Materi Mesin Press
Materi Mesin Press
Materi Mesin Press
24
24
2. Ketinggian Dies.
Ketinggian dies adalah jarak antara dies bagian atas yang dipasang pada
slide/ram mesin press dengan
cetakan (dies) bagian bawah yang dipasang pada meja mesin press (bolster).
Secara umum ketinggian
cetakan ini harus lebih besar dari tinggi benda yang dihasilkannya dengan
mempertimbangkan ruang
untuk mengambil benda kerja yang dihasilkan.
3. Tekanan penjepit.
Penjepit yang digunakan baik dalam bentuk blank holder atau dalam bentuk
draw beads akan
mempengaruhi bentuk deformasi yang terjadi. Makin tinggi tekanan yang
digunakan maka makin
terhambat aliran material yang terjadi. Tekanan yang digunakan harus optimum
untuk menjamin
terjadinya aliran material yang tepat dan mencegah terjadinya kerutan atau robek.
24
yang
mempunyai prinsip
kerja
penekanan
dengan
melakukan
pemotongan
pembentukkan atau
gabungan
dari
24
1, hal 1). Peralatan ini digunakan untuk membuat produk secara massal dengan
produk output yang sama dalam waktu yang relatif singkat.
Klasifikasi Press Tool
Press Tool dapat dklasifikasikan menjadi beberapa macam menurut proses
pengerjaan yang dilakukan pada die yaitu: simple tool, compound tool dan
progressive tool.
A.Simple Tool
Simple Tool adalah jenis dari press tool yang paling sederhana, dimana hanya
terjadi satu proses pengerjaan dan satu station dalam satu alat. Pemakaian jenis
simple tool ini mempunyai keuntungan dan kerugian.
24
B.Compound Tool
Pada press tool jenis ini, dalam satu penekanan pada satu station terdapat lebih
dari satu pengerjaan, dimana proses pengerjaannya dilakukan secara serentak.
Pemakaian jenis compoundtool ini juga mempunyai keuntungan dan kerugian.
Keuntungan compoundtool
Dapat melakukan beberapa proses pengerjaan dalam waktu yang bersamaan pada
station yang sama.
Kerataan dan kepresisian dapat dicapai.
Hasil produksi yang dicapai mempunyai ukuran yang lebih teliti.
Kerugian compoundtool:
Konstruksi dies menjadi lebih rumit.
Terlalu sulit untuk mengerjakan material yang tebal.
Dengan beberapa proses pengerjaan dalam satu station menyebabkan perkakas
cepat rusak.
C. Progressive Tool
ProgressiveTool merupakan peralatan tekan yang menggabungkan sejumlah
operasi pemotongan atau pembentukkan lembaran logam pada dua atau lebih
station kerja, selama setiap langkah kerja membentuk suatu produk jadi.
Keuntungan progressivetool :
24
Kerugian progressivetool:
Ukuran alat lebih besar bila dibandingkan simpletool dan compoundtool. Biaya
perawatan besar.
Harga relatif lebih mahal karena bentuknya rumit.
24
a. Pierching
Pierching adalah proses pemotongan material oleh punch dengan prinsip
kerjanya sama dengan proses blanking, namun seluruh sisi potong punch
melakukan proses pemotongan. Pada alat ini proses pierching adalah punch
untuk membuat lubang.
b. Blanking
Merupakan proses pengerjaan material dengan tujuan mengambil hasil produksi
yang sesuai dengan punch yang digunakan untuk menembus atau dengan sistem
langkah penekanan. Pada umumnya proses ini dilakukan untuk membuat benda
kerja dengan cepat dan berjumlah banyak dengan biaya murah.
c. Notching
Notching adalah proses pemotongan oleh punch, dengan minimal dua sisi
yang terpotong, namun tidak seluruh sisi punch melakukan pemotongan.
Tujuan dalam pemotongan ini adalah untuk menghilangkan sebagian
material pada tempat-tempat tertentu yang diinginkan.
d. Parting
Parting adalah proses pemotongan untuk memisahkan blank melalui satu
garis potong atau dua garis potong antara komponen yang satu dengan
komponen yang lain. Biasanya proses ini digunakan pada pengerjaan
bentuk-bentuk blank yang tidak rumit atau bentuk material yang sederhana.
e. Shaving
Shaving merupakan proses pemotongan material dengan sistem mencukur,
dengan maksud untuk menghaluskan permukaan hasil proses Blanking atau
24
h. Lanzing
Lanzing adalah merupakan proses pengerjaan gabungan antara penekukan
(bending) dan pemotongan (cutting). Hasil proses ini berupa suatu tonjolan.
Sedangkan Punch yang digunakan sedemikian rupa, sehingga Punch dapat
memotong pelat pada dua sisi sampai tiga sisi serta pembengkokannya pada
sisi Punch yang keempat. (Press Tool 1).
2. FormingTool
24
24
bergerakturun
dan
mampumemberikantekanataureaksiterhadappelat.
3.
ProgressiveToolterusbergerakturun
dan
tetapditekan
secara
manual
KemudianPunch
berikutnyalangsungmembentuklembarantersebutmenjadiproduk
yang
direncanakan.
4. SetelahprosesselesaiPunch akanbergeraknaikkembalikeposisisemula dan
secara
bersamaanpelontarakanmelontarkanlembaranpelat
telahberbentukprodukjadi.
