Pendekar Mabuk - 5. Murka Sang Nyai PDF
Pendekar Mabuk - 5. Murka Sang Nyai PDF
Pendekar Mabuk - 5. Murka Sang Nyai PDF
com/
Pembuat E-book:
DJVU & E-book (pdf): Abu Keisel
Edit: Paulustjing
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
1
AWAN hitam menaungi wilayah Perguruan Merpati
Wingit. Dari sebuah lembah tampak terlihat jelas
reruntuhan bangunan joglo yang merupakan bangunan
terdepan setelah halaman laga Perguruan Merpati
Wingit. Dari sanalah sepasang mata menatap dengan
sedikit menyipit, tersimpan dendam dalam hati yang
luka mengharu melihat porak-porandanya perguruan
tersebut.
Sepasang mata menyipit dendam milik perempuan
berpakaian merah dadu itu masih memandangi makammakam di samping pagar wilayah perguruan. Berjajar
makam yang tanahnya masih tampak baru ditimbunkan
itu, seakan barisan pisau tajam yang menggores hati
perempuan berselendang putih di pinggangnya.
Perempuan itu tak lain adalah Selendang Kubur,
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
bermusuhan lagi."
"Tapi harga diri perguruan tetap harus ditegakkan,
Guru. Nama baik dan wibawa Nyai Guru sendiri juga
harus terjaga oleh sikap kita. Jika tak ada pembalasan
datang dari kita, maka hancur sudah citra perguruan dan
terinjak-injak sudah wibawa serta kehormatan Nyai
Guru, yang menjadi ketua perguruan ini."
"Memang benar apa katamu. Itu pula yang sedang
kupertimbangkan sejak tadi. Dan aku belum mempunyai
keputusan, Selendang Kubur. Aku masih mencari sisi
baik dari bencana ini."
"Guru terlalu sabar," terdengar Selendang Kubur
ucapkan kata dalam kebimbangan dan rasa takut. Tapi
Nyai Guru Betari Ayu hanya tersenyum tipis dan pahit.
Nyai Guru alihkan pandangan sambil ia langkahkan kaki
menuju ke taman. Selendang Kubur mengikutinya
dengan mulut tak terucap dalam waktu beberapa kejap.
Setelah Nyai Guru berhenti di sisi tanaman mawar
berbunga ungu, Selendang Kubur beranikan diri ajukan
pertanyaan.
"Sebenarnya apa permasalahan yang membuat wanita
gila berjuluk Perawan Sesat itu mengobrak-abrik tempat
kita, Guru?"
Sebelum lontarkan jawaban, Nyai Guru tarik napas
terpendam di dada. Ia tekan gemuruh yang hampir tak
terkendali di sela bayangan seorang pemuda tampan
bergelar Pendekar Mabuk itu. Kejap berikutnya Betari
Ayu lepaskan kata,
"Titik masalahnya adalah Suto."
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
melihat nyala dendam dan bela pati dari sang murid. Jika
ia patahkan dengan larangan berangkat ke Bukit
Garinda, pupus sudah semangat sang murid, susut sudah
jiwa bela patinya, patah pula semangatnya.
"Haruskah kuturunkan ilmu yang ada dalam Kitab
Wedar Kesuma itu untuknya?" pikir Betari Ayu dalam
renungan panjangnya. Tapi, renungan itu terputus oleh
kehadiran murid lainnya yang memberanikan diri
menghadap dengan tergopoh-gopoh.
"Ada apa kau menghadapku dengan wajah pucat,
Prahasti?"
"Guru, pedang pusaka Jalaganda dicuri oleh
Selendang Kubur dan dibawanya lari, Guru!"
Tersentak jantung Betari Ayu mendengarnya, ia
gumamkan kata,
"Jalaganda dicuri? Selendang Kubur lari? Jelas,
arahnya pasti ke Bukit Garinda. Anak itu tak bisa
dikekang amarahnya. Berbahaya sekali. Tidakkah ia
sadari bahwa pedang Jalaganda adalah pusaka yang
hanya dipakai untuk pertarungan terakhir bagi orang
yang sudah bosan hidup? Memang orang yang
menggunakan Jalaganda bisa memperoleh kemenangan
walau melawan seribu lawan, tapi selesai itu orang yang
menggunakannya akan mati. Jalaganda akan pulang
sendiri ke tempatnya tanpa pembawanya!"
Cemas hati Betari Ayu bagai meruncingkan luka.
