Pajak Bumi Dan Bangunan

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PENGERTIAN BUMI
Bumi

adalah permukaan bumi dan tubuh


bumi yg ada di bawahnya, meliputi tanah
dan perairan pedalaman (tambak, rawarawa) serta laut wilayah RI
Bangunan adalah konstruksi teknik yg
ditanam atau dilekatkan secara tetap
pada tanah dan atau perairan

YANG TERMASUK BANGUNAN


Jalan

lingkungan dalam satu kesatuan dengan


komplek bangunan
Jalan tol
Kolam renang
Pagar mewah
Tempat olahraga
Galangan kapal, dermaga
Taman mewah
Fasilitas lain yang memberi manfaat

Surat

Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)


adalah surat yang digunakan oleh Wajib
Pajak untuk melaporkan data objek menurut
ketentuan Undang-undang Pajak Bumi dan
Bangunan

Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)


adalah surat yang digunakan oleh Direktorat
Jendral Pajak untuk memberitahukan
besarnya pajak terutang kepada wajib pajak.
Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan
SPPT berdasarkan SPOP.

OBJEK PAJAK
1. Klasifikasi bumi/tanah diperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut:
Letak
Peruntukan
Pemanfaatan
Kondisi lingkungan dan lain-lain
2. Klasifikasi bangunan diperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut:
Bahan yang digunakan
Rekayasa
Letak
Kondisi lingkungan dan lain-lain

BUKAN OBJEK PAJAK

Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan


umum dan tidak untuk mencari keuntungan
Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala,
atau yang sejenis dengan itu
Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan
wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang
dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum
dibebani suatu hak
Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat
berdasarkan atas perlakuan timbal balik
Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi
internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.

NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK


KENA PAJAK (NJOPTKP)

Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena


Pajak (NJOPTKP) ditetapkan untuk masingmasing Kabupaten/Kota dengan besar setinggitingginya Rp 12.000.000,00 untuk setiap wajib
pajak.

Apabila Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek


pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah
satu ojek pajak yang nilainya terbesar,
sedangkan objek pajak lainnya tetap dikenakan
secara penuh tanpa dikurangi NJOPTKP.

Seorang wajib pajak mempunyai objek pajak berupa bumi


dan bangunan di Desa A dan Desa B dengan nilai
sebagai berikut:
1. Desa A:
NJOP Bumi
Rp 13.000.000,00
NJOP Bangunan Rp 9.000.000,00
2. Desa B:
NJOP Bumi
Rp 8.000.000,00
NJOP Bangunan Rp 10.000.000,00

NJOPTKP untuk objek pajak di wilayah tersebut adalah


Rp 10.000.000,00

Desa A:
NJOP Bumi
NJOP Bangunan
NJOP sebagai dasar pengenaan PBB
NJOPTKP
NJOP untuk perhitungan PBB

Penghitungan PBB-nya:
Desa B:
NJOP Bumi
NJOP Bangunan
NJOP sebagai dasar pengenaan PBB
NJOPTKP
NJOP untuk perhitungan PBB

Rp 13.000.000,00
Rp 9.000.000,00
Rp 22.000.000,00
Rp 10.000.000,00
Rp 12.000.000,00

Rp 8.000.000,00
Rp 10.000.000,00
Rp 18.000.000,00
0
Rp 18.000.000,00

Tarif Pajak

Tarif Pajak yang dikenakan atas objek pajak


adalah sebesar 0,5%

Dasar Pengenaan Pajak

besarnya persentase untuk menentukan besarnya NJKP,


yaitu:
1. Sebesar 40% dari NJOP untuk:
Objek Pajak perkebunan
Objek Pajak kehutanan
Objek Pajak lainnya, yang Wajib Pajaknya perorangan
dengan NJOP atas bumi dan bangunan sama atau lebih
besar dari Rp 1.000.000.000,00
2. Sebesar 20% dari NJOP untuk:
Objek Pajak pertambangan
Objek Pajak lainnya yang NJOP-nya kurang dari Rp
1.000.000.000,00

CARA MENGHITUNG PAJAK PBB

Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengkalikan


tarif pajak dengan NJKP
= Tarif Pajak x NJKP
= 0,5% x Persentase NJKP x (NJOP-NJOPTKP)
Contoh:
Wajib pajak A mempunyai sebidang tanah dan bangunan
yang NJOP-nya Rp 20.000.000,00 dan NJOPTKP untuk
daerah tersebut RP 12.000.000,00, maka besarnya pajak
yang terutang adalah:
PBB = 0,5% x 20% x ( Rp 20.000.000,00 Rp 12.000.000,00)
= Rp 8.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai