Pembantaian Yahudi Oleh Muhamad

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 33

PEMBANTAIAN YAHUDI

OLEH MUHAMAD

PEMBANTAIAN DI KHAIBAR
'Kalian (Yahudi) harus tahu bahwa bumi ini milik Auwloh dan RasulNya dan Saya ingin mengusir
kalian dari tanah ini.' (Hadith Sahih Muslim 4363)

Nice! Coba diganti kata-katanya :


'Kalian (Muslim) harus tahu bahwa bumi ini milik Yahwe dan RasulNya dan Saya ingin mengusir
kalian dari tanah ini.'
---- Suka nggak, Muslim?

DEMIKIAN RENUNGAN ...

APA YANG TERJADI DENGAN YAHUDI MEDINAH

Ini adalah riwayat dari akhir keberadaan bangsa Yahudi di Medinah (atau disebut juga:
YATHRIB). Suatu kisah mengenai pembantaian etnik, pengkhianatan, dan Genocide yang
dilakukan oleh sang nabi utusan Auwloh. Sang nabi menjarah komunitas Yahudi yang telah
tinggal selama 2000 tahun di Medinah, membunuh kaum pria-nya, merampok barang-barang
mereka, memperkosa istri dan anak mereka dan melenyapkan mereka tanpa pandang bulu dari
wilayah milik mereka. Motif satu-satunya Sang “Nabi Suci” melakukan semua ini adalah TIGA
TA : TAHTA, HARTA, WANITA (Yahudi).
Ini ditegaskan oleh sejarawan Muslim sendiri. Banyak pembela Muslim mengurangi pentingnya
arti kehadiran dan jumlah bangsa Yahudi yang ada di Medinah saat itu. Dr.A. Zahoor dan Dr.Z.
Haq menulis, ”Sejarah tidak mencatat terlalu banyak mengenai saat migrasi pertama bangsa
Yahudi dari Utara ke Yathrib dimulai dan jumlah mereka juga tetap kecil pada saat mereka
tinggal di sana.”(1)

Maududi dlm komentarnya di Surah 99 Quran(2) melaporkan dari “Kitab al-Aghani” [sebuah
buku berisi lagu pujian, sebuah sumber informasi yang penting bagi komunitas Muslim abad
pertengahan. Vol xix, p.94, oleh Abu al-Faraj Ali dari Esfahan (897-967)]:

KEBERADAAN YAHUDI DI HIJAZ


“Orang Yahudi di Hijaz (Mekah & Medinah) mengklaim bahwa mereka telah datang untuk
bermukim di Arabia pada masa-masa terakhir hidup Nabi Musa (saw). Mereka mengatakan
bahwa Nabi Musa telah mengutus tentara untuk mengusir bangsa Amalek dari tanah Yathrib
dan telah memerintahkan mereka untuk membunuh semua orang di suku tersebut. Tentara
Israel melakukan perintah Musa, tetapi juga melakukan pelanggaran yaitu mengampuni nyawa
seorang pangeran berwajah tampan dari bangsa Amalek dan mengembalikannya ke tanah
Palestina. Pada saat itu Nabi Musa telah meninggal dunia, penggantinya mengambil tindakan
tegas atas apa yang telah dilakukan oleh para tentara itu , dengan alasan bahwa karena tentara
itu membiarkan hidup seorang pangeran Amalek maka mereka telah jelas-jelas melanggar
perintah Nabi dan telah menyalahi Hukum Musa. Sebagai konsekuensinya, mereka dikucilkan
dari komunitas, dan mereka diharuskan kembali ke Yathrib dan tinggal di sana selamanya.

Migrasi bangsa Yahudi yang kedua ke Medinah (menurut bangsa Yahudi) terjadi pada 587 SM.
Ketika Nebukadnezar, Raja Babilon, menghancurkan Yerusalem dan membuat kaum Yahudi
terpencar ke seluruh penjuru dunia. Kaum Yahudi yang tinggal di Arab berkata bahwa beberapa
diantara suku-suku mereka pada saat itu telah bermukim di Wadi al-Qura, Taima, dan Yathrib
(Al-Baladhuri, Futuh al-Buldan)”

Maududi membantah kedua klaim itu dan berkata;


”Hal-hal tersebut sesungguhnya tidak mempunyai basis sejarah dan kemungkinan Yahudi telah
mengarang cerita itu dengan tujuan menyanggah pendapat bangsa Arab yang percaya bahwa
mereka adalah garis keturunan yang syah dari kaum asli yang bermukim di daerah itu.”