Jalaganda bukan pedang sembarang pedang. Jalaganda
merupakan pedang warisan eyang guru dari Betari Ayu
yang merupakan pedang kemenangan dan kekalahan.
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
2
MELIHAT sikapnya tidak bermusuhan, Pujangga
Keramat pun ajukan tanya kepada Selendang Kubur,
"Selendang Kubur, kau tahukah di mana Pendekar
Mabuk ada?"
"Ada perlu pentingkah kau mencari Pendekar Mabuk,
Pujangga Keramat?"
"Penting sangat! Ki Gila Tuak mencari Suto suruh
aku. Ke mana-mana aku cari sudah dia, tapi kudengar
tidak kabarnya," kata Pujangga Keramat sambil ikuti
langkah kaki Selendang Kubur pelan-pelan. Mereka
bagaikan jalan seiring melewati bekas longsoran tanah.
"Aku dapat dari Ki Gila Tuak pesan penting untuk
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Intan itu?"
"Cepatlah aku pulangkan telaga setelah selesai
sampaikan pesan dari Suto gurunya."
Selendang Kubur tidak merasa keberatan. Sekalipun
susah diajak bicara, tapi Pujangga Keramat bisa menjadi
penambah kekuatan dalam penyerangan ke Bukit
Garinda. Tetapi ada satu hal yang membuat hati
Selendang Kubur gelisah, ia menangkap suara napas
orang dari suatu persembunyian, ia pun bisikkan kata
pada Pujangga Keramat,
"Tahukah kau ada yang mengintai kita, Pujangga
Keramat?"
"Ya, aku tahulah!" jawab Pujangga Keramat dengan
bahasa yang menurutnya sudah benar dan selalu indah.
"Kita jebak dia, Pujangga Keramat! Kita cepat
menghilang di balik gerombolan bebatuan di sebelah
kanan sana."
Pujangga Keramat hanya anggukkan kepala pelan.
Kejap berikutnya dua tokoh itu jejakkan kaki dan
melesat cepat bagaikan terbang. Menghilang di balik
gerombolan bebatuan yang menggugus. Dari sanalah
mata mereka saling berpencar, menyusuri tiap jengkal
tempat dengan liar.
"Ssst...!" colek Pujangga Keramat. "Ke timur
lihatlah!"
Selendang Kubur tetapkan pandang matanya ke arah
timur. Kepalanya kian tunduk merunduk. Di sana
tampak sosok tubuh sedikit gemuk berpakaian serba
hitam. Tepian pakaian orang itu dililit kain kuning emas
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
kemurkaannya.
Tetapi sejak Bidadari Jalang mengangkat Suto
sebagai muridnya juga, setelah banyak ilmunya
diturunkan kepada bocah tanpa pusar itu, maka
persoalan Cincin Manik Intan diserahkan sepenuhnya
kepada Suto. Bidadari Jalang tidak mau peduli apakah
cincin itu akan dimusnahkan atau dipakai sendiri oleh
Pendekar Mabuk, yang penting jangan sampai jatuh ke
tangan orang-orang sesat. Memang, si Gila Tuak
menyarankan agar cincin itu ikut dimusnahkan saja. Tapi
agaknya cincin itu punya pertalian jiwa dengan Pusaka
Tuak Setan. Di mana Tuak Setan berada di situ pula
cincin itu tinggal. Padahal Tuak Setan ada di dalam
tubuh Pendekar Mabuk, apakah cincin itu juga harus
berada di antara jari tangan Pendekar Mabuk?
Yang jelas cincin itu sekarang sedang dalam incaran
Datuk Marah Gadai. Dalam hati orang yang dari dulu
mengejar-ngejar Pusaka Tuak Setan itu berkata,
"Tak kuperoleh Pusaka Tuak Setan, asalkan Pusaka
Cincin Manik Intan itu kudapatkan, puaslah hatiku!
Sungguh aku tak menyangka kalau cincin itu masih ada
di dasar telaga. Tempo hari aku mencarinya sampai
susah payah, belum juga kutemukan. Kupikir telah
diambil oleh Suto Sinting, ternyata menurut keterangan
pelayan si Gila Tuak tadi, cincin tersebut masih ada di
dasar telaga. Sampai sehari penuh harus berendam pun,
aku tak merasa keberatan!"
Namun baru saja Datuk Marah Gadai pijakkan
kakinya di tanah tepi telaga, tahu-tahu hatinya
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
3
CAHAYA pagi menerobos dedaunan hutan. Pendekar
Mabuk berlari sambil memanggul Perawan Sesat yang
terluka parah karena pukulannya. Pendekar Mabuk
terpaksa berhenti sejenak untuk memeriksa luka dalam
Perawan Sesat itu. Ternyata keadaan bertambah
membahayakan jiwa perempuan yang berambut acakacakan itu.
