Lapkas Abortus

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

LAPORAN KASUS OBGYN


STATUS PASIEN
I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Agama
Pekerjaan
Pendidikan
Tanggal Masuk
Mondok di bangsal
Nomor CM
Nama suami
Pendidikan

: Ny. W
: perempuan
: 24 tahun
: jl.Sukoharjo No.65 , Pekanbaru
: Islam
: Ibu Rumah Tangga
:: 30 desember 2014
: khadijah no 319 kelas 1
: 141000746
: Tn. Anggara Putra
: Lain-lain

ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sejak 2 hari yang lalu pasien mengeluhkan keluar darah berwarna
merah gelap dari jalan lahir sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 2 hari yang lalu pasien mengeluhkan keluar darah berwarna

merah gelap dari jalan lahir sebelum masuk rumah sakit.


Pasien mengaku mengganti pembalut sebanyak 5 kali dalam sehari
Keluhan disertai nyeri perut bawah
tidak ditemukan darah seperti gumpalan daging.
Ini merupakan kehamilan pertama.
G1P0A0H0
HPHT 5 November 2014
TP 16 agustus 2015

Riwayat Penyakit Dahulu


:
Tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya
Tidak pernah menderita penyakit mioma uteri, kelainan serviks ,
jantung, ginjal, DM dan hipertensi.
Riwayat penyakit Keluarga
:Riwayat Psikososial dan ekonomi :
Merokok, alkohol, jamu dan narkoba disangkal
1

III.

Riwayat perkawinan
Kawin
Umur waktu kawin
Umur suami waktu kawin
Lama perkawinan

::::-

Riwayat Menstruasi
Menarche
Menstruasi
Jumlah darah menstruasi
Rasa sakit saat menstruasi
Perdarahan diluar siklus
HPM
Riwayat fertilitas
Riwayat kehamilan sekarang
HPM
HPL
Mual-mualan
Sesak nafas
Gangguan BAK/BAB
Hipertensi
Kejang
Riwayat keluarga berencana

: usia 13 tahun
: siklus teratur 1 x 28 hari
: 2-3 kali ganti duk/ hari
:::::::::::::-

PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
KU
Vital sign

Berat badan
Gizi
Kepala
Leher
Dada
Abdomen
Extremitas

: Composmentis
: TD
: 133/84
Suhu
: 370C
Nadi
: 92x/menit
Respirasi
: 16x/menit
:: Baik
: DBN
: DBN
: DBN
: Status obstetrik
: DBN

Status obstetri
Inspeksi
: perut tampak datar
Palpasi
:
Uterus teraba lunak
Besar uterus masih sesuai dengan umur kehamilan
TFU : dibelakang simfisis
2

Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Auskultasi
Lain-lain

his
TBJ

::::: bising usus (+) normal


::-

Umur kehamilan (minggu)


TFU
Presentasi
Letak anak dan turunnya bagian bawah
Punggung
DJJ
Edema
Tekanan darah (mmHg)
Berat badan (kg)

Periksa I
7-8 minggu
Dibelakng simfisis
133/84 mmHg
-

Status Genitalia
Inspeksi

:V/U

: tenang

Inspekulo

:vagina: fluxus (+), merah kehitaman, tampak sedikit bekuan


darah di forniks posterior, tidak ditemukan laserasi, fluor (-)
Portio : ukuran normal, OUE tertutup, serviks tidak berdilatasi.

VT bimanual
Vagina

: tidak teraba atau ditemukan tumor

Portio

: portio ukuran normal, nyeri goyang portio (-), OUE tertutup.

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium

Hb
leukosit
Hmt
eritrosit
trombosit

V.
VI.

VII.

: 10,6 gr/dL
: 10,3 103/mm3
: 32,7 %
: 3,77 %
: 243 106/mm6

Masa pendarahan (duke)


Masa pembekuan
HJL Eosinophyl
Staf
Segmen
Lymphocyte
Monocyte

::: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN

Malaria
Golongan darah
Rhesus

:::-

Urin
pH
Albumin
Gula
Urobilin
BJ
Keton
Darah samar
Epithel
Leucocyte
Erythrocyte

: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN

USG
Radiologi

:
:-

Bilirubin Total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirek
Protein Total
Albumin

: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN

Globulin
SGOT
SGPT
Alkali phosphatase
Ureum
Creatinin
Uric

: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN
: DBN

DIAGNOSIS
G1P0A0H0 gr 7-8 minggu suspect abortus imminens
DIAGNOSA BANDING
Mola hidatidosa
Kehamilan ektopik terganggu
TERAPI
Non farmakologis

: Bedrest total

Farmakologis

VIII.

