagian lain fluida oleh pergerakan fluida itu sendiri.
Pipa di atas mengalami konveksi paksa pada bagian dalam dan luar pipa. Pada
bagian dalam pipa mengalir fluida panas dan pada bagian luar mengalir fluida dingin.
Tahanan pada bagian dalam adalah Ri dan luar Ro sedangkan temperature bagian
6
dalam dinyatakan dengan Tp dan diluar pipa Tw. Dalam keadaan steady, panas yang
terjadi :
q=
Ai ( Titp ) Ao ( tw )
=
Ri
Ro
Tw > T
q = - h A (Tw- T
7
Keterangan :
q
t diketahui, maka
q
A
R=
1
h
Dimana :
R = tahanan termal konvektif
h = konduktan konvektif
h=
Q
A T dimana :
Dari
persamaan
di atas, koefisien
pindah
panas
adalah
koefisien
proporsionalitas antara fluks panas, Q/(A delta t), dan perbedaan temperatur, T, yang
menjadi penggerak utama perpindahan panas.
Satuan SI dari koefisien pindah panas adalah watt per meter persegi-kelvin ,
W/(m2K). Koefisien pindah panas berkebalikan dengan insulasi termal.
Pada kasus pindah panas pada pipa yang melingkar, fluks panas bergantung
pada diameter dalam dan diameter luar dari pipa, atau tebalnya. Namun jika tebal pipa
sangat tipis jika dibandingkan dengan diameter dalamnya, maka perhitungannya:
hwall =
k
x
di maka k adalah konduktivitas termal dari material dinding dan x adalah ketebalan
dinding. Penggunaan asumsi ini bukan berarti mengasumsikan bahwa ketebalan
dinding diabaikan, namun diasumsikan bahwa perpindahan panas adalah linier pada
satu garis, tidak tersebar dari satu titik di pusat pipa ke segala arah penampang
melintang pipa.
Jika asumsi di atas tidak berlaku, maka koefisien pindah panas dapat dihitung dengan
menggunakan:
hwall =
2k
d i ln ( do /di ) di mana di adalah diameter dalam dan do adalah diameter luar.
10
Keterangan:
q
A
= fluks kalor
t = perbedaan temperatur
Panas yang dipindahkan pada peristiwa konveksi dapat berupa panas laten dan
panas sensible. Panas laten adalah panas yang menyertai proses perubahan fasa,
sedang panas sensible adalah panas yang berkaitan dengan kenaikan atau penurunan
temperatur tanpa perubahan fasa.
Rumus Empiris untuk aliran dalam pipa/tabung
q
m, Cp
Aliran
1
Tb1
2
Tb2
= Bilangan Nusselt
= Bilangan Reynold
= Bilangan Prandtl
= 0,4 (Pemanasan)
0,3 (Pendinginan)
Dimana C, m, dan n adalah konstanta yang harus ditentukan dari percobaan.
11
Nud
Red
Pr
n
1. Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang mengukur rasio gaya inersia dari fluida dengan
viskositas. Digunakan untuk menentukan kriteria aliran laminar dan turbulen.
R e d=
m d
Ket:
Red
m
= bilangan Reynold
= laju aliran udara (m/s)
= massa jenis (kg/m3)
= diameter (m)
= viskositas fluida (kg/m.s)
Batasan:
-
2. Bilangan Prandtl
Bilangan Prandtl merupakan bilangan yang digunakan sebagai perbandingan
viskositas kinematik fluida terhadap difusivitas termal fluida.
c p .
v
k
a
Pr = =
Dimana:
v = viskositas kinematik
a = difusivitas termal (m2/s)
= viskositas dinamik (kg/m.s)
Cp = koefisien panas gas (kJ/kg.C) [6].
Untuk aliran dalam pipa, seperti halnya aliran melewati plat datar profil kecepatan
serupa dengan profil suhu untuk fluida yang mempunyai bilangan Prandtl satu.
3. Bilangan Nusselt
a. Aliran laminar berkembang penuh
1
3
D
Nu d=1,86 (d x Pr)
L
Batasan
Ket:
Red.Pr
( )( )
D
>10
L
1
3
1
3
Nud=0,027 d0,8 Pr 3
0,14
( )
Sifat-sifat fluida berikut ini adalah konstan dan tidak bergantung pada suhu : densitas
13
hx . X
0,332
3
xo
3/ 4
(1)
Keterangan:
.3
Cp Vo .