"Perjalanan ini tak bisa dilanjutkan," pikir Suto.
"Bisa-bisa perempuan ini mati sebelum kutemukan
daerah yang bernama Bukit Garinda. Aku harus
berusaha menyembuhkannya dulu. Kalau dia mati, aku
akan kehilangan jejak tentang tempat tinggal kekasihku,
Dyah Sariningrum."
Suto memang tidak tahu bahwa dirinya telah
dikelabui oleh Perawan Sesat. Rasa cinta Suto kepada
seseorang yang bernama Dyah Sariningrum dijadikan
kesempatan melumpuhkan amukan Suto pada saat geger
di Perguruan Merpati Wingit. (Baca serial Pendekar
Mabuk dalam episode: "Perawan Sesat"). Suto Sinting
percaya, bahwa Perawan Sesat diutus oleh gurunya
untuk membawa Suto ke Bukit Garinda, dan gurunya itu
bernama Dyah Sariningrum. Suto memang tak pikirpikir lagi begitu mendengar nama Dyah Sariningrum
disebutkan. Bahkan ia sendiri yang mendesak Perawan
Sesat agar segera dibawa ke Bukit Garinda. Karenanya,
walau susah payah ia harus menggendong Perawan Sesat
yang terluka oleh pukulan tabung tuaknya, Suto merasa
masih punya tenaga untuk berlari satu hari satu malam
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
kurusku ini!"
"Kau sudah bersamanya sebelum ini?"
"Ya. Dia yang desak aku dan ancam aku untuk
menunjukkan di mana dirimu berada. Dia memang ingin
sekali bertemu denganmu. Lalu, kami berpencar, aku ke
utara dan dia ke selatan. Rupanya dia yang beruntung,
bisa bertemu denganmu. Tapi..., oh, ya... kenapa ia
pingsan, Suto?"
"Terkena pukulanku!" jawab Suto sambil membuka
tutup bumbung tuaknya, ia menenggak beberapa teguk
ketika Peramal Pikun bertanya,
"Apakah lukanya parah?"
"Sangat parah. Karena itu aku membutuhkan tempat
untuk menyembuhkan luka-lukanya. Aku tahu, pukulan
itu sebentar lagi akan membuat ia semaput!"
"Lalu, kenapa kau ingin menyembuhkannya?
Bukankah kau yang telah memukulnya dengan sengaja?"
"Ya. Tapi aku waktu itu tidak tahu, bahwa ia akan
membawaku kepada seseorang yang menjadi kekasihku,
yaitu orang yang bernama Dyah Sariningrum!"
Terkesiap mata Peramal Pikun seketika itu juga.
Terperanjat ia dalam kejut tertahan. Ada napas yang
ditariknya satu sentakan. Dan pada saat itu, Suto melihat
ada darah mengalir keluar dari lubang telinga Peramal
Pikun. Keluarnya darah itu pernah dilihat oleh Suto
beberapa waktu yang lalu, ketika, ia menyebutkan nama
Dyah Sariningrum (Baca serial Pendekar Mabuk dalam
episode: "Darah Asmara Gila"). Melihat keanehan itu,
hati Suto jadi bertanya-tanya,
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
rembulan.
Pendekar Mabuk mendekatinya sambil menenteng
bumbung tuak yang tak pernah jauh dari jangkauannya
itu. Ia duduk di batang pohon kering yang tumbang
miring. Di sana ia teguk tuaknya beberapa kali,
kemudian ia segera ajukan tanya kepada Peramal Pikun,
"Aku ingin sekali mengetahui suatu rahasia yang
amat penting bagi hidupku. Maukah kau menjawabnya?"
Peramal Pikun tidak menjawab, melainkan justru
bertanya, "Bagaimana keadaan Perawan Sesat itu?"
"Sudah membaik. Sebentar waktu dia akan siuman."
"Dia cantik. Kau sepaham dengan pendapatku?"
"Ya. Memang cantik. Tapi jiwanya liar dan buas."
"Itulah yang amat kusayangkan. Barangkali memang
begitulah perangai jati dirinya yang tak bisa dipungkiri
lagi. Sebagai orang tua, aku menaruh rasa kagum
terhadap keberanian dan jiwanya. Dia pemberani dan
tegas, pendiriannya sekeras batu gunung! Tak ada
ruginya punya istri macam dia."