Tetapi bagaimanapun juga Maududi mengakui;


”Terbukti bahwa pada thn 70 AD (AD = Anno Domine, Tahun Tuhan Kita. Atau tahun Masehi),
bangsa Roma telah membantai kaum Yahudi di Palestina, dan pada thn 132 AD mengusir
mereka dari tanah itu, sehingga banyak kaum Yahudi yang melarikan diri untuk mencari suaka
di Hejaz, suatu daerah yang bersebelahan dengan tanah Palestina di bagian Selatan. Di sana,
mereka bermukim ditempat dimana mereka bisa mendapatkan sumber mata air dan tumbuh-
tumbuhan, dan kemudian dgn tipu daya (?mana buktinya? -adm) dan melalui bisnis
peminjaman uang secara bertahap mereka menduduki tanah yang subur. Ailah, Maqna, Tabuk,
Taima, Wadi al-Qura, Fadak, dan Khaibar berada di bawah kekuasaan mereka pada masa itu.
Sementara itu Bani Quraizyah, Bani al-Nadir, Bani Bahdal, dan Bani Qainuqa juga datang pada
masa yang sama dan menduduki Yathrib."

Karena tidak ada bukti sejarah yang kuat selain sejarah versi Maududi maka kita bisa saja
berkesimpulan bahwa Muslim (mungkin juga Maududi seorang Muslim) mengarang cerita itu
untuk meniadakan “garis keturunan yang sah dari Bangsa Yahudi sebagai penduduk daerah
Yathrib”. Tampaknya, kaum Yahudi yang telah lama bermukim di Yathrib dan bahkan dari
pengakuan Maududi sendiri sebagai, ”secara praktis pemilik dari tanah yang hijau dan subur
itu”(2) hanya memberikan sedikit bukti mengenai keberadaan-nya.

Sementara itu di lain pihak, Muslim yang membenci Yahudi dimulai dari jaman Muhamad
sendiri dan bahkan cendekiawan terkenal seperti Maududi tidak bisa menyembunyikan
kebencian mereka terhadap Yahudi dgn menunjukkan cerita palsu untuk menutupi pengusiran
dan pembersihan etnik Yahudi dari tanahnya sendiri.

Tetapi bagaimanapun juga, sejarawan Muslim mengakui bahwa "kaum Yahudi yang tinggal di
Arab telah bermukim di Yathrib selama beratus-ratus tahun sebelum muhammad. Dlm bidang
bahasa, busana, kependudukan dan cara hidup, mereka telah benar-benar mengadopsi cara
Arab, bahkan nama mereka telah berciri Arab. Dari 12 suku Yahudi yang bermukim di Hejaz,
tidak ada satupun kecuali Bani Zaurah yang mempertahankan nama Yahudi mereka. Malah,
tidak ada dalam puisi kaum Yahudi pada masa sebelum Islam yang bisa membedakan-nya dari
puisi bangsa Arab dalam bidang bahasa, ide, dan tema puisi-puisi itu. Bahkan mereka
mengadakan perkawinan campuran dengan bangsa Arab. Kenyataan lainnya, tidak ada suatu
halpun yang membedakan mereka dari bangsa Arab kecuali agamanya. Karena gaya mereka yg
ke-Arab-araban inilah, maka peneliti Barat banyak salah anggap bahwa mereka bukan benar-
benar Yahudi melainkan Arab yang telah memeluk Judaisme, atau paling tidak mayoritas dari
mereka adalah Yahudi-Arab (tidak lagi murni Yahudi). “(2)

Mungkin saja para pemikir Barat tidak terlalu jauh dari kenyataan. Karena walaupun kaum
Yahudi bermigrasi ke Arab selama ratusan tahun, atau bila kita mau menerima sejarah versi
Yahudi yang menyatakan mereka tinggal di sana selama 2000 tahun, bahkan mereka telah
kawin campur dengan bangsa Arab, bagaimanapun mereka adalah bangsa Arab.

