Respon Dan Adaptasi Hewan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

RESPON DAN ADAPTAS HEWAN

ANALISIS KRITIS
KOLOGI HAN

DISUSUN OLH:
Kelompok : 3
1. :landari Sap:9ri (342008130)
2. elinda (342008150)
3. iwik Beriani (342008103)
4. Neri Varissa (342008134)
5. ry Ardi Prase9yo (342008160)
Kelas/Semes9er : C/VI
Prodi : Pendidikan Biologi
Dosen Pengas: : Dr. Drs. Sale Hidaya9 .Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

ADAPTASI DAN RSPON HAN


I. Bibliografi
Godam. 2009. Contoh Bentuk Adaptasi Tingkah Laku Behavioral Pada Mahluk Hidup Ilmu
Biologi. (Online) (http://organisasi.org/contoh-bentuk-adaptasi-tingkah-laku-behavioral-pada-
makhluk-hidup-ilmu-biologi, diakses 26 Maret 2011).
Godam. 2009. Macam Dan Jenis Adaptasi Mahluk Hidup Morfologi, Fisiologi dan Tingkah
Laku. (Online) (http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morIologi-
Iisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-diri, diakses 26 Maret 2011).
Mughni, Irpan AriI. 2011. Thermoregulasi. (Online)
(http://irpanariImughni.blogspot.com/20110101archive.html, diakses 26 Maret 2011).
II. T::an Pen:lis
Menyampaikan inIormasi :
1. Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
2. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi
1) Adaptasi MorIologi
Adaptasi morIologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan
kebutuhan organisme hidup.
2) Adaptasi Fisiologi
Adaptasi Iisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang
menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan
baik.
3) Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku/perilaku
terhadap lingkungannya.
3. Bentuk adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation) pada binatang/hewan di sekitar kita:
1) Mimikri
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang.
2) Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras dengan cara tidur
menonaktiIkan dirinya (dorman).
3) Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu bagian tubuh.
4) Estivasi
Estivasi adalah menonaktiIkan diri (dorman) pada saat kondisi lingkungan tidak bersahabat.
Bedanya dengan hibernasi adalah di mana pada estivasi dilakukan pada musim panas dengan
suhu udara yang panas dan kering.
5) Simbiosis Rayap dan Flagellata
Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu Ilagelata untuk mencerna kayu
yang ada di dalam usus rayap. Tanpa Ilagellata rayap tidak akan mampu mencerna kayu yang
masuk ke dalam tubuhnya.
6) Pernapasan Ikan Paus
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di air. Paus memiliki paru-paru yang
harus diisi dengan oksigen dari permukaan laut minimal setiap setangah jam sekali.
4. Themoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar
tetap konstan dinamis. Adapun mekanismenya adalah mengatur keseimbangan antara
perolehan panas dengan pelepasan panas.
5. Kemampuan hewan untuk mempertahankan suhu tubuh ada 2, yaitu :
1) Hewan poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan
berubahnya suhu lingkungan.
2) Hewan homeoterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan sekalipun suhu
lingkungannya berubah.
6. Adaptasi hewan ektoterm terhadap suhu sangat panas
Meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan:
1) Melalui kulit, bagi hewan yang berkulit lembab (cacing dan katak) atau dengan cara
berkeringat (untuk hewan yang mempunyai kelenjar keringat).
2) Melalui saluran pernaIasan, bagi hewan yang kulitnya tebal dan kedap air (reptil dan
insekta).
3) Mengubah mesin metaboliknya agar bisa bekerja pada suhu tinggi (kadal dan reptil gurun).
Adaptasi hewan ektoterm terhadap suhu sangat dingin
1) Meningkatkan suhu osmotik
2) Titik beku cairan tubuh dapat diturunkan hingga dibawah 0C
3) Menghambat pembekuan kristal es didalam sel
4) Mencegah kerusakan membran
7. Adaptasi hewan endoterm terhadap suhu sangat dingin
1) Masuk ke dalam kondisi heterotermi, yaitu mempertahankan adanya perbedaan suhu di
antara berbagai bagian tubuh
2) Hibernasi atau torpor, yaitu penurunan suhu tubuh yang berkaitan dengan adanya penurunan