Suto hanya sunggingkan senyum malas. Sepertinya ia
tidak tertarik dengan percakapan itu. Tapi demi
menyenangkan hati si kurus kering itu, Suto tetap
mendengarkan kata-katanya.
"Perempuan itu bukan hanya bisa melindungi dirinya
sendiri, tapi juga akan bisa melindungi suami dan anakanaknya kelak. Semangat cintanya pun menggebu-gebu.
Menurut ramalanku, dia seorang perempuan yang
mempunyai kehangatan cinta yang akan berkobar
sepanjang masa."
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
4
CEPAT sekali Perawan Sesat berlari dalam satu
lompatan demi lompatan bertenaga ringan, ia sengaja
menyuruh Suto mengikuti arah kepergiannya dengan
maksud untuk mengukur kecepatan gerak Suto
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
dirinya!"
Wuuut...! Perawan Sesat melompat satu jejakan kaki.
Tubuhnya sudah mencapai tempat di mana Pendekar
Mabuk berdiri sambil menenggak tuaknya. Mata Suto
sudah mulai memerah, tanda mulai dihinggapi perasaan
mabuk. Tetapi agaknya Suto Sinting tetap mampu
mengendalikan segala rasa dan pikiran, bahkan tampak
lebih tajam dari sebelum ia dikuasai oleh
kemabukannya.
"Apakah arah Bukit Garinda masih jauh?" tanya Suto.
"Masih beberapa hari lagi," jawab Perawan Sesat.
"Kalau kita tempuh dengan kecepatan lari seperti tadi,
mungkin hanya memakan waktu sehari semalam. Kita
harus bisa tempuh dengan kecepatan siluman!"
"Apa itu kecepatan siluman?" Suto kerutkan dahi
mirip orang tolol. Sikapnya membuat Perawan Sesat
tertawa mirip kuntilanak. Tawa bersuara serak itu
terhenti, dan berganti kata-kata yang tetap bersuara
serak-serak basah,
"Kecepatan siluman adalah kecepatan batin yang
tidak menggunakan otot tubuh kita. Seperti misalnya kita
akan mencapai gundukan tanah yang membukit itu, kita
tak perlu berlari cepat seperti tadi. Cukup dengan satu
kedipan mata sudah bisa sampai ke puncak gundukan
tanah itu. Contohnya seperti ini...!"
Perawan Sesat segera tunjukkan kebolehan ilmu
silumannya, ia memejamkan mata sambil menarik napas
panjang-panjang. Dadanya menjadi penuh dengan
gumpalan napas. Tangannya bergerak memutar di depan
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
5
TANGAN Perawan Sesat hendak mencabut senjata
rahasia berbentuk bintang segi enam. Tapi dengan cepat
kaki Pendekar Mabuk menendang tangan Perawan Sesat.
Plakk...! Cepat sekali Perawan Sesat menarik tangannya
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
pinggirnya."
Perawan Sesat mencoba mengamat-amati kedua
senjata itu, tapi ia merasa kesulitan mengenalinya,
karena kedua senjata itu melesak masuk ke batang pohon
hampir seluruhnya. Tinggal sedikit sisa yang terlihat
belum masuk ke batang pohon. Perawan Sesat kembali
berkata dalam hatinya,
"Aku jadi sangsi juga, apakah senjata ini berbentuk
bintang segi enam atau segi berapa? Jika melihat ukuran
runcing pada bagian yang tak masuk ke dalam batang,
kelihatannya bintang segi enam. Tapi siapa tahu dia
bersegi lima atau delapan?"
"Minggirlah, Perawan Sesat. Biar kukeluarkan senjata
itu dari batang pohon!" kata Pendekar Mabuk lalu ia
tersentak satu kali karena cegukan. Kejap berikutnya ia
sentakkan tabung bambunya itu ke batang pohon dengan
pelan. Dugh...! Hhrrr...! Daun-daun pun rontok banyak
akibat sodokan bambu tabung itu. Jika bukan dialiri
tenaga dalam cukup besar, tak mungkin pohon sebesar
itu terguncang dan daunnya berguguran hanya dengan
gerakan sepelan itu. Perawan Sesat menyimpan kagum
sambil mengibaskan tangannya menghindari rontokan
daun di kepala.