Maududi menulis, “Tidak ada bukti sejarah bahwa kaum Arab Yahudi benar-benar pernah ada
di dunia. Mereka tidak meninggalkan tulisan apapun dalam bentuk buku atau ukiran batu yang
bisa menjadi titik terang mengenai masa lalu mereka, tidak juga ada sejarawan Yahudi dan
penulis di luar dunia Arab yang menyatakan ttg keberadaan mereka. Alasan di balik semua itu
adalah karena setelah mereka bermukim di jazirah Arab mereka telah melepaskan diri dari
kebangsaan mereka, dan kaum Yahudi di seluruh dunia tidak lagi menganggap mereka sebagai
bagian dari Yahudi. Karena mereka telah melepaskan kebudayaan Yahudi, bahasa, bahkan
nama mereka, lebih lagi karena mereka telah mengadopsi budaya Arab.” (2)

Alasan mengenai mengapa tidak ada sejarah yang otentik mengenai Yahudi Arab adalah karena
Muhammad telah menghancurkan mereka semua. Tidak ada orang mati yang bisa menulis
sejarah, bukan?
Bila bangsa Yahudi telah berkarakteristik Arab bahkan tidak bisa lagi dibedakan dengan bangsa
Arab yang lain, maka mungkin saja masuk akal bahwa versi sejarah Yahudi lebih akurat dan
bahwa kaum Yahudi telah tinggal di Arab jauh sebelum yang diperkirakan sejarawan Muslim.
Bahkan, sekalipun kita harus menerima sejarah versi Muslim, faktanya adalah bahwa kaum
Yahudi telah tinggal di Arabia, paling tidak 500 tahun sebelum kelahiran Muhamad; dan mereka
berhak mengklaim wilayah mereka (Yathrib).

PENDUDUK NON-YAHUDI LAINNYA

Pada masa 450 atau 451 AD, terjadi banjir besar di Yaman yang memaksa berbagai suku dari
rakyat Saba bermigrasi ke bagian lain di Arabia. Diantara mereka ada suku Aus dan Khazraj yang
pergi dan menetap di Yathrib. Dua suku ini besar tetapi terbelakang. Berbeda dengan Yahudi
yang telah menguasai perdagangan dan menjadi pemilik hampir semua bisnis di Yathrib, bangsa
Arab yang sebenarnya memperoleh penghidupan dengan menjadi pelayan kaum Yahudi di
pertanian atau rumah tangga Yahudi. Mereka dipandang rendah oleh Kaum Yahudi, yang
kemudian menjadi pokok permasalahan.

Selain itu, kedua suku ini tidak bisa bersatu dan kemudian berusaha mengikat persekutuan
dengan suku-suku Yahudi. Ini berjalan dengan baik; karena Bani Qainuqa tidak bersahabat
dengan baik dengan kedua suku Yahudi yang lain. Dengan demikian Bani Qainuqa dan Khazraj
menjalin persekutuan. Sedangkan Bani Quraizah, Bani Nadir, dan Aus bergabung bersama.
Adalah penting untuk dicatat perseteruan ini bukanlah karena alasan agama tetapi karena
persaingan antar suku.
Maududi berkomentar, ”Karena hal inilah, maka kaum Yahudi tidak saja ikut dalam berbagai
perang-antar-kelompok di Arab, tetapi mereka juga ikut perang membantu para sekutu
mereka, suku-suku Arab, melawan kelompok-kelompok Yahudi lain bersekutu dgn kelompok
Arab lain yang jadi musuh.”

Bila kita bisa melampaui kabut tebal prasangka yang telah menyempitkan pandangan para
cendekiawan Muslim, maka kita bisa beranggapan bahwa semua suku yang ada di Medinah
adalah Arab yang memeluk agama berbeda-beda. Dan sebagaimana suku atau bangsa lain yang
ada di dunia, diantara mereka juga terjadi persaingan. Tetapi dilihat dari struktur perserikatan
mereka, konflik-konflik itu tidak terjadi karena alasan agama. Hal ini sangatlah penting untuk
dicatat. Konflik antar suku hanya ada dalam kurun waktu yang pendek, tetapi kebencian
antar agama akan selalu ada selama-lamanya.