IX.

Cairan infus RL + bloodset 20/ menit


Methylergometrin 3 x 1 tab

EDUKASI
Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan
Jangan berhubungan seksual dulu sampai lebih kurang 2 minggu
PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Ad bonam

Quo ad fungtionam

: Ad bonam

Quo ad sanationam

: Ad bonam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Abortus adalah pengeluaran hasil konsespi/ janin sebelum janin cukup
berkembang untuk hidup diluar janin dengan berat kurang dari 500 gram dengan
kehamilan kurang dari 20 minggu .
2.2 ETIOLOGI
Penyebab abortus (early pregnancy loss) bervariasi dan sering diperdebatkan.
Umumnya lebih dari satu penyebab . penyebab terbanyak diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Faktor genetik. Translokasi parental keseimbangan genetik
o Mendelian
o Multifaktor
o Robertsonian
o Resiprokal
b. Kelainan kongenital uterus
5

o Anomali duktus mulleri


o Septum uterus
o Uterus bikornis
o Inkompetensi serviks uterus
o Mioma uteri
o Sindroma asherman
c. Autoimun
o Aloimun
o Mediasi imunitas humoral
o Mediasi imunitas seluler
d. Defek fase luteal
o Faktor endokrin eksternal
o Antibodi antitiroid hormon
o Sintesis LH yang tinggi
e. Infeksi
Beberapa jenis organisme tertentu diduga berdampak pada kejadian
abortus antara lain :
1. Bakteri
o Listeria monositogenesis
o Klamidia trakomatis
o Bakterial vaginosis
2. Virus
o Sitomegalovirus
o Herpes simplek virus
o HIV
3. Parasit
o Toksoplasmosis gondii
o Plasmodium falsiparum
f. Faktor lingkungan
Diperkirakan 1-10% malformasi janin terjadi akibat dari paparan
obat, bahan kimia, atau radiasi. Rokok diketahui mengandung ratusan
unsur toksik, antara lain nikotin yang telah diketahui mempunyai efek
vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta. Karbonmonoksida
juga menurunkan pasokan oksigen ibu dan janin serta memicu
nuerotoksin.
2.3 KLASIFIKASI
Klasifikasi abortus dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Abortus provokatus

Abortus yang disengaja tanpa indikasi medis, baik dengan menggunakan


obat-obatan atau alat. Abortus ini terbagi menjadi 2 yaitu :
o Abortus medicinalis (therapeutica) adalah abortus atas dasar
pertimbangan dokter untuk

menyelamatkan ibu. Persetujuan

diberikan atas persetujuan minimal 3 dokter spesialis yaitu


spesialis obgyn, spesialis penyakit dalam dan spesialis kejiwaan.
o Abortus kriminalis abortus yang terjadi oleh tindakan-tindakan
yang tidak legal atau tidak berdasar tindakan medis dan biasanya
dilakukan sembunyi-sembunyi.
b. Abortus spontan
Abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau tidak
didahului oleh faktor-faktor mekanis atau medisinalis, terjadi karena
faktor-faktor alamiah. Jenis-jenis abortus spontan :
o Abortus imminens (keguguran mengancam),

Abortus ini baru

mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya. Hasil


konsepsi masih dalam uterus/rahim, dan tidak ada dilatasi serviks
(pelebaran leher rahim).
o

Abortus incipiens (keguguran berlangsung),

abortus ini sudah

berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi. Perdarahan disertai adanya


dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih
dalam uterus.
o Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap), keluarnya sebagian
hasil konsepsi dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
o Abortus completus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
o Missed Abortion (keguguran tertunda), keadaan di mana janin telah
meninggal sebelum minggu ke-22, tetapi tertahan di dalam rahim
selama 2 bulan atau lebih setelah janin meninggal.

o Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang), abortus yang telah


berulang dan berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya 3x berturutturut.

