Partus Prematurus
Partus Prematurus
Partus Prematurus
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG
Persalinan preterm adalah persalinan pada kehamilan antara 20
37 minggu. Meskipun angka kejadian 10 15% kehamilan namun
kontribusinya terhadap morbiditas dan mortalitas neonatal adalah
sekitar 50 70%. 75% kematian neonatus pada persalinan preterm
disebabkan oleh karena kelainan kongenital.
Untuk menurunkan dampak medis dan ekonomis dari
persalinan preterm, tujuan utama dari perawatan obstetri tidak hanya
menurunkan angka kejadian persalinan preterm namun juga untuk
meningkatkan usia kehamilan dimana persalinan preterm tidak dapat
dihindari.
Kasus perdarahan sebagai sebab utama kematian materal dapat
terjadi pada masa kehamilan, persalinan, dan pada masa nifas.
Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan
yang berbahaya. Pada masa kehamilan muda perdarahan disebut
keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut
perdarahan ante partum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan
kehamilan tua adalah 28 minggu, mengingat kemampuan janin hidup
diluar uterus.
I.2
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana definisi, etiologi, patogenesis, diagnosis dan
penatalaksanaan partus prematurus ?
Bagaimana definisi, etiologi, patogenesis, diagnosis dan
penatalaksanaan partus prematurus?
I.3
TUJUAN
Mengetahui definisi, etiologi, patogenesis, diagnosis dan
penatalaksanaan partus prematurus.
Mengetahui definisi, etiologi, patogenesis, diagnosis dan
penatalaksanaan partus prematurus.
I.4
MANFAAT
-
BAB II
STATUS PASIEN
II.1
IDENTITAS PASIEN
No Reg : 375962
Nama penderita
: Ny. R
Nama suami
Umur penderita
: 24 tahun
Umur suami
:23tahun
Alamat
Pekerjaan penderita
: IRT
Pekerjaan suami
Tn.F
: Swasta
ANAMNESA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
: tidak ditemukan.
9.
Kardiovaskuler: disangkal
Hipertensi
: disangkal
DM
TBC
Asma
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Hipertensi
DM
TBC
Asma
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
a.
Status present
Nadi: 86x/menit
Suhu: 36,5C
RR: 20x/menit.
b.
Pemeriksaan umum
Kepala :
Mata
: simetris
Mulut
Thorax
Paru :
Abdomen
Inspeksi : : nampak membujur, bekas SC (-), striae livide
(-), striae albican (-), lenea alba (-), lenea nigra (+)
Palpasi
xipoideus
Perkusi : tympani (+)
Auskultasi : suara bising usus normal, metalic sound (-)
c.
Pemeriksaan luar :
Leopold I
Leopold II
Leopold III
masuk PAP
Leopold IV
: bidan
Pengeluaran pervaginam :
Vulva / vagina
: blood slym(+)
Pembukaan
: menutup
Penipisan portio
Kulit Ketuban
: belum teraba
Bagian terdahulu
: belum teraba
II.4
Bagian terendah
: belum teraba
Hodge
:I
Molase
:-
Ringkasan
Anamnesa
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
: 5/5
Pemeriksaan Dalam
Pengeluaran pervaginam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1. DEFINISI
Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat
hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara 1000 sampai
2500 gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.
III.2 FAKTOR RESIKO
Sejumlah kelainan obstetrik, medis dan anatomis berkaitan dengan
kejadian persalinan preterm seperti terlihat pada tabel dibawah :
III.3 ETIOLOGI
1. komplikasi medis dan obstetrik
28% persalinan preterm kehamilan tunggal disebabkan oleh
beberapa hal :
10
4. faktor genetik
Perkiraan bahwa terdapat hubungan antara faktor genetik
dengan persalinan preterm adalah berdasarkan pada sifat persalinan
preterm yang seringkali berulang, menurun dalam keluarga dan
banyak dijumpai pada ras tertentu.
5. chorioamnionitis
Infeksi selaput ketuban dan cairan amnion yang disebabkan
oleh berbagai jenis mikroorganisme dapat menjelaskan peristiwa
KPD (ketuban pecah dini) dan atau persalinan preterm.
Jalan masuk mikroorganisme kedalam cairan amnion pada
kondisi selaput ketuban yang masih utuh tidak jelas.
Endotoksin sebagai produk dari bakteri dapat merangsang
monosit desidua untuk menghasilkan cytokine yang selanjutnya
dapat merangsang asam arachidonat dan produksi prostaglandine.
Prostaglandine E2 dan F2 bekerja dengan modus parakrin
untuk merangsang terjadinya kontraksi miometrium.
III.4 IDENTIFIKASI PASIEN YANG MEMILIKI RESIKO TINGGI
TERJADINYA PERSALINAN PRETERM
sistem skoring
Berdasarkan penelitian, sistem skoring tidak memberikan
manfaat dalam identifikasi pasien resiko tinggi mengalami
persalinan preterm.
11
inkompetensia servik
Berdasarkan naskah dari American College of Obstetrician
and Gynecologist ( 2001) disebutkan bahwa Inkompetensia servik
adalah peristiwa klinis berulang yang ditandai dengan dilatasi servik
yang berulang, persalinan spontan pada trimester II yang tidak
didahului dengan KPD, perdarahan atau infeksi.
dilatasi servik
Dilatasi servik asimptomatik pada kehamilan setelah
trimester II adalah faktor resiko terjadinya persalinan preterm, ahli
lain berpendapat bahwa hal tersebut adalah variasi normal terutama
pada pasien multipara.
Pemeriksaan
servik
pada
kunjungan
prenatal
untuk
panjang servik
Pemeriksaan
ultrasonografi
transvaginal
(TVS)
dapat
12
fetal fibronectin
Adalah glikoprotein yang dihasilkan dalam 20 bentuk
molekul dari berbagai jenis sel antara lain hepatosit, fibroblas , sel
endothel serta amnion janin.
Kadar yang tinggi dalam darah maternal serta dalam cairan
amnion diperkirakan berperan dalam adhesi interseluler selama
implantasi dan dalam mempertahankan adhesi plasenta pada
desidua.
Deteksi fibronectin dalam cairan servikovaginal sebelum
adanya ketuban pecah adalah marker adanya partus prematurus
iminen.
Nilai >; 50 ng/mL adalah positif (pemeriksaan dengan
metode ELISA dan harus menghindari kontaminasi dengan darah
dan cairan ketuban)
Goldenberg dkk (2000) : pemeriksaan fibronectin bahkan
pada kehamilan 8 22 minggu merupakan prediktor kuat untuk
terjadinya persalinan preterm.
Lowe dkk (2004) pemeriksaan fibronectin pada kasus partus
prematurus iminen dapat menurunkan lama waktu tinggal di RS.
Intervensi pada pasien dengan Fibronectin positif
Pemeriksaan fibronectin yang positif sering disebabkan oleh
adanya infeksi.
13
Andrews
dkk
(2003)
melihat
efektivitas
pemberian
vaginosis bakterial
Vaginosis bakterial sebenarnya bukan keadaan infeksi namun
adalah satu keadaan dimana flora vagina normal ( laktobasilus
penghasil hidrogen peroksida) diganti oleh kuman-kuman anerobik
(Gardnerella
vaginalis,
spesies
Mobiluncus
dan
Mycoplasmahominis).
Vaginosis bakterial sering dikaitkan dengan abortus spontan,
persalinan preterm, KPD, chorioamnionitis dan infeksi cairan
amnion. Vaginosis bakterial menyebabkan terjadinya persalinan
preterm melalui mekanisme yang sama dengan yang terjadi akibat
infeksi dalam cairan amnion.
Dari penelitian yang ada, tak ada keraguan bahwa perubahan
flora vagina yang normal seperti vaginosis bakterial memiliki kaitan
erat dengan persalinan preterm spontan. Namun demikian, sampai
saat ini skrining maupun terapi dari kondisi tersebut terbukti tidak
dapat mencegah terjadinya persalinan preterm.
