Laporan Praktikum Teknologi Dan Industri Benih

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Teknologi Dan Industri Benih

PENGAMBILAN SAMPEL BENIH

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Ita Zahara

1405101050001

Najwa Anjani

1405101050073

Rangga Aditya Kurniawan

1405101050046

Rima Febryna

1405101050026

Syuhada

1405101050067

LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2016

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Telah kita ketahui bersama bahwa benih mempunyai peranan penting
dalam produksi pertanian. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk
melakukanpengujian benih agar diperoleh benih yang berkualitas. Hal ini
dilakukan untukmenghindarkan konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami
kerugian.Pengujian benih untuk mendapatkan benih bermutu tinggi diperlukan
karena walaupun pertumbuhan dari suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, namun pada umumnya benih bermutu tinggi akan memberikan hasil
produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan benih bermutu rendah.
Oleh sebab itu usaha pengembangan dan pengadaan benih bermutu tinggi
sangat penting dan harus sampai pada petani tepat pada waktu yang dibutuhkan.
Selain itu pemakaian benih bermutu tinggi adalah cara yang paling mudah
diantara

sekian

banyak

teknik-teknik

untuk

meningkatkan

hasil

tanaman.Pengujian benih ini dilakukan untuk menetapkan nilai setiap contoh


benih yang diuji sehingga akan diketahui bagaimana keadaan faktor kualitas
benihnya. Faktor kualitas benih ditentukan oleh persentase dari benih murni,
benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, gaya berkecambah atau
daya tumbuh benih.
Kepastian mutu suatu kelompok benih yang diedarkan dan digunakan
untuk penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar,
maupun pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat berupa
metode pengujian yang standar. Metode ini diharapkan mampu memberikan hasil
yang seragam apabila pengujian terhadap suatu kelompok benih dilakukan oleh
institusi yang berbeda.
Standar metode pengujian mutu benih yang ada selama ini mengacu pada
ketentuan ISTA. Sebagai langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah
menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi
persyratan yang telah ditentukan oleh ISTA.

Tujuan penarikan contoh adalah untuk mendapatkan contoh benih yang


mewakili kelompok benih dalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian
mutu benih. Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari
beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi
satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut
pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktium ini bertujuan untuk mempelajari berbagai metoda pengambilan
contoh benih.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Benih merupakan material yang higroskopis, memiliki susunan yang


kompleks dan heterogen. Air merupakan bagian yang fundamental terdapat
demikian rupa dalam benih, artinya terdapat di setiap bagian dalam benih. Kadar
air benih karena keadaan yang higroskopis itu tergantung pada lembab relatif dan
temperatur. Lembab relatif dan temperatur demikian menentukan dalam adanya
tekanan uap dalam benih dan dalam udara di sekitarnya. Apabila tekanan uap
dalam benih ternyata lebih besar daripada tekanan udara di sekitarnya, maka uap
air akan menerobos dan keluar dari dalam benih. Sebaliknya jika tekanan uap air
di luar benih lebih tinggi, maka uap akan menerobos masuk ke dalam benih. Dan
apabila tekanan uap di dalam benih sama kuatnya dengan tekanan uap di luar
benih, maka dalam keadaan demikian tidak akan terjadi pergerakan uap serta
dalam

keadaan

demikian

inilah

terjadinya

kadar

air

yang

seimbang.

(Kartasapoetra, 1986).
Uji

kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali

dilakukan. Benih murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang
lain, yaitu presentase kadar air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai
yang ingin diperoleh adalah nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran
(Kuswanto, 1997).
Prosedur pengambilan contoh benih padi harus mengikuti aturan yang
telah ditentukan seperti yang tercantum pada ISTA. pengambilan contoh benih
dimulai dari pengambilan contoh primer lalu menggabungkannya menjadi contoh
komposit serta membuat contoh kirim. Untuk membuat contoh kerja, benih harus
dibagi terlebih dahulu dengan beberapa metode baik secara mekanik, pengacakan
dengan cangkir dan menggunakan sendok. Timbang benih sesuai jumlah contoh
kerja yang ditetapkan dan selebihnya dapat disimpan sebagai cadangan untuk
digunakan pada pengujian mutu benih yang lainnya (Nasrudin,2009).
Program sertifikasi dan pengawasan pemasaran hanya petugas yang diberi
wewenang yang dapat melakukan pengambilan contoh benih untuk keperluan
pelabelan dan pengecekan label. Cara pengambilanya harus memenuhi ketentuan-

ketentuan yang telah ditetapkan.suatu kelompok benih harus diatur sedemikian


rupa sehinga setiap wadah atau bagianya dapat dapat diambil contohnya.pemilik
benih harus memberi keterangan yang terperinci tentang asal benih.apabila
diketahui bahwa kelompok benih tidak seragam,maka etugas pengambil contoh
berhak menolak untuk melaksanakan pengambilan contoh (Kiki, 2011).

BAB III. METODOLOGI PENELTIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Percobaan Sampel Benih dilaksankan pada hari Selasa, tanggal
22 Maret 2015, pukul 14.00 WIB selesai di Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Benih, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh.

3.2 Alat dan Bahan


1.

Benih tanaman pangan seperti padi, kedelai, jagung, dan kacang hijau.

2.

Seed trier, alat pembagi tepat tipe Boerner, mangkuk, trays, sendok

3.3 Prosedur Kerja


- Contoh primer (primary samle)
1. Disediakan 50 kg benih padi dalam silo/ karung. Contoh primer dapat diambil
dengan menggunakan tangan kanan atau menggunakan seed trier. Apabila
menggunakan tangan maka contoh diambil pada kedalaman lebih 40 cm dari silo.
2. Contoh primer dapat diambil dengan menggunakan alat seed trier. Alat ini
terbuat dari pipa logam yang mempunyai lubang-lubang pada satu sisi sehingga
dengan cara ditusuk secara diagonal pada karung, lalu diputar dan contoh uji dapat
masuk.
- Contoh campuran (composite sample)
1. Disediakan 500 g benih padi, kedelai, kacang hajau. Tambahkan 24 butir benih
yang sama tapi telah diberi tanda jelas, agar benih pencampur tersebut mudah
diketahui ( untuk benih padi dilakukan dengan membuang palea dan lemmanya
sedangkan untuk benih kedelai dapat dilakukan dengan menambahkan benih
kacang hijau atau sebaliknya.

2. Dibagi benih tersebut 2 kali dan analisa contoh yang diperoleh pada pembagian
kedua. Apabila pembagian tepat, seharusnya pada tiap contoh stelah pembagian
kedua diperoleh berat benih 125 gram dengan campuran 6 butir lainnya. Lakukan
pembagian benih dengan beberapa metode berikut:
a. Metode pembagi tepat tipe Boerner
Masukkan 500 gram sampel benih ke dalam alat pembagi tepat ini, lalu putar
bahagian tengahnya dan secara otomatis benih akan terbagi dalam 2 bagian yang
sama jumlahnya. Lakukan ini hingga pembagian kedua.
b. Metode mangkuk
Susunlah 8 buah mangkuk pada trays lalu sebarkan benih diatasnya secara acak.
Ambil 2 mangkuk dan analisa seperti diatas.
c. Metode paruh
Sebarkan benih pada trays sehingga rat. Buatlah pembagian dengan membuat
garis pada permukaan hamparan benih sehingga terbentuk 8 bagian. Pilihlah 2
bagian dan analisa data seperti diatas.
d. Metode sendok
Sebarkan benih dalam mangkuk. Contoh diambil dengan sendok sebanyak 5 kali
lalu analisa seperti diatas.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel Pengamatan
Metode

I
Boerner 127,1
Mangkuk 78,1
Paruh
164,7
Sendok
64,3

Ulangan
II
125,4
83,7
125,3
67,8

Penyelesaian
Metode Boerner

SD =

X 3 X 2

2+
X 2 X
2+
X 1 X

126,3126,3

125,4126,3 2+
127,1126,3 2 +

0 2

0,9 2+
= 0,8 2+

III
126,3
71,1
121,8
64,8

Total
378,8
232,9
411,8
196,9

Rerat
a
126,3
77,6
137,3
65,6

Sd
0,40
5.15
19,45
1,54

0, 64+ 0,81+ 0
3

1,45
= 3
= 0,161
= 0,40

Metode Mangkuk

SD =

2
X 3 X

2 +
X 2 X
2 +
X 1 X

71,177,6 2

83,777,6 2+
= 78,177,6 2+

6.5 2

6.1 2 +
= 0.5 2 +

=
=

0.25+37.21+ 42.25
3

79.71
3

= 26,57
= 5.15

Metode Paruh
2

X 3 X

2 +
X 2 X
2 +
X 1 X

SD =

121,8137,3

125,3137,3 2 +
= 164,7137,3 2 +

15.5 2

12 2 +
= 27,4 2+

750,76+144 +240,25
3

1135,01
3

= 378,33
= 19,45

Metode Sendok

SD =

2
X 3 X

X 2 X +
2 +
X 1 X

64,865,6

67,865,6 2+
= 64,365,6 2+

0.8 2

2,2 2+
= 1,3 2 +

1,69+ 4,84+0,64
3

2,39

7,17
3

= 1,54

4.2 Pembahasan
Contoh benih diambil secara acak dari berbagai posisi pada kelompok
benih kemudian digabungkan. Contoh ini diperoleh dari satu atau lebih contoh
secara bertahap. Setiap tahapan kemudian digabung dengan sub contoh yang lain
atau dicampur.
Prinsip pengambilan contoh benih adalah mengambil benih dari beberapa
bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu.

Penarikan contoh dilakukan dengan mnegambil benih dari berbagai sudut pada
wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Tujuan penarikan contoh adalah untuk
mendapatkan contoh padi benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah
yang cukup untuk keperluan pengujian mutu benih.
Ada 4 macam sampel atau contoh benih menurut ketentuan ISTA, yaitu
contoh primer, contoh campuran, contoh yang dikirim ke laboratorium dan contoh
uji. Pada praktikum kali ini kami menggunakan contoh campuran yaitu semua
contoh primer yang dijadikan satu dan dicampur dalam satu tempat. Pada contoh
campuran dilakukan pembagian benih dengan beberapa metode berikut: metode
pembagi tepat tipe Boerner yaitu sampel benih dimasukkan ke dalam alat pembagi
tepat ini, lalu putar bahagian tengahnya dan secara otomatis benih akan terbagi
dalam 2 bagian yang sama jumlahnya.
Yang kedua adalah metode mangkuk yaitu disusun 8 mangkuk pada trays
lalu sebarkan benih diatasnya secara acak. Lalu ambil 2 mangkuk untuk di analisa.
Selanjutnya metode paruh yaitu benih disebarkan pada trays sehingga rata, dan
dibuat pembagian dengan membuat garis pada permukaan hamparan benih
sehingga terbentuk 8 bagian. Pilihlah 2 bagian untuk dianalisa. Dan yang terakhir
adalah metode sendok yaitu benih disebarkan dalam mangkuk, contoh diambil
dengan sendok sebanyak 5 kali lalu dianalisa.
Setiap metode yang tlah dilakukan, benihnya lalu ditimbang berapa berat
dari perlakukan setiap metodenya. Dan seluruh perlakuan diulang sebanyak 3 kali
sehingga didapat sebaran angka yang akurat dalam pengambilan sampel. Total
benih yang didapatkan pada metode boerner sebanyak 378,8 gr, dengan rerata
126,3 gr, dan standar deviasinya 0,40.
Pada metode mangkuk didapat total benih sebesar 232,9 gr, dengan rerata
77,6 gr, dan standar deviasinya 5.15. Dengan menggunakan metode paruh didapat
total benih sebanyak 411,8 gt, rerata 137,3 gr, dan standar deviasi 19,45. Serta
dengan menggunakan metode sendok didapat total benih sebanyak 196,9 gr,
dengan rerata 65,6, serta standar deviasinya 1,54.

Dari keempat metode yang telah dilakukan, dapat kita ketahui bahwa
tingkat keakuratan pembagian benih adalah pada metode boener dengan standar
deviasinya 0,40. Serta yang mengalami tingkat keakuratnnya rendah adalah pada
metode sendok dengan standar deviasi yang didapat adalah. 19,45.

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Prinsip pengambilan contoh benih adalah mengambil benih dari beberapa
bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu.

2. Total benih yang didapatkan pada metode boerner sebanyak 378,8 gr, dengan
rerata 126,3 gr, dan standar deviasinya 0,40.
3. Pada metode mangkuk didapat total benih sebesar 232,9 gr, dengan rerata 77,6
gr, dan standar deviasinya 5.15
4. Pada metode paruh didapat total benih sebanyak 137,3 gr, rerata 137,3 gr, dan
standar deviasi 19,45.
5. Dengan menggunakan metode sendok didapat total benih sebanyak 196,9 gr,
dengan rerata 65,6, serta standar deviasinya 1,54.
6. Dari keempat metode, tingkat keakuratan pembagian benih adalah pada
metode boener dengan standar deviasinya 0,40.

DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, A. G. 1986. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan


Praktikum. Bina aksara : Jakarta.

Kiki , 2011. Cara Pengambilan Contoh Benih (Seed Sampling) , http


://fapertaunwimku. blogspot.com/2011/07/praktikum-v. html, di akses
pada tanggal 26 Maret 2016 jam 21.00 WIB.
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.
Nasrudin, 2009, Pengambilan Contoh Benih, http://teknologibenih.blogspot.com /
2009/10/pengambilan-contoh-benih. html, di akses pada tanggal 26
Maret 2016 jam 21.00 WIB.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai