Makalah Ilmu Gizi Defisiensi Vit A

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Ilmu Gizi
DEFESIENSI VITAMIN A

Disusun oleh :
Golongan D

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2015
Jalan Mastrip Kotak Pos 164.Jember 68101 Telp. (0331) 333532-34
Faks. (0331) 333531
e-mail: [email protected] laman: www.polije.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asupan vitamin seseorang itu perlu diperhatikan, dimulai dari setiap individu yang sama
dalam menjaga kesehatan. Seandainya semua menyadari pentingnya kesehatan pastinya kita
semua terhindar dari penyakit.
Saat ini masalah kekurangan vitamin sudah semakin berkembang, sementara masalah
pengetahuan masyarakat tentang vitamin belum sepenuhnya teratasi.Untuk itulah, mengingat
bahwa masalah kekurangan vitamin bukan hanya tanggung jawab orang perorangan tetapi
merupakan tanggung jawab kita semua yang ingin menjaga kesehatan tubuhnya dari
kekurangan vitamin.
Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia, karena zat gizi ini
tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. Vitamin A penting untuk
kesehatan mata dan mencegah kebutaan, vitamin A menngkatkan daya tahan tubuh. Tubuh
memerlukan asupan vitamin yang cukup sebagai zat pengatur dan memperlancar proses
metabolisme dalam tubuh. Sebagai vitamin yang larut lemak, vitamin A membangun selsel
kulit dan memperbaiki sel-sel tubuh, menjaga dan melindungi kesehatan mata, menjaga tubuh
dari infeksi, serta menjaga pertumbuhan tulang dan gigi. Karena fungsi tersebut, vitamin A
sangat bagus dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
KVA merupakan suatu kondisi dimana mulai timbul gejala kekurangan konsumsi vitamin
A. Defisiensi vitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi. KVA
dapat pula disebut kekurangan sekunder apabila disebabkan oleh gangguan penyerapan dan
penggunaan vitamin A dalam tubuh, kebutuhan meningkat, atau dikarenakan gangguan pada
konversi karoten menjadi vitamin A.
Kekurangan vitamin A masih merupakan masalah yang tersebar di seluruh dunia
terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama umur pada masa
pertumbuhan (balita). Padahal Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta
fungsi mata. KVA pada anak biasanya terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi
Protein (KEP) atau Gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang, termasuk zat gizi
mikro dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita KVA mudah sekali terserang infeksi
seperti infeksi saluran pernafasan akut, campak, cacar air, diare dan infeksi lain karena daya

tahan anak tersebut menurun. Akibatnya kekurangan Vitamin A menjadi masalah yang serius
dan harus segera mendapatkan penanganan khusus.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan vitamin A?
2. Apa saja fungsi vitamin A?
3. Apa yang dimaksud dengan Kekurangan Vitamin A (KVA) ?
4. Apa faktor risiko kekurangan Vitamin A ?
5. Gejala kekurangan vitamin A ?
6. Apa penyebab terjadinya Kekurangan Vitamin A?
7. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan Kekurangan Vitamin A ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian vitamin A
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi vitamin A
3. Untuk mengetahui pengertian Kekurangan Vitamin A (KVA)
4. Untuk mengetahui faktor risiko Kekurangan Vitamin A
5. Untuk mengetahui gejala Kekurangan Vitamin A
6. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kekurangan Vitamin A
7. Untuk mengetahui pencegahan dan penanggulangan Kekurangan Vitamin A
1.4 Manfaat
Untuk memberikan beberapa informasi mengenai vitamin A secara menyeluruh serta
mengenai kekurangan vitamin A.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak. Berdasarkan struktur kimianya
disebut retinol atau retina atau disebut juga dengan asam retinoat, terdapat pada jaringan
hewan dimana retinol 90-95% disimpan pada hati.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dan golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk
kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit, khususnya diare
dan penyakit infeksi). Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya dibagi menjadi dua
bentuk, yaitu :
1.

