Tugas Besar
Tugas Besar
Tugas Besar
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1
Saluran Terbuka
4.1.1
Current Meter
a.
Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Current Meter
Posisi
Jarak
Ketinggian
Pias (m)
Kedalaman
Alat (m)
Waktu
Penguku
dari
Pengukuran(s)
ran(m)
Awal
0
1
2
3
4
5
(m)
0
1
2
3
4
5
0.05
0.12
0.12
0.13
0.18
0.23
0.6h
0.6h
0.6h
0.6h
0.6h
0.6h
10
10
10
10
10
10
6
7
6
7
0.26
0.25
0.6h
0.6h
10
10
n1
Jumlah Putaran
n2
n3
nrata-rata
Kecepa
tan
Luas
2
Debit
(m )
(m3/s)
(m/s)
12
13
13
12.66
0.340
0.12
0.0697
16
16
17
16.33
0.436
0.155
0.122
11
13
13
12.33
0.331
0.205
0.148
11
0.244
0.215
0.114
. (2.2)
Panduan Praktikum Mekanika Fluida
dan Hidraulika Si-2131. Program Studi
Teknik Sipil FTSL ITB. 2006
Luas Trapesium=
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
H2 = 1 m
Periode ( T )=
nratarata
. (2.3)
t
Periode ( T )=
12.66
10
Periode ( T )=1.266 s
V =0.2615 T +0.009
m
s
Luas= A 1+ A 2 .(2.5)
Luas A 1=
0.05+0.12
1
2
Luas=0.085 m2
Luas A 2=0.12 X 1
Luas=0.12m 2
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Luas t otal = 0.085+0.12
Luas total=0.205 m2
Q= A . V
. (2.6)
Q=0.205 0.340
3
Q=0.0697 m / s
h4 = 3 m
Periode ( T )=
Periode ( T )=
nratarata
..(2.3)
t
16.33
10
Periode ( T )=1.633 s
V =0.2615 T +0.009
V =0.2615 ( 1.633 ) +0.009
V =0.436 m/ s
Luas= A 1+ A 2 ..(2.5)
Luas A 1=
0.13+0.12
1
2
Luas=0.125 m2
Luas A 2=
TUGAS BESAR
0.13+0.18
1
2
2
Luas=0.155 m
Luas total=0.125+0.155
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
2
Luas=0.28 m
Q= A V
. (2.6)
Q=0.28 0.436
Q=0.122 m3 /s
h6 = 5 m
Periode ( T )=
Periode ( T )=
nratarata
.(2.3)
t
12.33
10
Periode ( T )=1.233 s
V =0.2615 T +0.009
V =0.2615 ( 1.233 ) +0.009
V =0.331 m/s
Luas= A 1+ A 2 ..(2.5)
Luas A 1=
0.18+0.23
1
2
2
Luas=0.205 m
Luas A 2=
TUGAS BESAR
0.23+0.26
1
2
Luas=0.245 m2
Luas total=0.205+0.245
2
Luas=0.45 m
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
.......... (2.6)
Q=0.45 0.331
3
Q=0.148 m /s
h8 = 7 m
Periode ( T )=
nratarata
(2.3)
t
Periode ( T )=
9
10
Periode ( T )=0.9 s
V =0.2615 T +0.009
V =0.2615 ( 0.9 ) +0.009
V =0.244 m/s
Luas= A 1+ A 2 .(2.5)
Luas A 1=
0.26+0.25
1
2
2
Luas=0.255 m
Luas A 2=
0.25+0.18
1
2
2
Luas=0.215 m
Luas total=0.255+0.215
Luas=0.47 m2
Q= A V
. (2.6)
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
Q=0.47 0.244
Q=0.114 m3 /s
c. Pembahasan
Percobaan Current meter bertujuan untuk mengukur besarnya debit air
sungai pada kedalaman-kedalaman tertentu dan mengukur kecepatan aliran sungai
pada titik-titik tertentu. Sungai yang kita amati debitnya adalah sungai Krengseng di
Tembalang. Alat yang digunakan adalah current meter yang salah satu ujungnya
terdapat baling-baling yang dapat berputar apabila dikenai arus air. Teknik
pengambilan data dilakukan dengan cara merawas secara langsung dengan bantuan
current meter.
Dalam Percobaan ini, perhitungan jumlah putaran dilakukan hanya pada
titik genap dengan kedalaman alat hanya 0.6 h, karena bagaian sungai yang diukur
kedalamanya tidak lebih dari 1 meter. Lebar pias diambil tiap jarak 1 meter ( hingga
mencapai jarak 8.6 meter ). Ketinggian permukaan atau kedalaman air dihitung pada
tiap titik agar lebih mudah mencari luas penampang. Pada setiap ketinggian, jumlah
putaran baling-baling dihitung selama 10 detik yang nantinya akan digunakan untuk
mencari periode, sedangakan untuk menghitung kecepatan dapat mengunakan
Kalibrasi.
Jika T< 0.63 maka persamaan kecepatan yang dipakai adalah
T < 0.63
V = 0,2547T + 0,014, sedangkan jika T > 0.63 persamaan kecepatan
yang dipakai adalah T> 0.63
V = 0.2615T + 0.009. Luas penampang sungai
dihitung dengan menjumlahkan luas trapesium atau persegi panjang yang
perhitunganya didapat dari penjumlahan sisi sejajar dikalikan lebar pias ( 1 m ) lalu
dibagi dua.
Jumlah putaran pada current meter menunjukan kecepatan pada aliran
sungai Krengseng. Kedalaman alat mempengaruhi jumlah putaran. Dari data
percobaan terlihat bahwa terjadi perbedaan jumlah putaran di setiap titik tinggi pias.
Hal ini menunjukan bahwa kecepatan aliran pada tiap kedalaman sungai tertentu
tidak sama.
Berdasarkan perhitungan, kecepatan maksimum berada pada H 4 dengan tinggi
pias sebesar 0.13 m yaitu sebesar 0.436 m/s. Aliran pada sungai Tembalang ini tidak
seragam karena kerapatan berbeda di setiap titik. Pada saat praktikum, aliran sungai
dan debit sungai dapat dikatakan relatif kecil karena tidak terjadi luapan air sungai.
Semakin kecil nilai periodenya (T) maka semakin kecil pula kecepatan yang terjadi.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan periode dengan kecepatan berbanding lurus.