.
k
(2)
(3)
hx
= konduktivitas termal
xo
(1)
(2)
(3)
Bila pelat dipanaskan secara keseluruhan dan xo=0, maka penyusunan kembali
persamaan tersebut:
0,332 N Pr . N Re, x
NNu,x =
N FO
.tT
4k .tT
4kL
2
2
r m Cp. .D
Cp. .D 2 .V
Keterangan:
NFO
= angka Fourier
rm
tT
N Gz
m Cp
kL
Keterangan:
dimana:
VD 2
4
*Angka Pecklet
N Pe N Re .N Pr
=
Keterangan:
15
D.V . Cp
.V .Cp.D D.V
k
.Cp
= defasivitas termal
N Pe
4L
N Fo
Koefisien perpindahan panas individual (hi) ialah nilai rata-rata di sepanjang pipa itu
dan untuk kasus dimana suhu dinding konstan, dihitung sebagai berikut:
O
m Cp(Tb Ta ) mCp Tw Ta
hi
ln
D.L Tw Tb
D.L TL
TL
Tw Ta (Tw Tb)
Tw Ta
Tw Tb
ln
Dimana
Keterangan:
Tw = temperature dinding
Tb = temperature keluar
Ta = temperature masuk
16
DG
hi.D
0,023
k
N Nu 0,023 N Re
Keterangan:
0 ,8
0 ,8
Cp.
.w
0 ,14
atau
N Pr 13 v 0,14
= pada Tw
= faktor korelasi viskositas
adalah harga
Ti
Untuk Pendinginan:
Tw = T - Ti
1
hi
T
1 Di
ho
hi Do
Ti
tabung.
17
BAB III
APLIKASI PERPINDAHAN PANAS
Contoh konveksi Paksa:
1.
18
19
Soal 2.
Udara atmosfir pada temperatur 10C melaju dengan kecepatan
m/s
melalui
tabung
berdiameter luar (outside diameter = OD) 1 cm dan panjang 5 m dimana bagian permukaan
dipertahankan pada temperature 110C, sebagaimana di ilustrasikan pada gambar dibawah.
Tentukan laju aliran kalor dari permukaan tabung ke udara atmosfir.
Penyelesaian:
Perpindahan kalor pada luasan A yang berada di bagian permukaan luar tabung
A = p.D.L
= p x 0,01 m x 5 m
= 0,05 p = 0,157 m2
Untuk konveksi paksa yang melewati diameter tabung D = 0,01 m dengan Vm = 5 m/s,
koefisien perpindahan kalor diantara permukaan luar dengan udara atmosfir seperti
20
ditunjukkan dalam table 1.1 dimana h = 85 W/(m2.C). Persamaan 1.3 digunakan untuk
menghitung fluks kalor, diketahui Tf = 10 C, Tw = 110C, dan h = 85 W/
(m2.C), sehingga q diperoleh dengan :
q = h (Tw - Tf)
= 85 W/(m2.C) x (110 - 10) C = 8500 W/m2
BAB V
KESIMPULAN
Perpindahan panas konveksi merupakan perpindahaan energi dari benda-benda
padat dan fluida yang bergerak. Besarnya konveksi tergantung pada:
a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (T).
c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada:
21
a)
viscositas fluida
b)
kecepatan fluida
c)
d)
e)
f)
Re
.U m d
(dipaksakan). Konveksi paksa dapat terjadi dalam aliran laminer dan turbulen. Untuk
mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen
Konveksi paksa tanpa perubahan fase di dalam aliran laminer dapat terjadi pada 3 jenis,
yaitu:
1. Pada pelat rata atau datar
2. Pada tabung
3. Pada aliran berkembang
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Koefisien_pindah_panas
http://elektindo.com/link/aplikasi-konveksi-paksa
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19614/4/Chapter%20II.pdf
http://canbelajar.blogspot.com/2011/03/konveksi-alamiah-vs-konveksi-paksa.html
http://www.scribd.com/doc/50259128/7/Konveksi-Paksa
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090507010213AAFOK5G
http://www.4shared.com/office/1orrTxi6/perpindahan_panas_konveksi_pak.html
http://tekim.undip.ac.id/images/download/PERPINDAHAN_PANAS.pdf
22
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=menghitung%20panas%20konveksi
%20dan%20%20film%20koefisien%20pada%20aliran
%20fluida&source=web&cd=3&ved=0CDkQFjAC&url=http://radiks.files.wordpres
s.com/2010/09/tugas-otk-ii-kelompok-6-perpindahanpanas.docx&ei=QxtjT4LzFYyqrAel0v28Bw&usg=AFQjCNFeIRgfuC1NQi8orL48Yhg
drMvv5g
http://www.scribd.com/doc/49015811/tgas-papp
http://rezdy.blogsome.com/2008/12/06/konveksi/
http://fisikaxh3.blogspot.com/2008/03/konveksi-kegiatan-68-hal-138.html
23