Makalah Lcs
Makalah Lcs
Makalah Lcs
HALAMAN JUDUL......................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1.2 Tujuan.................................................................................................................
15
15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium merupakan hal yang terpenting dalam proses diagnosis
suatu penyakit. Banyak informasi penting yang bisa didapatkan dari proses tersebut yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan langkah yang akan diambil terhadap
pasien. Dengan demikian, proses pemeriksaan laboratorium memiliki peranan vital bagi
pasien. Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien menggunakan bahan pemeriksaan yang
berasal dari tubuh pasien. Pada prinsipnya semua organ dan cairan tubuh dapat diperiksa,
namun yang sering dilakukan untuk pemeriksaan rutin hanya specimen yang memiliki arti
klinis, misalnya darah, urine, serum, sekret/efusi, cairan sendi, dan cairan otak (LCS).
Pada makalah ini akan dibahas secara khusus pemeriksaan laboratorium klinik
terhadap specimen cairan otak atau Liquor Cerebro Spinalis (LCS). Pemeriksaan LCS ini
berperan penting dalam mendiagnosa adanya gangguan terhadap selaput otak/ meningia.
Pemeriksaan Terhadap LCS ini terbagi atas pemeriksaan Makroskpis, Mikroskopis, dan
Kimiawi. Tinjauan pustaka mengenai LCS akan dijelaskan lebih lanjut pada bab selanjutnya.
1.2
Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk menentukan tekanan cairan otak, untuk mencatat gangguan aliran cairan otak,
atau menurunkan tekanan, dengan jalan mengurangi volume cairan otak.
: Visual
Tujuan
Tabung reaksi
Beaker gelas
Refraktometer abbe
Spesimen
: Cairan LCS
Cara Kerja
Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece BJ.
Paramete
o
1.
r
Warna
Penilaian
Interpretasi
Tidak
Normal
Tidak
berwarna,
Kuning
berwarna
3.
4.
5.
Kejerniha
coklat,abu - abu
Jernih, agak keruh, keruh,
sangat
Bekuan
kemerahan
Tidak ada
pH
bekuan
7,3 atau setara dengan pH
BJ
plasma/serum
1.000 1.010
keruh,
bekuan,
Jernih
keruh
ada
Tidak
ada
bekuan
1.003 1.008
LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak dapat
diperiksa karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam darah, terutama
bila ada bekuan merah sebagaimana darah membeku.
5
Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan terdiri
atas benang fibrin.
Dalam keadaan normal cairan otak tidak berwarna, dalam keadaan patologis cairan otak
berwarna :
Kekuning-kuningan
Warna ini dapat disebaakan derivat hemoglobin dari perdarahan yang telah lama terjadi
( minimum 6 jam maximum 1-1,5 minggu), brasal dari bilirubin darah bila intensitas
ikterus hebat. Cairan otak xanthocrome karena kadar protein yang sangat tinggi atau
pendarahan dapat membeku
Merah
Warna merah disebakan oleh karena:
Coklat
Warna coklat disebabkan perdarahan yang lama disertai dengan adanya hemolisis ,
maka LC akan berwarna coklat
Keabu-abuan
Warna keabu-abuan ini disebabkan oleh adanya leukosit dalam jumlah besar
Pemeriksaan cytolosis
Pemeriksaan cytolosis penting untuk :
Menghitung jumlah sel
Mengetahui jenis sel dan perbandingannya
Mengenal sel dan perbandingannya
Pemeriksaan harus segera dilakukan karen bila terlalu lama (lebih besar dari 30 menit)
akan mengakibatkan jumlah sel berkurang ini disebakan karena :
Metode
Prinsip
:
:
Bilik Hitung
LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel
leukosit dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya
thoma leukosit
Tissue
Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan
aquadest 90 mL.
Spesimen
: LCS
Cara Kerja
:
Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat
Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.
Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.
Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada
semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.
Perhitungan
:
PDP : 1/10 = 0,1x
TKP : 1/0,1 = 10x
KBH : 4 kotak leukosit
Sel : Jumlah sel ditemukan (berwarna keunguan dengan inti dan sitoplasma)
Sel
: Giemsa Stain
: Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam
cairan LCS
7
Objek Gelas
Kaca Penghapus
Sentrifuge
Tabung reaksi
Metanol absolut
Giemsa
Timer
Spesimen
: LCS
Cara Kerja
Prinsip
Tujuan
Cara
cincin putih.
