08 Panduan Teknis Jembatan
08 Panduan Teknis Jembatan
08 Panduan Teknis Jembatan
Halaman 1 dari 16
JEMBATAN
I. UMUM
I.1. Definisi
Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi diatas sungai yang digunakan sebagai
prasarana lalulintas darat.
I.2. Kriteria Sistem
Lingkup jembatan dalam proyek ini adalah jem,batan yang melengkapi sisitem
lalulintas ekonomi dan transportasi masyarakat desa, yaitu :
Jembatan pada jalan desa yang menghubungkan desa dengan desa lain atau kota
sebagai prasarana perhubungan ekonomi dan komunikasi desa;
Jembatan untuk lalulintas orang dan kendaraan roda dua dengan konstruksi
dari bambu atau kayu.
Jembatan untuk lalulintas kendaraan beroda empat dengan beban ringan 3,5
ton, yaitu jembatan kayu dan jembatan kayu dengan gelagar besi.
ALTERNATIF PILIHAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Jenis Konstruksi
Jembatan Bambu
Fungsi Pemakaian
Pejalan kaki & roda dua
Ukuran Konstruksi
Lebar maks. = 2,0 meter
Panjang maks = 10,0 meter
Jembatan Gantung
Jembatan Kayu
Jembatan Kayu dengan
Gelagar Besi
Catatan : Gunakan bentang dengan kelipatan 3 meter untuk jembatan gelagar kayu, dan 5
meter bila menggunakan gelagar profil baja.
Panduan Jembatan,2007
Halaman 2 dari 16
Jembatan konstruksi beton dengan gelagar beton dan lantai plat beton dapat
digunakan bila keadaan mengijinkan.
I.5. Gambar Perencanaan
Gambar dibuat di kertas A3 yang terdiri dari :
- Gambar Tata Letak
- Gambar denah dan potongan
- Gambar detail konstruksi
Gambar dapat dilakukan dengan sket dengan syarat dapat dibaca dan dimengerti
mandor, dengan ukuran dalam cm.
I.6. Perhitungan Volume Pekerjaan
Dibuat dengan berdasar gambar yang sudah selesai dan disetujui dalan MAD berupa
Daftar Kebutuhan Bahan, pada blangko yang telah tersedia.
I.7. Perhitungan Kebutuhan Hari Orang Kerja (HOK)
Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh masyarakat setempat dengan
menitikberatkan pada masyarakat miskin, dan perlu kesepatakan penggunaan tenaga
kerja dan kebutuhan HOK untuk menyelesaikannya. Kebutuhan tenaga terampil
minimal 2 orang tukang kayu.
I.8. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
RAB (Rencana Anggaran Biaya) dibuat berdasar hasil perhitungan volume pekerjaan
dan kebutuhan Hari Orang Kerja serta hasil suvei harga bahan.
Rencana anggaran biaya ini harus disetujui oleh Ketua Umum LKMD, Konsultan
Pendamping, dan Pimpro yang harus bisa dimengerti oleh pelaksana lapangan
(mandor)
II. JEMBATAN BAMBU
II.1. Perencanaan Teknis
a. Survei Lokasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalan survey lokasi :
- kondisi situasi penampang sungai yang dilewati jalan atau rencana jalan.
- Rencana posisi jembatan
- Pengukuran lebar sungai untuk mengetahui rencana bentang jembatan
- Data tinggi air maksimum / tinggi air banjir yang pernah terjadi yang didapat dari
penduduk setempat dan di control dengan data yang ada di Dinas Pengairan
setempat.
- Survei harga material yang tersedia dan material yang harus dibeli dari luar desa.
b. Kriteria Desain
Alternatif pemilihan desain konstruksi, setelah diperoleh bentang yang dibutuhkan :
- Jembatan bambo tipe Dua Perletakan, untuk batang maksimum 5,0 meter
Panduan Jembatan,2007
Halaman 3 dari 16
Letakkan dua batang bambu ke arah melintang dengan panjang sesuai lebar
jembatan dengan diameter bambu 10 -14 cm dan diperkuat dengan 3 buah
pasak bambu pada setiap batang bambu tersebut.
