Laporan Praktikum Bilirubin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM I

PEMERIKSAAN URIN ATAS INDIKASI BILIRUBIN


I.

Tujuan
Mahasiswa mampu memahami prinsip pemeriksaan terhadap bilirubin urin

sebagai salah satu muatan kompetensi dalam bidang keahlian biokimia klinik.
II.

Prinsip Kerja
Melakukan pemeriksaan terhadap urin atas indikasi bilirubin.

III.

Dasar Teori
Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari

hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di


samping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Sel
retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air, bilirubin yang
disekresikan dalam darah harus diikatkan albumin untuk diangkut dalam plasma
menuju hati. Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan dan mengkonjugasinya
dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air, sehingga disebut bilirubin
direk

atau

bilirubin

terkonjugasi.Proses

konjugasi

melibatkan

enzim

glukoroniltransferase, selain dalam bentuk diglukoronida dapat juga dalam bentuk


monoglukoronida atau ikatan dengan glukosa, xylosa dan sulfat. Bilirubin
terkonjugasi dikeluarkan melalui proses energi kedalam sistem bilier.
Bilirubin terkonjugasi /direk adalah bilirubin bebas yang bersifat larut
dalam air sehingga dalam pemeriksaan mudah bereaksi. Bilirubin terkonjugasi
(bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin ) masuk ke saluran empedu dan
diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi
urobilinogen. Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang
terdiazotasi membentuk azobilirubin.
Peningkatan kadar bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi dapat
disebabkan oleh gangguan ekskresi bilirubin intrahepatik antara lain Sindroma
Dubin Johson dan Rotor, Recurrent (benign) intrahepatic cholestasis, Nekrosis
hepatoseluler, Obstruksi saluran empedu. Diagnosis tersebut diperkuat dengan
pemeriksaan urobilin dalam tinja dan urin dengan hasil negatif.

Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) merupakan bilirubin bebas


yang terikat albumin, bilirubin yang sukar larut dalam air sehingga untuk
memudahkan bereaksi dalam pemeriksaan harus lebih dulu dicampur dengan
alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu dinamakan
bilirubin indirek.
Peningkatan kadar bilirubin indirek mempunyai arti dalam diagnosis
penyakit bilirubinemia karena payah jantung akibat gangguan dari delivery
bilirubin ke dalam peredaran darah. Pada keadaan ini disertai dengan tanda-tanda
payah jantung, setelah payah jantung diatasi maka kadar bilirubin akan normal
kembali dan harus dibedakan dengan chardiac chirrhosis yang tidak selalu disertai
bilirubinemia. Peningkatan yang lain terjadi pada bilirubinemia akibat hemolisis
atau eritropoesis yang tidak sempurna, biasanya ditandai dari anemi hemolitik
yaitu gambaran apusan darah tepi yang abnormal,umur eritrosit yang pendek.
Hemoglobin yang rusak menyebabkan terbentuknya bilirubin, yaitu suatu
zat berwarna kuning yang membentuk kompleks dengan albumin dan dibawa ke
hati. Dalam hati bilirubin diubah menjadi bilirubin diglukoronida oleh enzim
UDP-glukuroniltransferase yang kemudian dibawa ke empedu. Bilirubin
diglukoronida kemudian dikeluarkan bersama cairan empedu ke dalam usus. Di
sini glukoronida dipisahkan sedangkan bilirubin direduksi menjadi urobilinogen
yang tidak berwarna. Sebagian kecil urobilinogen diabsorbsi kembali dan dibawa
ke hati. Sebagian besar urobilinogen dikeluarkan bersama feses, setelah diubah
menjadi urobilin dengan jalan oksidasi. Adanya gangguan pada hati menyebabkan
hambatan terhadap reaksi pembentukan bilirubin diglukoronida, sehingga
bilirubin akan terdapat banyak dalam darah dan urin .

IV.

Alat dan Bahan

Alat :
-

Beaker glass
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Corong
Saringan

Bahan :
-

V.

Urin
Lugol
Reagen schlesinger

Cara Kerja
1. Pembuatan Reagen
a. Reagen Schlesinger

10 g Zn(CH3COO)2
Disuspensikan dalam 100 ml alkohol
b. Larutan Lugol
0.5 g I2 dan 1 g KI
Dilarutkankan dalam 100 ml alkohol
Setelah larut, tmbahkan air sampai 150 ml

2. Cara Pemeriksaan
5 ml urin ditambah 2 tetes larutan lugol
\ Tambahkan 7,5 ml reagen Schlesinger. Kemudian kocok
Saring sampai didapat filtrat yang jernih
Filtrat diperiksa / dilihat dengan latar belakang hitam
3. Pengamatan Hasil
Positif bila didapat flourosensi hijau pada filtrat.

VII.

Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai pemeriksaan urin atas indikasi bilirubin.

