Respon Dan Adaptasi Hewan
Respon Dan Adaptasi Hewan
Respon Dan Adaptasi Hewan
ANALISIS KRITIS
KOLOGI HAN
DISUSUN OLH:
Kelompok : 3
1. :landari Sap:9ri (342008130)
2. elinda (342008150)
3. iwik Beriani (342008103)
4. Neri Varissa (342008134)
5. ry Ardi Prase9yo (342008160)
Kelas/Semes9er : C/VI
Prodi : Pendidikan Biologi
Dosen Pengas: : Dr. Drs. Sale Hidaya9 .Si.
Termoreg:lasi
Diposkan ole: Irpan Arif :gnidi
Themoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya
agar tetap konstan dinamis. Adapun mekanismenya adalah mengatur keseimbangan antara
perolehan panas dengan pelepasan panas. Suhu tubuh hewan dipengaruhi oleh suhu
lingkungan hewan. Namun untuk hidup secara normal hewan harus memilih kisaran suhu
yang lebih sempit dari kisaran suhu tersebut yang ideal dan disukai agar proses Iisiologis
optimal. Suhu tubuh konstan sangat dibutuhkan karena perubahan suhu berpengaruh pada
konIormasi protein dan ativitas enzim juga pada energi kinetik molekul zat. Kenaikan suhu
Lingkungan mengakibatkan peningkatan laju reaksi yang berpengaruh pada aktivitas
metabolisme sel tubuh.
Kemampuan hewan untuk mempertahankan suhu tubuh ada 2, yaitu :
1. Hewan poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan
berubahnya suhu lingkungan.
2. Hewan homeoterm adalah hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan sekalipun suhu
lingkungannya berubah.
Interaksi panas yang menguntungkan: mengatur suhu tubuh yaitu
meningkatkan/menurunkan pelepasan panas dari tubuh dan memperoleh panas.
1. Konduksi: Perpindahan atau pergerakan dua benda yang saling bersentuhan.
2. Konveksi: Perpindahan panas antara dua benda yang terjadi melalui zat alir (Iluida) yang
bergerak.
Proses Konveksi:
Berlangsung sampai suhu tubuh kembali ke suhu normal. Perpindahan panas bisa
dipercepat, apabila kecepatan aliran Iluida di sekeliling tubuh ditingkatkan. Terjadi dari
lingkungan ke tubuh hewan, misalnya pada saat udara panas bertiup di dekat hewan, lama-
kelamaan tubuh hewan akan menjadi lebih panas juga.
3. Radiasi : Perpindahan panas antara dua benda yang tidak saling bersentuhan
Frekuensi dan Intensitas Radiasi:
O Tergantung pada suhu benda yang mengeluarkan radiasi. Semakin tinggi suhu benda yang
mengeluarkan radiasi, semakin tinggi pula intensitas radiasinya.
O Tubuh hewan (kulit, rambut, dan bulu) menyerap panas radiasi dengan baik.
O Berjemur pada hewan (khususnya poikiloterm) untuk menaikkan atau memperoleh panas
tubuh.
4. Evaporasi : Proses perubahan benda dari Iase cair ke Iase gas.
Evaporasi:
Cara penting untuk melepaskan panas tubuh. Hewan yang tidak memiliki kelenjar
keringat, jika tubuhnya panas, penguapan melalui saluran pernaIasan dengan cara terengah-
engah (pada anjing diikuti dengan menjulurkan lidahnya). Jika suhu tubuh meningkat,
keringat akan membasahi kulit, selanjutnya keringat akan menyerap kelebihan panas dari
tubuh dan mengubahnya menjadi uap, setelah keringat mengering, suhu tubuh pun turun.
Laju aliran panas pada suatu benda di pengaruhi oleh:
1. Luas permukaan benda yang saling bersentuhan.
2. Perbedaan suhu awal antara kedua benda tersebut.
3. Konduktivitas panas (tingkat kemudahan untuk mengalirkan panas yang dimiliki suatu
benda) dari kedua benda.
Hewan k9o9erm
Hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitarnya. Yaitu,
O Perolehan panas tubuh tergantung pada berbagai sumber panas di lingkungan luar.
O Masalah yang dihadapi tidak sama, tergantung pada jenis habitatnya.
Hewan Ektoterm Akuatik: Suhunya relatiI stabil sehingga mengalami permasalahan suhu
lingkungan yang rumit.
Hewan Ektoterm Terestial: Suhunya selalu berubah dengan variasi yang cukup besar
sehingga ada perbedaan signiIikan antara suhu udara siang dan malam.
Adap9asi Hewan k9o9erm 9eradap S:: Sanga9 Panas dan Sanga9 Dingin
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Panas
Meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan:
1. Melalui kulit, bagi hewan yang berkulit lembab (cacing dan katak) atau dengan cara
berkeringat (untuk hewan yang mempunyai kelenjar keringat).
2. Melalui saluran pernaIasan, bagi hewan yang kulitnya tebal dan kedap air (reptil dan
insekta).
3. Mengubah mesin metaboliknya agar bisa bekerja pada suhu tinggi (kadal dan reptil gurun).
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Dingin
1. Meningkatkan suhu osmotik.
2. Titk beku cairan tubuh dapat diturunkan hingga dibawah 0C.
3. Menghambat pembekuan kristal es didalam sel.
4. Mencegah kerusakan membran.
Hewan ndo9erm
Hewan yang panas tubuhnya berasal dari dalam tubuh sebagai hasil dari metabolism
sel tubuh.
