Laporan Praktikum Aliran Kritis
Laporan Praktikum Aliran Kritis
Laporan Praktikum Aliran Kritis
Hampir setiap tahun kawasan DKI Jakarta selalu menjadi langganan banjir.
Banjir tersebut sering kali mengakibatkan kerugian yang besar, terutama
infrastruktur. Tidak terkecuali saluran drainase air. Debit air yang deras
menyebabkan dinding-dinding saluran menjadi rusak. Permasalahan tersebut dapat
dicegah melalui pengenalan jenis aliran, salah satunya aliran pada saluran terbuka.
Saluran terbuka memiliki berbagai macam jenis aliran air, baik itu air yang dapat
mengalir secara beraturan, maupun yang tidak. Suatu aliran dalam saluran dapat
mengalami percepatan dari aliran subkritis ke kritis menjadi superkritis, lalu
kembali lagi ke aliran subkritis melalui semacam kejut-normal yang disebut
loncatan hidrolik air.
Aliran pada saluran terbuka terjadi akibat percepatan gravitasi dengan
bentuk saluran yang tertutup sebagian. Fluida pada saluran terbuka memiliki bentuk
permukaan bebas dan fluida hanya mendapatkan tekanan akibat berat fluida
tersebut dan tekanan atmosfir. Aliran pada saluran terbuka umumnya terbentuk
secara alami seperti sungai yang memiliki penampang tidak beraturan. Hal tersebut
menyebabkan kecepatan yang terjadi tidak seragam di setiap bagian saluran. Aliran
pada saluran terbuka dapat terjadi pada pipa atau saluran tertutup jika aliran tidak
memenuhi penampang salran tersebut (Suhendra 2019).
TUJUAN
Praktikum bertujuan mempelajari fenomena aliran kritis.
METODOLOGI
Praktikum “Aliran Kritis” kali ini dilaksanakan di laboratorium hidrolika
dan hidrodinamika pada hari Senin 4 November 2019 pukul 13.00 – 16.00 WIB.
Praktikum bertujuan mengamati fenomena aliran kritis. Praktikum dilakukan
menggunakan saluran terbuka. Prosedur dalam praktikum ini dapat dijelaskan
melalui diagram alir berikut :
Mulai
Selesai
Gambar 1. Diagram Alir Pengukuran Aliran Kritis
3 𝑞2
Yc = √ 𝑔 ………………………………………………....(9)
H Q(m³/det) V (m/det) n C
0,0158 4,39E-07 3,21E-08 0 -
0,0158 4,39E-07 3,39E-08 5,82E+06 1,32E-07
0,0158 4,39E-07 3,59E-08 7,84E+06 9,77E-08
0,0158 4,39E-07 3,61E-08 9,51E+06 8,05E-08
0,0158 4,39E-07 3,64E-08 1,09E+07 7,05E-08
0,0158 4,39E-07 3,67E-08 1,21E+07 6,34E-08
0,0158 4,39E-07 3,72E-08 1,31E+07 5,86E-08
0,0158 4,39E-07 3,74E-08 1,40E+07 5,46E-08
0,0158 4,39E-07 3,75E-08 1,50E+07 5,12E-08
0,0158 4,39E-07 4,55E-08 1,30E+07 5,87E-08
q Yc Sc E
1,08E-06 4,93E-05 - 33,800
1,08E-06 4,93E-05 5,67E+14 32,000
1,08E-06 4,93E-05 1,03E+15 30,250
1,08E-06 4,93E-05 1,51E+15 30,050
1,08E-06 4,93E-05 1,98E+15 29,765
1,08E-06 4,93E-05 2,44E+15 29,530
1,08E-06 4,93E-05 2,86E+15 29,195
1,08E-06 4,93E-05 3,29E+15 29,020
1,08E-06 4,93E-05 3,74E+15 28,915
1,08E-06 4,93E-05 2,85E+15 23,825
V = 3,61 x 10 -8 m2/det
PEMBAHASAN
Aliran pada saluran terbuka dapat dibedakan atas aliran sub kritis (mengalir)
dan super kritis (meluncur). Diantara kedua tipe tersebut terdapat aliran kritis.
Pengklasifikasian aliran ini didasarkan pada nilai bilangan Froude aliran. Suatu
aliran dikatan kritis apabila bilangan Froude sama dengan satu (Fr=1), dan aliran
disebut subkritis (aliran tenang) apabila Fr<1 dan Superkritis apabila Fr>1,
sedangkan aliran cepat (rapid flow) dan aliran mengerem (shooting flow) juga
digunakan untuk menyatakan aliran superkritis (Junaidi 2014). Selain itu, aliran
disebut subkritis apabila suatu gangguan (misalnya batu dilemparkan kedalam
aliran sehingga menimbulkan gelombang) yang terjadi di suatu titik pada aliran
dapat menjalar kearah hulu dan Apabila kecepatan aliran cukup besar sehingga
gangguan yang terjadi tidak menjalar ke hulu maka aliran disebut superkritis.
