Hiv Ict

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Judul : HIV ICT

Hari,tanggal : Selasa,
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV
Metode : Rapid \test
Prinsip dasar : Membran dilapisi dengan antigen HIV rekombinan.Selama
tes,sampel bereaksi dengan antigen HIV yang dilapisi
colloidal gold dalam strip.Larutan akan menyerap pada
membran dan bereaksi dengan antigen HIV rekombinan
pada membran di bagian garis tes.
Alat dan bahan :
1. SD Bioline
 Mikropipet 10µl
 Diluent Reagen :
 Strip 1. SD Bioline 2. Oncoprobe
 Sampel

2. Oncoprobe
 diluent
 pipet
 strip
 sampel

3. Intec
 diluent
 pipet
 strip
 sampel

Cara kerja :
1. SD Bioline
 siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
 teteskan 10µl sampel pada tempat sampel
 teteskan 4 tetes diluent
 baca hasil 10-20 menit setelah diteteskan diluent

2. Oncoprobe
 siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
 teteskan 1 tetes sampel pada tempat sampel
 teteskan 1 tetes buffer
 baca hasil 5-30 menit setelah teteskan buffer

3. Intec
 siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
 teteskan 1 sampel pada tempat sampel
 teteskan 1 tetes diluent
 baca hasil 10 menit setelah diteteskan buffer

Interpretasi hasil :
1. SD Bioline
Positif/(+) : Terlihat garis warna merah pada garis kontol dan garis tes
Negatif/(-) : Hanya terlihat garis merah pada garis kontrol
Invalid : Tidak terlihat garis merah pada kontrol
2. Oncoprobe
Positif/(+) : Terlihat garis warna merah pada garis kontol dan garis tes 1,2
atau keduanya
Negatif/(-) : Hanya terlihat garis merah pada garis kontrol
Invalid : Tidak terlihat garis merah pada kontrol
3. Intec
Positif/(+) : Terlihat garis warna merah pada garis kontol dan garis tes
Negatif/(-) : hanya terlihat garis merah pada garis kontrol
Invalid : tidak terlihat garis merah pada control

Hasil dan pembahasan :


Hasil
SD BIOLINE ONCOPROBE Intec
Spesifitas 99.8% 100% 99.6%
Sensitivitas 100% 100% >99.9%
HIV 1 HIV 2 HIV 1 HIV 2
Sampel 1 + - +
Sampel 2 + - +
Sampel 3 + - + - +

Simpulan

Pada sampel pasien terdeteksi adanya antibodi terhadap HIV

Mengetahui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

(Retno Martini W., S.St., M.Biomed) (Drs. Chairlan, M.Biomed)

Praktikan

(Della Yolanda O )
Laporan Praktikum
Immunoserologi
HIV ICT

Dosen Pembimbing

Retno Martini W., S.St., M.Biomed

Drs. Chairlan, M.Biomed

Disusun oleh

Della Yolanda O P3.73.34.1.15.015

Teknologi Laboratotium Medik


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Poltekkes Jakarta III
2017
Judul : HIV ELISA
Hari,tanggal : Selasa,
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV
Metode : Sandwich ELISA
Prinsip dasar : Tes HIV adalah sistem enzim immunoassay fase padat
yang menggunakan metode sandwich. Antigen rekombinan
(rAg) spesifik untuk HIV-1 (gp120, gp41, p24,p17) dan HIV-2
(gp36) dilapiskan di sumur mikrotiter dan terikat pada
Horseradish Peroksidase (HRP) dalam konjugat. Selama
inkubasi antibodi spesifik HIV (anti-HIV-ab: anti-HIV lgG, IgM,
IgA) yang terdapat dalam spesimen pasien atau kontrol
positif, berikatan dengan rekombinan antigen dan antigen
receptor yang tidak bergerak dan konjugat membentuk
kompleks antigen-antibodi ganda. Setelah langkah
pencucian untuk menghilangkan komponen tak terikat,
ditambahkan TMB/Substrat. Warna beruba dari biru menjadi
kuning setelah reaksi berhenti. Intensitas warna berbanding
lurus dengan konsentrasi HIV-ab dalam spesimen.

