Kadar Abu

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Mengetahui kadar abu yang dikandung sampel sampah tertentu
1.2 Prisip Percobaan
Sampah dipanaskan pada temperatur dimana bagian abu sampah akan
terpijarkan dan menguap

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Abu adalah zat organik yang merupakan sisa hasil pembakaran suatu
bahan organik. Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada bahan yang
dibakar dan cara pengabuannya. Kadar abu ada hubunganya dengan mineral suatu
bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam
garam yaitu garam organik dan garam anorganik. Garam yang termasuk garam
organik seperti garam-garam asam malat, oksalat, asetat, pektat. Sedangkan garam
anorganik dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, nitrat.
Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral berbentuk sebagai
senyawa komplek yang bersifat organis. Apabila menentukan jumlah mineralnya
dalam bentuk aslinya sangatlah sulit, oleh karena itu biasanya dilakukan dengan
menentukan sisa-sisa pembakaran garam mineral tersebut, yang dikenal dengan
pengabuan. (sudarmadji. 2003)
Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk menentukan baik tidaknya suatu proses penggolahan
2. Untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan
3. Untuk memperkirakan kandungan buah yang digunakan untuk membuat
jelly. Kandungan abu juga dapat dipakai untuk menentukan atau
membedakan fruit uinegar (asli) atau sintesis
4. Sebagai parameter nilai bahan pada makanan. Adanya kandungan abu
yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi menunjukkan adanya pasir
atau kotoran lain. (Irawati, 2008)
Penentuan kadar abu adalah mengoksidasi senyawa organik pada suhu
yang tinggi, yaitu sekitar 500 - 900C dan melakukan penimbangan zat yang
tinggal setelah proses pembakaran tersebut. Lama pengabuan tiap bahan berbeda beda dan berkisar antara 2 - 8 jam. Pengabuan dilakukan pada alat pengabuan,

yaitu tanur yang dapat diatur suhunya. Pengabuan diangap selesai apabila
diperoleh sisa pembakaran yang umumnya bewarna putih abu-abu dan beratnya
konstan dengan selang waktu 30 menit. Penimbangan terhadap bahan dilakukan
dalam keadaan dingin, untuk itu krus berisi abu yang diambil dari dalam tanur
harus lebih dahulu dimasukan ke dalam oven agar suhunya turun menyesuaikan
degan suhu didalam oven, barulah dimasukkan kedalam desikator sampai dingin,
kemudian abunya dapat ditimbang hingga hasil timbangannya konstan. (Anonim,
2010)

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Sampel sampah kering yang halus
2. Timbangan
3. Cawan krus porselin
4. Furnace 900C
5. Penjepit (tang kurs)
3.2 Cara Kerja
1. masukkan cawan kosong yang berisi sampel dari penetapan kadar
volatil ke dalam furnace 900C selama 1 jam. Lebihkan 15 menit
untuk pencapaian temperatur 900C
2. masukkan furnace, biarkan dingin, masukkan ke dalam desikator, lalu
timbang cawan ( y gram )

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Laporan Penentuan Kadar Abu. http://scribd.com. Diakses 3


Maret 2014.
Irawati. 2008. Modul Pengujian Mutu 1. Cianjur: Diploma IV PDPPTK VEDCA.
Sudarmadji, dkk. 2003. Prosedur Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberti.

Anda mungkin juga menyukai