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
V
t ...... (2.10)
Q 1=
7000
4.2
Q1=1666.66 cm
/s
Q 2=
V
t (2.10)
Q 2=
8000
3.6
Q2=2222.22 cm 3 /s
Cd 1=
Q
Ba 2 g ( H Y )
.. (2.8)
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
Y(cm)
Q(cm3/s)
Cd
V(cm3) t(s)
2.5
3.8
1666.66
2222.22
0.799
0.673
7000
8000
4.2
3.6
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Cd 1=
1666.66
15 0.6 2 980 ( 29.92.5 )
Cd 1=0.799
Cd 2=
Q
Ba 2 g ( H Y )
Cd 2=
2222.22
15 1 2 980 ( 28.53.8 )
..(2.8)
Cd2=0.673
Cd ratarata=
Cd 1 +Cd 2
..(2.9)
2
Cd ratarata=
0.799+0.673
2
Cd ratarata=0.736
Tabel 4.3 Hasil Percobaan
N
o
1
2
a(cm)
b(cm)
Q(cm3/s)
0.6
1
15
15
1535.05
0.736
2429.101 0.736
Cd
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
H(cm)
V(cm3)
Y(cm)
29.9
28.5
7000
8000
2.5
3.8
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
3
Pada data di atas, kita bisa melakukan check error dalam perhitungan debit pintu
sorong. Perhitungan tersebut dapat dihitung dengan rumus :
Pada Tinggi bukaan pintu sorong : 0.6 cm
=
QstandarQ
100
Qstandar
.........(2.11)
sorong
1666.661535.05
100
1666.66
=7,896
QstandarQ
100
Qstandar
.......(2.11)
sorong
2222.22 2429.101
100
2222.22
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
=9.309
c. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk pertama mengamati keadaan aliran fluida di
hilir pintu sorong pada saat alat pengukur debit dinyalakan. Dari percobaan ini di
dapat terjadi perubahan ketinggian muka air di hilir pintu sorong. Perubahan
ketinggian muka air di hilir pintu sorong disebabkan karena pergerakan aliran fluida
untuk mencapai titik konstan. Tujuan yang kedua utnuk menghitung nilai koofisien
debit (cd) pintu sorong dan debit (Q) pintu sorong. Dari data diperoleh nilai koofisien
debit pada bukaan pintu sorong 0.6 cm adalah 0.799 dan debit pintu sorong ( Q pintu
3
sorong) diperoleh 1535.05 cm /s sedangkan untuk bukaan pintu sorong 1 cm, koofisien
3
debitnya adalah 0.673 dan debit pintu sorong(Qpintu sorong) diperoleh 2429.101 cm / s
. Dari data dapat dilihat tinggi bukaan pintu sorong berbanding terbalik dengan
besarnya koofosien debit. Hal ini sesuai dengan Rumus
Cd 1=
Q
Ba 2 g ( H Y )
Sehingga utnuk memperoleh debit dan koofisien debit dipengaruhi oleh tinggi muka
air di hulu, tinggi bukaan pintu sorong, kecepatan gravitasi, lebar penampang, dan
tinggi loncatan fluida saat fluida mengalir. Tujuan yang ketiga adalah mengamati
fenomena hydraulic jump dan back water. Dari hasil pengamatan di temukan
fenomena Hydraulic jump (y ) dimana besarnya y berbanding terbalik dengan
besarnya koofisien debit. Sedangkan backwater atau aliran balik ditemukan pada saat
fluida mulai mengalir. Sifat Aliran pada percobaan ini adalah steady uniform karena
perubahan variabel aliran tidak berubah terhadap waktu dan variabel aliran seperti
kedalaman, kecepatan, dan debit pada setiap penampang di sepanjang aliran adalah
konstan.
4.1.3 Peluap Thompson
a. Hasil Percobaan
Dari hasil percobaan saluran terbuka yang telah dilakukan didapat data sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Hasil Percobaan
t(s)
V(cm3)
4.5
H=h-p
(cm)
4.5
4.2
7000
G(cm/s
)
980
4.5
5.7
4.5
8000
980
No
h(cm)
P(cm)
10.2
Q(cm3/s) Cd
1666.67
1.6432
1777.77
0.970
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Q 1=
V
t (2.10)
Q 1=
7000
4.2
3
Q1=1666.67 cm /s
Q 2=
8000
4.5
3
Q2=1777.77 cm /s
Cd 1=
Cd1=
Q1
8
H 2.5 2 g .. (2.12)
15
1666.67
8
2.5
4.5 2 980
15
Cd 1=1.6432
Cd 2=
Cd 2=
Cd 2=
Q2
8
H 2.5 2 g (2.12)
15
1777.77
8
2.5
5.7 2 980
15
1777.77
8
2.5
5.7 2 980
15
Cd 2=0.970
Cd ratarata=
TUGAS BESAR
Cd 1 +Cd 2
..(2.9)
2
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Cdrata rata=
1.6432+ 0.970
2
Cd ratarata=1.306
Tabel 4.5 Hasil Percobaan
No
h(cm)
P(cm)
4.5
H=h-p
(cm)
4.5
G(cm/s
)
980
10.2
4.5
5.7
980
Qthomson(cm3/s)
Cd
t(s)
V(cm3)
1386.242
1.306
4.2
7000
2391.952
1.306
4.5
8000
8 Cd H 12.5 2 g
(2.12)
15
QT h omson 1=
QT h omson 1=1386.242 c m3 /s
QT h omson 2=
8 Cd H 22.5 2 g
(2.12)
15
QT h omson 2=
2.5
QT h omson 2=2391.952c m 3 /s
Pada data di atas, kita bisa melakukan check error dalam perhitungan debit peluap
Thomson. Perhitungan tersebut dapat dihitung dengan rumus :
Pada h : 9 cm
=
QstandarQ
Q standar
Thomson
100
........(2.13)
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
=
1666.671386.242
100
1666.67
=16.825
Pada h : 10.2 cm
=
QstandarQ
Q standar
Thomson
100
........(2.13)
1777.772391.952
100
1777.77
=34.547
c. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk pertama mengamati keadaan aliran fluida di hilir
pintu sorong dengan peluap thomson pada saat alat pengukur debit dinyalakan. Dari
percobaan ini di dapat terjadi perubahan ketinggian muka air di hilir. Perubahan
ketinggian muka air di hilir disebabkan karena pergerakan aliran fluida untuk
mencapai titik konstan. Tujuan yang kedua untuk menghitung debit dan koofisien
debit aliran fluida. Dari data diperoleh pada saat H= 4.5 cm debit yang dihasilkan
sebesar
1386.242 dan koofisien debit dibuat konstan sebesar 1.306 sedangkan pada saat H
=
5.7
2391.952
cm
debit
yang
dihasilkan
sebesar
8 Cd ratarata H 2.5 2 g
Q=
15
berbanding lurus dengan H. Semakin tinggi H nya maka debit yang dihasilkan akan
semakin besar. Sifat air pada saat melalui peluap Thomson adalah steady uniform
karena perubahan variabel aliran ( kedalaman dan kecepatan) tidak berubah terhadap
waktu, sedangkan disebut uniform karena adanya pembendungan dan terjunan air.
