Pada Pasien Dengan Infeksi Human Immunodeficiency Virus (Hiv)
Pada Pasien Dengan Infeksi Human Immunodeficiency Virus (Hiv)
Pada Pasien Dengan Infeksi Human Immunodeficiency Virus (Hiv)
ABSTRAK
Histoplasmosis adalah penyakit granulomatosa disebabkan oleh jamur dimorphic Histoplasma
capsulatum. Lesi kulit merupakan bentuk sekunder, tetapi dapat juga primer pada kasus self inoculation.
Kasus adalah laki-laki 27 tahun dengan benjolan sejak 3 bulan yang lalu, diawali pada kedua kaki
meluas ke tangan dan wajah. Pemeriksaan kulit didapatkan papul, nodul, dan ulkus dengan tepi
landai, tertutup krusta tebal. Hasil pemeriksaan CD4 adalah 4/mm3. Pemeriksaan histopatologi pada
stroma tampak sebaran sel histiosit mengandung mikroorganisme, bentuk bulat, berdinding tebal,
berwarna eosinofilik, dan dikelilingi oleh clear halo. Positif dengan pewarnaan periodic acid schiff dan
grocott methenamic silver, dan sesuai untuk Histoplasma capsulatum. Diagnosis pasien adalah primary
cutaneous histoplasmosis dan diterapi flukonazol 200 mg IV dengan respon terapi yang baik.
[MEDICINA 2013;44:113-117].
Kata kunci : primary cutaneous histoplasmosis, HIV, histopatologi
PENDAHULUAN
egagalan
imunitas
seluler
dengan
Acquired Immune Defisiency
Syndrome (AIDS), menyebabkan
penderita berisiko mendapatkan
berbagai infeksi oportunisitik.
Pengenalan dan penatalaksanaan
secara dini dari infeksi penyerta
merupakan hal yang sangat
penting berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan serta
harapan hidup penderita AIDS.
Presentasi klinis yang tidak biasa
K berbasis
berhubungan erat
ILUSTRASI KASUS
Seorang laki-laki umur 27
tahun, datang ke RSUP Sanglah
dengan keluhan timbul benjolan
di daerah wajah serta pada kedua
tangan dan kaki. Keluhan
tersebut dirasakan sejak 3 bulan
dan disertai rasa gatal dan nyeri
JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN 113
Status dermatologi
Lokasi : Wajah, tangan kanan
dan kiri, kaki kanan
dan kiri dan genitalia.
Tampak nodul multipel, bentuk
bulat sampai oval, ukuran
bervariasi diameter 0,5 x 0,5 cm1 x 2 cm, beberapa tempat tampak
papul multipel, bentuk bulat,
ukuran bervariasi dengan
diameter antara 0,2-0,5 cm. Ulkus
multipel, bentuk oval, ukuran 1 x
1 x 0,5 cm1 x 2 x 0,5 cm, tepi
landai, dasar jaringan granulasi,
tertutup oleh krusta tebal
berwarna kecoklatan (Gambar 1).
Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan sitologi dari bahan
kerokan dasar ulkus dan
dilakukan pewarnaan gimsa,
Gambar 1. Tampak papul dan nodul multipel, pada wajah (A) dan kaki (B) bentuk bulat sampai oval,
ukuran bervariasi diameter 0,5-1 cm. Tampak pula ulkus multipel, bentuk oval, ukuran 1 x 1 x 0,51 x 2 x
0,5 cm, tepi landai, dasar jaringan granulasi, tertutup oleh krusta tebal berwarna kecoklatan.
Gambar 2. Tampak sediaan mengandung blastospora dengan latar belakang eritrosit padat (pembesaran
lemah (A) dan pembesaran kuat (B).
Primary Cutaneous Histoplasmosis Pada Pasien dengan Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) | Nyoman Upadana, dkk.