Adanya perubahan aliran dari aliran superkritis menjadi subkritis pada bagian hilir
bendung akan menyebabkan terjadinya loncatan hidrolis (Setiawan et.al 2013).
Energi Spesifik adalah tenaga pada sembarang tampang diukur dari dasar
saluran. Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatakan sebagai energi
air pada setiap penampang saluran, dan diperhitungkan terhadap dasar saluran.
Energi Spesifik dapat juga diartikan sebagai tenaga tiap satuan berat air pada
tampang seimbang diukur dari dasar saluran. Energi spesifik aliran pada setiap
penampang tertentu dihitung sebagai total energi pada penampang itu dengan
menggunakan dasar saluran sebagai referensi (Harianja dan Gunawan 2007).
SIMPULAN
Aliran kritis terjadi ketika adanya olakan dalam system aliran yang
menyebabkan terjadinya perubahan energi spesifik. Energi spesifik dipengaruhi
oleh kecepatan aliran. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai energi spesifik tertinggi
sebesar 33,8 J pada saat kecepatan aliran 3,21 x 10-8 m/detik dan kecepatan terus
meningkat hingga. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan aliran
maka energy spesifik akan menurun.
SARAN
Praktikum ini harus dilakukan dengan teliti agar hasil yang
diperoleh sesuai dapat dipahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ali MY, Husaiman, Nur MI. 2018. Karakteristik aliran pada bangunan pelimpah
tipe ogee. Jurnal Teknik Hidro. 11(1):72-82
Harianja JA, Gunawan S. 2007. Tinjauan energy spesifik akibat penyempitan pada
saluran terbuka [Majalah Ilmiah]. Yogyakarta (ID): UKRIM Yogyakarta.
Prastumi, Primadi H. 2009. Kajian hidrolika saluran transisi dan saluran peluncur
pada uji model fisik waduk Jehem Kabupaten Bangli Bali. Jurnal Rekayasa
Sipil. 3(3): 227-228.
Ridwan. 1999. Mekanika Fluida Dasar. Jakarta(ID): Gunadarma.
Setiawan I, Suyanto, Solichin. 2013. Pengaruh variasi kemiringan pada hulu
bendung dan penggunaan kolam olak tipe slotted roller bucket modification
terhadap loncatan air dan gerusan setempat. Jurnal Matriks Teknik Sipil.
2(3): 199-206.
Suhendra. 2019. Konsep Dasar dan Aplikasi Mekanika Fluida Bidang Teknik
Mesin. Ponorogo (ID) : Uwais Inpirasi Indonesia
PEMBAHASAN
Aliran pada saluran terbuka dapat dibedakan atas aliran sub kritis (mengalir)
dan super kritis (meluncur). Diantara kedua tipe tersebut terdapat aliran kritis.
Pengklasifikasian aliran ini didasarkan pada nilai bilangan Froude aliran. Suatu aliran
dikatan kritis apabila bilangan Froude sama dengan satu (Fr=1), dan aliran disebut
subkritis (aliran tenang) apabila Fr<1 dan Superkritis apabila Fr>1, sedangkan aliran
cepat (rapid flow) dan aliran mengerem (shooting flow) juga digunakan untuk
menyatakan aliran superkritis (Junaidi 2014). Selain itu, aliran disebut subkritis
apabila suatu gangguan (misalnya batu dilemparkan kedalam aliran sehingga
menimbulkan gelombang) yang terjadi di suatu titik pada aliran dapat menjalar
kearah hulu dan Apabila kecepatan aliran cukup besar sehingga gangguan yang
terjadi tidak menjalar ke hulu maka aliran disebut superkritis. Adanya perubahan
aliran dari aliran superkritis menjadi subkritis pada bagian hilir bendung akan
menyebabkan terjadinya loncatan hidrolis (Setiawan et.al 2013).
Bilangan Froude adalah sebuah bilangan tak bersatuan yang digunakan untuk
mengukur resistensi dari sebuah benda yang bergerak melalui air, dan
membandingkan benda-bendad engan ukuran yang berbeda-beda. Menurut bilangan
Froude tipe aliran dapat dibedakan menjadi tiga tipe. Tipe pertama adalah aliran kritis
yang memiliki bilangan Froude sama dengan satu. Tipe kedua adalah aliran subkritis
dengan bilangan Froude lebih kecil dari satu. Tipe ketiga adalah aliran superkritis
yang memiliki bilangan Froude lebih besar dari satu (Prastumi dan Primadi 2009).
Energi Spesifik adalah tenaga pada sembarang tampang diukur dari dasar
saluran. Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatakan sebagai energi air
pada setiap penampang saluran, dan diperhitungkan terhadap dasar saluran. Energi
Spesifik dapat juga diartikan sebagai tenaga tiap satuan berat air pada tampang
seimbang diukur dari dasar saluran. Energi spesifik aliran pada setiap penampang
tertentu dihitung sebagai total energi pada penampang itu dengan menggunakan dasar
saluran sebagai referensi (Harianja dan Gunawan 2007).