Bagian-BagianDariPressTool
24
yang
Presstoolmerupakansatukesatuandaribeberapakomponen.
Komponen
yang
).
Shankbiasanyaterletak
dihitungberdasarkanpenyebaran
gaya-gaya
pada
potong
titikberat
dan
yang
gaya-gaya
d. Pelat Penetrasi
Pelat penetrasi berfungsi untuk menahan tekanan balik saat operasi
berlangsung serta untuk menghindari cacat pada pelat atas, oleh karena itu
pelat ini harus lebih lunak dari pelat atas.
e. Pelat Pemegang Punch (PunchHolderPlate)
Pelat pemegang punch berfungsi untuk memegang punch agar posisi punch
kokoh dan mantap pada tempatnya.
24
f. Punch
Punch berfungsi untuk memotong dan membentuk material menjadi produk
jadi. Bentuk dari benda jadi tergantung dari bentuk punch yang dibuat. Bentuk
punch dan dies haruslah sama. Punch haruslah dibuat dari bahan yang mampu
menahan gaya yang besar sehingga tidak mudah patah dan rusak. Pada
perencanaan alat bantu produksi ini untuk punch dipilih bahan Amutits yang
dikeraskan pada suhu 780 820 0 C lalu di Tempering pada suhu 2000 C agar
diperoleh sifat yang keras tetapi masih memiliki kekenyalan.
g. Tiang Pengarah (Guide Pillar)
Tiang pengarah berfungsi mengarahkan unit atas, sehingga punch berada tepat
pada dies ketika dilakukan penekanan.
Dies
Terikat pada pelat bawah dan berfungsi sebagai pemotong dan sekaligus
sebagai pembentuk.
i. PelatStripper
Pelat stripper adalah bagian yang bergerak bebas naik turun beserta pegas
yang terpasang pada baut pemegangnya. Pelat ini berfungsi sebagai pelat
penjepit material pada saat proses berlangsung, sehingga dapat menghindari
terjadinya cacat pembentukkan permukaan benda kerja seperti kerut dan
lipatan, juga sebagai pengarah punch.
j. Pegas Stripper
24
50
70
90
115
150
l. Pin Penepat
24
Tebal Dies
10 18
15 25
22 32
27 38
> 38
Pin penepat berfungsi untuk menepatkan dies pada pelat bawah dan pelat
pemegang punch(Punch holder) ke pelat atas, sehingga posisi dies kepelat
bawah dan posisi pelat pemegang punch kepelat atas dapat tearah dan kokoh.
Tabel 2.2 Standar Pin Penepat
Tebal Dies
19
24
29
34
41
48
Minimum Baut
M8
M8
M10
M10
M12
M16
Minimum Pena
6
8
10
10
12
16
24
b. Gaya Notching
Gaya notching ini dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Ft = 0,8 U t s t (N)
c. Gaya Blanking
Untuk menentukan gaya blanking ini dapat diketahui dengan menggunakan
rumus :
Ft = 0,8 U t s t (N)
d. Gaya Forming (Deep Drawing)
Gaya pembentukan yang terjadi dapat dicari dengan menggunakan rumus :
24
F = p d t Rm (
- K)
Dimana :
F = Gaya pembentukan (N/mm2)
d = Diameter pembentukan benda kerja (mm)
Rm = Tegangan Tarik (N/mm2)
D = Diameter bentangan benda kerja sebelum dibentuk (mm)
S = Tebal Pelat (mm)
K = Konstanta (0,6 0,7)
24
Dimana:
V = Volume pena pelontar (mm3)
D = Diameter pena pelontar (mm)
T = Tinggi pena pelontar (mm)
Kemudiandicarijumlahmassatotalnyadenganrumus :
M = Vt .
Dimana :
=
massajenisbahan (kg/m3)
24
24
Setiap operasi pemotongan yang dilakukan Punch dan Die selalu ada nilai
kelonggaran yang diambil.
Untuk tebal pelat (s) 3 mm
Us = C.S.
Dimana :
Us = Kelonggaran tiap sisi (mm)
Dp = Diameter Punch (mm)
Dd = Diameter lubang Die (mm)
C = Faktor kerja (0,005 0,025)
S = Tebal pelat (mm)
t = Tegangan geser bahan (N/mm2)
j.Perhitungan Gaya Buckling
Batang punch yang ramping cendrunguntuk melengkung dan akibatnya akan
timbul momen. Gejala seperti ini disebut buckling. Besar gaya bucklimg
menurut rumus euler sebagai berikut :
Fb = E I min ( Budiarto. 2001,hal 81 )
S
Dimana :
Fb = Gaya Buckling ( N )
24
E = ModulusElastisitas( N/mm )
Imn = MomenInersia( mm )
S = Panjang Punch ( mm )
Gaya bucklimgdapat juga dicariberdasarkankerampingannya, yaitu :
0 Digunakanuntukrumuseuler
<o Digunakanuntukrumustetmejer
= S/i
i=
Dimana :
S = Panjang Batang (mm )
A = Luas penampang ( mm )
i = jari- jari girasi
= kerampingan
I = Momen Inersia
Apabila menggunakan rumus tetmejer maka rumusnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 HargaElastisitas pada RumusTetmejer
Bahan
ST 37
ST 50 dan ST 60
Besi tuang
E( N /mm)
210.000
210.000
100.000
0
105
89
80
24
Rumus tetmejer
B = 310 1,14
B = 335 0,6
B = 776 - 12 + 0,053
24