Susunan peluap Thompson jika terdapat aliran kritis, maka akan berpengaruh
pada kedalaman dan kecepatan. Selain itu karena adanya perubahan kecepatan dan
kedalaman tersebut akan menjadikan aliran tidak bersifat steady uniform flow lagi.
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
t.m.a di
kolam
tandon
1
2
3
4
5
83
82
81
80
79
23.2
24.5
24.2
24.1
23.8
22.8
24
23.7
23.4
22.7
22
23.1
22.8
22.5
22.3
23
24.4
24.1
23.8
23.5
10.3
11.8
11.2
10.8
10.3
14
15
14.7
14.7
14.4
13.8
15.1
15
14.7
14.3
11
10
10.5
10
10
4
3.5
3.3
3.1
3.3
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
Q
(l/s)
h pintu
Thomp
son
(cm)
Diameter
2.1
2.7
2.8
3.09
2.5
6
6
6
6
6
7.62
10.16
10.16
7.62
5.08
1
A 1= 3.14
4
A 1=45.580 cm2
V 1=
Q
A ..(2.6)
V 1=
2100
45.580
V 1=46.072cm/ s
Pada Pipa 2 :
D3 = 10.16 cm
1
A 3= D2 (2.18)
4
10.16
1
A 3= 3.14
4
A 3=81.032cm2
V 3=
Q
A (2.6)
V 3=
2100
81.032
V 3=25.915 cm/s
Pada Pipa 3 :
D4 = 10.16 cm
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
1
A 4 = 3.14
4
A 4 =81.032 cm2
V 4=
Q
A (2.6)
V 4=
2100
81.032
V 4 =25.915 cm/ s
Pada Pipa 4 :
D7 = 7.62 cm
1
2
A 7= D .(2.18)
4
7.62
1
A 7= 3.14
4
A 7=45.580 cm2
V 7=
Q
A ..(2.6)
V 7=
2100
45.580
V 7=46.072 cm/ s
Pada Pipa 5 :
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
D9 = 5.08 cm
1
A 9= D2 (2.18)
4
5.08
1
A 9= 3.14
4
A 9=20.258 cm2
V 9=
Q
A ..(2.6)
V 9=
2100
20.258
V 9=103.662 cm/s
Tabel 4.7 Perhitungan Kecepatan H=83 cm dan Q = 2100 cm3/s
A(cm2)
Q(cm3/s)
Pip
a
1
D(cm)
V(cm/s)
7.62
45.580
2100
46.072
10.16
81.032
2100
25.915
10.16
81.032
2100
25.915
7.62
45.580
2100
46.072
5.08
20.258
2100
103.662
49.5272
Vrata-rata
Sumber:analisa penulis, 2013
Q(cm3/s)
Pip
a
1
D(cm)
7.62
45.580
2700
59.236
10.16
81.032
2700
33.320
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
V(cm/s)
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
3
10.16
81.032
2700
33.320
7.62
45.580
2700
59.236
5.08
20.258
2700
133.280
63.6964
Rata-rata
Sumber:analisa penulis, 2013
Q(cm3/s)
Pip
a
1
D(cm)
V(cm/s)
7.62
45.580
2810
61.649
10.16
81.032
2810
34.677
10.16
81.032
2810
34.677
7.62
45.580
2810
61.649
5.08
20.258
2810
138.710
66.2724
Rata-Rata
Sumber:analisa penulis, 2013
Q(cm3/s)
Pip
a
1
D(cm)
V(cm/s)
7.62
45.580
3095
67.902
10.16
81.032
3095
38.194
10.16
81.032
3095
38.194
7.62
45.580
3095
67.902
5.08
20.258
3095
152.779
72.9942
Rata-Rata
Sumber:analisa penulis, 2013
Q(cm3/s)
Pip
a
1
D(cm)
7.62
45.580
2500
54.848
10.16
81.032
2500
30.852
10.16
81.032
2500
30.852
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
V(cm/s)
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
4
7.62
45.580
2500
54.848
5.08
20.258
2500
123.408
Rata-Rata
Sumber:analisa penulis, 2013
58.9616
Keterangan:
Re = Bilangan Reynolds
V = Kecepatan
D = Diameter
= Kekentalan Kinematik Air = 0.859 X 10-2 cm2/s
Perhitungan Viskositas
Tabel 4.12 Viskositas Air Berdasarkan Temperatur
Temperatur (0C)
5
10
15
20
25
30
35
40
50
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Sumber : Praktikum Mekanika Fluida
Dari data diatas diperoleh viskositas pada suhu 27oC :
2725
0.897 106
=
3025 0.804 1060.897 106
2 0.897 106
=
5 0.093 106
2 (0.093 106 ) =5 ( 0.897 106 )
0.186 106=5 4.485 106
6
4.299 10 =5
6
=0.8598 10 m /s
=0.8598 102 cm2 /s
Pipa 1 pada H = 83 cm
K 0.024
=
=0.00315 ..(2.19)
D 7.62
V 1 . D1
.. (2.20)
46.072 7.62
0.8598 102
=40831.43
Pipa 2 pada H = 83 cm
K 0.024
=
=0.0236 ..(2.19)
D 10.16
TUGAS BESAR
V 2 . D2
(2.20)
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
25.915 10.16
2
0.8598 10
=30622.98
Pipa 3 pada H = 83 cm
K 0.024
=
=0.00236 .(2.19)
D 10.16
V 3 . D3
.(2.20)
25.915 10.16
2
0.8598 10
=30622.98
Pipa 4 pada H = 83 cm
K 0.024
=
=0.00315 ..(2.19)
D 7.62
V 4 . D4
(2.20)
46.072 7.62
0.8598 102
=40831.43
Pipa 5 pada H = 83 cm
K 0.024
=
=0.00472 ..(2.19)
D 5.08
V 5 . D5
(2.20)
103.662 5.08
0.8598 102
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
=61247.145
K/D
0.00315
V(cm/s)
46.072
Re
40831.43
fmoody
0.028
10.16
