Makalah Ilmu Gizi Defisiensi Vit A
Makalah Ilmu Gizi Defisiensi Vit A
Makalah Ilmu Gizi Defisiensi Vit A
Ilmu Gizi
DEFESIENSI VITAMIN A
Disusun oleh :
Golongan D
BAB I
PENDAHULUAN
tahan anak tersebut menurun. Akibatnya kekurangan Vitamin A menjadi masalah yang serius
dan harus segera mendapatkan penanganan khusus.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan vitamin A?
2. Apa saja fungsi vitamin A?
3. Apa yang dimaksud dengan Kekurangan Vitamin A (KVA) ?
4. Apa faktor risiko kekurangan Vitamin A ?
5. Gejala kekurangan vitamin A ?
6. Apa penyebab terjadinya Kekurangan Vitamin A?
7. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan Kekurangan Vitamin A ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian vitamin A
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi vitamin A
3. Untuk mengetahui pengertian Kekurangan Vitamin A (KVA)
4. Untuk mengetahui faktor risiko Kekurangan Vitamin A
5. Untuk mengetahui gejala Kekurangan Vitamin A
6. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kekurangan Vitamin A
7. Untuk mengetahui pencegahan dan penanggulangan Kekurangan Vitamin A
1.4 Manfaat
Untuk memberikan beberapa informasi mengenai vitamin A secara menyeluruh serta
mengenai kekurangan vitamin A.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak. Berdasarkan struktur kimianya
disebut retinol atau retina atau disebut juga dengan asam retinoat, terdapat pada jaringan
hewan dimana retinol 90-95% disimpan pada hati.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dan golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk
kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit, khususnya diare
dan penyakit infeksi). Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya dibagi menjadi dua
bentuk, yaitu :
1.
Retinol
Retinol dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh karena umumnya sumber retinol
diperoleh dari makanan hewani seperti telur, hati, minyak ikan yang mudah dicerna dalam
tubuh.
2. Betaratiricin
Sering disebut pro-vitamin A, baru dapat dirasakan setelah mengalami proses pengolahan
menjadi retinol. Sumber betacarotene berasal dari makanan-makanan yang berwarna orange
atau hijau tua, sayuran dan buah seperti pada wortel, bayam, ubi kuning, mangga dan
pepaya.
Retinol atau Retinal atau juga Asam Retinoat, dikenal sebagai faktor pencegahan
xeropthalmia, berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan pengatur kepekaan rangsang sinar
pada saraf mata, Jumlah yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang
dianjurkan (KGA-2004) per hari 400 ug retinol untuk anak-anak dan dewasa 500 ug
retinol.Tubuh menyimpan retinol dan betacarotene dalam hati dan mengambilnya jika tubuh
memerlukannya (Iskandar, 2012).
2.1
Fungsi Vitamin A
Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami
keguguran atau kesukaran dalam melahirkan. Kemampuan retinoid mempengaruhi
perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga
berpengaruh dalam pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kandung
kemih.
4. Fungsi Kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia. Dimana
kekurangan vitamin A dapat menurunkan respon antibody yang bergantung pada limfosit
yang berperan sebagai kekebalan pada tubuh seseorang.
5. Perkembangan Jantung
Defek kardiak dan cabang aorta diamati sebagai bagian dari sindroma kekurangan
vitamin A. singkat kata, peranan vitamin A dalam perkembangan jantung mamalia meliputi
pembentukan pipa pola jantung dan lingkaran, ruang dan katup saluran keluar, trabekulasi
ventrikel, diferensiasi kardiomiosit dan pengembangan pembuluh koroner.
2.3
Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya asupan
vitamin A yang memadai. Hal ini dapat menyebabkan rabun senja, xeroftalmia dan jika
kekurangan berlangsung parah dan berkepanjangan akan mengakibatkan keratomalasia
Sedangkan menurut Arisman tahun 2002, Kurang Vitamin A (KVA) merupakan penyakit
sistemik yang merusak sel dan organ tubuh dan menghasilkan metaplasi keratinasi pada
epitel, saluran nafas, saluran kencing dan saluran cerna. Penyakit Kurang Vitamin A (KVA)
tersebar luas dan merupakan penyebab gangguan gizi yang sangat penting. Prevalensi KVA
terdapat pada anak-anak dibawah usia lima tahun. Sampai akhir tahun 1960-an KVA
merupakan penyebab utama kebutaan pada anak.