Alat dan bahan :


Sampel : serum/plasma (EDTA,Heparin,Oksalat)

Reagen : 5. Wash
6. Control Negatif
1. Diluent 7. Control Positif
2. Substrat 8. Natrium Hipoclrite 5%
3. Stop Solution 9. Aquadet
4. Konjugat
Alat : 6. Mikropipet 100-1000 µl
7. Mikropipet 10-100 µl
1. Microtiter wells 8. Mikropipet Multichanel
2. Alumunium FoiL
3. Adhesive strip
4. Yellow dan Blue tip
5. Elisa Reader
Cara kerja : LANGKAH 1 A1/C1 D1/E1 F1/H1
(nc) (pc) (sampel

WCON 60 µl 60 µl 60µl
Kontrol negatif 30 µl -- --

Sampel -- 30 µl --
Goyangkan microwell perlahan selama 20 detik

Tutup dengan adhesive strip

Inkubasi 90 menit, 37°C

Buang isi sumur ke dalam larutan 5% sodium hypochlorite

WASH -- 350µl 350µl


Setelah 30 detik perendaman, buang dan ulangi pencucian
hingga 8x
Buang cairan yang tersisa dengan mengetuk plate ke atas dan
ke bawah diatas kertas tissue.
LANGKAH 2 A1 B1/C1/D1 E1/F1
(blank)

Substrat 100 µl 100 µl 100 µl

Campur dan inkubasi 30 menit pada suhu ruang (15….25°C).


Hindari dari cahaya
Stop solution 100µl 100µl 100µl
Ukur absorban dalam 30 menit terhadap blank dalam A1 pada
450 nm menggunakan panjang gelombang
referensi dari 630—690 nm( Jika tersedia)

Interpretasi Hasil :

Validasi Hasil : 1. MNC ≤ 0.100


2. MPC ≥ 0.600
3. Cut Off = MNC + 0.1
Hasil dan pembahasan :
Hasil : A : -0,063 A1 + B1 + C1 0,063 + 0,058 + 0,058
* MNC = = = 0,058  valid
3 3

D1 + E 1 1,436 + 1,458
B : -0,058 *MPC = = = 1,447  valid
2 2

C : -0,053 *MPC  MNC = 0,913  0,193 = 0,72  valid


D : 1,436 *COV = MNC + 0.1 = 0,058 + 0,1 = 0,158
E : 1,458

F : 1,364

G : 1,4381 (F) : 1,364 Reaktif ( 1,364 ≥ COV(0,158) )


Sampel

Sampel 2 (G) : 1,438 Reaktif( 1,438 ≥ COV(0,158) )

Simpulan :
Dari hasil pemeriksaan HIV didapatkan hasil sampel 1 dan 2 terdapat Antibody HIV-1,
HIV-2 dan subtype O

Mengetahui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

(Retno Martini W., S.St., M.Biomed) (Drs. Chairlan, M.Biomed)

Praktikan

(Della Yolanda O )
Laporan Praktikum
Immunoserologi
HIV ELISA

Dosen Pembimbing

Retno Martini W., S.St., M.Biomed

Drs. Chairlan, M.Biomed

Disusun oleh

Della Yolanda O P3.73.34.1.15.015

Teknologi Laboratotium Medik


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Poltekkes Jakarta III
2017
Judul : HBsAg ELISA
Hari,tanggal : Selasa,
Tujuan : Untuk mengetahui adanya Antigen HBsAg dalam sampel
pasien
Metode : ELISA
Prinsip dasar : Tes HBsAg adalah sistem enzim immunoassay fase padat
yang menggunakan metode sandwich untuk mendeteksi
Antigen HbsAg dalam serum, plasma atau recalcified
plasma. Sampel uji dan peroksidase-antibody HbsAg
konjugat ditambahkan ke dalam mikrowell yang dilekatkan
dengan antibody monoclonal terhadap HbsAg .Jumlah dari
konjugasi peroksida HbsAg yang terikat pada well adalah
konsentrasi dari HBsAg dalam

Alat dan bahan :


Sampel : serum/plasma (EDTA,Heparin,Oksalat)

Reagen : 5. Wash
6. Control Negatif
1. Diluent 7. Control Positif
2. Substrat 8. Natrium Hipoclrite 5%
3. Stop Solution 9. Aquadet
4. Konjugat
Alat : 6. Mikropipet 100-1000 µl
7. Mikropipet 10-100 µl
1. Microtiter wells 8. Mikropipet Multichanel
2. Alumunium FoiL
3. Adhesive strip
4. Yellow dan Blue tip
5. Elisa Reader
Cara kerja :

Step 1 Well [μl]

A1 B1-D1 E1-F1 G1….