Retinol
Retinol dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh karena umumnya sumber retinol

diperoleh dari makanan hewani seperti telur, hati, minyak ikan yang mudah dicerna dalam
tubuh.
2. Betaratiricin
Sering disebut pro-vitamin A, baru dapat dirasakan setelah mengalami proses pengolahan
menjadi retinol. Sumber betacarotene berasal dari makanan-makanan yang berwarna orange
atau hijau tua, sayuran dan buah seperti pada wortel, bayam, ubi kuning, mangga dan
pepaya.
Retinol atau Retinal atau juga Asam Retinoat, dikenal sebagai faktor pencegahan
xeropthalmia, berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan pengatur kepekaan rangsang sinar
pada saraf mata, Jumlah yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang
dianjurkan (KGA-2004) per hari 400 ug retinol untuk anak-anak dan dewasa 500 ug
retinol.Tubuh menyimpan retinol dan betacarotene dalam hati dan mengambilnya jika tubuh
memerlukannya (Iskandar, 2012).

2.1

Fungsi Vitamin A

Berikut adalah fungsi-fungsi dari Vitamin A :


1. Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Bila kita dari
cahaya terang diluar kemudian memasuki ruangan yang remang-remang cahayanya, maka
kecepatan mata beradaptasi setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung dengan
vitamin A yang tersedia didalam darah. Tanda pertama kekurangan vitamin A adalah rabun
senja. Suplementasi vitamin A dapat memperbaiki penglihatan yang kurang bila itu
disebabkan karena kekurangan vitamin A.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk
email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat
dan bentuk tulang tidak normal. Pada anakanak yang kekurangan vitamin A, terjadi
kegagalan dalam pertumbuhannya. Dimana vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam
retinoat.
3. Reproduksi
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan
perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A

dalam bentuk retinol.

Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami
keguguran atau kesukaran dalam melahirkan. Kemampuan retinoid mempengaruhi
perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga
berpengaruh dalam pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kandung
kemih.
4. Fungsi Kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia. Dimana
kekurangan vitamin A dapat menurunkan respon antibody yang bergantung pada limfosit
yang berperan sebagai kekebalan pada tubuh seseorang.
5. Perkembangan Jantung
Defek kardiak dan cabang aorta diamati sebagai bagian dari sindroma kekurangan
vitamin A. singkat kata, peranan vitamin A dalam perkembangan jantung mamalia meliputi
pembentukan pipa pola jantung dan lingkaran, ruang dan katup saluran keluar, trabekulasi
ventrikel, diferensiasi kardiomiosit dan pengembangan pembuluh koroner.

6. Perkembangan Ginjal dan Saluran Kencing


Kekurangan vitamin A pada kehamilan dapat berkorelasi dengan kekurangan jumlah
nefron sub-klinis dan sedikit defisit nefron yang tidak disadari pada saat lahir, tapi mungkin
bisa berkontribusi dalam jangka panjang terjadinya gagal ginjal dan hipertensi
7. Diafragma
Fungsi diafragma sebagai otot utama respirasi dan sebagai pembatas antara rongga dada
dan perut. Hernia diafragma kongenital (CDH) terjadi pada sekitar satu dari 3000 kelahiran,
dan berhubungan dengan kematian neonatal yang tinggi. Vitamin A sangat penting bagi
perkembangan diafragma normal, dan telah disimpulkan bahwa gangguan sinyal retinoid
dapat berkontribusi pada etiologi dari gangguan manusia (Knutson dan Dame, 2011).
8. Paru dan Saluran Nafas Atas serta Aliran Udara
Defek Respirasi termasuk agenesis paru kiri, hypoplasia paru bilateral, dan agenesis
esophagotracheal septum digambarkan dalam sindroma KVA awal namun dikarakteristikkan
sebagai kelainan yang jarang terjadi. Paru berkembang dari foregut endoderm selama
perekembangan awal embrio. RA dari mesoderm splanchnic di sekitar endoderm foregut
telah penting ditemukan untuk pembentukan tunas paru primordial.

2.3

Pengertian Kekurangan Vitamin A

Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya asupan
vitamin A yang memadai. Hal ini dapat menyebabkan rabun senja, xeroftalmia dan jika
kekurangan berlangsung parah dan berkepanjangan akan mengakibatkan keratomalasia
Sedangkan menurut Arisman tahun 2002, Kurang Vitamin A (KVA) merupakan penyakit
sistemik yang merusak sel dan organ tubuh dan menghasilkan metaplasi keratinasi pada
epitel, saluran nafas, saluran kencing dan saluran cerna. Penyakit Kurang Vitamin A (KVA)
tersebar luas dan merupakan penyebab gangguan gizi yang sangat penting. Prevalensi KVA
terdapat pada anak-anak dibawah usia lima tahun. Sampai akhir tahun 1960-an KVA
merupakan penyebab utama kebutaan pada anak.