Sodokan itu membuat dua senjata berbentuk
lempengan bintang dari logam baja putih itu tersentak
keluar dari batang pohon, jatuh tepat di kaki pohon
depan yang tak berumput. Perawan Sesat pun segera
menghampiri dan memeriksanya dengan sebatang
ranting kayu kering. Dan ternyata kedua senjata itu
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Wussh...!
Jleg...! Jleg...!
Dua sosok manusia mendaratkan kakinya dengan
tepat di depan Perawan Sesat dalam jarak lima langkah.
Perawan Sesat kembali terkesiap melihat kemunculan
dua perempuan yang sudah dikenalnya. Untuk sesaat
mereka beradu pandang dalam wajah tegang. Pada saat
itu Perawan Sesat sempat berkata dalam hati mengenai
tendangan Suto tadi, "Luar biasa dia menyalurkan tenaga
dalamnya. Pohon yang ditendang tetap tenang, pohon
keempatnya yang terkena sasaran! Jelas hal itu jurus
penyaluran tenaga dalam yang sangat tinggi!"
Perawan Sesat cepat singkirkan bayangan tendangan
Pendekar Mabuk tadi dari otaknya, kembali ia curahkan
perhatian pada kedua perempuan yang masing-masing
mengenakan pakaian ketat merah dan kuning. Bentuk
potongan pakaiannya sama dengan bentuk potongan
pakaian yang dikenakan Perawan Sesat. Hanya berbeda
pada warnanya saja.
Potongan pakaian yang sama menunjukkan bahwa
mereka berasal dari satu perguruan.
Yang berpakaian merah dengan baju tanpa lengan
dan belahan dada sedikit terbuka lebar adalah Maharani.
Rambutnya dikepang dua, ditaruh di depan dada. Di
tangannya tergenggam sebuah kipas warna merah
berbunga-bunga hitam. Perawan Sesat kenal betul,
bahwa Maharani mempunyai tingkat ilmu yang setaraf
dengannya. Maharani juga sering menjadi utusan bagi
Nyai Lembah Asmara.
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
"Omong
kosong!"
sentak
Perawan
Sesat
menyanggah. "Buktinya kalian tidak muncul saat lelaki
itu menyerangku di Perguruan Merpati Wingit!" sambil
Perawan Sesat menuding Suto Sinting.
"Ketika kami hendak turun tangan, pemuda tampan
itu sudah lebih dulu membawamu pergi," jawab Putri
Alam Baka lebih berkesan kalem dan berwibawa.
Perawan Sesat melirik Suto sesaat. Pendekar tampan
itu hanya senyum-senyum saja memandang perdebatan
tersebut. Sesekali badannya tersentak karena cegukan.
Tapi agaknya ia sengaja tidak mau ikut campur urusan
ketiga perempuan itu.
Kembali mata Perawan Sesat memandang Maharani
dan Putri Alam Baka, setelah ia mendengar suara
Maharani yang kecil itu berkata,
"Kurasa kau salah arah, Rukmi. Bukit Garinda ada di
sebelah barat, mengapa kau membawa lari pemuda itu ke
arah timur?"
"Itu urusanku, Maharani!"
"Tugas kami adalah meluruskan jalanmu, Rukmi,"
kata Maharani dengan memanggil nama asli Perawan
Sesat.
Putri Alam Baka segera berkata pula, "Aku
menangkap adanya pengkhianatan tugas dalam hal ini!
Pasti kau akan menguasai pemuda itu dan tidak akan
menyerahkannya kepada Nyai Lembah Asmara!"
"Itu pun urusanku, Sumbi!" kata Perawan Sesat
dengan tetap perlihatkan ketegasannya dalam bersikap.
Sambungnya lagi,
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Wuugh...!
Tenaga dalam dari kipas mengenai tempat kosong.
Sementara itu tenaga dalam dari tangan Perawan Sesat
menghempas ke wajah perempuan berkelabang dua.
Dengan gerakan cepat Maharani menutup wajah dengan
cara bentangkan kipasnya di depan mata. Brett...!
Begggh...!
Pukulan tenaga dalam Perawan Sesat bagai
menghantam lereng sebuah gunung. Hempasannya
membalik ke arah Perawan Sesat, tapi ketika itu Perawan
Sesat sudah pijakkan kakinya ke tanah, sehingga yang
menjadi sasaran adalah dahan pohon yang segera retak
dan jatuh berdebum dalam jarak dua langkah dari tempat
duduk Pendekar Mabuk.