Blank NC PC Sampel

NC (Negative Control) -- 50 -- --

PC (Positive control) -- -- 50 --

Sampel -- -- -- 50

CON -- 50 50 50

Campurkan dengan hati-hati

Tutup microtiter strip dengan adhesive strip

Inkubasi selama 80 menit dengan suhu 37°C

Cuci 8 kali sesuai prosedur pencucian (W1-W3)

WASH 350 350 350 350

Step 2

SUB 100 100 100 100

Campurkan dengan hati-hati

Inkubasi 30 menit selama 15….25°C

STOP 100 100 100 100

Campurkan dengan hati-hati

Gunakan Blanko A1 pada photometer

Hitung absorban sesegera mungkin pada panjang gelombang 450 nm dan


dalam rentang waktu maksimal 30 menit pada panjang
gelombang 630-690 nm (bila memungkinkan)
Interpretasi Hasil :
1. Positif : Absorban spesimen Abs. sampel ≥ COV, dianggap HBsAg positif
2. Negatif : Absorban spesimen Abs. sampel ≤ COV, dianggap HBsAg negatif (tidak
reaktif)

Validasi Hasil :
4. Blanko A1 < 0.100
5. MNC < 0.100
6. MPC ≥ 0.600
7. MPC  MNC ≥ 0.500
8. Cut Off = MNC + 0.025

Hasil dan pembahasan :

Hasil : A : 0,079 * blnko < 0.1000 = 0,079 < 0,100  valid

B1 + C1 + D1 0,064+0,072+0,016
* MNC = = = 0,065  valid
3 3
B : 0,064
E1 + F1 1,264 + 0,740
C : 0,072 *MPC = = = 1,002  valid
2 2

D : 0,061 *MPC  MNC = 1,002  0,065 = 0,937  valid


E : 1,264 *COV = MNC + 0.025 = 0.065 + 0.025 = 0,09
F : 0,740

G : 1,002

H : 1,0711 (G) : 1,002 Reaktif ( 1,002 ≥ COV(0,09) )


Sampel

Sampel 2 (H) : 1,071 Reaktif( 1,071 ≥ COV (0,09) )


Simpulan :
Dari hasil pemeriksaan HBsAg didapatkan hasil sampel 1 dan 2 reaktif, yang berarti
didalam sampel terdapat antigen HBsAg.

Mengetahui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

(Retno Martini W., S.St., M.Biomed) (Drs. Chairlan, M.Biomed)

Praktikan

(Della Yolanda O )
Laporan Praktikum
Immunoserologi
HBsAg ELISA

Dosen Pembimbing

Retno Martini W., S.St., M.Biomed

Drs. Chairlan, M.Biomed

Disusun oleh

Della Yolanda O P3.73.34.1.15.015

Teknologi Laboratotium Medik


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Poltekkes Jakarta III
2017
Judul : Pemeriksaan Sifilis
Hari,tanggal : Selasa,
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya antibodi non treponema
Metode : RPR (Rapid Plasma Reagin) cara slide
Prinsip dasar : Reaksi antara kolestrol/cardiolipin/tetrasiklin dan partikel
karbon dalam reagen dengan antibody dalam serum
membentuk aglutinasi (flokulasi). Aglutinasi (flokulasi) dapat
dilihat dalam bentuk gumpalan hitam secara mikroskopis.

Alat dan bahan :


Sampel : serum/plasma

Reagen : 3. Pipet stirrer

1. Reagen antigen carbon 4. Circle slide putih

2. Kontrol negative 5. Label

3. Kontrol positif 6. Rak tabung


7. Tissue
Alat : 8. 8. Rotator
1. Yellow tip
2. Mikropipet 20 µL

Cara kerja :
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Teteskan ke dalam slide sample serum sebanyak 20 µL, 1 tetes kontrol
positif, dan 1 tetes kontrol negative
3. Tambahkan masing-masing 1 tetes reagen antigen carbon.
4. Kemudian dihomogenkan menggunakan stirrer.
5. Slide digoyangkan pada rotator dengan kecepatan 100 rpm selama 8 menit
6. Amati adanya flokulasi
Interpretasi Hasil :

Aglutinasi yang diperiksa Pembacaan Laporan


Gumpalan sedang dan R Reaktif
besar
Gumpalan sedang W Sedikit Reaktif
Tidak ada gumpalan atau N Non Reaktif
sedikit kasar

Hasil dan pembahasan :


Hasil : Non Reaktif / Negatif (-) tidak ada gumpalan atau sedikit kasar
Simpulan : Dari praktikum pemeriksaan pemeriksaan sifilis metode RPR (Rapid
Plasma Reagen) didapatkan hasil negatif (-) atau nonreaktif tidak ada gumpalan atau
sedikit kasar yang merupakan indikasi tidak adanya antibodi non treponema..