Gambar 3. Tampak mikrooganisme berbentuk bulat oval, berdinding tebal sebagian tipis, sitoplasma
jernih terletak di dalam dan di luar sel histiosit (tanda panah) (A) pembesaran sedang (B) pembesaran kuat.
Gambar 4. Hasil pemeriksaan histokimia dengan pewarnaan grocott methenamic silver (gambar A) dan
periodic acid schiff (gambar B). Tampak Histoplasma capsulatum bentuk bulat oval berwarna basofilik
(panah) (pembesaran sedang gambar A dan B).
Gambar 5. Tampak lesi pada daerah wajah (A) dan tangan (B) mengalami perbaikan, dasar ulkus kering
dan tepi mendatar, papul dan nodul juga mengecil dan ditutupi oleh krusta tipis.
JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN 115
DISKUSI
Burung dan kelelawar
merupakan reservoir dari
histoplasma. Jamur ini biasanya
ditemukan pada bahan ekskresi
mereka. Infeksi lebih sering
terjadi melalui inhalasi spora
dibandingkan dengan inokulasi
langsung. Kebanyakan infeksi
pada daerah endemik dikaitkan
dengan paparan eksogen.
Mekanisme infeksi pada daerah
nonendemik diperkirakan melalui
cara reaktivasi endogen.1,2 Bali
merupakan daerah tropik
nonendemik, namun Irian Jaya
diperkirakan merupakan daerah
tropik yang endemik, pada kasus
ini pasien riwayat pernah
bepergian ke Irian Jaya yang
merupakan daerah endemik
histoplasmosis.
Walaupun Histoplasma
capsulatum dipertimbangkan
sebagai suatu patogen pada orang
sehat, namun jamur ini memiliki
perangai oportunistik pada
penderita imunosupresi, terutama
pasien AIDS. Histoplasmosis
menempati urutan kedua dari
mikosis sistemik yang bersifat
letal pada penderita AIDS dan saat
ini juga dipertimbangkan sebagai
penanda spesifik untuk penderita
AIDS. Histoplasmosis merupakan
infeksi oportunistik pada 22 85%
pada penderita HIV positif,
merupakan manifestasi awal pada
sekitar 38,9% pasien AIDS dan
85,8% pada pasien AIDS dengan
hasil hitung CD4 < 100/mm3. 3
Pada pasien ini hasil pemeriksaan
CD4 adalah positif, dengan hasil
pemeriksaan CD4 adalah 4/
mm3.2,3
Tidak terdapat data tentang
infeksi histoplasma di Indonesia.
Manifestasi pada kulit akibat
infeksi jamur ini sangatlah
bervariasi. Bentuk umumnya
berupa gambaran papulo
nekrotik, mollusculoid atau
varicelliformis. Bentuk yang
jarang mencakup punched out
ulcer atau lesi purpura. Beberapa
laporan juga menambahkan
manifestasi rosaceiform eruption,
papul keratotik dengan eliminasi
transepidermal, nodul dan
vegetasi sebagai gambaran klinis
histoplasmosis. Lesi pada
penderita imunosupresi terutama
terletak pada wajah, leher, dan
dada. Pada pasien ini tampak lesi
yang pertama muncul pada kedua
kaki dan meluas kebagian tubuh
yang lain.1,2,4 Lesi tersebut berupa
nodul multipel, bentuk bulat
sampai oval, ukuran bervariasi
diameter 0,5 x 0,5 cm-1 x 2 cm,
beberapa tempat tampak papul
multipel, bentuk bulat, ukuran
bervariasi dengan diameter antara
0,2-0,5 cm. Ulkus multipel,
bentuk oval, ukuran 1 x 1 x 0,5
cm1 x 2 x 0,5 cm, tepi landai,
dasar jaringan granulasi, tertutup
oleh krusta tebal berwarna
kecoklatan
Primary Cutaneous Histoplasmosis Pada Pasien dengan Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) | Nyoman Upadana, dkk.
RINGKASAN
3.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
4.
5.
6.