Abortus Imminens
abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum dua minggu dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
tanpa adanya dilatasi serviks. Abortus imminiens dapat didiagnosis bila pada
kehamilan muda ditemukan :
o
o
o
o

Perdarahan memalui ostium uteri eksterna


Nyeri memilin tidak ada atau sedikit sekali
Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan
Tidak ditemukan kelainan pad serviks

2.4 PATOGENESIS
Pada awal abortus terjadi pendarahan dalam desidua basalis, kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi
terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi
untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu
vili korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu penembusan sudah
lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
pendarahan. Pada kehamilan lebih 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari
pada plasenta. Pendarahan tidak banyak jika plasenta segera dilepas dengan
lengkap.
Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur. Hasil
konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya
kantong amnion kosong atau tampak kecil tanpa bentuk yang jelas, mungkin pula
janin telah mati lama, mola kruenta, maserasi, fetus kompresus.

Perdarahan dalam desidua


basalis
Nekrosis jaringan sekitar
Hasil konsepsi terlepas

Dianggap benda asing

Uterus berkontraksi

Mengeluarkan benda
asing tsb

< 8 minggu

Vili korialis belum


menembus
desidua basalais
secar dalam
Hasil konsepsi
dapat dikeluarkan
seluruhnya

8-14 minggu

Lebih 14
minggu

Perkembangan
> dalam
Plasenta tidak
dilepaskan
sempurna
Perdarahan >
banyak
Skema patogenesis abortus

2.5 DIAGNOSA

Janin
dikeluarkan >
dulu

Menurut WHO (1994), setiap wanita pada usia reproduktif yang mengalami
dua daripada tiga gejala seperti di bawah harus dipikirkan kemungkinan terjadinya
abortus:
o Perdarahan pada vagina.
o Nyeri pada abdomen bawah.
o Riwayat amenorea.
Ultrasonografi penting dalam mengidentifikasi status kehamilan dan
memastikan bahwa suatu kehamilan adalah intrauterin. Apabila ultrasonografi
transvaginal menunjukkan sebuah rahim kosong dan tingkat serum HCG
kuantitatif lebih besar dari 1.800 mIU per mL (1.800 IU per L), kehamilan ektopik
harus dipikirkan. Ketika ultrasonografi transabdominal dilakukan, sebuah rahim
kosong harus menimbulkan kecurigaan kehamilan ektopik jika kadar hCG
kuantitatif lebih besar dari 3.500 mIU per mL (3.500 IU per L). Rahim yang
ditemukan kosong pada pemeriksaan USG dapat mengindikasikan suatu abortus
kompletus, tetapi diagnosis tidak definitif sehingga kehamilan ektopik
disingkirkan
Menurut Sastrawinata dan kawan-kawan (2005), diagnosa abortus menurut
gambaran klinis adalah seperti berikut:
a) Abortus Iminens (Threatened abortion)
o Anamnesis perdarahan sedikit dari jalan lahir dan nyeri perut
tidak ada atau ringan.
o Pemeriksaan fisik bentuk dan ukuran uterus sesuai masa gestasi,
o

kontraksi uterus +/+ dan uterus teraba lunak.


Pemeriksaan dalam fluksus ada (sedikit), ostium uteri tertutup,

dan besar uterus sesuai dengan umur kehamilan.


o Pemeriksaan penunjang hasil USG.

b) Abortus Insipiens (Inevitable abortion)


o Anamnesis perdarahan dari jalan lahir disertai nyeri / kontraksi
rahim.
o Pemeriksaan dalam ostium terbuka, buah kehamilan masih dalam
rahim, dan ketuban utuh (mungkin menonjol).