0.00236
25.915
30622.98
0.027
10.16
0.00236
25.915
30622.98
0.027
7.62
0.00315
46.072
40831.43
0.028
5.08
0.00472
103.662
61247.145
0.031
D (cm)
K/D
V(cm/s)
Re
fmoody
7.62
0.00315
46.072
52498.060
0.028
10.16
0.00236
25.915
39373.249
0.028
10.16
0.00236
25.915
39373.249
0.028
7.62
0.00315
46.072
52498.060
0.028
5.08
0.00472
103.662
78746.499
0.032
D (cm)
K/D
7.62
0.00315
46.072
54636.587
0.028
10.16
0.00236
25.915
40976,775
0.028
10.16
0.00236
25.915
40976,775
0.028
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
V(cm/s)
Re
fmoody
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
4
7.62
0.00315
46.072
54636.587
0.028
5.08
0.00472
103.662
81954.733
0.032
K/D
0.00315
V(cm/s)
46.072
Re
60178.325
fmoody
0.028
10.16
0.00236
25.915
45132.709
0.028
10.16
0.00236
25.915
45132.709
0.028
7.62
0.00315
46.072
60178.325
0.028
5.08
0.00472
103.662
90267.192
0.032
K/D
0.0315
V(cm/s)
46.072
Re
48609.183
fmoody
0.028
10.16
0.0236
25.915
36456.887
0.028
10.16
0.0236
25.915
36456.887
0.028
7.62
0.0315
46.072
60178.325
0.028
5.08
0.0472
103.662
72913.775
0.032
Gambar
Ilustrasi Perhitungan f1
Untuk H=83 cm
f 1=
p 1 p 2 D1 2 g
l1 v 12 (2.22)
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
23.222.8 23.2
2 980
1
280 74.15762 74.15762
f 1= 0.035594
f 2=
p 3 p 4 p 2 2 g
l2 v 22 (2.23)
f 2=
2223
22.8
2 9.8
2
150 30.85230.852
0.8598 10
f 2= -0.36403
f 3=
p 5 p 6 D3 2 g
l3 v 32 ..(2.24)
f 3=
0.1811
10.16 2 9.8
2
150 46.0722
0.8598 10
f 3= 0.076379
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
f 4=
p 7 p 8 D 4 2 g
l 4 v 4 2 (2.25)
f 4=
13.811
7.62
2g
2
300 46.0722
0.8598 10
f 4= 0.076379
f 5=
p9 D5 2g
l5 v 4 2 (2.26)
f 5=
4
5.08 2 9.8
2
300 46.0722
0.8598 10
fanalitis
f1
0.01005
2
0.00760
1
0.00701
7
0.00809
8
0.01950
4
f2
f3
0.1976
8
0.1554
5
0.1435
2
0.1183
1
0.1673
7
0.731
4
0.382
65
0.386
41
0.354
92
0.571
84
fmoody
f4
f5
0.0656
71
0.0625
44
0.0723
58
0.0331
05
0.0589
45
0.0288
18
0.0507
48
0.0223
15
0.07116
0.0364
08
f1
0.028
f2
0.02
7
f3
0.0
27
f4
0.028
f5
0.031
0.028
0.02
8
0.0
28
0.028
0.032
0.028
0.02
8
0.0
28
0.028
0.032
0.028
0.02
8
0.0
28
0.028
0.032
0.028
0.02
8
0.0
28
0.028
0.032
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
H Pipa 1
Pipa 2
Pipa 3
Pipa 4
Pipa 5
83
0.641
8.321481
28.08889
-1.34539
82 0.7285
81
80
79
36
0.7493
93
0.7107
86
0.3034
29
-1.01755
6.551786
14.66607
-1.58421
-0.03453
6.125714
14.80036
-1.10518
0.099438
5.225357
13.67571
-0.81243
0.302656
6.9775
21.42286
-1.54143
-0.13775
fmoodyfanalitis
100 .........(2.21)
fmoody
0.0280.028423
100
0.03
=1.510
Pada perhitungan HGL terdapat tinggi air berada antara analisis dan pengamatan.
HGL adalah tinggi EGL dikurangi dengan
v2
2g
v2
2g
2. Semakin jauh dari reservoir maka kehilangan energinya semakin besar, energinya
semakin turun.
3. Apabila diameternya besar maka kecepatan aliran kecil sehingga energi yang
terjadi kecil sedangkan apabila diameternya kecil, maka kecepatan aliran besar,
maka energi yang terjadi besar pula. Hal ini menyebabkan perbedaan nilai k.
Apabila perbandingan nilai D besar, maka nilai k yang diperoleh kecil.
Dalam analisis perhitungan HGL, ditemukan nilai minus pada H 11. Hal ini
disebabkan karena air yang masuk dalam reservoir tidak mencapai ketinggian
maksimum. Untuk mencari nilai f dapat menggunakan dua cara, yaitu dengan
diagram moody dan dengan cara analitis (Persamaan Bernoulli) dengan menganggap
nilai H adalah konstan. Dari hasil perhitungan f analitis dan f moody didapat check
error. Pada check error yang dihasilkan terdapat hasil minus pada check error. Hal ini
berarti bahwa fanalitis lebih besar dari fmoody.
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
(
(
2
2
1 =3.75
0.684
( )
A2
7.62 2
=
=0.5625
A 1 10.16
( )
A 2 5.08 2
=
=0.44
A 1 7.62
( )
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
2
2.
A V 1 D1
V 2= 1
=
V 1=0.562 V
1(2.7)
A2
D2
3.
V 3=
A 1 V 1 D1
=
V 1=0.562 V ..(2.7)
1
A3
D3
4.
V 4=
A 1 V 1
D
= 1 V 1= V ........(2.7)
1
A4
D4
5.