2.4
yang ekonomiya sedang berkembang serta mengalami transisi. Pengaruh relatif faktor kasusal
pada tingkat makro maupun mikro dapat sangat bervariasi antar negara bahkan antar wilayah
dalam negara yang sama.
Oleh karena itu, kita harus memahami kondisi setempat ketika membuat rancangan
program intervensi yang tepat dan efektif secepatnya untuk memperbaiki situasi tersebut.
Walaupun begitu, ada beberapa faktor resiko dibaliknya yang cenderung menandai sebagian
besar situasi ketika defisiensi vitamin A lazim ditemukan yaitu :
1. Usia
Berbagai tingkat defisiensi vitamin A mulai dari bentuk subklinis hingga bentuk
malnutrisi dengan kebutaan yang berat (keratomalasia), dapat terjadi pada setiap usia jika
keadaannya cukup ekstrim. Namun demikian, sebagai persoalan kesehatan masyarakat,
defisiensi vitamin A, khususnya defisiensi yang berat, akan menyerang anak-anak dalam usia
prasekolah. Keadaan ini terjadi karena kebutuhan vitamin A bagi pertumbuhan pada anakanak ini cukup tinggi. Sementara asupan vitamin dari makanan seringkali rendah dengan
tambahan beban pajanan infeksi yang lebih besar.
2. Gender
Pada orang dewasa yang sehat, kadar retinol plasma maupun RBP (retinol-binding
protein) ternyata berada pada level 20% lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan pada wanita,
kendati signifikan fisiologi perbedaan ini masih belum jelas. Walaupun begitu, laki-laki
umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami buta senja dan bercak Bitot
dibandingkan perempuan selama usia prasekolah dan awal usia sekolah. Perbedaan gender ini
tidak begitu jelas dalam hal xeroftalmia yang berat. Perbedaan pada budaya pemberian
makan dan perawatan antara anak laki-laki dan perempuan dalam sebagian populasi dapat
menkelaskan variasi menurut gender ketika hal ini diamati.
3. Kondisi sosio ekonomi
Dalam pengertian kesehatan masyarakat. Kemiskinan terutama terjadi penyebab
defisiensi vitamin, sekalipun tidak selalu demikian. Pada umumnya, defisiensi vitamin A
ditemukan terutama di negara-negara yang perekonomiannya
2.5
KVA adalah kelainan sistemik yang mempengaruhi jaringan epitel dari organ-organ
seluruh tubuh, termasuk paru-paru, usus, mata dan organ lain. Akan tetapi gambaran
gangguan secara fisik dapat langsung terlihat oleh mata. Kelainan kulit pada umumnya
terlihat pada tungkai baeah bagian depan dan lengan atas bagian belakang, kulit nampak
kering dan bersisik. Kelainan ini selain diebabkan oleh KVA dapat juga disebabkan
kekurangan asam lemak essensial, kurang vitamin golongan B atau KEP. Kekurangan vitamin
A sering juga terjadi pada anak balita. Gejala yang sering mendapat perhatian adalah
gangguan pada penglihatan anak, selanjutnya gangguan kesehatan lainnya dapat juga
diidentifikasi sebagai akibat kekurangan Vitamin A.
Berikut adalah gejala dan tanda-tanda dalam kekurangan vitamin A:
1. Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun senja. Kemudian
akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot) dalam bagian putih mata (sklera) dan
kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan parut (xeroftalmia), yang bisa
menyebabkan kebutaan yang permanen.
2. Malnutrisi pada masa anak-anak (marasmus dan kwashiorkor), sering disertai dengan
xeroftalmia; bukan karena kurangnya vitamin A dalam makanan, tetapi juga karena
kekurangan kalori dan protein menghambat pengangkutan vitamin A.
3. Kulit dan lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih bisa mengeras.
4. Kekurangan vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis) dan
5.
6.
7.
8.
