Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak
Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak
Tugas Respirasi Pengkajian Pada Anak
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pernapasan, perawat perlu
melakukan intepretasi dan pemeriksaan terhadap berbagai prosedur. Status kesehatan
klien dengan gangguan pernapasan perlu dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan
tindakan kolaboratif dalam pemeriksaan penunjang untuk memaksimalkan data yang
dikumpulkan tanpa harus menambah distress pernapasan klien. Setelah itu pemeriksaan
yang sesuai dengan tingkat distress pernapasan yang klien alami. Pemeriksaan
pernapasan mengandung aspek penting dalam mengevaluasi kesehatan klien. Sistem
pernapasan terutama berfungsi untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon
dioksida dalam paru-paru dan jaringan serta untuk mengatur keseimbangan asam-basa.
Setiap perubahan dalam sistem pernapasan akan mempengaruhi sistem tubuh yang
lainnya. Pada penyakit pernapasan kronis, perubahan status pulmonal terjadi secara
lambat, sehingga memungkinkan tubuh klien untuk beradaptasi terhadap hipoksia.
Namun demikian, pada perubahan pernapasan akut seperti pneumotoraks atau pneumonia
aspirasi, hipoksia terjadi secara mendadak dan tubuh tidak mempunyai waktu
beradaptasi, sehingga dapat menyebabkan kematian.
Sistem pernapasan berfungsi untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam paru-paru dan jaringan serta untuk mengatur keseimbangan asambasa. Setiap perubahan dalam sistem pernapasan akan mempengaruhi sistem tubuh
lainnya. Sehingga perlu mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam melakukan
pengkajian riwayat sehat-sakit klien. Apabila data-data yang telah kita kaji dari hasil
pemeriksaan fisik telah didapatkan, maka kita dapat mengetahui apakah keadaan klien
sedang dalam keadaan normal atau abnormal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan fisik?
2. Apa tujuan pemeriksaan fisik?
3. Apa saja macam-macam pemeriksaan fisik?
4. Bagaimana pengkajian sistem respirasi pada anak?
5. Bagaimana pengkajian dan disfungsi pernafasan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pemeriksaan fisik
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan fisik
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan fisik pada
2
sistem pernapasan merupakan satu dari komponen proses keperawatan yang merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan sistem
pernafasan dari klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang
klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Pemeriksaan
fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap sistem
tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat
untuk membuat penilaian klinis. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah
proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis
penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan
pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan
perawatan pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari
bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis
tersebut disebut teknik Head to Toe. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti
test neurologi.
Adanya petunjuk yang didapat selama dilaksanakan pemeriksaan riwayat dan fisik,
ahli medis dapat menyusun sebuah diagnosis diferensial, yakni sebuah daftar penyebab
yang mungkin menyebabkan terjadinya gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan
untuk meyakinkan penyebab tersebut. Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri
penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya,
tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama
kali.
B. Tujuan Pemeriksaan Fisik
Tenaga medis dalam hal ini perawat melakukan pemeriksaan fisik memiliki tujuan-tujuan
tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan klien. Tujuan tersebut meliputi halhal berikut ini:
1. Mengetahui kondisi sistem respirasi normal atau tidak
2. Mengetahui adanya gangguan pada sistem respirasi
3. Menentukan rencana yindakan keperawatan yang tepat
4. Sebagai skrining rutin untuk meningkatkan perilaku sejahtera
5. Sebagai tindakan kesehatan preventif
C. Macam-Macam Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata. Inspeksi
dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik
klien sebagai data dasar. Inspeksi dilakukan saat pertama kali bertemu dengan klien
atau pemeriksaan yang dilakukan pertama kali. Saat melakukan tindakan ini amati
secara cermat mengenai tingkah laku dan keadaan tubuh klien.
2. Palpasi
Palpasi adalah tindakan yang dilakukan menggunakan sentuhan dan rabaan.
Palpasi merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukkan dengan menggunakan tangan
untuk meraba struktur di atas atau di bawah permukaan tubuh. Palpasi dilakukan
untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas,
mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui vocal atau tactile premitus (vibrasi).
