Laporan Praktikum Bilirubin
Laporan Praktikum Bilirubin
Laporan Praktikum Bilirubin
Tujuan
Mahasiswa mampu memahami prinsip pemeriksaan terhadap bilirubin urin
sebagai salah satu muatan kompetensi dalam bidang keahlian biokimia klinik.
II.
Prinsip Kerja
Melakukan pemeriksaan terhadap urin atas indikasi bilirubin.
III.
Dasar Teori
Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari
atau
bilirubin
terkonjugasi.Proses
konjugasi
melibatkan
enzim
IV.
Alat :
-
Beaker glass
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Corong
Saringan
Bahan :
-
V.
Urin
Lugol
Reagen schlesinger
Cara Kerja
1. Pembuatan Reagen
a. Reagen Schlesinger
10 g Zn(CH3COO)2
Disuspensikan dalam 100 ml alkohol
b. Larutan Lugol
0.5 g I2 dan 1 g KI
Dilarutkankan dalam 100 ml alkohol
Setelah larut, tmbahkan air sampai 150 ml
2. Cara Pemeriksaan
5 ml urin ditambah 2 tetes larutan lugol
\ Tambahkan 7,5 ml reagen Schlesinger. Kemudian kocok
Saring sampai didapat filtrat yang jernih
Filtrat diperiksa / dilihat dengan latar belakang hitam
3. Pengamatan Hasil
Positif bila didapat flourosensi hijau pada filtrat.
VII.
Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai pemeriksaan urin atas indikasi bilirubin.
dalam air dan diekskresikan ke dalam urin jika terjadi peningkatan kadar di
serum. Bilirubin tak terkonjugasi (bilirubin indirek) bersifat larut dalam lemak,
sehingga tidak dapat diekskresikan ke dalam urin.Pengujian harus dilakukan
dalam waktu 1 jam, dan urin harus dihindarkan dari pajanan sinar matahari (sinar
ultraviolet) yang langsung agar bilirubin tidak teroksidasi menjadi biliverdin.
Bilirubinuria (bilirubin dalam urin) mengindikasikan gangguan hati atau
saluran empedu, seperti pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik
hepar), ikterus obstruktif, kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik. Urin yang
mengadung bilirubin yang tinggi tampak berwarna kuning pekat, dan jika
digoncang-goncangkan akan timbul busa.
Bilirubin adalah produk rincian kuning normal hemekatabolisme. Heme
ditemukan dalam hemoglobin, komponen utama dari sel darah merah . Bilirubin
diekskresikan dalam empedu dan urin , dan peningkatan kadar dapat
mengindikasikan penyakit tertentu.Hal ini bertanggung jawab untuk warna kuning
memar , warna kuning air seni (melalui produk pemecahan direduksi, urobilin ),
warna coklat dari kotoran (melalui konversi kepada stercobilin ), dan perubahan
warna kuning pada penyakit kuning .
Kenaikan ringan pada bilirubin dapat disebabkan oleh hemolisis atau
pemecahan peningkatan sel darah merah, Sindrom Gilbert kelainan genetik
metabolisme bilirubin yang dapat mengakibatkan penyakit kuning yang ringan,
ditemukan pada sekitar 5% dari populasi, Rotor sindrom yaitu non-gatal sakit
kuning, dengan kenaikan bilirubin dalam serum pasien, terutama dari jenis yang
terkonjugasi. Kenaikan bilirubin sedang dapat disebabkan oleh obat terutama
antipsikotik , beberapa hormon seks , dan berbagai obat lain. Kadar bilirubin
yang sangat tinggi dapat disebabkan oleh neonatal hiperbilirubinemia , dimana
hati bayi baru lahir tidak mampu untuk memproses bilirubin menyebabkan
penyakit kuning , obstruksi saluran empedu yang luar biasa besar, batu misalnya
di saluran empedu, tumor menghalangi saluran empedu.
Pada bilirubin mengindikasi pada gangguan hati atau saluran empedu,
seperti pada hepatitis infeksma toksi hepar kanker hati. Urin yang mengandung
bilirubin tinggi tampak berwarna kuning pekat dan jika digoyang goyang akan
timbul busa, namun pada pengujian yang dilakukan tidak seperti tersebut.
Pada percoban ini harus menggunkan sampel urin yang segar hal ini
dikarenakan urin akan teroksidasi jika terlalu lama dibiarkan . Selain itu bakteri
akan berkembang biak dan banyak jadi bisa menguraikan urea menjadi
NH3(ammonium), kemudian bau menjadi menyengat karena terbentuknya
ammonium. bakteri banyak akan memakan glukosa yang terdapat pada urin
tersebut menyebabkan glikolisis sehingga kadar glukosa dalam urin akan menurun
dan nitrit pada urin tersebut akan meningkat karena bakteria sianida yang juga
mereduksi nitrat, lalu nitrit bilirubin akan berkurang karena terpapar dengan
sinar, dan akan diubah menjadi biliverdin , benda-benda keton akan berkurang,
karena benda2 keton ini mudah menguap.
Reagen yang digunakan pada praktikum ini yaitu lugol dan schlesinger.
Larutan lugol berwarna coklat sedangkan schlesinger tidak berwarna atau bening.
Reaksi dinyatakan positif jika membentuk fluororesensi berwarna hijau pada
endapan yang dilihat dengan latar belakang hitam. Diberikan latar belakang hitam
agar hasil dari flororesensi akan terlihat jelas. Dimana penambahan Lugol pada
pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengoksidasi bilirubin karena dalam urine
segar tidak ada bilirubin. Hasil yang didapatkan pada praktikum ini yaitu terdapat
fluororesensi berwarna hijau yang menunjukkan hasilnya positif terdapat
bilirubin.
VIII.
Kesimpulan
4. Pada percoban ini harus menggunakan sampel urin yang segar hal ini
dikarenakan urin akan teroksidasi jika terlalu lama dibiarkan
5. Reaksi dinyatakan positif terdapat bilirubin jika membentuk fluororesensi
berwarna hijau pada endapan yang dilihat dengan latar belakang hitam
6. Diberikan latar belakang hitam agar hasil dari flororesensi akan terlihat
jelas
7. Penambahan
Lugol
pada
pemeriksaan
ini
dimaksudkan
untuk