Bab Iii
Bab Iii
Bab Iii
KEGIATAN KHUSUS
3.1. Proses Pembangkitan Listrik pada PLTA Wonorejo
Pembangkit Listrik Tenaga Air erupakan suatu pembangkit yang bahan
baku penggerak turbin generator adalah air. PLTA Wonorejo merupakan salah satu
unit pembangkit brantas yang menggunakan tenaga air dalam proses
pembangkitannya. Pada PLTA Wonorejo menggunakan tenaga air yang
dimanfaatkan tersebut adalah energi potensial, yaitu energi yang berdasarkan pada
perbedaan ketinggian. Energi potensial tersebut akan timbul jika air mengalir dari
tempat yang tinggi menuju tempat lebih rendah. Energi aliran air tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memutar turbin air yang terhubung poros dengan rotor
generator. Putarana rotor pada generator akan menimbulkan induksi medan
magnet, induksi medan motor terjadi karena adanya belitan yang ada pada stator
dan putaran rotor, sehingga apabila rotor berputaran akan menibulkan GGL
(Gerak Gaya Listrik) induksi, besarnya GGL induksi yang dihasilkan generator
tergantung pada kecepatan putaran rotor, jumlah kutub dan jumlah belitan pada
stator. Proses pembangkit listrik pada PLTA Wonorejo dijalskan pada gambar 3.1.
27
28
29
Reservoir
Pipa Pesat
Intake Gate
Inlet Valve
Turbin
Generator
System transmisi
30
Lapisan ini merupakan lapaisan paling luar dari bangunan tanggul waduk
yang terdiri dari timbunan batuan. Lapisan yang menghadap waduk disebut up
stream sedangkan yang membelakangi waduk disebut down stream.
Filter Zone ( Lapisan Penyaring);
Pada lapisan penyaring ini mengunakan batu yang berukuran lebih kecil
dari pada lapisan Rock Zone.
Transition Zone ( Lapisan transmisi )
Batu yang digunakan pada lapisan ini memiliki ukuran yang besarnya antara
batu lapisan rock zone dan fiter zone.
Lapisan Kedap Air.
Lapisan kedap air ini berfungsi sebagai penahan air dimana susunanya dari
batu kapur dan tanah liat.
Spesifikasi bangunan bendungan wonorejo meliputi:
Waduk
2
Luas area genangan
: 3,85 km
Elevasi air maksimal
Elevasi air minimal
Kapasitas buto
: 183,00 m
: 141,00 m
6
: 122 x 10
Kapasitas aktif
6
: 106 x 10
Bendungan
Tipe
Panjan puncak
Tinggi maksimum
Volume timbunan
m3
m3
Elevasi puncak
:188,00 m
Bangunan pelimpah
Bangunan pelimpah berfungsi untuk melimpahkan air ketika
ketinggian air mencapai batas ketinggian maksiamal yaitu 272,5 m,
pelimpahan air ini bertujuan untuk mengaman kan bendungan.
Spesifikasi bangunan pelimpah:
Tipe
: pelimpah samping tanpa pintu
Panjang saluran
: 456,56 m
3
Kapasitas
: 540,00 m /s
Lebar spillway
: 16,00 m
Lebar pelimpah samping
: 110,00 m
Hollow Jet Valve
Hollow Jet Valve merupakan pipa yang berfungsi mengatur irigasi
bila diprlukan untuk menguras dan membuang lumpur pada dasar waduk.
31
Pipa ini juga digunakan bilamana debit air yang digunakan untuk
mengerakkan turbin lebih kecil daripada air yang dibutuhkan untuk irigasi,
utujuan penggunaan pipa ini untuk menanbah debit air. Namun
penggunaan pipa ini sebagai penambah debit hanya dalam kurun waktu 10
tahun pertama beroprasinya PLTA, selanjutnya tidak di gunakan karena
dikhawatirkan valve tidak bias menutup sehingga waduk akan terkuras.
b. Pipa Pesat (penstock):
Pipa pesat digunakan untuk mengalirkan air sebagai fluida bertekanan
untuk menggerakkan turbin sehingga akan memutar generator dan
menghasilkan listrik. Pada PLTA wonorejo hanya mempunyai satu pipa pesat.
Gambar 3.3 Pipa Pesat PLTA Wonorejo
: 104,3 m
Panjang pipa
: 154,142 m
Diameter dalam
Tebal plat
32
Pipa pengeluaran
: 102 ton
Berat
: 12 ton
c. Intake Gate:
Intake Gate merupakan pintu yang terpasang pada muka intake. Pada
PLTA Wonorejo intake gate berguna sebagai pengatur aliran air yang masuk
menuju penstock yang akan di gunakan untuk keperluan pembangkitan.
Prinsip kerjanya adalah ketika intake gate di buka pada presentase tertentu,
maka air akan mengalir melamui penstock dimana tekanan air itu digunakan
untuk memutar turbin.
d. Inlet Valve:
Inlet Valve berguna sebagai pembuak dan penutup aliran air pada penstock
ke turbin. Pada inlet valve dilengkapi dengan by pass valve yang berguna
untuk mengurangi benturan keras dari air ke turbin serta menjagakondisi inlet
valve pada saat pertama air mengalir menuju turbin. Spesifikasinya sebagai
berikut.