2.4

Faktor Risiko Kekurangan Vitamin A

Sebagai permasalahan kesehatan masyarakat, defisiensi vitamin A terjadi didalam


lingkungan sosial, ekonomi, dan ekologi yang miskin dan penduduknya tinggal di negara

yang ekonomiya sedang berkembang serta mengalami transisi. Pengaruh relatif faktor kasusal
pada tingkat makro maupun mikro dapat sangat bervariasi antar negara bahkan antar wilayah
dalam negara yang sama.
Oleh karena itu, kita harus memahami kondisi setempat ketika membuat rancangan
program intervensi yang tepat dan efektif secepatnya untuk memperbaiki situasi tersebut.
Walaupun begitu, ada beberapa faktor resiko dibaliknya yang cenderung menandai sebagian
besar situasi ketika defisiensi vitamin A lazim ditemukan yaitu :
1. Usia
Berbagai tingkat defisiensi vitamin A mulai dari bentuk subklinis hingga bentuk
malnutrisi dengan kebutaan yang berat (keratomalasia), dapat terjadi pada setiap usia jika
keadaannya cukup ekstrim. Namun demikian, sebagai persoalan kesehatan masyarakat,
defisiensi vitamin A, khususnya defisiensi yang berat, akan menyerang anak-anak dalam usia
prasekolah. Keadaan ini terjadi karena kebutuhan vitamin A bagi pertumbuhan pada anakanak ini cukup tinggi. Sementara asupan vitamin dari makanan seringkali rendah dengan
tambahan beban pajanan infeksi yang lebih besar.
2. Gender
Pada orang dewasa yang sehat, kadar retinol plasma maupun RBP (retinol-binding
protein) ternyata berada pada level 20% lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan pada wanita,
kendati signifikan fisiologi perbedaan ini masih belum jelas. Walaupun begitu, laki-laki
umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami buta senja dan bercak Bitot
dibandingkan perempuan selama usia prasekolah dan awal usia sekolah. Perbedaan gender ini
tidak begitu jelas dalam hal xeroftalmia yang berat. Perbedaan pada budaya pemberian
makan dan perawatan antara anak laki-laki dan perempuan dalam sebagian populasi dapat
menkelaskan variasi menurut gender ketika hal ini diamati.
3. Kondisi sosio ekonomi
Dalam pengertian kesehatan masyarakat. Kemiskinan terutama terjadi penyebab
defisiensi vitamin, sekalipun tidak selalu demikian. Pada umumnya, defisiensi vitamin A
ditemukan terutama di negara-negara yang perekonomiannya

relatif miskin. Sejumlah

penelitaian memperlihatkan bahwa keluarga di negara-negara yang perekonomiannya relatif


memiliki lahan yang lebih sempit, kondisi perumahan yang lebih buruk, hewan peliharaan
yang lebih sedikit, dan kemampuan ekonomi yang lebih rendah.

2.5

Gejala Kekurangan Vitamin A

KVA adalah kelainan sistemik yang mempengaruhi jaringan epitel dari organ-organ
seluruh tubuh, termasuk paru-paru, usus, mata dan organ lain. Akan tetapi gambaran
gangguan secara fisik dapat langsung terlihat oleh mata. Kelainan kulit pada umumnya
terlihat pada tungkai baeah bagian depan dan lengan atas bagian belakang, kulit nampak
kering dan bersisik. Kelainan ini selain diebabkan oleh KVA dapat juga disebabkan
kekurangan asam lemak essensial, kurang vitamin golongan B atau KEP. Kekurangan vitamin
A sering juga terjadi pada anak balita. Gejala yang sering mendapat perhatian adalah
gangguan pada penglihatan anak, selanjutnya gangguan kesehatan lainnya dapat juga
diidentifikasi sebagai akibat kekurangan Vitamin A.
Berikut adalah gejala dan tanda-tanda dalam kekurangan vitamin A:
1. Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun senja. Kemudian
akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot) dalam bagian putih mata (sklera) dan
kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan parut (xeroftalmia), yang bisa
menyebabkan kebutaan yang permanen.
2. Malnutrisi pada masa anak-anak (marasmus dan kwashiorkor), sering disertai dengan
xeroftalmia; bukan karena kurangnya vitamin A dalam makanan, tetapi juga karena
kekurangan kalori dan protein menghambat pengangkutan vitamin A.
3. Kulit dan lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih bisa mengeras.
4. Kekurangan vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis) dan
5.
6.
7.
8.

meningkatkan kemungkinan terkena infeksi.