Mengetahui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

(Retno Martini W., S.St., M.Biomed) (Drs. Chairlan, M.Biomed)

Praktikan

(Della Yolanda O)
Laporan Praktikum
Immunoserologi
RPR (RAPID PLASMA REAGIN)

Dosen Pembimbing

Retno Martini W., S.St., M.Biomed

Drs. Chairlan, M.Biomed

Disusun oleh

Della Yolanda O P3.73.34.1.15.015

Teknologi Laboratotium Medik


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Poltekkes Jakarta III
2017
Judul : Pemeriksaan Sifilis
Hari,tanggal : Selasa,
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya antibodi non treponema
Metode : TPHA ( Treponema Pallidum Hemaglutination Assay)

Prinsip dasar : Adanya antibodi Treponema Pallidum akan bereaksi dengan


Treponema Pallidum yang menempel pada eritrosit ayam
kalkun atau domba sehingga terjadi aglutinasi pada eritrosit
– eritrosit tersebut

Alat dan bahan :


Sampel : serum/plasma

Reagen : 3. Pipet stirre


4. Circle slide putih
1. Pengencer (serum diluent) 5. Label
2. Kontrol negative 6. Rak tabung
3. Kontrol positif 7. Tissue
4. Sel control 8. 8. Mikroplate tipe U
5. Sel tes

Alat :

1. Yellow tip
2. Mikropipet 10 µL, 25 µL, 75 µL, 190
µL

Cara kerja :
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Pada baris pertama masukan 1 tetes kontrol positif ke sumur 1 dan kontrol negatif
ke sumur 2
3. Kemudian tambahkan 1 tetes sel tes pada kontrol negative dan control positif.
Homogenkan menggunakan mikropipet dengan cara sedot sempul
4. Pada baris kedua masukan 190 µL pengencer ke sumur 1 dan tambahkan pada
sumur
5. Menggunakan mikropipet, homogenkan isi sumur 1 dan pindahkan sebanyak 25
µL ke sumur 2 dan 3.
6. Kemudian tambahkan 75 µL sel kontrol ke sumur 2 dan tambahkan 75 µL sel tes
ke sumur 3
7. Goyangkan plate secara perlahan untuk menghomogenkan
8. Inkubasi selama 45-60 menit pada suhu kamar.
9. Amati adanya hemaglutinasi

Interpretasi Hasil :

Hasil Sel Tes Sel Kontrol


Positif Kuat Gumpalan merah penuh Tidak terdapat aglutinasi
menutupi dasar sumur
Positif Lemah Gumpalan merah Tidak terdapat aglutinasi
menutupi 1/3 dari dasar
sumur
Negatif Gumpalan merah Tidak terdapat aglutinasi
tersusun kompak di dasar
sumur

Hasil dan pembahasan :


Hasil : Positif kuat adanya gumpalan merah penuh menutupi dasar sumur
Simpulan : Dari praktikum pemeriksaan pemeriksaan sifilis metode TPHA
(Treponema Pallidum Hemaglutination Assay) didapatkan hasil positif kuat, adanya
gumpalan merah penuh menutupi dasar yang merupakan indikasi adanya antibodi
treponema.
Mengetahui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

(Retno Martini W., S.St., M.Biomed) (Drs. Chairlan, M.Biomed)

Praktikan

(Della Yolanda O)
Laporan Praktikum
Immunoserologi
TPHA (Teponema Pallidum Hemaglutinasi Assay)

Dosen Pembimbing

Retno Martini W., S.St., M.Biomed

Drs. Chairlan, M.Biomed

Disusun oleh

Della Yolanda O P3.73.34.1.15.015

Teknologi Laboratotium Medik


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Poltekkes Jakarta III
2017
Judul : Pemeriksaan Tubex
Hari,tanggal : Selasa,
Tujuan : Untuk mendeteksi demam typoid yang disebabkan oleh
Salmonella typhi melalui deteksi spesifik adanya serum antibody
IgM.
Metode : Invitro semikuantitatif

Prinsip dasar : Test diagnostik in-vitro semikuantitatif untuk mendeteksi


demam typhoid terhadap antigen S. typhi O9
lipopolisakarida dengan cara mengukur kemampuan
serum antobodi IgM tersebut dalam menghambat reaksi
antara antigen berlabel partikel lateks magnetik. Tingkat
inhibisi yang dihasilkan setara dengan konsentrasi
antibodi IgM dalam label skala warna