laju metabolisme, laju denyut jantung, laju respirasi, dan sebagainya
Adaptasi hewan endoterm terhadap suhu sangat panas
1) Meningkatkan pelepasan panas tubuh dengan meningkatkan penguapan, baik melalui proses
berkeringat ataupun terengah-terengah.
2) Melakukan gular Iluttering, yaitu menggerakkan daerah kerongkongan secara cepat dan
terus-menerus sehingga penguapan melalui saluran pernaIasan (dan mulut) dapat meningkat,
akibatnya pelepasan panas tubuh juga meningkat.
3) Menggunakan strategi hipertermik, yaitu mempertahankan atau menyimpan kelebihan panas
metabolik di dalam tubuh sehingga suhu tubuh meningkat sangat tinggi, contoh: unta dan
rusa gurun.
III. Fak9a Unik dan enarik
1. Ternyata onta memiliki kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak
minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama.
2. Cicak jika merasa terancam akan memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan
musuh.
3. Hibernasi dilakukan pada musim dingin, sedangkan estivasi dilakukan pada musim panas
dengan suhu udara yang panas dan kering.
4. Rayap kecil yang baru menetas mendapatkan Ilagellata dengan jalan menjilat dubur rayap
dewasa.
5. Paus memiliki paru-paru yang harus diisi dengan oksigen dari permukaan laut minimal setiap
setengah jam sekali.
6. Hewan harus memilih kisaran suhu yang lebih sempit dari kisaran suhu lingkungannya yang
ideal dan disukai agar proses Iisiologis optimal.
7. Ternyata hewan yang tidak memiliki kelenjar keringat, jika tubuhnya panas, penguapan
melalui saluran pernaIasan dengan cara terengah-engah (pada anjing diikuti dengan
menjulurkan lidahnya).
8. Burung dan mamalia kutub yang mempunyai suhu pada pusat tubuh sebesar 38
o
C, namun
suhu kakinya hanya sekitar 3
o
C.
IV. Konsep
1. Adaptasi MorIologi, Adapatasi Fisiologi, dan Adaptasi Tingkah Laku
2. Hewan Poikiloterm dan Hewan Homeoterm
3. Hewan Ektoterm dan Hewan Ektoterm
4. Lingkungan
V. Per9anyaan
1. Jelaskan bagaimana mekanisme perubahan warna kulit pada bunglon agar sesuai dengan
tempatnya?
2. Jelaskan apakah hewan yang sedang berhibernasi akan merespon terhadap gangguan yang
ada?
3. Jelaskan perbedaan hibernasi dan torpor!
4. Jelaskan mekanisme menggigil pada hewan endoterm!
VI. Refleksi Kelompok
Setelah kami membaca dan membuat analisis terhadap tiga artikel ini, kami mendapat
inIormasi tentang respon dan adaptasi yang diberikan hewan terhadap
lingkungannya. Perubahan kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap hewan. Hewan
pun akan mengadakan respon terhadap perubahan kondisi lingkungannya tersebut. Respon
hewan terhadap kondisi dan perubahan lingkungannya dinyatakan sebagai respon hewan
terhadap lingkungannya. Bentuk respon dan adaptasi hewan tersebut bisa berupa perubahan
morIologi, Iisiologi, dan tingkah laku.
Adaptasi yang bersiIat morIologi contohnya gigi singa runcing karena makanannya
berupa daging, sedangkan sapi tidak runcing karena giginya lebih sering digunakan untuk
memotong rumput dan mengunyah. Adaptasi yang bersiIat Iisiologi, contohnya onta punya
punuk di punggungnya sehingga dia tahan untuk tidak minum dalam jangka waktu yang
lama. Sedangkan adaptasi tingkah laku contohnya, bunglon mengubah warna kulitnya sesuai
dengan tempatnya.
Kami juga mendapat inIormasi bahwa hewan itu berdasarkan kemampuan dirinya
untuk mempertahankan panas dibedakan menjadi hewan poikiloterm dan hewan homeoterm.
Sedangkan berdasarkan sumber panas tubuhnya, hewan dibedakan menjadi hewan endoterm
dan hewan ektoterm. Masing-masing hewan tersebut memiliki cara yang berbeda dalam
beradaptasi dan merespon suhu lingkungan disekitar mereka.
Demikianlah Analisis Kritis tentang #espon dan Adaptasi Hewan` ini kami buat,
semoga dapat bermanIaat bagi kita semua. Kami sadar bahwa Analisis Kritis yang kami buat
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu apabila terdapat kesalahan dan kekurangan kami
mohon maaI. Saran dan kritik yang membangun pun sangat kami harapkan demi perbaikan di
masa depan. Terimakasih.

acam & 1enis Adap9asi akl:k Hid:p - orfologi Fisiologi Dan


Tingka Lak: Un9:k enyes:aikan Diri
Di9:lis ole: Godam64

A. Penge9ian Ar9i Definisi Adap9asi


Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
B. 1enis-1enis Dan acam-acam Adap9asi
1. Adap9asi orfologi
Adaptasi morIologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan
kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan
sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing,
kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih
banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.
2. Adap9asi Fisiologi
Adaptasi Iisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang
menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan
baik. Contoh adapatasi Iisiologis adalah seperti pada binatang/hewan onta yang punya
kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam
jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk
bertahan di daerah dingin.
3. Adap9asi Tingka Lak:
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku/perilaku
terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai
dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri.

Con9o Ben9:k Adap9asi Tingka Lak: (Beavioral) Pada akl:k Hid:p


- Ilm: Biologi
Di9:lis ole: Godam64

Makhluk hidup melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan di sekitar habitat


tempat hidupnya tidak terkecuali manusia. Adaptasi yang dilakukan makhluk hidup bertujuan
untuk dapat bertahan hidup dari kondisi lingkungan yang mungkin kurang menguntungkan.
Di bawah ini adalah merupakan beberapa bentuk adaptasi tingkah laku (behavioral
adaptation) pada binatang/hewan di sekitar kita disertai pengertian dan arti deIinisi :
1. imikri
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang seperti misalnya bunglon
yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang
predator/pemangsa sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa. Jika
bunglon dekat dengan dedaunan hijau maka dia akan berubah warna kulit menjadi hijau, jika
dekat batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti warna menjadi coklat, dan lain
sebagainya.
2. Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras dengan cara tidur
menonaktiIkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa berlangsung lama secara berbulan-bulan
seperti beruang pada musim dingin. Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit,
karena selama masa itu biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu tubuh yang rendah,
detak jantung yang lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang tersebut akan
kembali aktiI atau bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang berhibernasi yaitu
seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lain-lain.
3. A:9o9omi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu bagian
tubuh. Contoh autotomi yaitu pada cicak / cecak yang biasa hidup di dinding rumah, pohon,
dll. Cicak jika merasa terancam ia akan tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari
sergapan musuh. Ekor yang putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup menarik
perhatian sehingga perhatian pemangsa akan Iokus ke ekor yang putus, sehingga cicak pun
bisa kabur dengan lebih leluasa.
4. s9ivasi
Estivasi adalah menonaktiIkan diri (dorman) pada saat kondisi lingkungan tidak
bersahabat. Bedanya dengan hibernasi adalah di mana pada estivasi dilakukan pada musim
panas dengan suhu udara yang panas dan kering. Hewan-hewan seperti kelelawar, tupai,
lemur kerdil, dll akan mengestivasi diri di tempat yang aman dan terlindung. Pada tumbuhan
estivasi juga dilakukan oleh oleh pohon jati dengan meranggas atau menggugurkan daun.
5. Simbiosis Rayap dan Flagella9a
Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu Ilagelata untuk mencerna
kayu yang ada di dalam usus rayap. Tanpa Ilagellata rayap tidak akan mampu mencerna kayu
yang masuk ke dalam tubuhnya. Rayap-rayap kecil yang baru menetas mendapatkan
Ilagellata dengan jalan menjilat dubur rayap dewasa. Rayap secara periodik melakukan
aktivitas ganti kulit dan meninggalkan bagian usus lama, sehingga rayap akan memakan kulit
yang mengelupas untuk memasukkan kembali Ilagellata ke dalam usus pencernaannya.
6. Pernapasan Ikan Pa:s
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di air. Paus memiliki paru-paru
yang harus diisi dengan oksigen dari permukaan laut minimal setiap setengah jam sekali. Ikan
paus ketika muncuk ke permukaan akan membuang udara kotor lewat hidung mirip seperti
air mancur yang berisi karbon dioksida bercampur uap air jenuh yang terkondensasi.