Beberapa penderita mengalami anemia.
Kulit menjadi kering, gatal dan kasar.
Rambut dapat terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku.
Gangguan pertumbuhan pada anak-anak.

2.6

Penyebab Terjadinya Kekurangan Vitamin A

Arisman (2002) menyatakan bahwa KVA bisa timbul karena menurunnya cadangan
vitamin A pada hati dan organ-organ tubuh lain serta menurunnya kadar serum vitamin A
dibawah garis yang diperlukan untuk mensuplai kebutuhan metabolik bagi mata. Vitamin A

diperlukan retina mata untuk pembentukan rodopsin dan pemeliharaan diferensiasi jaringan
epitel. Gangguan gizi kurang vitamin A dijumpai pada anak-anak yang terkait dengan :
kemiskinan, pendidikan rendah, kurangnya asupan makanan sumber vitamin A dan pro
vitamin A (karoten), bayi tidak diberi kolostrum dan disapih lebih awal, pemberian makanan
artifisial yang kurang vitamin A. Pada anak yang mengalami kekurangan energi dan protein,
kekurangan vitamin A terjadi selain karena kurangnya asupan vitamin A itu sendiri juga
karena penyimpanan dan transpor vitamin A pada tubuh yang terganggu.
Terjadinya kekurangan vitamin A berkaitan dengan berbagai faktor dalam hubungan
yang kompleks seperti halnya dengan masalah kekurangan kalori protein (KKP). Makanan
yang rendah dalam vitamin A biasanya juga rendah dalam protein, lemak dan hubungannya
antara hal-hal ini merupakan faktor penting dalam terjadinya kekurangan vitamin A.
Kekurangan vitamin A bisa disebabkan seorang anak kesulitan mengonsumsi vitamin A
dalam jumlah yang banyak, kurangnya pengetahuan orang tua tentang peran vitamin A dan
kemiskinan. Sedangkan untuk mendapatkan pangan yang difortifikasi bukan hal yang mudah
bagi penduduk yang miskin. Karena, harga pangan yang difortifikasi lebih mahal daripada
pangan yang tidak difortifikasi.
Penyebab lain KVA pada balita dikarenakan kurang makan sayuran dan buah-buahan
berwarna serta kurang makanan lain sumber vitamin A seperti : daun singkong, bayam, tomat,
kangkung, daun ubi jalar, wortel, daun pepaya, kecipir, daun sawi hijau, buncis, daun katu,
pepaya, mangga, jeruk, jambu biji, telur ikan dan hati. Akibatnya menurun daya tahan tubuh
terhadap serangan penyakit

2.7

Pencegahan dan Penanggulangan Kekurangan Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk
kesehatan tubuh (meni ngkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak,
diare, dan penyakit infeksi lain) (Depkes RI, 2009)
Pada ibu hamil dan menyusui, vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan
ibu selama masa kehamilan dan menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang
kerap terjadi karena kurang vitamin A (KVA). Berhubungan erat pada kejadian anemia pada
ibu, kekurangan berat badan, kurang gizi, meningkatnya resiko infeksi dan penyakit

reproduksi, serta menurunkan kelangsungan hidup ibu hingga dua tahun setelah melahirkan
(Dinkes Jateng, 2007)
Semua anak, walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus gizi baik dan tinggal di
Negara maju, terlahir dengan cadangan vitamin A yang terbatas dalam tubuhnya (hanya
cukup memenuhi kebutuhan untuk sekitar dua minggu). Di Negara berkembang, pada bulanbulan pertama kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam
ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A.
Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A melalui proses
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling aman. Namun disadari
bahwa penyuluhan tidak akan segera memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan
konsumsi kapsul vitamin A masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu penanggulangan KVA saat
ini masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.
1. Bayi umur 6-11 bulan, baik sehat maupuan tidak sehat, dengan dosis 100.000 SI
(warna biru). Satu kapsul diberikan satu kali secara serentak pada bulan Februari dan
Agustus.
2. Anak balita umur 1-5 tahun, baik sehat maupun tidak sehat, dengan dosis 200.000 SI
(warna merah). Satu kapsul diberikan satu kali secara serentak pada bulan Februari
dan Agustus.
3. Ibu nifas, paling lambat 30 hari setelah melahirkan, diberikan satu kapsul vitamin A
dosis 200.000 SI (warna merah), dengan tujuan agar bayi memperoleh vitamin A yang
cukup melalui ASI (Depkes RI, 2009).
4. Wanita hamil :suplemen vitamin A tidak direkomendasikan selama kehamilan sebagai
bagian dari antenatal care rutin untuk mencegah maternal and infant morbidity dan
mortality. Namun, pada daerah dimana terdapat masalah kesehatan publik yang berat
yang berkaitan dengan kekurangan vitamin A, maka suplementasi

vitamin A

direkomendasikan untuk mencegah rabun senja.


5. Ibu nifas: suplementasi vitamin A pada ibu nifas tidaklah direkomendasikan untuk
mencegah morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi. ( McGuire S. 2012)
6. Kekurangan makan makanan bergizi yang berlarut-larut, selain membuat orang
menjadi kurus juga kekurangan vitamin-vitamin, termasuk kekurangan vitamin A.
penyakit usus yang menahun akan mengakibatkan penyerapan vitamin A dari usus
terganggu. Untuk melakukan pengobatan harus berobat pada dokter dan biasanya
dokter akan memberikan suntikan vitamin A setiap hari sampai gejalanya hilang.

Untuk mencegah kekurangan vitamin A makanlah pepaya, labu, wortel, daun


singkong, ubi jalar merah, daging ayam, hati, telur, minyak hati ikan, kuning telur,
mentega, krim dan margarin yang telah diperkaya dengan vitamin A. Provitamin A
dapat diperoleh dari sayur-sayuran berdaun hijau gelap dan buah-buahan berwarna
kuning atau merah serta minyak kelapa.
7. Program nasional pemberian suplemen vitamin A adalah upaya penting untuk
mencegah kekurangan vitamin A di antara anak-anak Indonesia. Tujuan Program ini
adalah untuk mendistribusikan kapsul vitamin A pada semua anak di seluruh wilayah
Indonesia dua kali dalam satu tahun. Setiap Februari dan Agustus, kapsul vitamin A
didistribusikan secara gratis kepada semua anak yang mengunjungi Posyandu dan
Puskesmas. Vitamin A yang terdapat dalam kapsul tersebut cukup untuk membantu
melindungi anak-anak dari timbulnya beberapa penyakit yang pada gilirannya akan
membantu menyelamatkan penglihatan dan kehidupan mereka.
8. Pemberian vitamin A akan memberikan perbaikan nyata dalam satu sampai dua
minggu. Dianjurkan bila diagnosa defisiensi vitamin A ditegakkan maka berikan
vitamin A 200.000 IU peroral dan pada hari kesatu dan kedua. Belum ada perbaikan
maka diberikan obat yang sama pada hari ketiga. Biasanya diobati gangguan
proteinkalori mal nutrisi dengan menambah vitamin A, sehingga perlu diberikan
perbaikan gizi

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan dalam makalah ini yakni tentang defesiansi vitamin A, maka
dapat disimpulkan :
1.

Kita dapat mengetahui definisi dari vitamin A, dimana terdapat pengertian

serta pembagian vitamin A berdasarkan struktur kimianya


2.

Kita dapat mengetahui fungsi-fungsi dari vitamin A diantaranya ada :


penglihatan, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, fungsi kekebalan,

perkembangan jantung, perkembangan ginjal dan saluran kencing, diafragma,


paru dan saluran nafas atas serta aliran nafas
3.

Mengetahui pengertian daripada kekurangan vitamin A yang dimana itu dapat


menyebabkan suatu penyakit yakni rabun senja, xeroftalmia, dan lain
sebagainya

4.

Kita dapat mengetahui faktor risiko dari kekurangan vitamin A diantaranya


ada usia, gender, dan faaktor sosio ekonomi

5.

Dapat mengetahui gejala kekurangan vitamin A yang dimana dimulai dari


gejala pertama yakni rabun senja samapai yang dapat mengganggu
pertumbuhan anak-anak

6.

Mengetahui penyebab dari kekurangasn vitamin A menurunnya cadangan


vitamin A pada hati, masala kekurangan kalori protein/KKP, dan lain
sebagainya

7.

Dan yang terakhir paling utama yakni, pencegahan penanggulangan


kekurangan vitamin A yang diungkapkan dari depkes/departemen kesehatan
RI serta berbagai dinkes/dinas kesehatan

3.2

Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat

memenuhi tugas dari dosen pembimbing ilmu gizi kami. Kami memahami bahwasannya
makalah masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan serta sumber.

Anda mungkin juga menyukai