Hasil
: Normal tidak terjadi cincin putih pada daerah perbatasan kedua
cairan, bila terbentuk maka nonne test positif (adanya serum dalam LCS)
Metode Pandy Test
Metode
: Pandy
Prinsip
Tujuan
Tabung reaksi
Pipet tetes
Cara Kerja
LCS
Interpretasi
Uji Nonne
Metode
Prinsip
: Nonne
: Protein dalam larutan jenuh garam ammonium sulfat akan
mengalami denaturasi berupa kekeruhan hingga terbentuka
endapan.
Tujuan
Tabung reaksi
Pipet tetes
: LCS
Cara Kerja
kemiringan 45.
-
Amati adanya cincin putih keruh pada kedua lapis larutan tersebut pada
posisi tegak.
Interpretasi
Protein
Metode
: Biuret
Prinsip
Tujuan
Alat
Tabung reaksi
Fotometer
Reagensia
-
10
Spesimen
: LCS
Cara Kerja :
-
Standar
Blanko
-
Standar
20 l
Sampel
-
Serum
20 l
Reagen kerja
1000 l
1000 l
1000 l
Absorben standard
= ..............g/dL x 1000
= ......mg/dL
Glukosa
Metode
Prinsip
GOD-PAP
hidrogen
peroksida
yang
bereaksi
dengn
4-
glukosa oxidase
Glukonate + H2O2.
POD
Quinoneimine + 4
Alat
- Timer
- Tissue
- Rak Tabung
Fotometer
Reagensia :
-
LCS
Cara kerja:
-
Stand
Sam
Stand
ko
-
ar
10 l
pel
-
ar
10 l
Seru
1000
1000
1000
Reag
en
kerja
Absorben :
Perhitungan :
12
Glukosa
= Absorben sampel
Absorben standard
= ..............mg/dL
Nilai Normal : 45 70 mg/dL
Chlorida
Metode
: TPTZ
Prinsip
: Ion Chlorida bereaksi dengan Mercury (II), 2,4,4-tri-(2pyridil)-S-triazide kompleks (TPTZ) membentuk merkuri
(II) chlorida. TPTZ bebas bereaksi dengan ion besi (II)
menghasilkan warna biru kompleks. Perubahan absorben
pada 578 nm sebanding dengan kadar chlorida.
Tujuan
Alat
- Tissue
- Rak Tabung
Fotometer
Reagensia
-
- Timer
Spesimen
: LCS
Cara Kerja
Stand
Sam
Stand
ko
-
ar
10 l
pel
-
ar
10 l
13
Seru
1000
1000
1000
Reag
en
kerja
-
Absorben standard
= ..............mmol/L
Nilai Normal : 98 - 106 mmol/L
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
14
Cairan otak dibentuk oleh plexus chroideus dan merupakan hasil filtrasi dari
plasma. Cairan ini serupa dengan plasma bedanya hanya elemen-elemen yang terkandung
didalamnya, umpamanya kadar Na, Ca HCO 3, glukosa dalam jumlah yang rendah dll.
Perbedaan ini disebabkan adanya permobility yang selektif dan faktor-faktor sekresi dari
dinding plexus choroedeus. Disamping itu dikenal pula istilah blood brain barrier dimana
pada keadaan normal mencegah masuknya beberapa bahan kedalam cairan otak misalnya
bilirubin dan penicillin pada keadaan patologis barrier ini rusak sehingga terdapat cairan otak
yang patologis pula.
Fungsi cairan otak
1.
2.
3.
1.
2.
Sisterna magna
3.
1.
Pemeriksaan makroskopis
2.
Pemeriksaan mikroskopis
3.
Pemeriksaan kimiawi
Nilai-nilai normal untuk pemeriksaan cairan tulang belakang (spinal fluid) adalah
sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
15
http://kloworzberly.blogspot.com/2013/06/cerebrospinal-fluid.html
http://rakhmatul-binti-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-85016-Umum-LCS.html
16