Selama palpasi perawat harus mengkaji adanya krepitus (udara dalam jaringan
subkutan), nyeri tekan dinding dada, tonus otot edema, dan fremitus taktil atau
vibrasi gerakan udara melalui dinding dada ketika klien sedang bicara.
Metode palpasi dilaksanakan untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau
organ. Palpasi toraks berguna untuk mengetahui abnormalitas yang dikaji saat
inspeksi seperti massa, lesi, dan bengak. Perlu dikaji juga kelembutan kulit terutama
jika pasien mengeluhkan adanya nyeri. Perlu diperhatikan juga adanya getaran atau
tidak pada dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara (vocal premitus). Palpasi
dinding dada posterior saat klien mengucapkan kata-kata yang menghasilkan vibrasi
yang relative keras. Vibrasi ditransmisikan dari laring melalui jalan napas dan dapat
dipalpasi pada dinding dada. Intensitas vibrasi pada kedua sisi disbandingkan
terhadap simetrisnya. Vibrasi terkuat teraba di atas area yang terdapat konsolidasi
paru misalnya Pneumonia.
Terdapat dua jenis palpasi, yaitu palpasi ringan dan palpasi dalam. Palpasi
ringan banyak digunakan dalam pengkajian dengan cara ujung jari pada satu atau
dua tangan yang digunakan secara simultan. Tangan diletakkan pada area yang akan
dipalpasi dan jari-jari ditekan ke bawah perlahan-lahan sampai ditemukan hasil.
Palpasi dalam dilakukan untuk mengetahui keadaan atau isi abdomen. Biasanya
dilakukan dengan menggunakan dua tangan yang disebut bimanual. Satu tangan
digunakan untuk merasakan bagian yang dipalpasi sedangkan tangan lainnya untuk
menekan ke bawah. Dengan posisi relaks, jari-jari tangan kedua diletakkan melekat
pada jari-jari pertama. Tekanan dilakukan oleh puncuk tangan ke sendi Intrapalngeal
distal. Tekanan dilepas sebelum pindah area kecuali untuk mengetahui adanya nyeri
tekan.
3. Perkusi
Perkusi merupakan metode pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk. Tujuan
perkusi adalah untuk menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara
merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah
4
jaringan. Metode perkusi dapat membedakan apa yang ada di bawah jaringan seperti
udara, cairan atau zat padat.
4. Auskultasi
Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencangkup
mendengar suara napas normal dan suara tambahan (abnormal) dengan
menggunakan stetoskop. Perawat menggunakan stetoskop untuk mendengarkan
bunyi jantung, paru-paru, bunyi bising usus serta untuk mengukur tekanan darah dan
denyut nadi. Suara napas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan
napas dari laring ke alveoli dan bersifat bersih.
D. Pengkajian Sistem Respirasi pada Anak
Merupakan pengkajian yang dilakukan pada anak yang bertujuan untuk memperoleh
data status kesehatan anak serta dapat dijadikan sebagai dasar dalam menegakkan
diagnosis keperawatan, adapun pengkajian fisik keperawatan meliputi:
1. Pengkajian keadaan umum
Pada pengkajian ini terdiri dari pemeriksaan secara umum seperti pemeriksaan status
kesadaran, status gizi, tanda-tanda vital, dan lain-lain.
2. Pemeriksaan kesadaran
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai status kesadaran anak, status kesadaran ini
dilakukan dengan dua penilaian yaitu penilaian secara kualitatif dan penilaian secara
kuantitatif
3. Pemeriksaan Status Gizi
Penilaian tentang status gizi dapat dilakukan dengan melakukan beberapa
pemeriksaan seperti pemeriksaan antropometri meliputi pemeriksaan berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan klinis dan laboratorium.
4. Pemeriksaan Nadi
Dalam melakukan pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau
istirahat, pemeriksaan nadi dapat disertai dengan pemeriksaan denyut jantung untuk
mengetahui adanya pulsus deficit yang merupakan denyut jantung yang cukup kuat
untuk menimbulkan denyut nadi sehingga dneyut jantung lebih tinggi dari denyut
nadi.
5. Pemeriksaan Tekanan Darah
Dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah, hasilnya sebaiknya dicantumkan
dalam posisi atau keadaan apa seperti tidur, duduk, berbaring, atau menangis sebab
posisi akan mempengaruhi hasil penilaian tekanan darah yang dilakukan.
Pemeriksaan yang sering kita lakukan adalah pemeriksaan secara tidak langsung
dengan menggunakan tensimeter yang dapat dilakukan secara palpasi atau secara
auskultasi dengan bantuan stetoskop.
6. Pemeriksaan Pernapasan
Pada pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menilai frekuensi pernapasan, irama
pernapasan, kedalaman pernapasan dan tipe atau pola pernapasan.
7. Pemeriksaan Suhu
Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui rectal, aksila, dan oral yang digunakan
untuk menilai keseimbangan suhu tubuh yang digunkan untuk membantu
menentukan diagnosis dini suatu penyakit.
8. Pemeriksaan Kuku, Kulit, Rambut, Kelenjar Getah Bening
a. Pemeriksaan Kulit
Pemeriksaan kulit ini dilakukan untuk menilai warna, adanya sianosis, ikterus,
eczema, pucat, purpura, eritema, macula, papula, pesikula, pustula, ulkus, turgor
kulit, kelembapan kulit, tekstur kulit dan edema.Pemeriksaan warna kulit ini
untuk mengetahui adanya pigmentasi kulit, kondisi normal dapat disebabkan
karena melanin pada kulit.
b. Pemeriksaan Kuku
Pada pemeriksaan kuku ini dilakukan dengan mengadakan inspeksi terhadap
warna, bentuk dan keadaan kuku.Adanya jari tabuh yang menunjukkan penyakit
pernapasan kronik atau penyakit jantung serta bentuk kuku yang cekung atau
cembung menunjukkan adanya cedera, defisinsi besi, dan infeksi.
c. Pemeriksaan rambut
Pada pemeriksaan rambut ini dilakukan untuk menilai adanya warna, kelebatan,
distribusi dan karakteristik lainnya dari rambut.Keadaan normal adalah rambut
menutupi semua kecuali telapak tangan dan kaki, permukaan labia sebelah
dalam dan rambut kepala seperti berkilauan seperti sutra dan kuat.Adanya
rambut kering rapuh kurang pigmen dapat menunjukkan adanya kekurangan
gizi, adanya kurang tumbuh rambut dapat menunjukkan adanya malnutrisi,
penyakit hipotiroidisme, efek obat dll.
d. Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening
Pemeriksaan getah bening dengan cara melakukan palpasi pada daerah leher
atau inguinal yang lain, apabila terjhadi pembesaran dengan diameter >10mm
menunjukkan adanya kemungkinan tidak normal atau indikasi penyakit tertentu.
9. Pemeriksaan Kepala dan Leher
a. Kepala
Pada pemeriksaan ini menilai tentang lingkaran kepala, apabila didapatkan
lingkar kepala yang lebih besar dari normal dinamakan Makrosefali biasanya
dapat ditemukan pada penyakit hidrocephalus dan mikrocefali dimana lingkar
kepala kurang dari normal. Pemeriksaan yang lain adalah ubun-ubun atau
fontanel.
b. Wajah
Pemeriksaan wajah ynag dilakukan pada anak dapat dilihat tentang adanya
asimetri atau tidak, asimetri pada wajah dapat disebabkan karena adanya
c.
daerah interskapula di belakang, akan tetapi apabila terjadi pada daerah lain
maka kemungkinan terjadi konsolidasi paru.
c. Suara napas amforik: merupakan bunyi suara dimana suara tersebut menyerupai
suara tiupan diatas mulut botol kosong.
d. Suara napas cog wheel breath sound merupakan suara napas yang terdengar
secara berputus-putus, tidak terus-menerus pada saat inspirasi maupun saat
ekspirasi, yang dapat terjadi pada kelainan bronkus kecil.
e. Metamorphosing breath sound merupakan suara napas dimana suaranya dimulai
dari yang halus kemudian mengeras dan dapat dimulai dari suara vesicular
kemudian menjadi bronchial.