Pemancangan dengan palu tangan, berat 8-10 kg, bila tanah asli cukup keras,
pemancangan dihentikan saat bambu susah masuk.
Panduan Jembatan,2007
Halaman 4 dari 16
Pancangkan tiang sokongan pada kedua tebing sungai dengan kedalaman 2,5
meter.
Hubungan seperti diatas dilakukan juga pada batang yang dipasang di bawah
lantai jembatan dengan lubang pasak diletakkan di atas buku bambu.
5) Pemasangan Lantai
Pasang anyaman bambu dilantai jembatan dengan cara mengikatnya pada besi
pengikat gelagar memanjang.
6) Pemasangan Tiang Sandaran
Pasang tiang sandaran setinggi satu meter dari lantai jembatan dengan cara
mengikatkan pada batang tegak dengan menggunakan tali ijuk, dengan jarak tiang
1 meter.
Hubungkan bambu dari tiang pada bagian atas dan diikat satu sama lain.
Panduan Jembatan,2007
Halaman 5 dari 16
III.JEMBATAN GANTUNG
III.1.Perencanaan Teknis
a. Survei Lokasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan survei sama dengan yang tertulis
pada jembatan bambu. ( Secara umum pelaksanaan survey lokasi sama untuk
pembangunan jembatan jenis apa saja)
b. Kriteria Desain
Alternatif pemilihan desain konstruksi dari material bambu setelah diperoleh bentang
yang dibutuhkan, ukuran lebar 1,5 meter dan panjang maksimum 60 meter.
Bentang
(m)
15
H
(m)
3,0
f
(m)
1,5
seling
Pengaku
3/8
kabel
Utama
1/2
f
(m)
0,31
20
3,5
2,0
1/2
5/8
0,42
25
4,0
2,5
1/2
5/8
0,52
30
5,0
3,0
1/2
3/4
0,62
35
6,0
3,5
5/8
3/4
0,73
40
7,0
4,0
5/8
7/8
0,83
45
7,5
4,5
5/8
7/8
0,94
50
8,0
5,0
3/4
1,04
55
9,0
5,5
3/4
1 1/8
1,15
60
10,0
6,0
3/4
1 1/4
1,25
Panduan Jembatan,2007
Halaman 6 dari 16
III.2.Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut :
a. Pembersihan lokasi
b. Persiapan material
c. Pekerjaan konstruksi jembatan
d. Pembersihan dan pemulihan lokasi
a. Pembersihan Lokasi
Pembersihan dilakukan sama dengan jembatan bambu.
b. Persiapan Material
Material yang disiapkan sebelum pelaksanaan pembangunan yaitu :
- Tiang utama (Pylon), dibuat di bengkel besi. Pelaksanaan di lapangan hanya tinggal
merakit dan menyetel pada lantai pondasi.
- Klem, kabel sling, besi penggantung, warfel, dll jumlahnya tergantung kebutuhan,
jadi ditentukan pada saat perencanaan.
- Kayu balok, papan, paku untuk lantai jembatan.
- Batu belah, pasir dan semen unutk pondasi.
c. Pemasangan Konstruksi Jembatan
1) Penentuan as jembatan dengan menggunakan patok kayu, ketinggian jembatan
ditentukan pada patok tersebut. Usahakan jembatan berdiri pada posisi datar.
2) Gali pondasi untuk dudukan pylon dan pondasi angker.
3) Buat pasangan batu kali untuk pondasi pylon dan blok angker dengan campuran 1
semen : 3 pasir, angker untuk landasan pylon, kabel dan untuk pengaku harus
dipasang dengan benar.
