Shigella Dan Bordetella
Shigella Dan Bordetella
Shigella Dan Bordetella
http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/bo
rdetella_pertussis_r.jpg
Shigella
yang
terinfeksi
diare,
demam dan kram perut memulai satu atau dua hari setelah mereka terkena bakteri.
Diare sering berdarah. Shigellosis biasanya sembuh dalam 5 sampai 7 hari, tetapi pada
beberapa orang, terutama anak muda dan orang tua, diare bisa begitu parah sehingga
pasien perlu dirawat di rumah sakit. Sebuah infeksi berat dengan demam tinggi juga
dapat dikaitkan dengan kejang pada anak kurang dari 2 tahun.
Bakteri Shigella menghasilkan racun yang dapat menyerang lapisan usus
besar, menyebabkan pembengkakan, luka pada dinding usus, dan diare berdarah.
Dalam kasus Shigellosis yang sangat parah, seseorang mungkin mengalami kejang
(kejang), leher kaku, sakit kepala, kelelahan ekstrim, dan kebingungan. Shigellosis
juga dapat menyebabkan dehidrasi dan dalam kasus yang jarang terjadi, komplikasi
lain, seperti arthritis, ruam kulit, dan gagal ginjal.
Gejala lain Shigellosis termasuk
abdominal cramps atau kram perut
high fever atau demam tinggi
loss of appetite atau kehilangan nafsu makan
nausea and vomiting atau mual dan muntah
painful bowel movements atau gerakan usus yang menyakitkan
3. Virulensi
Endotoksin
Pada autolisis, semua shigella melepaskan lipopolisakarida yang toksik.
Endotoksin ini kemungkinan yang berperan menimbulkan iritasi pada dinding usus.
Eksotoksin Shigella sp
Shigella sp. tipe 1 (basil shiga) menghasilkan eksotoksin yang tidak tahan panas
yang dapat mengenai usus dan sistem saraf pusat. Eksotoksin ini adalah protein yang
bersifat antigenik (merangsang produksi antitoksin) dan bersifat mematika untuk
hewan percobaan. Sebagi enterotoksin, zat ini menimbulkan diare seperti verotoksin E
coli. Pada manusia enterotoksin menghambat reabsorsi gula dan asam amino di usus
halus. Aktifitas yang bersifat toksik ini berbeda dengan sifat invasif shigella pada
disentri.
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Bahan : Tinja segar, lendir, dan usapan rektum untuk pembiakan. Sejumlah besar
leukosit dan darah merah sering dapat terlihat secara mikroskopik dalam tinja.
Bahan serum, bila diinginkan, harus diambil tiap 10 hari untuk menunjukan
kenaikan titer aglutinasi antibodi.
b. Biakan: Bahan digoreskan pada perbenihan diferensial (misalnya, Mac Conkey
atau agar EMB) dan pada perbenihan selektif (agar enterik Hektoen atau
agar Salmonella-Shigella), yang menekan Enterobacteriaceae lain dan organisme
gram-positif. Koloni-koloni yang tidak berwarna (laktosa negatif) diinokulasikan
ke dalam perbenihan agar triplet gula besi.
c. Serologi: Orang normal mempunyai
aglutinin
terhadap
berbagai
Siprofloksasin,
ampisilin,
doksisiklin,
dan
trimetoprimsulfametoksazol
merupakan inhibitor yang paling sering untuk isolat shigella dan dapat menekan
serangan klinis disentri akut dan memperpendek durasi gejala. Obat-obat tersebut
mungkin tidak dapat membasmi oeganisme tersebut dari saluran cerna. Resistansi
terhadap banyak obat dapat ditransmisikan oleh plasmid, dan infeksi yang resistan
telah menyebar luas. Banyak kasus yang dapat sembuh sendiri. Pemberian opioid
sebaiknya dihindarkan pada disenteri shigella.
Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Bordetella. [online]. tersedia : http://prianaliskesehatan.blogspot.co.id/
2010/08/bordetella.html
Pratiwi, Erni. 2011. Pemeriksaan Salmonella. [online]. tersedia : http://id.scribd.com/doc/
54252133/tugas-bakteri2
Nugroho, Edi dkk.1996.Mikrobiologi kedokteran.EGC:Jakarta