10

c) Abortus Inkompletus atau abortus kompletus


o Anamnesis perdarahan dari jalan lahir (biasanya banyak), nyeri /
kontraksi rahim ada, dan bila perdarahan banyak dapat terjadi
syok.
o Pemeriksaan dalam ostium uteri terbuka, teraba sisa jaringan
buah kehamilan.
d) Abortus Tertunda (Missed abortion)
o Anamnesis - perdarahan bisa ada atau tidak.
o
Pemeriksaan obstetri fundus uteri lebih kecil dari umur
kehamilan dan bunyi jantung janin tidak ada.
o Pemeriksaan penunjang USG, laboratorium (Hb, trombosit,
fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan dan waktu
protrombin).
e) Diagnosa abortus habitualis (recurrent abortion) dan abortus septik (septic
abortion) adalah seperti berikut:
Abortus Habitualis (Recurrent abortion)
o Histerosalfingografi untuk mengetahui ada tidaknya mioma
uterus submukosa dan anomali kongenital.
o BMR dan kadar yodium darah diukur untuk mengetahui apakah
ada atau tidak gangguan glandula thyroidea.
Abortus Septik (Septic abortion)
o Adanya abortus : amenore, perdarahan, keluar jaringan yang telah
ditolong di luar rumah sakit.
o Pemeriksaan : kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan,
perdarahan dan sebagainya.
o Tanda-tanda infeksi alat genital : demam, nadi cepat, perdarahan,
nyeri tekan dan leukositosis.
o Pada abortus septik : kelihatan sakit berat, panas tinggi, menggigil,
nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun sampai syok.

2.6 DIAGNOSA BANDING


2.6.1 Kehamilan Ektopik Terganggu

11

Pada KET ditemukan amenore , perdarahan pervaginam, biasanya sedikit


sedangkan pada abortus biasanya perdarahan cukup banyak, nyeri bagian bawah
perut dan pembesaran dibelakang uterus. Tetapi nyeri pada KET biasanya lebih
hebat. Pemeriksaan seperti kuldosintesis dan USG dapat dikerjakan untuk
menyingkirkan diagnosis banding ini. Sebelum timbul KET, suatu kehamilan
ektopik hanya kehamilan ektopik yang belum terganggu. Pada keadaan ini yang
ditemui berupa gejala-gejala hamil muda atau abortus imminens.
2.6.2 Mola Hidatidosa
Pada mola hidatidosa, uterus biasanya membesar lebih cepat dibandingkan
dengan masa kehamilannya, dan kadang disertai dengan adanya hiperemesis
gravidarum. Ini disebabkan oleh adanya kadar HCG yang tinggi di dalam darah.
Paad pemeriksaan USG akan didapatkan gambaran seperti badai salju (snowform
like appearance).
2.7 PENATALAKSANAAN
Pasien diharapakan melakukan tirah baring sampai perdarahan berhenti,
tujuannya agar aliran darah ke uterus lebih lancar dan berkurangnya rangsangan
mekanik sehingga perdarahan berhenti, dilarang untuk koitus selama 2 minggu.
Pemberian sedatif juga bisa diberikan, dan tidak melakukan aktifitas fisik yang
berlebihan.
Bisa diberikan spasmolitik seperti magnesium sulfat, Indometasin dan
nifedipin. Pemberian indometasin untuk dosis awal adalah 100 mg, kemudian di
ikuti dengan dosis lanjutan 50 mg setiap 8 jam. Untuk pemberian nifedipin
diberikan dosis awal 20 mg nifedipin oral, diikuti oleh 20 mg oral setelah 30
menit. Jika kontraksi bertahan, terapi dapat dilanjutkan dengan 20 mg oral setiap
3-8 jam selama 48-72 jam dengan dosis maksimum 160 mg / d. Setelah 72 jam,
jika pemeliharaan masih diperlukan, long-acting nifedipin 30-60 mg per hari
dapat digunakan. Sedangkan pilihan lainnya berupa pemberian hormon tambahan
berupa progesterone sehingga bisa mencegah terjadinya abortus yang lebih berat

12

lagi dan dapat mempertahankan hasil konsepsi. Pemeriksaan USG perlu untuk
memeriksa viabilitas janin.
2.8 PROGNOSIS
Macam dan lamanya perdarahan menentukan prognosis kelangsungan
kehamilan. Prognosisnya menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung lama,
nyeri perut bawah disertai perdarahan dan pembukaan serviks. Jika kehamilan
terus berlanjut, maka sering diikuti dengan persalinan preterm, plasenta
previaadan IUGR.

13

Anda mungkin juga menyukai