Panduan Jembatan,2007
Halaman 7 dari 16
4) Pasang tiang pylon yang sudah dibuat di luar lokasi, kemudian baut pada
hubungan antara tiang pylon dan pondasi dikencangkan.
Pengaku dari besi siku dipasang melintang pada ujungatas pylon dengan baut.
5) Pasang kabel dengan menghubungkan dua blok angker di kedua tepi sungai
melalui kedua puncak (rol) pylon yang dilewati. Sambungan kabel dan blok
angker harus menggunakan warfel.
6) Pasang besi penggantung dan gelagar melintang dimulai dari bagian (segmen I)
yang paling dekat dengan Pylon.
7) Pemasangan bangian II dan seterusnya, sama dengan pemasangan bagian I.
Untuk kelancaran kerja, antara 2 gelagar melintang dipasang lantai sementara.
(dari bambu/papan/balok kayu).
8) Pasang kabel seling (pengaku) di bawah gelagar.
9) Pasang gelagar memanjang yang menumpu pada gelagar melintang.
Penyambungan gelagar-gelagar memanjang tidak boleh dalam satu garis (harus
seling-seling).
10) Pasang lantai jembatan
IV. JEMBATAN KAYU DAN JEMBATAN GELAGAR BESI
IV.1. Perencanaan Teknis
A. Survei Lokasi
Semua kegiatan survei untuk pembangunan jembatan pada umumnya sama dengan
penjelasan sebelumnya
B. Kriteria Desain
Jembatan desa difungsikan untuk prasaranan penghubung lalu lintas kendaraan
ringan dengan volume rendah
1. Ketentuan Tinggi Jagaan (ruang bebas dibawah jembatan / clearance)
Kondisi
Irigasi
Tenang
0.50 meter
Dataran
Tenang
0.60 meter
Deras
1.00 meter
Tenang
1.0 meter
Deras
1.50 meter
Perbukitan
2.
Panduan Jembatan,2007
Halaman 8 dari 16
Penampang
Balok
Panjang Balok
s/d 3,0 m
Persegi panjang
3,0 m
255 150
Persegi
+ 50 cm
215 215
bundar
s/d 4,5 m
2.5 3
4.5
Jumlah Balok
3
255
Persegi panjang
4,5 m
300 150
Persegi
+ 50 cm
240 240
bundar
s/d 6,0 m
Ukuran Balok
(mm)
Lebar
Jembatan (m)
300
Persegi panjang
6,0 m
300 200
Persegi
+ 50 cm
280 280
bundar
400
Panduan Jembatan,2007
Halaman 9 dari 16
Bentang
Bersih
Penampang
Gelagar (m)
Tinggi (H)
(mm)
Lebar Leher
(mm)
Berat
per m
(kg)
3,5
200
90
78
4,5
200
90
105
5,5
230
102
166
6,5
260
113
250
7,5
280
119
333
8,5
300
125
430
9,5
320
131
545
10
10,5
360
143
757
11
11,5
380
149
918
12
12,5
400
155
1100
13,5
425
163
1340
14
14,5
425
163
1442
15
15,5
450
170
1725
16
16,5
475
178
2040
Lebar
Jembatan (m)
2.5 3
4.5
Jumlah Balok
3. Pembebanan Jembatan
Pembebanan pada jmebtan untuk lalu lintas ringan
-
poros depan
1,5 ton
Poros belakang
3,5 ton
Panduan Jembatan,2007
Halaman 10 dari 16
15 15 cm s/d 30 30 cm
diameter 24 cm s/d 34 cm
kedalaman pancang yang disyaratkan untuk pondasi ini minimal 3 meter dan
maksimum 6 meter.