Dalam perkembangan selanjutnya, Muhamadlah yang telah menghembuskan kebencian antar


agama. Muhamad jugalah yang harus dicap sebagai penyebab pertentangan antar agama di
Arab atau bahkan di seluruh dunia.

Muhamad dianggap sebagai pemersatu seluruh suku Arab. Hal itu mungkin saja benar. Tetapi
tanpa dia-pun, suku-suku itu suatu hari akan melupakan perang yang terjadi diantara mereka.
Sama seperti yang terjadi dimana-mana di seluruh dunia, bahwa ada banyak suku yang mula-
mula berperang, kemudian bersatu untuk membentuk bangsa yang lebih kuat.

Muhamad menyatukan Arab dan mengubah mereka menjadi kekuatan yang besar, untuk
menginvasi negara lain, menghancurkan peradaban yang lain dan memaksakan bahasa,
kebudayaan, dan agama mereka kepada orang lain yang ditaklukkan.

Dengan memeluk Islam, persatuan yg terbentuk menguntungkan Arab secara ekonomis, tetapi
bahaya dari kebencian agama yang dipercikkan Muhamad bagi seluruh manusia telah
mengalahkan semua keuntungan yang pernah didapat dari persatuan yang terbentuk dari
gabungan beberapa suku Arab tersebut.

HIJRAH KE MEDINAH

Arab selalu dalam keadaan perang satu sama lain. Tetapi diantara mereka, orang Mekah-lah
yang mempunyai posisi yang menguntungkan. Ka’bah yang merupakan simbol tempat suci bagi
seluruh Arab terdapat di Mekah. Itu adalah tempat ziarah yang berarti uang (keuntungan
ekonomis) dan kekuasaan (keuntungan politis) bagi penduduk Mekah.

Ketika Abu Thalib, paman Muhammad dan istrinya, Khadijah, meninggal, maka ia kehilangan
pendukung kuat dan penduduk Mekah meningkatkan tekanan terhadapnya. Ia menerima
tawaran beberapa orang dari Bani Thaif bahwa bila Muhamad menjadikan kota mereka sebagai
tempat suci bagi agama yang baru diciptakan-nya (dengan demikian kota mereka nantinya akan
jadi tempat religius dan berkumpulnya pengikut agama Muhammad) maka Bani Thaqif,
penduduk wilayah Thaif, akan membantu dia.
Maka Muhamad dan anak laki-laki yang diadopsinya, Zaid ibn Harith, secara diam-diam pergi ke
Taif pada 620 AD mencari perlindungan dari komunitas yang ada di sana dan berjanji akan
membuat kota mereka sebagai salah satu tempat suci untuk Muslim. Tetapi sebaliknya yang
terjadi ternyata sebagian besar Bani Thaqif mengolok-oloknya dan bahkan permohonannya
agar kunjungannya ke sana dirahasiakan tidak dikabulkan. Pemimpin Taif mungkin saja telah
memusuhi penduduk Mekah, tetapi mereka tidak mau menambah resiko yang membahayakan
hidup mereka karena melindungi pemeluk agama yang tidak jelas (islam).

Ketika orang Quraish tahu mengenai rencana pembuatan Mekah sbg kota suci Muslim, mereka
sangat marah dan menekan Muhamad sampai akhirnya beberapa tahun kemudian mereka
memutuskan untuk membunuhnya.

Muhamad mengetahui rencana pembunuhan terhdp dirinya dan melarikan diri ke Yathrib. Di
Yathrib, ia mempunyai beberapa pengikut, mereka berasal dari suku Khazraj dan Aus. Kedua
suku ini takut pada perang berkepanjangan, terutama karena perang yang baru saja terjadi
(Perang Bu’ath) diantara mereka. Mereka sedang berupaya mencari jalan untuk mengakhiri
kekerasan itu. Jadi berkumpullah kedua pemimpin suku itu yg setuju agar Muhamad dijadikan
penengah.

SURAT PERJANJIAN

Adalah suatu kebiasaan universal bahwa dua pihak yg berselisih mengangkat seorang mediator
sbg penengah. Muhamad, yang semula dianggap sebagai orang asing dengan demikian
dianggap tidak memihak salah satu sukupun, diminta untuk menjadi juru pisah atas konflik-
konflik yang terjadi kemudian. Hal yang perlu dicatat adalah bahwa konflik yang terjadi di
Yathrib tidaklah terjadi antara Muslim dan Yahudi; karena jika demikian Muhamad tidak
mungkin dianggap sebagai penengah.