Main Valve
Tipe
Diameter
Design pressure
: buttrewfly
: 1400 mm
3
: 10,43 kg /cm
Servo motor
kg /cm
, minimum 17,5
By pass valve
Tipe
Diameter
Servo motor
Operating oil pressure
kg /cm
e. Turbin:
pada PLTA wonorejo, turbin berguna untuk merubah energi kinetik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ditransmisikan melalui proses
33
: Toshiba Corporation
: VF 1 Fransis, vertical shaft
: 71,93 m
: 61,20 m
: 41,50 m
: 500 rpm
: A 107481
: 990 rpm
: 6500 kW
: 6500 kW
: 3300 kW
Normal
: 10,6 m/s
: 11,47 m/s
Min
: 9,34 m/s
Max
Kecepatan putaran turbin dikontrol secara otomatis dari ruang control dan
dikendalikan oleh governor untuk mendapatkan putaran yang sesuai dengan
output tegangan pada generator.
f. Generator:
Pada unit pembangkit, generator merupakan komponen utama yang
digunakan untuk menghasilkan tegangan. Generator pada PLTA Wonorejo
merupakan generator AC. Pada dasarnya generator memiliki kemiripan fisik
seperti halnya motor listrik namun prinsipkerja generator adalah mengubah
energy mekanik menjadi energy listrik. Adapun spesifikasi generator pada
PLTA Wonorejo sebagai berikut.
Pabrik
Tipe
Rating kVA
Putaran
Tegangan
Fasa/Poles
Frekuensi
Factor Daya
Class Isolasi
Ampere
34
Spesifikasi
: IEC 43 1 (1994)
g. System transmisi:
Pada dasarnya system transmisi merupakan system untuk menyalurkan
suatu informs atau tenaga. Pada pembangkit listrik khususnya pembangkit
listrik tenaga air di Wonorejo, system transmisi digunakan untuk menyalurkan
tenaga listrik bertegangan tinggi (pada PLTA Wonorejo adalah 20 KV) dari
power plant ke gardu induk.
Pada dasarnya penyaluran tenaga listrik dari PLTA Wonorejo belumbisa
disebut system trsnsmisi melainkan system distribusi. Karena system transmisi
adalah penyakuran tenaga listrik dengan tegangan lebih dari 30 KV.
Pada siatem transmisi tenaga listrik, untuk penyaluran listrik tegangan
tinggi dari power plant sampai ke gardu induk terdapat komponen-komponen
meliputi:
Konduktor
Konduktor merupakan kawat penghantar untuk saluran transmisi. Pada
umumnya konduktor yang digunakan untuk transmisi tanpa pelindung/isolasi
kawat. Kawat konduktor yang digunakan adalah kawat berbahan tembaga atau
alumunium denga inti baja (steel-reinforced alumunium cabele/ACSR)
Isolator
Pada system transmisi isolator digunakan sebagai penahan bagian
konduktor terhadap ground. Isolator terbuat dari bahan keramik. Bahan
isolator memiliki resistansi yang tinggi untuk melindungi kebocoran arus dan
memiliki ketebalan yang standar untuk mencegah breakdown pada tekanan
listrik tegangan tinggi sebagai pertahan isolasi tersebut.
3.2 Pengoperasian Unit Pembangkit
Bgian ini menjelaskan langkah-langkah awal untuk opprasi normal,
singkronisasi, pemuatan generator dan berhenti. Untuk lebih rincinya akan di
jelaskan pada gambar 3.4
35
Unit singkron
Pembangkit bekerja
Unit stop
36
37
3) Kurangi arus medan sampai minimum dan putus rangkaian arus medan
dengan circuit breaker.
4) Matikan turbin
5) Biarkan generator untuk memperlambat kecepatan putaran (RPM) satu
setengah kecepatan oprasi normal.
6) Nyalakan terus rem pada 20% kecepatan operasi normal sampai generator
berhenti.
7) Matikan air pendingin untuk pendingin minyak
8) Lepaskan rem
9) Generator berhenti.
Gambar 3.5 panel pengoprasian secara manual
3.3 Spesifikasi Generator
3.3.1 Nilai Generator
3.4 Pengorasian Pembangkit Secara Auto Melalui Control Room
Gambar 3.6 control room, ruang pengorasian secara auto
3.4.1 Langkah-langkah pemeriksaan sebelum oprasi
Gambar 3.7 swith panel mengganti ke mode auto
3.4.2 Langkah-langkah pengorasian unit pembangkit
Gambar 3.8 lampu indicator pada panel control
3.5 Jam Oprasi Unit Pembangkit
3.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada PLTA
3.6.1 Payenyediaan alat-alat penunjang kesehatan dan keselamatan kerja
Helm.
Gambar 3.9 Helm
38
Penutup Telinga.
Gambar 3.10 Earmuff
Jas Hujan
Gambar 3.11 Jas Hujan
Safety Belt
Gambar 3.12 Safety Belt
Pelampung
Gambar 3.13 Pelampung
Sarung Tangan
Gambar 3.14 Sarung Tangan
Masker
Gambar 3.15 Masker
Kacamata
Gambar 3.16 Kacamata
Lampu Helm
Gambar 3.17 Lampu Helm
Sepatu Boot
Gambar 3.18 Sepatu Boot
Alat Pemadam Api Moderen (APAM)
Gambar 3.19 Tabung Pemadam Kebakaran
39
40