Brruk...! Suto tersentak kaget, namun tak ada kata
yang keluar dari mulut Suto selain suara cegukan. Di
dalam hatinya Suto berkata,
"Kurasa Perawan Sesat akan tumbang di tangan salah
satu dari kedua perempuan lawannya itu. Bila Perawan
Sesat tak mampu menghadapi dua lawannya, bisa-bisa
aku tak jadi ditemukan dengan Dyah Sariningrum. Tapi,
haruskah aku ikut campur tangan dalam urusan mereka?
Atau sebaliknya kutinggal pergi saja?"
Dugaan Pendekar Mabuk itu ternyata benar. Dalam
satu kesempatan Putri Alam Baka tahu-tahu menyerang
Perawan Sesat yang sedang menghadapi Maharani.
Sungguh di luar dugaan Perawan Sesat, bahwa Putri
Alam Baka sampai hati melawan teman dengan
menggunakan seruling pusakanya. Seruling itu
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
6
SEBUAH bangunan mirip istana kecil bertengger
megah di lereng sebuah bukit. Bukit itu adalah Bukit
Garinda. Dulu wilayah itu dikuasai oleh Nyai Guru
Betari Ayu. Kala itu, Betari Ayu punya persahabatan
baik dengan seorang teman yang bernama Wulandari.
Dan pada waktu Wulandari mendirikan Partai
Perempuan Sakti, Betari Ayu tidak mau bergabung,
tetapi sebagai tanda persahabatan ia pinjamkan tanah di
lereng Bukit Garinda itu kepada Wulandari. Waktu demi
waktu berlalu akhirnya tanah di lereng Bukit Garinda
dikuasai sepenuhnya oleh Wulandari, yang kemudian
dikenal dengan julukan Nyai Lembah Asmara.
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Selendang Kubur. Rupanya mereka sibuk mengamatamati bagian pintu gerbang benteng itu, sampai tak
menyadari ada sesosok tubuh bertahi lalat di sudut
dagunya diam mengawasi di atas kepala mereka.
"Aku yakin Suto ada di dalam benteng itu, Paman
Pujangga Keramat," kata Selendang Kubur menirukan
panggilan Suto terhadap Pujangga Keramat.
"Harus kita masuk bisa ke sana!" kata Pujangga
Keramat dengan susunan kata yang selalu harus disusun
kembali oleh lawan bicaranya.
"Tapi sebelum kita mendobrak masuk, ada baiknya
kalau kita selidiki dulu apakah Suto benar-benar ada di
sana, dan di sebelah mana. Jadi kita tidak buang-buang
waktu dan tenaga jika harus membantai habis orangorangnya Nyai Lembah Asmara."
"Setuju aku gagasanmu dengan!"
Kemudian, Pujangga Keramat memasukkan jari
telunjuknya ke mulut. Sebentar kemudian dikeluarkan
lagi. Jari telunjuk yang basah oleh ludahnya itu diangkat
ke atas dengan tangan teracung naik. Ia pejamkan mata
sebentar. Selendang Kubur memandangi dengan dahi
kerut. Heran melihat apa yang dilakukan Pujangga
Keramat.
Kejap berikut, Pujangga Keramat turunkan tangan
dan berkata,
"Suto memang ada benteng di dalam."
"Maksudmu, Suto ada di dalam benteng itu?"
"Ya!" jawabnya tegas.
Selendang Kubur manggut-manggut sambil menatap
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
"Siapa?"
"Kau...!"
"Ah, aku tak pernah butuhkan dia," kata Pendekar
Mabuk bersuara sumbang. "Kalau dia butuh aku, biarlah
dia yang mendekatiku."
"Jangan bikin dia marah, Suto! Cepatlah
mendekatinya."
"Tak mau! Aku tak butuh dia!" Suto Sinting
bersungut-sungut dan buang muka. Sikap Suto
mencemaskan hati Maharani, Putri Alam Baka, dan
orang-orang yang ada di situ. Selama ini tak ada orang
yang berani menolak panggilan Nyai Lembah Asmara.
Penolakan itu bisa membuat Nyai menjadi murka.
Tapi agaknya Nyai Lembah Asmara tidak bersikap
seperti biasanya, ia justru tertawa semakin kegirangan
melihat Suto menolak panggilannya, ia berseru kepada
anak buahnya,
"Lihat! Lihatlah dia! Penolakannya itu menandakan
bahwa ia tidak mudah tertarik dengan seorang
perempuan. Itu pertanda dia punya harga diri yang cukup
tinggi dan sudah sepantasnya aku mendapatkan pria
yang punya harga diri tinggi. Penolakannya itu
menandakan pula bahwa dia... masih perjaka! Ha ha
ha...!"