14
penyakit periodontal
Pasien hamil yang menderita periodontitis memiliki resiko
mengalami persalinan preterm 7.5 kali lipat. Goepfert dkk (2003) :
Persalinan preterm sebelum usia kehamilan 32 minggu seringkali
disertai dengan periodontitis berat.
yang
paling
sering
digunakan
adalah
17
15
College
of
Obstetricans
and
Gynecologist
1997
Faktor Janin
o
Fetal distress
Eritroblastosis fetalis
16
PJT berat
RINCIAN PENATALAKSANAAN :
1. Rehidrasi dan tirah baring
2. Kortikosteroid Diberikan untuk percepatan pematangan paru
a. Betamethasone 12 mg IM tiap 24 jam selama 48 jam
b. Dexamethasone 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam
Efek optimal terjadi 24 jam setelah pemberian terakhir mencapai
puncak dalam waktu 48 jam dan bertahan sampai 7 hari.
Pemberian ulangan kortikosteroid tak berguna oleh karena dapat
mengganggu perkembangan psikomotor janin
Tokolitik :
Nifedipine ( calcium channel blocker ) , pemberian per oral
efektif dalam menekan kontraksi uterus dengan efek samping maternal
dan janin yang minimal (nyeri kepala), flushing, hipotensi dan
takikardia.
Protokol :
17
Protocol
Tokolitik lain :
Indomethacine (Prostaglandine syntetase inhibitors)
Atosiban
Kompetitif antagonis dari kontraksi uterus akibat oksitosin. US
FDA menolak penggunaan Atosiban dalam pencegahan persalinan
prematur oleh karena efektivitas dan keamanan bagi janin atau neonatus
meragukan.
3. Antibiotika
Terapi antibiotika pada kasus persalinan preterm diperkirakan oleh
sebagian besar ahli tidak memberikan manfaat dalam menghambat
persalinan preterm.
18
19
PERDARAHAN ANTERPARTUM
Perdarahan antepartum yang berbaya umumnya bersumber dari
kelainan plasenta. Hal ini disebabkan perdarahan yang bersumber pada
kelainan
sirkulasi O2 dan CO2 serta nutrisi ibu kejanin. Sedangkan perdarahan yang
tidak bersumber dari kelainan plasenta seperti kelainan serviks biasanya
relatif tidak berbahaya. Oleh karna itu, pada setiap perdarahan antepartum
pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada
kelainan plasenta.
KLASIFIKASI
Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta yang
secara klinis biasanya tidak terlalu sukar untuk menentukannya adalah
plasenta previa dan solusio plasenta. Oleh karena itu, klasifikasi klinis
perdarahan antepartum dibagi sebagai berikut :
i.
Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplant pada
20
c.
placenta
Palcenta letak rendah/low lying placenta; bila pinggir placenta
berada 3-4 cm di atas pinggir pembukaan. Pada periksa dalam
tidak teraba.
21
Solusio Plasenta
Istilah lain dari solusio plasenta adalah ablatio plasenta, abruptio
22
23
Mudah lelah
Vertigo, dizziness
Takhikardia
Jaundice/ikterik
24
25
BAB IV
PENUTUP
IV.1
KESIMPULAN
Dari anamnesa didapatkan Ny.R 24 tahun mengeluhkan
keluar darah warna merah segar dari jalan lahir.
Dari pemeriksaan fisik Tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi:
86x/menit, suhu: 36,5C, RR: 20x/menit. TFU pusat-prosesus
xiphoideus (26 cm), PUKI, letak kepala, belum masuk PAP, DJJ
144x/mnt. V/V: blood slym(+), portio belum bias di evaluasi,
Penipisan portio: 50%, kulit ketuban (+), Bagian terdahulu belum
teraba, Bagian tersamping terdahulu: belum teraba, Bagian terendah:
belum teraba, Hodge : I.
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan Diagnosa
GIP0000Ab000, Usia kehamil 34-35 minggu.
IV.2
SARAN
Untuk menghindari terjadinya morbiditas dan mortalitas
akibat partus prematurus, dilakukan penatalaksanaan yang baik
terhadap pasien dan janin. Diberikan dexamethasone untuk
pematangan paru janin jika sudah inpartu.
26
DAFTAR PUSTAKA
edisi
ke-3.
Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
2010.
Persalinan
preterm.
Available
http://www.scribd.com/doc/17953330/Persalinan-Preterm.
at
diunduh
27