A 1 V 1 D1 2
V 5=
=
V 1=2.25 V
1(2.7)
A5
D5
(
(
(
(
)
)
)
)
Kehilangan Energi :
Persamaan kehilangan energi :
H=hf =hf 1 +hf 2 +hf 3 +hf 4 +hf 5 + hf 11 ..(2.15)
1. Tandon ke pipa 1
v 21
v 21
hf 1=k
=0.5
2g
2 g (2.27)
2. Gesekan dinding dalam pipa 1
L1 V 21
hf 2=f 1
D1 2 g ..(2.31)
2
280 V 1
hf 2=0.028
7.62 2 g
hf 2=
V 21
2g
1.02887
3. Perbesaran Pipa
hf 3=
( v 1v 2 )
..(2.29)
2g
hf 3=
( v 10.56 )
2g
hf 3=
TUGAS BESAR
( v 10.56 )
2g
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
V 21
hf 3=0.1936
2g
4. Gesekan dinding dalam pipa 2 :
l 2 V 22
hf 4 =f 2
D2 2 g ..(2.31)
2
2
150 0.562 V 1
hf 4 =0.027
10.16
2g
hf 4 =
0.1259
V 21
2g
5. Diafragma :
V 22
hf 5=k
2 g (2.27)
0.5622 V 21
hf 5=32.5
2g
V 21
hf 5=10.26493
2g
6. Gesekan dinding dalam pipa 3:
l 3 V 23
hf 6=f 3
D3 2 g (2.31)
hf 6=0.027
TUGAS BESAR
2
2
150 0.562 V 1
10.16
2g
V 21
hf 6= 0.1259
2g
7. Penyempitan
V 24
hf 7=k
2 g (2.27)
V 21
hf 7=0.24
2g
8. Gesekan Dinding dalam pipa 4 :
l 4 V 24
hf 8=f 4
D4 2 g ..(2.31)
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
2
300 V 1
hf 8=0.028
7.62 2 g
V1
2g
hf 8= 1.10236
9. Penyempitan
V2
hf 9=k 5 (2.27)
2g
2
hf 9=0.33
hf 9=1.6706
( 2.25V 1 )
2g
V 21
2g
300 ( 2.25 V 1 )
hf 10=0.031
5.08
2g
V 21
2g
hf 10=9.267
11.Titik Akhir
V 25
hf 11 =k
2 g ..(2.27)
2
hf 11 =1
( 2.25 V 1 )
hf 11 =5.0625
2g
V 21
2g
Hf=0.015825
V 21
2g
2
V1
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Tabel 4.20
H
hf1
83
0.5
82
0.5
81
0.5
80
0.5
79
0.5
hf2
1.0288
7
1.0288
7
1.0288
7
1.0288
7
1.0288
7
( )
v
2g
hf3
0.193
6
0.193
6
0.193
6
0.193
6
0.193
6
hf4
0.1259
0.1305
6
0.1305
6
0.1305
6
0.1305
6
hf5
10.26
493
10.26
493
10.26
493
10.26
493
10.26
493
hf6
0.1259
0.13056
0.13056
0.13056
0.13056
hf7
0.2
4
0.2
4
0.2
4
0.2
4
0.2
4
hf8
1.10236
1.10236
1.10236
1.10236
1.10236
hf9
1.67
06
1.67
06
1.67
06
1.67
06
1.67
06
hf10
hf11
9.267
5.0625
9.566
5.0625
9.566
5.0625
9.566
5.0625
9.566
5.0625
Perhitungan Kecepatan :
Tabel
H
83
82
81
80
79
4.21
V1
74.15762
73.32839
72.87989
72.42862
71.97452
V3
41.67659
41.21056
40.9585
40.70489
40.44968
V4
74.15762
73.32839
72.87989
72.42862
71.97452
V5
166.8547
164.9889
163.9798
162.9644
161.9427
H
0.015093
V 1=
83
0.015093
V 1= 74.15762 m/s
Perhitungan Kehilangan Energi :
83
82
hf1
1.40
289
6
1.37
169
hf2
hf3
hf4
hf5
hf6
hf7
hf8
hf9
hf10
hf11
2.886
796
2.822
596
0.543
201
0.531
121
0.353
249
0.358
178
28.80
126
28.16
075
0.353
249
0.358
178
0.673
39
0.658
415
3.092
993
3.024
208
4.687
357
4.583
114
26.00
128
26.24
331
14.20
432
13.88
843
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
hfto
tal
83
82
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
81
80
79
7
1.35
496
9
1.33
824
1
1.32
151
3
2.788
174
0.524
644
0.353
81
27.81
733
0.353
81
0.650
385
2.987
328
4.527
223
25.92
327
13.71
906
81
2.753
752
0.518
167
0.349
442
27.47
39
0.349
442
0.642
356
2.950
447
4.471
331
25.60
323
13.54
969
80
2.719
33
0.511
69
0.345
073
27.13
048
0.345
073
0.634
326
2.913
566
4.415
44
25.28
319
13.38
032
79
hf 1=0.5
V 21
2g
74.15762
hf 1=0.5
2 980
74.157622
hf 1=0.5
2 980
hf 1= 1.402896
hf 2=
hf 2=
1.02887
V 21
2g
1.02887
74.15762
2g
hf 2= 2.886796
V 21
hf 3=0.1936
2g
2
hf 3=0.1936
74.15762
2g
hf 3= 0.543201
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
0.1259
V 21
2g
hf 4 =
0.1259
74.157622
2g
hf 4 =
0.353249
hf 4 =
hf 5=10.26493
74.157622
2g
hf 5=28.80126
2
V1
hf 6= 0.1259
2g
2
hf 6= 0.1259 74.15762
2g
hf 6=
0.353249
V 21
hf 7=0.24
2g
hf 7=0.24
hf 7=
74.15762
2g
0.67339
hf 8= 1.10236
V 21
2g
hf 8= 1.10236
74.157622
2g
hf 8=
3.092993
hf 9=1.6706
V 21
2g
hf 9=1.6706
74.157622
2g
hf 9=
TUGAS BESAR
4.687357
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
hf 10=9.267
V 21
2g
hf 10=9.267
74.15762
2g
hf 10=
26.00128
hf 11 =5.0625
V 21
2g
hf 11 =5.0625
74.15762
2g
hf 11 =
14.20432
hf1
hf2
hf3
hf4
hf5
Hf6
hf7
hf8
81.59
71
78.710
31
78.167
11
77.813
86
49.012
59
48.659
34
47.985
95
44.892
96
80.62
83
77.805
71
77.274
59
76.916
41
48.755
66
48.397
48
47.739
07
44.714
86
79.64
503
76.856
86
76.332
21
75.978
4
48.161
08
47.807
27
47.156
88
44.169
55
78.66
176
75.908
01
75.389
84
75.040
4
47.566
5
47.217
05
46.574
7
43.624
25
83
82
81
80
79
77.67
849
74.959
16
74.447
47
74.102
39
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
46.971
91
46.626
84
45.992
51
43.078
95
hf9
40.205
6
40.131
74
39.642
33
39.152
92
38.663
51
hf10
14.2
043
2
13.8
884
3
13.7
190
6
13.5
496
9
13.3
803
2
hf11
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Tabel 4.24
H
HP1 HP2
HP3
78.
75.9
75.3
791 0452 6131
83 31
77.
75.0
74.5
884 6231 3119
82 91
76.
74.1
73.6
935 4692 2227
81 09
75.
73.2
72.7
985 3152 1336
80 28
75.
72.3
71.8
035 1613 0444
79 46
Sumber : analisa penulis, 2013
HP4
75.0
0806
HP5
46.2
068
HP6
45.8
5355
HP7
45.18
016
HP8
42.0
8717
HP9
37.3
9981
HP10
11.39
853
HP11
-2.80579
74.1
7301
46.0
1226
45.6
5409
44.99
567
41.9
7146
37.3
8835
11.14
504
-2.74339
73.2
6846
45.4
5114
45.0
9733
44.44
694
41.4
5962
36.9
3239
11.00
912
-2.70994
72.3
6392
44.8
9001
44.5
4057
43.89
822
40.9
4777
36.4
7644
10.87
321
-2.67648
71.4
5937
44.3
2889
43.9
8381
43.34
949
40.4
3592
36.0
2048
10.73
729
-2.64303
Rumus :
Vk2
Vk3
Vk4
Vk=
AV
Ck A 0 (2.30)
Untuk Ck = 0.6
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Maka :
vk 1=
A1 V 1 7.62 V 1
=
= ..(2.30)
C k A 1 0.6 7.62
vk 1=
A1 V 1 7.62 V 1
=
=1.667V 1
C k A 1 0.6 7.62
vk 2=
A 2 V 2 10.16 0.562V 1
=
Ck A2
0.6 10.16
vk 2=
A 2 V 2 10.16 0.562V 1
=
=1.873 V 1
Ck A2
0.6 10.16
vk 3=vk 1
vk 4=1.667V 1
vk 5=3.75V 1
Untuk fungsi vk1 pada H=83 cm, maka
vk 1=1.667V 1
vk 1=1.667 74.15762
vk 1=123.620
vk12/2g =
123.620 123.620
2 980
vk12/2g = 7.796986
Tabel 4.25
H
83
82
81
80
79
Vk1
123.6208
122.2384
121.4908
120.7385
119.9815
Vk3
138.8972
137.3441
136.504
135.6588
134.8083
Vk4
123.6208
122.2384
121.4908
120.7385
119.9815
Vk5
278.0911
274.9815
273.2996
271.6073
269.9044
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
H
83
82
81
80
79
Vk12/2g
7.796986
7.623588
7.530618
7.437647
7.344676
Vk22/2g
9.843082
9.624181
9.506813
9.389445
9.272077
Vk32/2g
9.843082
9.624181
9.506813
9.389445
9.272077
Vk42/2g
7.796986
7.623588
7.530618
7.437647
7.344676
Vk52/2g
39.45646
38.57898
38.10851
37.63803
37.16756
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
air dan tinggi garis energi dalam saluran tertutup. Besarnya HGL merupakan hasil
pengurangan kehilangan energi dengan V2/2g dan setiap perubahan diameter pipa
terjadi perubahan kontraksi aliran, yang menyebabkan perubahan energi secara
mendadak sehingga akan mempengaruhi tinggi HGL. Adapun kehilangan energi
tersebut adalah :
1. Ujung aliran pipa energi yang tersisa tertinggal sebesar
V2
2g
hf =f
l V
D 2 g
Dari rumus diatas terlihat hf berbanding terbalik dengan diameter, sehingga semkin
kecil diameter maka akan semakin besar nilai hfnya dan sisa energi di ujung pipa
adalah sebesar hf.
4.3 Pompa
a. Hasil Pecobaan
L(m)
L1
1.5
Tabel 4.27
Hasil Percobaan
D(m)
Hst ( m )
Hthompson ( m )
2,65
0,06
0,0002
D1
0.101
L2
0.34
D2
L3
0.39
D3
L4
1.55
D4
6
0.101
6
0.101
6
0.076
L5
0.94
D5
2
0.076
L6
0,62
D6
2
0.076
2
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1. Perhitungan Cd :
Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Koofisien Debit
N
o
1
2
3
4
5
Q(m3/s)
Cd
0.0021
0.0027
0.0028
0.003095
0.0025
Cd rata-rata
8
CD 1 H 2.5 2 g .(2.12)
15
0.0021=
8
CD 1 0.062.5 2 9.8
15
CD1 =1.0085894
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
1.0085894
1.2967578
1.3447859
1.4864687
1.2007017
1.2674607
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
2. Menghitung Debit Pompa
Q pompa=
8
CD ratarata H 2.5 2 g .(2.12)
15
Q pompa=
8
2.5
1.0085894 0.06 2 9.8
15
3
Q pompa=0.002100 m / s
3. Menghitung Kecepatan (D = 0.0762 m)
Q= A V ..(2.6)
1
0.002100= D 2 V
4
1
2
0.002100= D V
4
0.460728 m/s
k
D
0.00024
=
0.0762
Nilai =
vD
v
Nilai =
0.460728 0.0762
0.8598 106
0.0031496.(2.19)
..(2.20)
Nilai =40832.139
Dengan diagram moody, diperoleh nilai f = 0.027
5. Menghitung Kecepatan ( D = 0.1016 m)
Q= A V (2.6)
1
0.002100= D 2 V
4
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
1
0.002100= 0.10162 V
4
V
0.259157m/s
k
D
0.00024
=
0.1016
Nilai =
vD
v
Nilai =
0.259157 0.1016
0.8598 106
0.002362..(2.19)
..(2.20)
Nilai =30623.80
Dengan diagram moody, diperoleh nilai f = 0.028
7
+2 sin
2
2
( ) ( )(
k = sin
sin
90
90
+2 sin
2
2
) (
..(2.41)
k =0.5+0.5=1
8. Menghitung koofisien kontraksi akibat perubahan diameter pipa (pengecilan
diameter pipa)(k)
1
d 21
A1 4
d 2 0.07622
=
= 12 =
= 0.5625..(2.33)
2
A2 1
2
d
0.1016
2
d2
4
Interpolasi :
0.290.21 0.50.6
=
0.29k
0.50.56
k =0.024
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
0.5 0.2591572
2 9.8
hf 1=
0.03358
19.6
hf 1=0.0017132 m
b. Gesekan pipa ( D = 0.1016 m dan L1=1.5 m)
2
hf 2=f
L V
D 2 g .(2.31)
hf 2=0.028
hf 2=
1.5
0.259157
0.1016
2 9.8
0.0028
1.991
hf 2=0.00140 m
c. Belokan pipa 90o (D = 0.1016 m)
hf 3=
k v2
2 g (2.27)
hf 3=
1 0.2591572
2 9.8
hf 3=
0.0671
19.6
hf 3=0.00342 m
d Gesekan pipa ( D = 0.1016 m dan L2=0.34 m )
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
2
hf 4=f
L V
D 2 g .(2.31)
0.34
0.2591572
hf 4=0.028
0.1016
2 9.8
hf 4=
0.000639
1.991
hf 4=0.000320 m
hf 5=f
L V2
D 2 g .(2.31)
0.39
0.259157
hf 5=0.028
0.1016
2 9.8
hf 5=
0.000733
1.991
hf 5=0.000368
k v2
2 g .(2.27)
hf 6=
0.024 0.259157
2 9.8
hf 6=
0.00161
19.6
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
hf 6=0.000082142m
g. Gesekan pipa ( D = 0.0762 m dan L4 = 1.55 m )
hf 7=f
L V2
D 2 g (2.31)
hf 7=0.027
hf 7=
1.55
0.460728
0.0762
2 9.8
0.0088835
1.49352
hf 7=0.00594 m
hf 8=
1 0.4607282
2g
hf 8=
1 0.4607282
2 9.8
hf 8=
1 0.460728
2 9.8
hf 8=
0.212
19.6
hf 8=0.0108 m
i. Gesekan pipa ( D = 0.0762 m dan dan L5 = 0.94 m )
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
2
hf 9=f
L V
D 2 g (2.31)
hf 9=0.027
hf 9=
j.
0.00538
1.49352
0.94
0.4607282
0.0762
2 9.8
hf 9=0.00360 m
hf 10=
kv
2 g .(2.27)
hf 10=
1 0.4607282
2 9.8
hf 10=
0.212
19.6
hf 10=0.0108 m
L V2
D 2 g .(2.31)
2
hf 11=0.027
hf 11=
0.62
0.460728
0.0762
2 9.8
0.00355
1.493
hf 11=0.00237 m
l. Air Keluar dari pipa ke bak penampungan ( D = 0.0762 m )
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
hf 12=
kv
2g
(2.27)
1 0.4607282
hf 12=
2 9.8
hf 12=
0.212
19.6
hf 12=0.0108 m
m. Jumlah Kehilangan Energi
Hf =hf 1+hf 2+hf 3+hf 4 +hf 5+hf 6+hf 7+ hf 8+ hf 9+hf 10+hf 11+hf 12 .
.(2.32)
Hp=2.7016 m
10. Menghitung Daya Pompa
P=
Q Hp w
.(42)
75
P=
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
P=
5.67336
60
P=0.0945 Hp
c. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kehilangan energi dan daya pompa yang
diperlukan untuk mengalirkan air dari reservoir ke bak penampungan untuk
pengamatan. Perhitungan daya pompa dengan asumsi bahwa aliran dalam pipa adalah
uniform flow , dimana seluruh penampang terisi penuh oleh aliran tersebut. Dalam
praktikum ini, pompa menghasilkan debit =
0.002100
Berat jenis
Kekuatan daya pompa
Ketinggian tempat penampungan air
Kehilangan energi yang diperoleh oleh aliran air dalam pipa.
Dengan menggunakan pipa berdiameter 0.0762 m diperoleh f sebesar 0.027 dan pipa
berdiameter 0.1016 m diperoleh f sebesar 0.028. Hal ini dapat dilihat bahwa terjadi
hampir kesamaan f dari dua pipa yang berbeda diameternya. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa pada perhitungan daya pompa yang semua diameter pipanya
hampir sama dan dengan jenis pipa yang sama, diperoleh nilai f yang hampir sama
pula. Selama pompa bekerja mengalirkan air melalui pipa, terjadi kehilangan energi
sebanyak 12 kali baik mayor losses maupun minor losses, yang terdiri dari nilai a
(jumlah kehilangan energi sebelum pompa) dan nilai b ( jumlah kehilangan energi
setelah pompa) yang merupakan nilai Hp bila dijumlah dengan nilai H statis.
Hp Hstatis hf
0.0516
sebesar
karena kemampuan pompa biasanya tidak mencapai 100%, sehingga dapat diperoleh
besarnya daya pompa yaitu sebesar
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
0.0945
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
pompa untuk mengalirkan air sebanyak
0.002100
0.0945
Hp.
4.4 Reynold
a. Hasil Percobaan
Tabel 4.29 Viskositas Kinematis () air
Temperatur (0C)
5
10
15
20
25
30
35
40
50
5 4.485 10 =0.279 10
5 =0.279 106 +4.485 106
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
No
Hydraulic Bench
Volum
e 1 (l)
Volume
2 (l)
Volu
me
Rata2
(l)
Wa
ktu
(s)
0.120
0.120
0.120
10
0.180
0.180
0.180
10
0.240
0.240
0.240
10
0.320
0.320
0.320
10
0.340
0.340
0.340
10
0.360
0.360
0.360
10
0.440
0.440
0.440
10
0.500
0.500
0.500
10
0.520
0.520
0.520
10
10
0.600
0.600
0.600
10
11
0.680
0.680
0.680
10
12
0.700
0.700
0.700
10
13
0.800
14
0.800
Debit
(m3/s)
0.00001
2
0.00001
8
0.00002
4
0.00003
2
0.00003
4
0.00003
6
0.00004
4
Luas
Penampang
Pipa(m2)
0.000079
0.000079
0.000079
0.000079
0.000079
0.000079
0.000079
0.000079
0.00005
0.00005
2
0.000079
0.000079
0.00006
0.00006
8
0.000079
0.000079
0.00007
0.800
0.800
10
0.000079
0.00008
0.800
0.800
10
0.000079
0.00008
Kecepat
an
(m/s)
0.15
0.23
0.30
0.41
0.43
0.46
0.56
0.63
0.66
0.76
0.86
0.89
1.01
1.01
Nre
1805.738
637
2708.607
956
3611.477
275
4815.303
033
5116.259
473
5417.215
912
6621.041
67
7523.910
989
7824.867
429
9028.693
187
10232.51
895
10533.47
538
12038.25
758
12038.25
758
Keterangan
Keter
angan
Analisis
Penga
matan
Lamin
er
Lamin
er
Lamin
er
Lamin
er
Lamin
er
Lamin
er
Transi
si
Transi
si
Transi
si
Transi
si
Transi
si
Transi
si
Turbu
len
Turbu
len
Laminer
Transisi
Transisi
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
Turbulen
5 =4.206 106
6
=0.8412 10
V
t (2.10)
Q=
0.120
10
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
Q
A (2.6)
V=
0.000012
0.000079
V =
0.15 m/s
V cD
.(2.43)
Nre=
0.15 0.01
6
0.841210
Nre=1805.738637
Berdasarkan bilangan Reynolds diatas maka aliran yang terjadi pada fluida tersebut
adalah Laminar.
d. Pembahasan
Percobaan Reynolds bertujuan untuk menentukan kondisi yang membedakan
antara aliran laminer, turbulen dan transisi fluida, serta profil kecepatan dari fluida
tersebut dengan meniru eksperimen profesor Osborne Reynolds. Berdasarkan hasil
percobaan yang telah dilakukan, terdapat satu data yang termasuk ke dalam aliran
laminar menurut analisis perhitungan yaitu data pertama dengan kecepatan aliran
0.15 m/s. Hal ini sesuai dengan ketetapan angka bilangan Reynolds
apabila kurang dari 2000 maka aliran yang terjadi adalah aliran laminar.
Hal ini dipengaruhi oleh arus kecepatan yang kecil sehingga
mengakibatkan pergerakan aliran fluida laminar. Jika dibandingkan
dengan hasil pengamatan secara visual, hasilnya sama yaitu pada data
pertama terbentuk aliran laminar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
aliran tinta dalam fluida berada pada garis lurus. Untuk aliran transisi
berdasarkan hasil perhitungan terdapat pada data ke dua dan tiga dengan
kecepatan fluida secara berurutan yaitu 0.23 m/s dan 0.20 m/s. Hal ini
sesuai dengan ketetapan angka bilangan Reynolds apabila diantara 20004000 maka aliran yang terjadi adalah aliran transisi. Hal ini dipengaruhi
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Gambar 4.4
Keterangan :
X : Hasil phytagoras antara panjang tali dengan ketinggian pengamat dan permukaan
sungai
Y : Tinggi pengamat dari permukaan sungai
Z : Panjang lintasan tali
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Tabel 4.31
No
Y (cm)
Z (cm)
t(s)
53.8
175
270
10
47
335
319
10
50.5
484
585
10
54.5
282
300
10
Gambar 4.5
P1= 175253.82
P1=166.525 cm
Mencari Luas :
A 1=P1 63.75
A 1=10615.97 cm 2
V=
jarak
waktu .(2.47)
V=
63.75
10
V =6.375 cm / s
Q= A1 V .(2.6)
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
Hasil Pengamatan
Luas (cm2)
A1
10615.
97
21145.
02
30686.
59
17638.
57
A2
16867.
33
20114.
31
37154.
53
18806.
76
Kesepatan
(cm/s)
Debit(cm3/s)
6.375
67676.78
107529.3
6.375
134799.5
128228.7
6.375
195627
236860.2
6.375
112445.9
119893.1
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Q=10615.97 6.375
Q=67676.78 cm3 /s
c Pembahasan
Hasil Pengamatan
Ketinggian (cm)
22
22
22
20
20
18
18
Q(cm3/s)
2955.881
2955.881
2955.881
2751.962
2751.962
2542.871
2542.871
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
Q=Cd
Q=0.6
2 2gBH
3
3
3
2
.(2.48)
2 2 980 810 22
3
3
3
2
Q= 2955.881 cm3/s
c. Pembahasan
Percobaan perhitungan tinggi muka air bendung bertujuan pertama untuk mengetahui
ketinggian muka air bendung dalam interval waktu tertentu. Waktu yang digunakan
adalah interval 10 menit. Dari pengamatan tinggi muka air bendung tiap 10 menit
selama satu jam terjadi penurunan tinggi muka air bendung. Penurunan tinggi muka
air bendung disebabkana karena sifat-sifat aliran yang melalui bendung
menggunakan prinsip dasar perencanaan pelimpah dengan mercu bulat,
yakni profil pelimpah yang ditentukan sesuai dengan bentuk permukaan
tirai luapan bawah di atas bendung mercu tajam. Jadi, sebelum Aliran air
mengalami loncatan hidraulik akibat terjadinya pelepasan energi karena
berubahnya kondisi aliran dari aliran superkritik menjadi aliran subkritik.
Aliran air bendungan mengalami penurunan terlebih dahulu pada
permukaan tirai luapan bawah. Maka dari itu dalam kurun waktu tertentu
air pada bendungan mengalami penurunan. Tujuan yang kedua untuk
mengetahui lebar dari bendungan tersebut. Dari hasil pengukuran, lebar
bendungan sebesar 8 meter 10 cm. Tujuan yang ketiga adalah untuk
mengukur debit air pada bendungan. Dari pengukurun debit tersebut,
didapat semakin berkurangnya ketinggian muka air bendung dalam kurun
waktu tertentu maka semakin kecil pula debit yang dihasilkan dalam
kurun waktu tertentu. Hal ini sesuai dengan rumus perhitungan debit,
2 2gBH 2
Q=Cd
3
3
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA
21080112130077
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika Si-2131. Program Studi Teknik
Sipil.
Steeler, viktor L.1999. Mekanika Fluida jilid 1. Jakarta: Erlangga s
Triatmodjo, Bambang.1993.Hidraulika II.yogyakarta : Betaoff-set
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
TUGAS BESAR
MEKANIKA FLUIDA