Kalibrasi Sprayer
Kalibrasi Sprayer
Kalibrasi Sprayer
Oleh
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
I. PENDAHULUAN
Masalah hama dalam kegiatan pertanian tidak akan pernah hilang dan terus
berkembang selama kegiatan budidaya tersebut masih terus berlangsung. Cara
terbaik yang dapat dilakukan yaitu dengan mengendalikannya. Metode-metode
pengendalian hama, khususnya hama serangga, telah banyak dikembangkan oleh
para ahli pertanian dimana saalah satu metode tersebut yaitu pengendalian secara
kimiawi.Penyemprotan pestisida merupakan salah satu metode pengendalian yang
telah lama digunakan. Dengan metode penyemprotan tersebut, pengendalian hama
menjadi cukup efektif tetapi menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran
lingkungan. Penggunaan pestisida secara besar-besaran dan terkesan tidak
mematuhi ketentuan yang berlaku membuat kerusakan lingkungan semakin parah.
Hal ini pula yang menyebabkan banyak hama dari golongan serangga menjadi
resisten dan akhirnya terjadi resurgensi (Mujim, 2009).
Kalibrasi sprayer merupakan salah satu ketentuan yang harus dipatuhi guna
menghindari pencemaran lingkungan dan menjaga keefektifan dari pestisida
semprot. Pengetahuan mengenai cara kalkulasi dalam pengkalibrasian sprayer ini
penting untuk diketahui. Oleh sebab itu, dalam laporan ini akan dibahas mengenai
cara kalibrasi sprayer yaitu dengan menghitung kecepatan jalan dan waktu
aplikasi.
Faktor utama yang dapat menyebabkan aplikasi pestisida kurang tepat dalam
aplikasi pestisida adalah kalibrasi. Namun sebelum melakukan kalibrasi alat, hal
yang penting yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah insektisida yang
diperlukan pada areal tertentu yang dikenal dengan volume semprot. Volume
semprot adalah banyaknya cairan yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan
insectisida secara merata pada areal tertentu. (Agrios, 1996).
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2018 di Laboratorium Hama dan
Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada pukul 10.00
sampai dengan pukul 12.00. WIB
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah automatic sprayer, corong
dan ember.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah stopwatch dan air.
Data pengamatan yang telah didapat dari praktikum ini sebagai berikut :
Perhitungan hasil penyemprotan :
Diketahui:
Kecepatan aliran semprot (Q) = 880 ml/menit
= 0.88 liter/menit
Rerata waktu aplikasi = 0.125 menit
Lebar bidang (k) = 2 meter
Panjang bidang (l) = 6 meter
Lebar semprot nozel merah = 2 meter
Ditanya:
Dosis cairan semprot (N) liter/m2
Jawaban:
Dosis cairan semprot
N = Q/ (V x B)
4.2 Pembahasan
Kalibrasi adalah mengukur berapa banyak larutan semprot yang dikeluarkan oleh
alat semprot (sprayer), sehingga dapat mengetahui berapa banyak larutan semprot
yang disemprotkan pada setiap satuan lahan. Manfaat kalibrasi yaitu menentukan
takaran aplikasi dengan tepat, Mencegah pemborosan, dan Mengadakan
penyeragaman perhitungan aplikasi. Dalam kebanyakan kasus, kalibrasi adalah
menentukan volume semprot. Tehnik kalibrasi pestisida dilakukan untuk
mengkalibrasi/ mengestimasi atau memperkirakan kebutuhan larutan pestisida/
ZPT dan pupuk daun yang diperlukan untuk diaplikasikan pada lahan kita. Jika
kita mengetahui kebutuhan total air yang diperlukan untuk menyemprot (aplikasi)
kita akan mudah menentukan konsentrasi pestisida/ ZPT atau pupuk daun yang
akan kita gunakan. Hal ini sangat erat kaitanya dengan penggunaan pestisida yang
ketentuan kebutuhannya menggunakan dosis bukan konsentrasi (Sukman, 1995).
Nozzle kipas rata memiliki pola semprot berbentuk garis. Butiran semprot tersebar
merata. Pada tekanan rendah digunakan untuk aplikasi herbisida pada barisan
tanam atau antar barisan tanam. Pada tekanan tinggi, digunakan untuk aplikasi
insektisida pada pengendalian vektor. Ukuran butiran semprot sedang hingga
halus.
4. Nozzle Polijet
Pola semprotan yang dihasilkan oleh nozzle polijet pada dasarnya berbentuk garis
atau cerutu. Butiran semprot agak kasar hingga kasar. Tidak atau sangat sedikit
menimbulkan drift dan hanya digunakan untuk aplikasi herbisida.
5. Nozzle lubang empat
Nozzle lubang empat ini menghasilkan pola semprotan berbentuk kerucut. Butiran
semprot halus sampai agak halus (tergantung tekanan). Flow rate tinggi (karena
jumlah lubangnya empat) karena itu cenderung boros. Umumnya digunakan untuk
aplikasi insektisida dan fungisida (Sastroutomo, 1992).
Data pada setiap kelompok pada saat melakukn kalibrasi sprayer hal ini
dikarenakan perbedaan kecepatan jalan dari masing-masing orang yang tidak
sama, kemudian lebar gawang dan tekanan yang diberikan dari masing-masing
orang juga tidak sama. Selain itu, faktor lainnya yaitu ukuran lubang nozel (nozel
curah), tekanan dalam tangki alat semprot, kecepatan berjalan ( ke depan)
aplikator, dan faktor lain yang dapat mempengaruhi perbedaan data setiap
kelompok adalah karena pada setiap alat semprot memililki perbedaan volume
yang keluar.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Kalibrasi menjadi hal penting yang harus dilakukan ketika seorang akan
melakukan pengendalian terhadap OPT menggunakan alat semprot.
2. Hasil kecepatan jalan tenaga kerja (V) pada kelompok kami didapat hasil 48
meter/menit.
3. Hasil perhitungan untuk dosis cairan semprot pada kelompok kami yang
didapatkan adalah 91 liter/ha.
4. Salah satu faktor yang mempengaruhi kalibrasi dan perbedaan data antar
kelompok adalah perbedaan kecepatan jalan dari masing-masing orang tidak
sama.
DAFTAR PUSTAKA
Sukman, Y., dan Yakup. 1995.Alat-Alat Pestisida. Raja Grafindo Persada. Jakarta