Suara Napas Tambahan
Merupakan suara napas yang dapat didengar melalui bantuan auskultasi yang
meliputi roonki basah (rales) atau roonki kering, wheezing, suara krepitasi, bunyi
gesekan pleura (pleural friction rub).
a. Roonki basah (rales) atau roonki kering : roonki basah terkenal dengan suara
rales yang mempunyai arti bahwa suara napas seperti vibrasi terputus-putus yang
tidak terus-menerus yang terjadi akibat getaran oleh karena cairan dalam jalan
napas yang dimulai oleh udara. Suara roonki kering atau juga disebut sebagai
rhonchi merupakan suara terus-menerus yang terjadi karena jalan napas yang
menyempit akibat proses penyempitan jalan napas atau adanya jalan napas yang
obstruksi.
b. Suara wheezing suara napas yang termasuk dalam roonki kering akan tetapi
terdengar secara musical atau sonor.
c. Suara krepitasi suara napas yang terdengar akibat membukanya alveoli. Suara
krepitasi terdengar normal pada daerah belakang bawah dan samping pada saat
inspirasi yang dalam, sedangkan patofisiologis terdapat pada pneumonia.
d. Bunyi gesekan pleura (plural friction rub) merupakan suara akibat gesekan
pleura yang terdengar kasar seolah-olah dekat dengan telinga pemeriksaan yang
dapat terjadi pada inspirasi maupun saat ekspirasi lebih jelas pada akhir
inspirasi.
13. Jantung
a. Inspeksi dan palpasi, pertama denyut apek atau aktivitas ventrikel lebih dikenal
dengan nama ictus kordis merupakan denyutan jantung yang dapat dilihat pada
daerah apek yaitu sela iga ke 4 pada garis mid klapikularis kiri sedikit lateral.
Kedua, letak pulmonal yang merupakan detak jantung apabila tidak teraba pada
bunyi jantung ke 2 dalam keadaan normal, apabila bunyi jantung 2 mengeras
10
dapat diraba pada sela iga ke 2 tepi kiri sternum maka keadaan tersebut dapat
dikatakan sebagai detak pulmonal. Ketiga, getaran bising merup[akan getaran
dinding dada akibat bisisng jantung yang keras, yang terjadi pada kelainan
organic.
b. Perkusi, dilakukan untuk menilai adanya pembesaran pada jantung serta batasan
organ jantung tersebut yang dilakukan daerah sekitar jantung.
c. Auskultasi, dengan cara mendengarkan mulai dari apeks kemudian ke tepi kiri
sternum bagian bawah, bergeser ke atas sepanjang tepi kiri sternum, tepi kanan
sternum daerah infra dan supraklapikular kanan atau kiri.
14. Pemeriksaan Abdomen
Dilakukan dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Inspeksi untuk
menilai ukuran dan bentuk perut, auskultasi mendengarkan melalui stetoskop dengan
cara mendengarkan adanya suara peristaltic usus normal terdengar setiap 10-30 detik.
Perkusi pada daerah abdomen dilakukan melalui epigastrium secara simetris menuju
kemudian bawah abdomen. Pemeriksaan palpasi dapat dilakukan dengan cara
monomanual (satu tangan) atau bimanual (dua tangan) seperti pada palpasi pada
lapangan atau dinding abdomen seperti adanya nyeri tekan, ketegangan dinding
perut, palpasi pada hati, palpasi limfa dan palpasi ginjal.
15. Pemeriksaan Genetalia
Khusus pada laki-laki dapat diperiksa dengan memperhatikan ukuran, bentuk penis,
testis serta kelainan yang ada.Sedangkan pada perempuan dapat diperhatikan adanya
epispadia (terbelahnya mons pubis dan klitoris dan urethra membuka di bagian
dorsal) adanya tanda-tanda sex sekunder dll serta cairan yang keluar dari lubang
genetalia.
16. Pemeriksaan Tulang Belakang dan Ekstremitas
Pada pemeriksaan tulang ektremitas pada anak dapat dilakukan dengan cara inspeksi
terhadap adanya kelainan tulang belakang seperti lordorsis, kiposis, skoliosis.
17. Pemeriksaan Neurologis
Pertama kali dapat dilakukan secara inspeksi dengan mengamati adanya kejang,
tremor atau gemetaran, twitching, parese, paralesis, diplegia, paraplegia, tetraplegia,
dan hemiparese.
E. Pengkajian dan Disfungsi Pernafasan
1. Pneumonia
Pengkajian
a. Usia
Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak.Kasus terbanyak terjadi pada anak
berusia di bawah 3 tahun dan kematian terbanyak terjadi pada bayi yang berusia
kurang dari 2 bulan.
11
2. Asma
Asma ialah suatu proses obstruksi pernapasan yang reversible, yang ditandai
oleh proses periode eksaserbasi dan remisi, terjadi spasme bronchial yang
mengakibatkan obstruksi jalan napas. Kondisi ini biasanya muncul sebelum usia 5
tahun, dan sebelum usia remaja, lebih sering pada anak laki- laki disbanding
perempuan.
Serangan asma umumnya disebabkan oleh factor intrinsic (alergi bulu
binatang, serbuk, asak rokok atau debu).
Pengkajian Penyakit Asma :
a. Respirasi
1) Napas pendek
2) ekspirasi yang memanjang
3) Retraksi dada
4) Takipnea
5) Batuk kering
6) Ronki
7) Pernapasan Cuping Hidung
b. Kardiovaskuler:Takikardia
1) Neurologis
a) Gelisah
b) Cemas
c) Sulit tidur
d) Muskuluskeletal
e) Tidak mampu beraktivitas
2) Integument
a) Sianosis
b) Pucat
c) Psikososial
d) Tidak patuh dengan pengebotan
3. Bronkiolitis
Suatu inflamasi infeksi virus pada bronkiolus yang menyebabkan obstruksi
akut jalan napas dan penurunan pertukaran gas alveoli. Penyakit ini biasanya
disebabkan oleh respiratory syncytial virus (rsv), biasanya terjadi pada anak usia 2
12 bulan, terutama selama musim dingin dan awal musim semi.
Infeksi ditandai dengan edema mukosa, peningkatkan sekresi mucus, obstruksi
bronkiolus, dan distensi alveoli yang berlebihan. Komplikasi gangguan ini mencakup
penyakit paru kronis dan bahkan kematian.
Pengkajian penyakit bronkiolitis :
a. Respirasi
1) Takipnea
2) Retraksi
3) Pernapasan cuping hidung
4) Dispnea
5) Pernapasan dangkal
13
2) Sianosis sirkumoral
f. Psikososial
Perkembangan yang tertunda
5. Batuk rejan
Yang disebut juga laringotrakeobronkitis, adalah infeksi saluran napas bagian
atas dan bawah, yang menyebabkan edema subglotis, dan peradangan pita suara,
yang kadang kadang menyebabkan kesukaran pernapasan (spasme laring, dispnea,
dan batuk yang menyalak), stridor, retraksi, dan sianosis.
Penyakit ini biasanya terjadi setelah infeksi saluran napas bagian
atas.Penyebabnya yang paling umum adalah respiratory syncytial virus, adenovirus,
dan viru parainfluenza.Penyakit ini biasanya menyerang anak yang berusia diantara 3
bulan dan 3 tahun.Terapi biasanya meliputi pemberian antibiotic dan cairan serta
anak dijauhkan terhadap udara yang dilembabkan, untuk mempertahankan fungsi
pernapasan.
Pengkajian penyakit batuk pejan :
a. Respirasi
1) Riwayat gejala flu berlangsung 1 2 hari
2) Tanda dan gejala kesukaran pernapasan
3) Dispnea
4) Retraksi
5) Sianosis
6) Batuk yang menyalak
7) Suara yang keras saat inspirasi
b. Kardiovaskuler
Takikardia
c. Neurologis
1) Gangguan tingkat kesadaran
2) Gelisah
3) Sakit kepala
4) Kebingungan
5) Gangguan tidur
d. Gastrointestinal
Kesulitan makan
e. Integument
Meningkatnya suhu tubuh (biasanya < 39oc), bergantung pada metode yang
digunakan untuk pengukuran suhu tubuh
f. Psikososial
Kecemasan
6. Fibrosis kistik
Merupakan penyakita autosomal yang resesif, fibrosis kistik adalah penyakit
genitik yang paling sering mengancam kehidupan pada anak kulit putih, di amerika
serikat.Fibrosis kistik menyebabkan sekresi mucus dari kelenjar eksokrin untuk
menghasilkan sekresi yang kental dan bertambah. Secara khusus, lender yang kental
15
ini menyumbat membrane sel yang berfungsi dan mengurangi transfer membrane sel
ke organ organ seperti paru, pancreas, dan hati, sehingga menyebebkan kesulitan
pernapasan, infeksi pernapasan yang kronis, deficit nutrisi, dan sirosis.