Alat dan bahan :


Sampel : serum/plasma

Reagen : Alat :

1. Reagen coklat (1,5 mL antigen 1. Rak tabung


dilapisi partikel dalam protein stabil, 2. Mikropipet 45 µL dan 90 µL
penyangga ph 8,2) 3. Wadah reaksi tubex
2. Reagen biru (3,5 mL antigen dilapisi 4. Skala warna tubex
partikel dalam protein stabil, 5. LabeL
penyangga ph 8,2) 6. Yellow tip
3. Kontrol positif (+) 7. Selotip tubex
4. Kontrol negative (-)
Cara kerja :
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Masukkan 45 µL kontrol positif pada sumur 1, 45 µL control negatif pada sumur 2,
dan 45 µL sampel serum pada sumur 3.
3. Tambahkan masing-masing 45 µL reagen coklat pada sumur 1 untuk kontrol (+),
sumur 2 untuk kontrol (-) dan sumur 3 untuk sampel
4. Homogenkan dengan cara sedot sembur sebanyak 10 kali
5. Tambahkan reagen biru sebanyak 90 µL pada masing-masing sumur
6. Tutup dengan menggunakan selotip tubex, pastikan tertutup dengan benar untuk
mencegah kebocoran
7. Kocok dengan posisi horizontal 90o selama 2 menit
8. Tunggu selama 5 menit untuk memperoleh supernatan yang baik atau bisa dibantu
dengan menggunakan magnet
9. Amati warna yang terbentuk

Interpretasi Hasil :
Warna akan terbentuk dari biru sampai coklat. hasil dapat dibandingkan dengan skala
warna yang tersedia
No Nilai Interpretasi
1 ≤2 Tubex tf negative (+), tidak ada indikasi adanya
penularan demam tifoid
2 3 Nilai tidak meyakinkan. Ulangi tes atau menggunakan
buffer pencuci tuibex. Jika masih tidak dapat
disimpulkan, ulangi pengambilan sampel di kemudian
hari.
3 4 Positif (+) rendah, indikasi adanya penularan demam
tifoid.
4 6-10 Tubex tf positif (+), nilai yang semakin tinggi menunjukan
semakin besar adanya infeksi demam tifoid semakin
tinggi.
Hasil dan pembahasan :
Hasil :

kontrol Kontrol Sampel 4


Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
positif negatif

Keterangan :
Sampel 1  positif (+), nilai skala 4
Sampel 2  negatif (-), nilai skala 6
Sampel 3  negatif (-), nilai skala 6
Sampel 4  negatif (-), nilai skala 2

Pembahasan : Dengan pemeriksaan tubex tf diharapkan diagnosis demam


typhoid dapat ditegakkan lebih dini sehingga pengobatan yang tepat dapat segera
diberikan, dengan demikian dapat menurunkan angka kematian akibat kompikasi demam
typhoid. Keunggulan pemeriksaan tubex tf :
1. Mendeteksi secara dini infeksi akut akibat Salmonella typhi, karena antibody IgM
muncul pada hari ke 3 terjadinya demam
2. Mempunya sensitivitas yang tinggi terhadap kuman Salmonella ( > 95 %)
3. Hanya dibutuhkan sample darah sedikit
4. Hasil dapat diperoleh lebih cepat
5. Nilai yang tidak dapat disimpulkan Tidak didapatkannya nilai hasil dikarenaka
Kepatuhan terhadap prosedur analisa kurang baik. Ulangi analisa Kualitas specimen
yang kurang baik. Ulangi pengambilan sampel dan analisa, atau dapat menggunakan
buffer pencuci tubex.
Simpulan : Dari praktikum pemeriksaan tubex diatas didapatkan hasil positif
(+) lemah dengan nilai skala 4 pada sampel , positif (+) dengan nilai skala 6 pada
sampel 2 dan 3, negatif (-) dengan nilai skala 2 pada sampel 4.

Mengetahui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

(Retno Martini W., S.St., M.Biomed) (Drs. Chairlan, M.Biomed)

Praktikan

(Della Yolanda O)
Laporan Praktikum
Immunoserologi
TUBEX

Dosen Pembimbing

Retno Martini W., S.St., M.Biomed

Drs. Chairlan, M.Biomed

Disusun oleh

Della Yolanda O P3.73.34.1.15.015

Teknologi Laboratotium Medik


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Poltekkes Jakarta III
2017

Anda mungkin juga menyukai