Yang lain ikut tertawa bagai mendukung
kegembiraan Nyai Lembah Asmara. Tapi Suto tetap
tidak mau ikut tertawa, ia bahkan menatap tiap wajah
yang ada di situ, mencari seraut wajah yang pernah ia
temui di alam semadinya, juga yang sering hadir di alam
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
itu.
"Kalian tahu!" serunya lagi, "Pendekar Mabuk inilah
satu-satunya lelaki yang bisa memberiku keturunan,
sebab ia lelaki tanpa pusar. Kalian tahu kehebatan lelaki
tanpa pusar? Oh, dia adalah orang yang punya napas
panjang, tidak cepat lelah, punya ketangguhan dalam
bercinta dan punya kesanggupan memberikan
kehangatan."
"Woww...!" mereka menyahut serempak penuh
ungkapan rasa kagum.
"Tapi sayang, hanya aku yang bisa menikmati dia!
Karena dia laki-laki istimewa yang tak bisa kubagikan
kepada Putri Alam Baka, atau kepada Maharani, atau
kepada kalian semua!"
Suto tak peduli celoteh itu. Dengan tenangnya ia buka
tutup bumbung tuak, dan ia tenggak beberapa teguk
dengan rasa lega. Mata mereka memandang tanpa kedip.
Sebagian perempuan yang ada di situ saling berdebardebar gemas ketika melihat Pendekar Mabuk dongakkan
kepala untuk menenggak tuak dalam bumbung.
Pendekar Mabuk yang tampak bidang dadanya,
kelihatan lebih perkasa dan menggairahkan.
Nyai Lembah Asmara tersenyum-senyum dan berkata
kepada Maharani,
"Aku sudah tak tahan lagi. Bawa dia ke kamarku,
Maharani! Tapi awas, jangan sampai kau menyentuhnya
lagi. Dia sudah menjadi kekuasaanku, dari ujung rambut
sampai ujung kakinya!"
"Baik, Nyai!" Maharani berikan hormat pertanda
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
bernada bisik.
Suto pun mencium bibir itu. Mengecup dan
melumatnya yang segera mendapat perlawanan tak kalah
panas dari Nyai Lembah Asmara sendiri. Hanya saja di
dalam hati Suto, terlintas pertanyaan-pertanyaan yang
menggundahkan hatinya.
"Mengapa aku mau? Mengapa aku menurut?
Mengapa bibir ini kupagut? Apakah aku harus pasrah
dan membiarkan hasratku dipenuhi oleh kehangatan
tubuhnya? Ah..., mengapa jiwaku jadi bimbang begini?!"
Pendekar Mabuk menurut ketika tubuhnya di dorong
ke belakang dan jatuh terbaring di ranjang empuk itu.
Blukkk...! Nyai Lembah Asmara menerkamnya.
*
* *
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
8
CINTA mengamuk di hati dan jiwa Nyai Lembah
Asmara. Amukan cinta itu begitu gemuruhnya, hingga
menutup kedua gendang telinga Nyai Lembah Asmara
dari seruan dan pekikan di luar kamar. Apalagi saat itu
Pendekar Mabuk pun tampak ingin meronta dan
melawan kekuatan racun Darah Asmara dengan
kekuatan batinnya.
Suara-suara pekik, jerit, dan seruan keras itu datang
dari orang-orang yang sedang menghadapi tiga sosok
manusia nekat, yaitu Pujangga Keramat, Selendang
Kubur, dan Peri Malam. Mereka mengamuk di pintu
gerbang, lalu menerobos masuk membantai orang-orang
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
han pukulan jarak jauh yang dilepas kan secara diamdiam itu.
Deeb...!
Pukulan itu bisa tertahan. Maharani mundur setindak
karena tersentak. Tapi dari cincin di tangan kirinya
melesat sinar menyilaukan ke arah samping secara tak
sengaja. Sinar itu mengenai seorang lawan yang sedang
berhadapan dengan Selendang Kubur.
Melihatan kilatan sinar menyilaukan dari cincin itu,
maka Maharani dan Putri Alam Baka terbelalak seketika.
Karena mereka melihat ada satu orang lagi yang rubuh
dalam keadaan tubuh bolong karena terkena tembusan
sinar putih menyilaukan itu. Orang yang rubuh dan
menjadi korban kedua adalah orang yang sedang
berhadapan dengan Peri Malam.