Pengkajian penyakit fibrosis kistik
a. Respirasi
1) Mengi
2) Batuk yang tidak produktif
3) Hemopetisis
4) Atelektasis
5) Dispnea
6) Barrel chest
7) Trakeobronkitis
8) Takipnea
b. Gastrointestinal
1) Kegagalan pertumbuhan
2) Feses berbau busuk, berukuran besar, atau diare yang kronis
3) Nafsu makan meningkat
4) Luka
c. Genitourinaria
Infeksi vagina
d. Musculoskeletal
1) Kelelahan
2) Postur pendek
e. Mata,telinga,hidung, dan tenggorokan
1) Sinusitis
2) Polip hidung
f. Integumen
1) Memar
2) Sianosis
3) Permukaan kulit terasa bergaram
4) Jari jari tabuh / clubbing finger
g. Psikososial
1) Perkembangan yang terhambat
2) Kecemasan
3) Marah (potensial)
4) Depresi (potensial)
7. Epiglotis
Infeksi yang dapat menyebabkan obstruksi saluran napas, yang ditandai
dengan gangguan pernapasan akut, yang berlangsung dengan cepat, dan terjadi
peradangan dari epiglotis.Infeksi ini sering disebabkan oleh haemophilus influenza
tipe b, dan memiliki serangan dengan cepat.Secara khusus, anak tidak menunjukan
tanda waktu tidur, namun saat terbangun anak langsung mengalami kesulitan dalam
menelan saat bangun dan sakit tenggorokan. Deman dan letargi berlangsung dengan
cepat, diikuti oleh dispnea
16
Kondisi ini biasanya mempengaruhi anak antara usia 2 dan 5 tahun. Terapi
yang diberikan termasuk pemberian ventilator mekanis atau trakeostomi.Antibiotic
juga digunakan.
Pengkajian penyakit epiglotis
a. Respirasi
1) Riwayat sakit tenggorokan dengan awitan kesukaran pernapasan yang terjadi
tiba tiba (dispnea, takipnea, retraksi, mengi)
2) Pernapasan mulut
3) Stridor pada inspirasi
4) Hipoksia
b. Kardiovaskuler
1) Takikardia
2) Denyut nadi kecil
c. Gastrointestinal
1) Mengeluarkan air liur
2) Ketidak mampuan menelan
d. Musculoskeletal
1) Postur tubuh tegak lurus dengan dagu terangkat
2) Gelisah
e. Integument
Peningkatan suhu tubuh
f. Psikososial
1) Kecemasan
2) Ketakutan
8. Tuberkolosis
Disebabkan oleh infeksi dari mycobacterium tuberculosis.Seorang anak yang
reaksi kulitnya positif terhadap uji skrining tb memerlukan foto toraks untuk
menentukan lesi aktif dan perluasannya. Anak sangat rentan selama tahun pertama
dari 3 tahun kehidupan, dan kambuh kembali pada tahun sebelum,selama,dan segera
setelah pubertas.
Pengkajian penyakit tuberkolosis:
a. Respirasi
1) Batuk
2) Efusi pleura
3) Klasifikasi yang nampak pada foto toraks
b. Integument
1) Demam
2) Mengigil
c. Gastrointestinal
Penurunan berat badan
d. Neurologis
Meningitis
e. Musculoskeletal
Infeksi tulang
17
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan fisik pada
sistem pernapasan merupakan satu dari komponen proses keperawatan yang merupakan suatu
usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan sistem pernafasan dari
klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan.
Tujuan pemeriksaan fisik adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
18