Pemeriksaan ini menggunakan larutan lugol dan reagen schlesinger yang


menunjukkan hasil yang positif jika terdapat fluororesensi hijau pada filtrat.
Secara normal, bilirubin tidak dijumpai di urin. Bilirubin terbentuk dari
penguraian hemoglobin dan ditranspor ke hati, tempat bilirubin berkonjugasi dan
diekskresi dalam bentuk empedu. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk) ini larut

dalam air dan diekskresikan ke dalam urin jika terjadi peningkatan kadar di
serum. Bilirubin tak terkonjugasi (bilirubin indirek) bersifat larut dalam lemak,
sehingga tidak dapat diekskresikan ke dalam urin.Pengujian harus dilakukan
dalam waktu 1 jam, dan urin harus dihindarkan dari pajanan sinar matahari (sinar
ultraviolet) yang langsung agar bilirubin tidak teroksidasi menjadi biliverdin.
Bilirubinuria (bilirubin dalam urin) mengindikasikan gangguan hati atau
saluran empedu, seperti pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik
hepar), ikterus obstruktif, kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik. Urin yang
mengadung bilirubin yang tinggi tampak berwarna kuning pekat, dan jika
digoncang-goncangkan akan timbul busa.
Bilirubin adalah produk rincian kuning normal hemekatabolisme. Heme
ditemukan dalam hemoglobin, komponen utama dari sel darah merah . Bilirubin
diekskresikan dalam empedu dan urin , dan peningkatan kadar dapat
mengindikasikan penyakit tertentu.Hal ini bertanggung jawab untuk warna kuning
memar , warna kuning air seni (melalui produk pemecahan direduksi, urobilin ),
warna coklat dari kotoran (melalui konversi kepada stercobilin ), dan perubahan
warna kuning pada penyakit kuning .
Kenaikan ringan pada bilirubin dapat disebabkan oleh hemolisis atau
pemecahan peningkatan sel darah merah, Sindrom Gilbert kelainan genetik
metabolisme bilirubin yang dapat mengakibatkan penyakit kuning yang ringan,
ditemukan pada sekitar 5% dari populasi, Rotor sindrom yaitu non-gatal sakit
kuning, dengan kenaikan bilirubin dalam serum pasien, terutama dari jenis yang
terkonjugasi. Kenaikan bilirubin sedang dapat disebabkan oleh obat terutama
antipsikotik , beberapa hormon seks , dan berbagai obat lain. Kadar bilirubin
yang sangat tinggi dapat disebabkan oleh neonatal hiperbilirubinemia , dimana
hati bayi baru lahir tidak mampu untuk memproses bilirubin menyebabkan
penyakit kuning , obstruksi saluran empedu yang luar biasa besar, batu misalnya
di saluran empedu, tumor menghalangi saluran empedu.
Pada bilirubin mengindikasi pada gangguan hati atau saluran empedu,
seperti pada hepatitis infeksma toksi hepar kanker hati. Urin yang mengandung
bilirubin tinggi tampak berwarna kuning pekat dan jika digoyang goyang akan
timbul busa, namun pada pengujian yang dilakukan tidak seperti tersebut.

Pada percoban ini harus menggunkan sampel urin yang segar hal ini
dikarenakan urin akan teroksidasi jika terlalu lama dibiarkan . Selain itu bakteri
akan berkembang biak dan banyak jadi bisa menguraikan urea menjadi
NH3(ammonium), kemudian bau menjadi menyengat karena terbentuknya
ammonium. bakteri banyak akan memakan glukosa yang terdapat pada urin
tersebut menyebabkan glikolisis sehingga kadar glukosa dalam urin akan menurun
dan nitrit pada urin tersebut akan meningkat karena bakteria sianida yang juga
mereduksi nitrat, lalu nitrit bilirubin akan berkurang karena terpapar dengan
sinar, dan akan diubah menjadi biliverdin , benda-benda keton akan berkurang,
karena benda2 keton ini mudah menguap.
Reagen yang digunakan pada praktikum ini yaitu lugol dan schlesinger.
Larutan lugol berwarna coklat sedangkan schlesinger tidak berwarna atau bening.
Reaksi dinyatakan positif jika membentuk fluororesensi berwarna hijau pada
endapan yang dilihat dengan latar belakang hitam. Diberikan latar belakang hitam
agar hasil dari flororesensi akan terlihat jelas. Dimana penambahan Lugol pada
pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengoksidasi bilirubin karena dalam urine
segar tidak ada bilirubin. Hasil yang didapatkan pada praktikum ini yaitu terdapat
fluororesensi berwarna hijau yang menunjukkan hasilnya positif terdapat
bilirubin.

VIII.

Kesimpulan

1. Secara normal bilirubin tidak dijumpai di urin


2. Bilirubin dalam urin mengindikasikan gangguan hati atau saluran empedu,
seperti pada ikterus parenkimatosa, ikterus obstruktif, kanker hati
3. Urin yang mengandung bilirubin tinggi tampak berwarna kuning pekat dan
jika digoyang goyang akan timbul busa, namun pada pengujian yang
dilakukan tidak seperti tersebut.

4. Pada percoban ini harus menggunakan sampel urin yang segar hal ini
dikarenakan urin akan teroksidasi jika terlalu lama dibiarkan
5. Reaksi dinyatakan positif terdapat bilirubin jika membentuk fluororesensi
berwarna hijau pada endapan yang dilihat dengan latar belakang hitam
6. Diberikan latar belakang hitam agar hasil dari flororesensi akan terlihat
jelas
7. Penambahan

Lugol

pada

pemeriksaan

ini

dimaksudkan

untuk

mengoksidasi bilirubin karena dalam urine segar tidak ada bilirubin


8. Hasil yang didapatkan pada praktikum ini yaitu terdapat fluororesensi
berwarna hijau yang menunjukkan hasilnya positif terdapat bilirubin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Bilirubin. http//lab kesehatan. blog spot. com /2009/ bilirubinserum.html. Diakses pada tanggal 27 april 2014. Pukul 16.00 wib.
Mc Pherson, A. R. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Jakarta: Panerbit Buku Kedokteran EGC.
Poedjiadi, Anna. 2012. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai