Ketikan Rumus Reboiler

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Reboiler merupakan peralatan perpindahan panas yang berfungsi mendidihkan kembali serta menguapkan sebagian cairan yang di proses. Biasanya alat ini dihubungkan dengan dasar kolom fraksinasi atau stripper untuk memanaskan kembali dasar kolom distilasi. Untuk menghitung nilai fouling factor, pressure drop serta effisiensi reboiler FC-E107 dilakukan dengan menggunakan beberapa tahap penyelesaian. Adapun tahap tahap yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengambil data data fluida sebagai berikut : a. Suhu masuk fluida panas ( T1 ) dan fluida dingin ( t1 ) b. Suhu keluar fluida panas ( T2 ) dan fluida dingin ( t2 ) c. Berat fluida panas ( C ) dan fluida dingin ( c ) d. Viskositas fluida panas dan fluida dingin ( ) e. Specific gravity fluida panas dan fluida dingin 2. Mengerjakan perhitungan dengan metoda kern Perhitungan Reboiler Metoda kern 1. Perhitungan Neraca Panas ( Heat balance ) ( Dimana : Q W w Cp cp T1 T2 t1 t2 = Kalor jenis, Btu/hr = laju alir fluida panas, lb/hr = laju alir fluida dingin, lb/hr = kapasitas panas fluida panas, Btu/lb F = kapasitas panas fluida dingin, Btu/hr F = Temperatur fluida panas masuk, F = Temperatur fluida panas keluar, F = Temperatur fluida dingin masuk, F = Temperatur fluida dingin keluar, F ) ( )

2. Perhitungan Log Mean Temperature Different, LMTD ( ) ( ( ( ) ) )

3. Menghitung faktor koreksi dengan menghitung R dan S Suatu koreksi LMTD dinyatakan dengan faktor koreksi ( Ft ), oleh sebab itu untuk tujuan tersebut dibutuhkan besaran R dan S. S menyatakan efisiensi temperatur dan R merupakan pembanding daya tampung kalor fluida dingin dan fluida panas, ( ( ( ( ) ) ) )

Dengan besaran R dan S tersebut didapat FT menggunakan kurva pada Fig.18 kern sehingga didapat :

4. Perhitungan temperatur calorific ( TC dan tC ) Temperatur caloric ditafsirkan sebagai temperatur rata rata fluida yang terlibat dalam pertukaran panas. ( ( ) )

Dari Fig. 17 kern, 1965 didapat harga KC dan FC dengan perbandingan

5. Perhitungan Flow Area Flow area merupakan luas penampang yang tegak lurus arah aliran Tube side ( Dimana : )

NT = jumlah tube At = internal area ( table 10 kern ) n = jumlah tube passes

Shell side ( Dimana: ID = inside diameter ( in ) C = Jarak antar tube ( in ) B = jarak baffle ( in ) C = Tube Pitch ( in ) )

6. Perhitungan Mass Velocity Kecepatan massa merupakan perbandingan laju alir dengan flow area Tube side Dimana : W = laju alir fluida panas ( lb/hr ) Shell side Dimana : w = laju alir fluida dingin ( lb/hr ) 7. Perhitungan reynold number Reynold Number menunjukkan tipe aliran fluida di dalam pipa Tube side Dimana : D Gt Shell side = inside diameter ( Ft ) ( tabel 10 kern ) = mass velocity ( lb/hr ft2 ) = viskositas fluida pada suhu Tc

Dimana : De Gs

= equivalent diameter ( ft ) ( fig.28 kern ) = mass velocity ( lb/hr ft2 ) = viskositas fluida pada suhu tc

8. Perhitungan heat transfer factor ( Jh )

Tube side Nilai Jh untuk sisi tube dapat diketahui dari Fig.24 Kern Shell side Nilai Jh untuk sisi tube dapat diketahui dari Fig.28 Kern

9. Menentukan thermal function Pada tiap suhu, yaitu Tc ( hot fluid ) untuk tube dan tc ( cold fluid ) untuk shell diperoleh masing masing nilai c ( fig.4 Kern ), ( viscosity ) dan k ( konduktivitas thermal ) ( fig 1 Kern ) ( ) Dimana : c = panas spesifik ( Btu/lb F ) k = konduktifitas thermal ( Btu/hr.ft F )

10. Menentukan nilai outside film coefficient ( ho ) dan inside film coefficient ( hi ) Tube side ( Shell side ( )

Dimana : ho = outside film coefficient ( Btu/hr.ft F ) hi = inside film coefficient ( Btu/hr.ft F ) 11. Menentukan tube wall temperature, tw Temperatur dinding rata rata tube dapat dihitung dengan temperature kalorik, jika diketahui nilai koefisien perpindahan panas fluida shell dan tube pada kondisi operasi sedang berlansung. ( ) Dimana : tw = temperature dinding tube ( F )

12. Perhitungan corrected coefficient ho dan hio pada tw Tube side

Shell side ( )

13. Perhitungan clean overall coefficient, Uc Uc merupakan heat transfer coefficient jika tidak terjadi fouling/ kerak.

Dimana : Uc = overall heat transfer coefficient ( Btu/hr. Ft2 F ) 14. Perhitungan dirty overall coefficient, UD UD merupakan overall heat transfer coefficient jika terjadi fouling/ kerak.

Dimana : A NT a L Maka :

= Heat transfer surface ( ft2 ) = Jumlah tube = luas area ( ft2/in ft ), Tabel 10 Kern = Panjang Tube

Dimana : UD

= Overall heat transfer coefficient ( Btu/hr.ft2 F )

15. Perhitungan Dirt Factor, Rd

Dimana : Rd

= Fouling Factor ( hr.ft2. F/ Btu )

16. Perhitungan pressure drop Tube Side

Dimana : Pt

= Pressure drop pada tube ( psi )

f Gt s D n Tube Side

= Friction factor tube ( ft2/ in2 ) ( fig. 26 Kern ) = mass velocity ( lb/hr. Ft2 ) = Spec. Gravity = inside diameter ( ft ) = jumlah pass tube

Dimana : Ps F Gs s N+1 17. Perhitungan Effisiensi

= total pressure drop pada shell ( psi ) = Friction Factor shell ( ft2/in2 ) = mass velocity ( lb/hr. Ft2 ) = Spec. Gravity = Jumlah lintasan aliran melalui baffle

Dimana :

= effisiensi kerja reboiler ( % )

Anda mungkin juga menyukai