Cepat-cepat
Putri
Alam
Baka
menutupi
kekagumannya dengan sunggingkan senyum sinis di
bibir, ia berkata kepada Betari Ayu,
"Kau pamer ilmu, Betari Ayu? Kau pikir kami takut
dan menjadi gentar melihat pusaka pada cincinmu itu?
Hmm...! Itu satu permainan anak kecil saja!"
"Alangkah memalukan sekali jika murid Nyai
Lembah Asmara akan mati karena permainan anak
kecil!" kata Betari Ayu.
"Mulut congkak! Kau pikir kau mampu menghadapi
kami berdua?!" sentak Maharani.
"Barangkali perlu ditambah gurumu sekalian suruh
menghadapiku! Tak akan mundur setindak pun aku
menghadapi kalian bertiga, yang sepatutnya telah kuusir
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
9
BUKIT Garinda menjadi porak-poranda. Di manamana mayat bertebaran bagai sisi lain dari neraka
jahanam. Sebagian dari mereka ada yang sengaja
meloloskan diri, lari tunggang-langgang entah ke mana
tujuannya. Ada yang berusaha menyusuri pantai, ada
pula yang berusaha mendaki ke atas bukit.
Mereka yang belum mati sempat menyerukan erang
kesakitan. Ada yang berusaha bangkit untuk
menyembunyikan diri atau lari, ada pula yang hanya
diam saja menahan sakit sambil menunggu pertolongan.
Sementara yang pingsan tetap saja pingsan, entah kapan
akan siuman.
Yang jelas, sosok tubuh Maharani dan Putri Alam
Baka sudah tak terlihat di anak tangga menuju ruang
pertemuan itu. Entah mereka bersembunyi atau
melarikan diri, yang jelas suasana di situ kembali sepi.
Hanya langkah-langkah kaki Selendang Kubur dan Peri
Malam saja yang tampak melesat ke sana-sini mencari
lawan yang perlu ditumbangkan.
Peri Malam terluka di lengan sisi kirinya. Darah
mengucur dari luka senjata tajam. Tapi ia tidak
menghiraukan. Justru semangatnya kian bertambah.
Selendang Kubur terluka di dada kiri. Biru lebam
dada itu. Tapi agaknya ia juga tidak menghiraukan
lukanya, ia masih tetap memburu mangsa yang perlu
ditumbangkan dengan selendang pusakanya.
Suasana lenggang menimbulkan suara langkah jelas
dari bangsal pertemuan sebuah pedang disambarnya dan
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
bukit.
Ketika Nyai Lembah Asmara tiba di depan gua itu, ia
turunkan tubuh Pendekar Mabuk dari pundaknya.
Pendekar Mabuk pun berdiri dengan sempoyongan.
Matanya semakin sayu karena mabuk, juga karena racun
birahi yang menyerangnya.
"Di sini saja, Nyai!" kata Suto dengan suara sumbang
sambil meraih baju Nyai Lembah Asmara dan ingin
melepaskannya. Tapi Nyai Lembah Asmara menolak
sambil berkata,
"Jangan di sini! Kita masuk ke dalam gua itu!"
"Mana ada gua, Nyai?"
"Itu, di depan kita. Kau tidak melihatnya karena
kerimbunan semak ilalang di mulut gua!"
Pendekar Mabuk dituntun mendekati gua. Tiba-tiba
kakinya yang lemas terkulai dan jatuhlah Suto, merosot
ke bawah tebing sambil tetap berpegangan bumbung
tuaknya.
"Sutooo...?!" sentak Nyai Lembah Asmara dengan
cemas. Cepat-cepat ia lompatkan tubuh dan bersalto dua
kali. Tubuh Nyai Lembah Asmara mendahului gerakan
Pendekar Mabuk yang meluncur ke bawah tebing.
Sebatang ranting kering dipakai berpijak kaki Nyai
Lembah Asmara. Ranting itu seharusnya patah, tapi
karena ilmu peringan tubuh yang digunakan Nyai
Lembah Asmara cukup tinggi, sehingga ia bisa berdiri
dengan tenang di atas ranting kering yang besarnya dua
kali ukuran lidi.
Tubuh Pendekar Mabuk yang meluncur ke bawah itu
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
SELESAI
PENDEKAR MABUK
Ikuti kisah selanjutnya
Serial Pendekar Mabuk Suto Sinting dalam episode:
PERTARUNGAN Di BUKIT JAGAL
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Pembuat E-book:
DJVU & E-book (pdf): Abu Keisel
Edit: Paulustjing
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
http://duniaabukeisel.blogspot.com/