Pemancangan dilakukan dengan menggunakan palu pemukul yang pemukulannya
R=
W H
6 S 15
Panduan Jembatan,2007
Halaman 11 dari 16
Panduan Jembatan,2007
Halaman 12 dari 16
- Batu kali
- Meterial lainnya sesuai dengan gambar rencana
Jembatan Kayu Gelagar Besi
- Kayu balok 30/15 atau 30/30 atau kayu gelondongan (kayu dolken) besar diameter
24 s/d 40 cm
- Besi profil I sesuai dengan ukuran untuk jembatan gelagar besi
- Papan kayu tebal 8/25
- Besi siku L 40. 60. 5 ; L. 70. 700. 7 ; L 90. 150. 10
- Besi strip tebal 4 mm lebar 50 mm
- Paku dan mur baut
- Sirtu (40% pasir dan 60 5 batu)
- Batu kali
- Material lainnya sesuai dengan gambar rencana
c. Pemasangan Konstruksi Jembatan
1. Penentuan as jembatan
Gunakan patok kayu dengan ketinggian jembatan sesuai dengan tinggi patok,
yang kemudian tarik benang pada patok tersebut.
2. Pembuatan pondasi jembatan dan kepala jembatan.
Pondasi langsung tipe batu kali untuk tanah yang kurang baik.
- tentukan rencana ukuran pondasi batu kali
- gali tanah hingga kedalaman yang ditentukan, atau sampai tanah keras.
- hamparkan pasir urug setebal 10 cm dan padatkan.
- Pasang pondasi batu kali dengan speci 1 semen : 3 pasir, sesuai dengan rencana
ukuran pondasi.
- Tempatkan balok kayu dimensi 30 30 cm sebagai tumpuan, diangkur dengan besi
beton 12 mm, yang ditanam ke pondasi panjang 75 cm, setiap 50 cm.
Panduan Jembatan,2007
Halaman 13 dari 16
Catatan : Untuk pondasi langsung tipe balok kayu susunan yang digunakan sama
dengan jarak antar balok 30 cm
Pondasi Tiang Pancang Kayu untuik tanah kurang baik.
Kedalaman pancang kayu untuk tanah kurang baik.
- Pancangkan 6 batang kayu ukuran 30 30 cm yang ujung-nya telah diruncingkan
pada posisi as jembatan, yang dipukul dengan palu beton berat 100 kg ukuran 30
30 50 cm, dengan tinggi jatuh 50 100 cm.
- Penghentian pemancanggan apabila pada 10 kali pukulan terakhir, dengan tinggi
jatuh 100 cm, jumlah penurunan kumulatif 5 m.
Panduan Jembatan,2007
Halaman 14 dari 16
- Penyambungan tiang pancang denagn cara memotong kedua bagian tiang kemudian
diklem dengan plat besi 3 cm 3 mm dan diikat dengan kawat 3 mm
- Di atas tiang pancang dipasang balok kayu ukuran 30 30 cm yang
menghubungkan dua tiang pancang dengan cara diklem dengan plat atau
menggunakan paku pengapit dari besi beton 16 mm.
- Pasang balok kayu sbagai tumpuan gelagar antara dua kepala tiang pancang,
panjang 3,5 meter atau sesuai lebar rencana jembatan dan pasang kayu pengapit
pada setiap tiang pancang.
3. Pemasangan gelagar jembatan dan lantai jembatan
a. Gelagar kayu
Pemasangan gelagar balok dilakukan setelah kegiatan pondasi dan kepala
jembatan, pemasangan gelagar diatas balok tumpuan. Klem gelagar jembatan ke
balok tumpu dengan pondasi.
Pasang lantai jembatan dari kayu 8/25 dan pakukan ke gelagar jembatan.
Pada bagian lintasan roda dipasang papan 4/30 sepanjang jembatan.
b. Gelagar Besi
Gelagar besi tidak memerlukan balok tumpu, gelagar dipasang diatas pondasi
Pasang lantai jembatan dari kayu 8/25, yang diikat dengan 2 baut sekrup 10
mm dan plat pengapit ke gelagar jembatan.