Suhu tubuh terlalu tinggi dilepaskan dengan cara:
1. Vasodilatasi daerah periIer tubuh.
2. Berkeringat dan terengah-engah.
3. Menurunkan laju metabolisme (misal: menekan sekresi tiroksin).
4. Respons perilaku (misal: berendam di air).
Suhu Tubuh Terlalu Rendah
Cara untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi panas:
1. Vasokonstriksi.
2. Menegakkan rambut (merinding).
3. Menggigil (shivering).
4. Meningkatkan laju metabolisme (dengan meningkatkan sekresi tiroksin).
5. Respons perilaku (menghangatkan diri).
Mekanisme Produksi Panas pada Hewan Endoterm
1. Meningkatkan produksi panas metabolik dalam otot rangka (kontraksi otot):
a. Terjadi secara sadar dengan cara menggerakkan anggota tubuh.
b. Tanpa sadar dengan cara menggigil (gerakan yang tidak teratur dan tidak mempunyai tujuan
pergerakan tertentu, misalnya saat dingin).
2. Memetabolisme jaringan lemak cokelat:
a. Jaringan lemak cokelat berbeda dengan jaringan lemak putih.
b. Jaringan lemak cokelat dibungkus oleh selaput yang dipersaraIi dengan baik oleh sistem
saraI simpatis.
c. Jika dirangsang, lemak akan dimetabolisme dalam mitokondria sel lemak, dan panas akan
dihasilkan.
d. Membutuhkan banyak oksigen sehingga hewan harus meningkatkan pasokan oksigen.
3. Meningkatkan sekresi hormon tiroid (T3 dan T4), hormon yang dapat meningkatkan aktivitas
metabolisme dalam sel.
4. Menyerap radiasi panas matahari.
5. Menegakkan rambut/bulu sehingga pelepasan panas secara konveksi dapat diperkecil.
6. Mengurangi aliran darah ke organ periIer dengan vasokonstriksi (menyempitkan pembuluh
darah).
7. Memberikan berbagai tanggapan perilaku.
Adap9asi Hewan ndo9erm 9eradap S:: Sanga9 Panas dan Sanga9 Dingin
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Dingin
1. Masuk ke dalam kondisi heterotermi, yaitu mempertahankan adanya perbedaan suhu di
antara berbagai bagian tubuh.
Contoh: burung dan mamalia kutub yang mempunyai suhu pada pusat tubuh sebesar 38
o
C,
namun suhu kakinya hanya sekitar 3
o
C, secara Iisiologis, kaki tetap berIungsi normal (telah
beradaptasi pada tingkat sel dan tingkat molekul).
2. Hibernasi atau torpor, yaitu penurunan suhu tubuh yang berkaitan dengan adanya penurunan
laju metabolisme, laju denyut jantung, laju respirasi, dan sebagainya.
Periode hibernasi, mulai dari beberapa jam hingga beberapa minggu, bahkan beberapa bulan.
Berakhirnya hibernasi dicapai dengan kebangkitan spontan melalui peningkatan laju
metabolisme dan suhu tubuh secara cepat, yang akan segera mengembalikannya ke keadaan
nomal.
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Panas
1. Meningkatkan pelepasan panas tubuh dengan meningkatkan penguapan, baik melalui proses
berkeringat ataupun terengah-terengah.
2. Melakukan gular Iluttering: yaitu menggerakkan daerah kerongkongan secara cepat dan
terus-menerus sehingga penguapan melalui saluran pernaIasan (dan mulut) dapat meningkat,
akibatnya pelepasan panas tubuh juga meningkat. Misalnya pada ayam yang sedang
mengerami telur.
3. Menggunakan strategi hipertermik, yaitu mempertahankan atau menyimpan kelebihan panas
metabolik di dalam tubuh sehingga suhu tubuh meningkat sangat tinggi, contoh: unta dan
rusa gurun.
Hipertermik mengurangi pelepasan air dari tubuh, yang seharusnya digunakan untuk
mendinginkan tubuh melalui penguapan (untuk sementara). Hipertermik menimbulkan
masalah karena organ tertentu dalam tubuh (misalnya otak) kurang mampu mentoleransi
kenaikan suhu yang terlalu besar. Pendinginan dilakukan dengan cara kerja mirip heat
exchanger, lokasinya terletak pada rongga hidung.
Pengendalian S:: T:b: Hewan ndo9erm
Komponen penyelenggara pengendalian suhu tubuh
1. Reseptor: Reseptor panas aktiI bila suhu tubuh meningkat, sedangkan reseptor dingin aktiI
bila suhu tubuh menurun.
2. Komparator: Pusat control.
3. EIektor: Mekanisme perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Godam. 2009. Contoh Bentuk Adaptasi Tingkah Laku Behavioral Pada Mahluk Hidup Ilmu
Biologi. (Online) (http://organisasi.org/contoh-bentuk-adaptasi-tingkah-laku-behavioral-pada-
makhluk-hidup-ilmu-biologi, diakses 26 Maret 2011).
Godam. 2009. Macam Dan Jenis Adaptasi Mahluk Hidup Morfologi, Fisiologi dan Tingkah
Laku. (Online) (http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morIologi-
Iisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-diri, diakses 26 Maret 2011).
Mughni, Irpan AriI. 2011. Thermoregulasi. (Online)
(http://irpanariImughni.blogspot.com/20110101archive.html, diakses 26 Maret 2011