Juga telah kita lihat sebelumnya tidak ada perseteruan agama yang terjadi di Yathrib. Tetapi
bagaimanapun, kaum Yahudi adalah bagian dari perjanjian itu karena mereka mengikat
perserikatan dengan suku-suku Arab.

Ini kesempatan emas bagi karir kenabian Muhamad yang sudah lama ia impikan. Sebagai
bagian dari perjanjian itu, suku-suku itu tentulah akan melindungi sang Nabi dan juga anak
istrinya dari serangan penduduk Mekah.

Jumlah mengikut Muslim di Yathrib semakin bertambah karena Yahudi menawarkan tempat
mereka itu sbg tempat pengungsian aman bagi imigran Muslim. Yahudi tidak sekalipun
mengira bahwa orang yang telah mereka berikan suaka (perlindungan) akan berbalik
melawan mereka, apalagi menghancurkan mereka.

Perjanjian itu tidaklah memberikan kekuasaan untuk memerintah. Ibnu Hisham melaporkan
sebagian dari perjanjian itu. Tetapi sebagaimana yang akan kita lihat, perjanjian itu telah
dimanipulasi. Tertulis demikian:

“Yahudi harus menanggung pajak mereka dan Muslim juga harus menanggung pajak mereka.
Masing-masing pihak harus membantu yang lain dari ancaman pihak luar. Mereka harus
mengutamakan saling membantu, berkonsultasi, dan loyalitas dan tidak melakukan
pengkhianatan. Mereka harus dengan sungguh-sungguh berdoa bagi keselamatan pihak lain.
Hubungan antar pihak ini didasarkan pada kesalehan dan kemauan untuk mengakui hak-hak
pihak lain, tidak didasarkan atas dosa dan perbuatan tercela. Orang yang bersalah harus
dibantu untuk diperbaiki. Yahudi harus ikut serta membantu orang beragama lain selama
perang berlangsung. Yathrib akan menjadi tempat perlindungan untuk orang-orang yang ada di
dokumen ini. Bila ada konflik atau pertikaian yang akan menimbulkan masalah besar, maka
haruslah diserahkan kepada Tuhan dan Muhamad sebagai utusan Tuhan; kaum Quraish dan
sekutunya tidak boleh diberi bantuan dan perlindungan. Pihak-pihak yang ikut dalam perjanjian
ini haruslah saling membantu dalam melawan setiap serangan ke Yathrib; setiap orang haruslah
bertanggung jawab mempertahankan tanah dimana ia tinggal” (Ibn Hisham, vol. ii, pp 147-150)

Ada beberapa petunjuk bahwa dokumen perjanjian itu telah dimanipulasi. Hal yang paling
nyata adalah bahwa tidak mungkin Yahudi mau menandatangani dokumen yang mengakui
bahwa Muhamad adalah utusan Tuhan. Karena hal ini berarti penerimaan atas pernyataan
(klaim) Muhamad bahwa ia adalah utusan Tuhan. Jadi nyatalah bahwa dokumen di atas,
kelihatannya telah dimanipulasi.

Juga ada beberapa kontradiksi dalam konteks dokumen tersebut. Ini diawali dengan adanya
suatu perjanjian yang ditandatangani oleh dua suku yang berkuasa yang mempunyai hak dan
kekuatan yang sama. Tetapi kemudian terdapat kalimat, ” Yahudi harus ikut serta membantu
orang beragama lain selama perang berlangsung “ dan “Bila ada konflik atau pertikaian yang
akan menimbulkan masalah besar, maka haruslah diserahkan kepada Tuhan dan Muhammad
sebagai utusan Tuhan;” menyatakan adanya suatu kesan adanya ketidakseimbangan.

Pernyataan-pernyataan tsb nampaknya disisipkan belakangan. Pernyatan itu membuat Muslim


mempunyai kekuatan yang lebih, padahal di bagian lain perjanjian dikatakan bahwa semua
pihak mempunyai hak yang sama. Point yang paling penting adalah bagaimana mungkin
Muhamad dianggap sebagai penengah sementara ia sendiri adalah pihak yang diuntungkan dari
perjanjian itu?