Dibagian lintasan roda kendaraan dipasang papan 4/30 sepanjang jembatan.
4. Pemasangan sandaran pengaman (tiang sandaran/hand railing)
Tiang sandaran dari kaso 5/7 dengan cara pasangnya yaitu memakukannya pada
balok tepi.
V. JEMBATAN BETON
Untuk desain dan konstrusi jembatan beton konsultan pendamping dapat
menggunakan Standar Bina Marga / KIMPRASWIL untuk jalan kabupaten.
Panduan Jembatan,2007
Halaman 15 dari 16
Keuntungan dan kerugian penggunaan jembatan beton dibanding jembatan kayu atau
jembatan gelagar besi, antara lain:
Keuntungan
- Masa pakainya lebih lama
- Kebutuhan untuk pemeliharaan seharusnya/relatif lebih ringan
- Harga tidak jauh berbeda dengan jembatan kayu, dan lebih murah daripada gelagar
besi
- Dapat dibangun di tempat yang tidaj ada kayu dan pengangkutan gelagar besi
sangat sulit/relatif mahal
- Masyarakat mendapatkan ketrampilan baru, yaitu cara menggunakan bahan beton
yang notabene sangat dipengaruhi oleh tingkat dan kualitas pemahaman struktur
beton dan cara pengerjaannya.
Kerugian
- Perlu ketrampilan khusus dalam desain
- Perlu pengawasan yang tenaga trampil yang dapat mengawasi tanpa meninggalkan
lokasi bangunan
- Perlu perhatian khusus untuk menjamin kualitas pekerjaan
- Sangat peka terhadap penurunan tanah (settlement)/ turunnya pondasi, maka perlu
pondasi yang terjamin kuat
- Lebih sulit pemeliharaan bila ada kerusakan
- Kerusakan lebih sulit dideteksi sampai dengan jembatan ambruk, maka lebih
berbahaya
- Bila dibuat lebar dan panjang, proporsi biayanya sangat besar, dan proporsi dana
untuk bahan lebih tinggi dibanding proporsi untuk tenaga kerja
- Tanpa pengawasan yang ketat, resiko kegagalan cukup besar
- Ketrampilan untuk membangun jembatan beton tidak dapat diterapkan oleh
masyarakat sendiri pada masa pasca proyek, karena sangat bergantung pada
konsultan dan pemngawas. Mereka tidak mendapatkan ketrampilan yang dapat
diterapkan pada kebutuhan lain-lain.
Persyaratan untuk Jembatan Beton
Karena masalah-masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu beberapa
pembatasan dan persyaratan untuk jembatan beton, sebagai berikut :
1. Ukuran bentang dibatasi yaitu 6 meter. Untuk bentang lebih panjang harus
mendapatkan persetujuan dari konsultan inti dan Pimpro berdasarkan hasil dan
temuan di lapangan, dan hal ini perlu didukung dengan alasan yang sangat kuat
2. Desainer harus sudah berpengalaman dalam pembuatan jembatan beton
3. Harus tersedia tenaga pengawas lapangan yang sudah berpengalaman dengan
pembuatan struktur yang sama. Orang tersebut harus siap bekerja di tempat
jembatan selama pelaksanaan jembatan, dan tidak boleh merangkap pengawas
lokasi proyek lain.
Panduan Jembatan,2007
Halaman 16 dari 16
4. Pondasi harus jelas kuat dan stabil, yang dapat diperiksa melalui tes pit atau
pengeboran (soil auger). Jembatan beton tidak diijinkan pada lokasi yang
mempunyai sifat tanah kurang stabil dan daya tahan lemah. Jembatan beton
untuk lokasi dengan tanah kurang baik memerlukan suatu penelitian yang cukup
mahal, termasuk test laboratorium tanah, dengan pondasi yang rumit dan mahal.
Harganya sudah tidak memenuhi persyaratan yang ada pada pedoman operasional
program.