2.6
Arisman (2002) menyatakan bahwa KVA bisa timbul karena menurunnya cadangan
vitamin A pada hati dan organ-organ tubuh lain serta menurunnya kadar serum vitamin A
dibawah garis yang diperlukan untuk mensuplai kebutuhan metabolik bagi mata. Vitamin A
diperlukan retina mata untuk pembentukan rodopsin dan pemeliharaan diferensiasi jaringan
epitel. Gangguan gizi kurang vitamin A dijumpai pada anak-anak yang terkait dengan :
kemiskinan, pendidikan rendah, kurangnya asupan makanan sumber vitamin A dan pro
vitamin A (karoten), bayi tidak diberi kolostrum dan disapih lebih awal, pemberian makanan
artifisial yang kurang vitamin A. Pada anak yang mengalami kekurangan energi dan protein,
kekurangan vitamin A terjadi selain karena kurangnya asupan vitamin A itu sendiri juga
karena penyimpanan dan transpor vitamin A pada tubuh yang terganggu.
Terjadinya kekurangan vitamin A berkaitan dengan berbagai faktor dalam hubungan
yang kompleks seperti halnya dengan masalah kekurangan kalori protein (KKP). Makanan
yang rendah dalam vitamin A biasanya juga rendah dalam protein, lemak dan hubungannya
antara hal-hal ini merupakan faktor penting dalam terjadinya kekurangan vitamin A.
Kekurangan vitamin A bisa disebabkan seorang anak kesulitan mengonsumsi vitamin A
dalam jumlah yang banyak, kurangnya pengetahuan orang tua tentang peran vitamin A dan
kemiskinan. Sedangkan untuk mendapatkan pangan yang difortifikasi bukan hal yang mudah
bagi penduduk yang miskin. Karena, harga pangan yang difortifikasi lebih mahal daripada
pangan yang tidak difortifikasi.
Penyebab lain KVA pada balita dikarenakan kurang makan sayuran dan buah-buahan
berwarna serta kurang makanan lain sumber vitamin A seperti : daun singkong, bayam, tomat,
kangkung, daun ubi jalar, wortel, daun pepaya, kecipir, daun sawi hijau, buncis, daun katu,
pepaya, mangga, jeruk, jambu biji, telur ikan dan hati. Akibatnya menurun daya tahan tubuh
terhadap serangan penyakit
2.7
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk
kesehatan tubuh (meni ngkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak,
diare, dan penyakit infeksi lain) (Depkes RI, 2009)
Pada ibu hamil dan menyusui, vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan
ibu selama masa kehamilan dan menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang
kerap terjadi karena kurang vitamin A (KVA). Berhubungan erat pada kejadian anemia pada
ibu, kekurangan berat badan, kurang gizi, meningkatnya resiko infeksi dan penyakit
reproduksi, serta menurunkan kelangsungan hidup ibu hingga dua tahun setelah melahirkan
(Dinkes Jateng, 2007)
Semua anak, walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus gizi baik dan tinggal di
Negara maju, terlahir dengan cadangan vitamin A yang terbatas dalam tubuhnya (hanya
cukup memenuhi kebutuhan untuk sekitar dua minggu). Di Negara berkembang, pada bulanbulan pertama kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam
ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A.
Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A melalui proses
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling aman. Namun disadari
bahwa penyuluhan tidak akan segera memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan
konsumsi kapsul vitamin A masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu penanggulangan KVA saat
ini masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.
1. Bayi umur 6-11 bulan, baik sehat maupuan tidak sehat, dengan dosis 100.000 SI
(warna biru). Satu kapsul diberikan satu kali secara serentak pada bulan Februari dan
Agustus.
2. Anak balita umur 1-5 tahun, baik sehat maupun tidak sehat, dengan dosis 200.000 SI
(warna merah). Satu kapsul diberikan satu kali secara serentak pada bulan Februari
dan Agustus.
3. Ibu nifas, paling lambat 30 hari setelah melahirkan, diberikan satu kapsul vitamin A
dosis 200.000 SI (warna merah), dengan tujuan agar bayi memperoleh vitamin A yang
cukup melalui ASI (Depkes RI, 2009).
4. Wanita hamil :suplemen vitamin A tidak direkomendasikan selama kehamilan sebagai
bagian dari antenatal care rutin untuk mencegah maternal and infant morbidity dan
mortality. Namun, pada daerah dimana terdapat masalah kesehatan publik yang berat
yang berkaitan dengan kekurangan vitamin A, maka suplementasi
vitamin A
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan dalam makalah ini yakni tentang defesiansi vitamin A, maka
dapat disimpulkan :
1.
4.
5.
6.
7.
3.2
Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
memenuhi tugas dari dosen pembimbing ilmu gizi kami. Kami memahami bahwasannya
makalah masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan serta sumber.