Mengherankan bahwa cendekiawan Muslim mempelajari surat tersebut selama berabad-abad


dan tidak sedikitpun mempertanyakan bagaimana mungkin Muhamad diangkat menjadi
penengah dalam sebuah perjanjian, padahal ia sendiri ikut sbg salah satu pihak dlm perjanjian
itu?

Hal-hal itulah yang menguatkan bahwa perjanjian tersebut tidak otentik. Tetapi karena
Muhamad dan pengikut-nya telah menghancurkan dokumen yang asli, maka tidak ada satupun
yang tertinggal untuk kita, kecuali dokumen yang cacat tersebut.
PERANG SUCI

Setelah terjadi insiden di Badr dimana pengikut Muhamad menyerang karavan milik saudagar
dan mengambil barang rampasan, maka berubahlah nasib Muhammad. Ia menjadi kaya karena
barang rampasan itu, dan popularitasnya meningkat. Ia menjanjikan kekayaan dan budak
perempuan kepada mereka yang mengambil bagian dlm pasukan perampoknya dan juga surga
dengan pelayan-pelayan cantik dan sungai anggur untuk mereka yang mati shahid.

Untuk seorang pengikut fanatik yang bodoh dan rakus, ini merupakan tawaran yang tidak bisa
ditolak. Bila mereka selamat, maka mereka akan mendapat bagian dari barang rampasan
termasuk dapat wanita-wanitanya; tetapi bila mati, mereka akan masuk surga dengan imbalan
yang serupa ditambah dengan nikmat dari Auwloh.

Yang menarik adalah bahwa bangsa Arab tadinya memiliki nilai-nilai kesusilaan yang diterapkan
pada saat mereka menangkap wanita yang telah menikah, tetapi Nabi Auwloh telah mencabut
nilai-nilai kesusilaan itu dan menyatakan bahwa adalah legal bagi seorang pria untuk
mempunyai hubungan sexual dengan wanita yang tertangkap dalam perang. (Q. 4:24)

Yahudi memiliki agamanya sendiri, tidak bisa menerima doktrin Muhamad ttg ke-Nabiannya.
Bahkan mereka mungkin menertawakan Muhamad dan pengikutnya. Hal itu tentunya dengan
jelas bisa dimengerti. Bayangkan saja bagaimana Muslim bereaksi, bila ada orang diantara
mereka yang meng-klaim dirinya adalah nabi Auwloh dan memulai agama baru. (Ingat LIA
EDEN!)

------------------------------------------------
Footnote
1. Users.erols.com
2. Usc.edu
APA YG DILAKUKAN MUHAMMAD TERHADAP:

Bani Qaynuqa
oleh Ali Sina

Di Medinah dulu, pernah hidup 3 suku Yahudi; Bani Qainuqa, Bani Nadir dan Bani Quraiza
(Quraisy). Setiap suku ini mengadakan persekutuan dgn suku-suku Arab lainnya dan jika ada
cekcok, maka para sekutu Arab dan Yahudi akan bersatu melawan musuh. Inilah bukti bahwa
dijaman sebelum Islam agama bukan halangan utk bersatu. Sampai saat datangnya Muhamad.

Ketika nabi gadungan itu memasuki Medinah, ia berharap bahwa Yahudi akan menerima agama
karangannya. Ia berkotbah ttg tuhannya Yahudi, memuji-muji para nabi mereka dan mengutip
legenda-legenda Yahudi (tapi salah kutip), memilih tanah sucinya Yahudi sbg kiblatnya dan pada
dasarnya, merayu Yahudi agar mau bergabung dgnnya.

W. N. ARAFAT yg membantah terjadinya holocaust pertama ini menulis; "Juga diterima bahwa
pada permulaan, nabi Muhamad berharap agar Yahudi dari Yathrib (Medinah), sbg pengikut
agama agung, akan menunjukkan pengertian terhdp agama monotheistic baru ini, Islam." (1)

Tetapi betapa kecewanya Muhamad ketika Yahudi malah menertawakannya dan tidak lagi
mempedulikan seruannya. Dan mengingat karakter Muhamad yg tidak suka dikritik ini,
Muhamad lalu menyimpan dendam kesumat terhdp Yahudi dan sejak saat itu ia memutuskan
utk suatu hari dapat melampiaskan dendamnya itu.