Termoreg:lasi
Diposkan ole: Irpan Arif :gnidi

Themoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya
agar tetap konstan dinamis. Adapun mekanismenya adalah mengatur keseimbangan antara
perolehan panas dengan pelepasan panas. Suhu tubuh hewan dipengaruhi oleh suhu
lingkungan hewan. Namun untuk hidup secara normal hewan harus memilih kisaran suhu
yang lebih sempit dari kisaran suhu tersebut yang ideal dan disukai agar proses Iisiologis
optimal. Suhu tubuh konstan sangat dibutuhkan karena perubahan suhu berpengaruh pada
konIormasi protein dan ativitas enzim juga pada energi kinetik molekul zat. Kenaikan suhu
Lingkungan mengakibatkan peningkatan laju reaksi yang berpengaruh pada aktivitas
metabolisme sel tubuh.
Kemampuan hewan untuk mempertahankan suhu tubuh ada 2, yaitu :
1. Hewan poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan
berubahnya suhu lingkungan.
2. Hewan homeoterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan sekalipun suhu
lingkungannya berubah.
Interaksi panas yang menguntungkan: mengatur suhu tubuh yaitu
meningkatkan/menurunkan pelepasan panas dari tubuh dan memperoleh panas.
1. Konduksi: Perpindahan atau pergerakan dua benda yang saling bersentuhan.
2. Konveksi: Perpindahan panas antara dua benda yang terjadi melalui zat alir (Iluida) yang
bergerak.
Proses Konveksi:
Berlangsung sampai suhu tubuh kembali ke suhu normal. Perpindahan panas bisa
dipercepat, apabila kecepatan aliran Iluida di sekeliling tubuh ditingkatkan. Terjadi dari
lingkungan ke tubuh hewan, misalnya pada saat udara panas bertiup di dekat hewan, lama-
kelamaan tubuh hewan akan menjadi lebih panas juga.
3. Radiasi : Perpindahan panas antara dua benda yang tidak saling bersentuhan
Frekuensi dan Intensitas Radiasi:
O Tergantung pada suhu benda yang mengeluarkan radiasi. Semakin tinggi suhu benda yang
mengeluarkan radiasi, semakin tinggi pula intensitas radiasinya.
O Tubuh hewan (kulit, rambut, dan bulu) menyerap panas radiasi dengan baik.
O Berjemur pada hewan (khususnya poikiloterm) untuk menaikkan atau memperoleh panas
tubuh.
4. Evaporasi : Proses perubahan benda dari Iase cair ke Iase gas.
Evaporasi:
Cara penting untuk melepaskan panas tubuh. Hewan yang tidak memiliki kelenjar
keringat, jika tubuhnya panas, penguapan melalui saluran pernaIasan dengan cara terengah-
engah (pada anjing diikuti dengan menjulurkan lidahnya). Jika suhu tubuh meningkat,
keringat akan membasahi kulit, selanjutnya keringat akan menyerap kelebihan panas dari
tubuh dan mengubahnya menjadi uap, setelah keringat mengering, suhu tubuh pun turun.
Laju aliran panas pada suatu benda di pengaruhi oleh:
1. Luas permukaan benda yang saling bersentuhan.
2. Perbedaan suhu awal antara kedua benda tersebut.
3. Konduktivitas panas (tingkat kemudahan untuk mengalirkan panas yang dimiliki suatu
benda) dari kedua benda.
Hewan k9o9erm
Hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitarnya. Yaitu,
O Perolehan panas tubuh tergantung pada berbagai sumber panas di lingkungan luar.
O Masalah yang dihadapi tidak sama, tergantung pada jenis habitatnya.
Hewan Ektoterm Akuatik: Suhunya relatiI stabil sehingga mengalami permasalahan suhu
lingkungan yang rumit.
Hewan Ektoterm Terestial: Suhunya selalu berubah dengan variasi yang cukup besar
sehingga ada perbedaan signiIikan antara suhu udara siang dan malam.
Adap9asi Hewan k9o9erm 9eradap S:: Sanga9 Panas dan Sanga9 Dingin
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Panas
Meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan:
1. Melalui kulit, bagi hewan yang berkulit lembab (cacing dan katak) atau dengan cara
berkeringat (untuk hewan yang mempunyai kelenjar keringat).
2. Melalui saluran pernaIasan, bagi hewan yang kulitnya tebal dan kedap air (reptil dan
insekta).
3. Mengubah mesin metaboliknya agar bisa bekerja pada suhu tinggi (kadal dan reptil gurun).
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Dingin
1. Meningkatkan suhu osmotik.
2. Titk beku cairan tubuh dapat diturunkan hingga dibawah 0C.
3. Menghambat pembekuan kristal es didalam sel.
4. Mencegah kerusakan membran.
Hewan ndo9erm
Hewan yang panas tubuhnya berasal dari dalam tubuh sebagai hasil dari metabolism
sel tubuh.
Suhu tubuh terlalu tinggi dilepaskan dengan cara:
1. Vasodilatasi daerah periIer tubuh.
2. Berkeringat dan terengah-engah.
3. Menurunkan laju metabolisme (misal: menekan sekresi tiroksin).
4. Respons perilaku (misal: berendam di air).
Suhu Tubuh Terlalu Rendah
Cara untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi panas:
1. Vasokonstriksi.
2. Menegakkan rambut (merinding).
3. Menggigil (shivering).
4. Meningkatkan laju metabolisme (dengan meningkatkan sekresi tiroksin).
5. Respons perilaku (menghangatkan diri).
Mekanisme Produksi Panas pada Hewan Endoterm
1. Meningkatkan produksi panas metabolik dalam otot rangka (kontraksi otot):
a. Terjadi secara sadar dengan cara menggerakkan anggota tubuh.
b. Tanpa sadar dengan cara menggigil (gerakan yang tidak teratur dan tidak mempunyai tujuan
pergerakan tertentu, misalnya saat dingin).
2. Memetabolisme jaringan lemak cokelat:
a. Jaringan lemak cokelat berbeda dengan jaringan lemak putih.
b. Jaringan lemak cokelat dibungkus oleh selaput yang dipersaraIi dengan baik oleh sistem
saraI simpatis.
c. Jika dirangsang, lemak akan dimetabolisme dalam mitokondria sel lemak, dan panas akan
dihasilkan.
d. Membutuhkan banyak oksigen sehingga hewan harus meningkatkan pasokan oksigen.
3. Meningkatkan sekresi hormon tiroid (T3 dan T4), hormon yang dapat meningkatkan aktivitas
metabolisme dalam sel.
4. Menyerap radiasi panas matahari.
5. Menegakkan rambut/bulu sehingga pelepasan panas secara konveksi dapat diperkecil.
6. Mengurangi aliran darah ke organ periIer dengan vasokonstriksi (menyempitkan pembuluh
darah).
7. Memberikan berbagai tanggapan perilaku.
Adap9asi Hewan ndo9erm 9eradap S:: Sanga9 Panas dan Sanga9 Dingin
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Dingin
1. Masuk ke dalam kondisi heterotermi, yaitu mempertahankan adanya perbedaan suhu di
antara berbagai bagian tubuh.
Contoh: burung dan mamalia kutub yang mempunyai suhu pada pusat tubuh sebesar 38
o
C,
namun suhu kakinya hanya sekitar 3
o
C, secara Iisiologis, kaki tetap berIungsi normal (telah
beradaptasi pada tingkat sel dan tingkat molekul).
2. Hibernasi atau torpor, yaitu penurunan suhu tubuh yang berkaitan dengan adanya penurunan
laju metabolisme, laju denyut jantung, laju respirasi, dan sebagainya.
Periode hibernasi, mulai dari beberapa jam hingga beberapa minggu, bahkan beberapa bulan.
Berakhirnya hibernasi dicapai dengan kebangkitan spontan melalui peningkatan laju
metabolisme dan suhu tubuh secara cepat, yang akan segera mengembalikannya ke keadaan
nomal.
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Panas
1. Meningkatkan pelepasan panas tubuh dengan meningkatkan penguapan, baik melalui proses
berkeringat ataupun terengah-terengah.
2. Melakukan gular Iluttering: yaitu menggerakkan daerah kerongkongan secara cepat dan
terus-menerus sehingga penguapan melalui saluran pernaIasan (dan mulut) dapat meningkat,
akibatnya pelepasan panas tubuh juga meningkat. Misalnya pada ayam yang sedang
mengerami telur.
3. Menggunakan strategi hipertermik, yaitu mempertahankan atau menyimpan kelebihan panas
metabolik di dalam tubuh sehingga suhu tubuh meningkat sangat tinggi, contoh: unta dan
rusa gurun.
Hipertermik mengurangi pelepasan air dari tubuh, yang seharusnya digunakan untuk
mendinginkan tubuh melalui penguapan (untuk sementara). Hipertermik menimbulkan
masalah karena organ tertentu dalam tubuh (misalnya otak) kurang mampu mentoleransi
kenaikan suhu yang terlalu besar. Pendinginan dilakukan dengan cara kerja mirip heat
exchanger, lokasinya terletak pada rongga hidung.
Pengendalian S:: T:b: Hewan ndo9erm
Komponen penyelenggara pengendalian suhu tubuh
1. Reseptor: Reseptor panas aktiI bila suhu tubuh meningkat, sedangkan reseptor dingin aktiI
bila suhu tubuh menurun.
2. Komparator: Pusat control.
3. EIektor: Mekanisme perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA
Godam. 2009. Contoh Bentuk Adaptasi Tingkah Laku Behavioral Pada Mahluk Hidup Ilmu
Biologi. (Online) (http://organisasi.org/contoh-bentuk-adaptasi-tingkah-laku-behavioral-pada-
makhluk-hidup-ilmu-biologi, diakses 26 Maret 2011).
Godam. 2009. Macam Dan Jenis Adaptasi Mahluk Hidup Morfologi, Fisiologi dan Tingkah
Laku. (Online) (http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morIologi-
Iisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-diri, diakses 26 Maret 2011).
Mughni, Irpan AriI. 2011. Thermoregulasi. (Online)
(http://irpanariImughni.blogspot.com/20110101archive.html, diakses 26 Maret 2011

Anda mungkin juga menyukai