INVASI terhdp BANI QAYNUQA:

Ini adalah kelompok Yahudi pertama yg jadi obyek luapan kemarahan Muhamad. Mereka
tinggal di Medinah. Mereka berkecimpung dlm kerajinan spt pengukiran emas, pembuatan besi
dan pembuatan alat-alat keperluan rumah tangga dan oleh karena itu mereka memiliki banyak
peralatan perang dlm rumah-rumah mereka.

Saifur Rahman al-Mubarakpuri dlm Ar-Rahiq Al-Makhtum menulis;


"Mereka (Bani Qaynuqa) memulai mencari kerusuhan, meledek Muslim, melukai mereka yg
sering mengunjungi pasar dan bahkan mengintimidasi para wanita. Hal-hal ini semakin
meruncingkan keadaan sehingga nabi (SAW) mengumpulkan mereka, menegur mereka dan
menyerukan agar mereka bertindak secara rasional, dewasa dan diperingatkan agar tidak lagi
melakukan pelanggaran. Tetapi mereka tetap bersikeras dan tidak mempedulikan
peringatannya dan mengatakan: “Jangan besar kepala dgn kekalahan Quraish yg tidak
berpengalaman dlm perang. Kalau kau mengajak kami berperang, kau akan sadar bahwa kami
ahli perang.” (2)

Apapun yg dikatakan sejumlah Yahudi itu kdp Muhamad itu bukan merupakan pernyataan
resmi penduduk. Ini hanyalah alasan yg dicari-cari Muhamad agar dapat kesempatan emas utk
berperang. Maududi mengatakan, “Ini kata-kata jelas sbg deklarasi perang.”

Ini omong kosong. Kata-kata ini tidak datang dari kepala Bani Qainuqa dan kata-kata ini bukan
ancaman. Muslim diteriaki oleh sejumlah hooligan karena Muslim mencoba memaksakan Islam.
Hanya orang yg otaknya penuh dgn fanatisme agama bisa menafsirkan olokan beberapa
pemuda Yahudi sbg pernyataan perang oleh seluruh penduduk Yahudi melawan Muslim.
Menghukum seluruh penduduk dng beringas karena alasan beberapa dari mereka membunuh
seorang Muslim karena ia membunuh Yahudi sungguh tidak masuk akal. Padahal di Quran
sendiri sudah dikatakan "... tidak ada penanggung beban yg dapat menanggung beban orang
lain" (Q. 53: 3

Sejarawan Muslim ingin menyalahkan kesemuanya kpd Yahudi dan menunjukkan mereka spt
pihak jahat dlm cerita ini. Meledek, meneriaki orang bukan sebuah tindak pidana.

Ayat berikut mengemukakan nada benci Muhamad ketika ia ketemu dgn Yahudi.
“Katakan [ya Muhamad] kpd mereka yg tidak beriman: ‘Kalian akan dikalahkan dan
dikumpulkan dalam Neraka …’ Sudah ada Tanda bagi Kalian (Ya Yahudi) dlm dua tentara yg
bertemu (dlm pertempuran — yaitu Pertempuran Badr): Satu adalah berperang dijalan Auwloh,
dan bagi yg lain mereka) adalah yang tidak beriman. Mereka (yg beriman) melihat mereka (yg
tidak beriman) dgn mata kepala mereka sendiri sbg dua kali jumlah mereka (walaupun mereka
tiga kali lebih banyak). Dan Auwloh mendukung dgn KemenanganNya mereka yg Ia sukai …”
[Q.3: 22,13]
"Suatu hari seorang tukang emas Yahudi memprovokasi seorang Muslimah yang auratnya
kelihatan ketika ia mengikat ujung jubahnya ke punggungnya. Seorang lelaki Muslim kebetulan
berada disana dan MEMBUNUH orang itu (yah, namanya pengikut agama damai. -adm);
Yahudi membalas dgn membunuh Muslim itu. Keluarga korban kemudian menyerukan bantuan
Muslim dan perangpun dimulai." (2)

Insiden-insiden macam ini sering terjadi dlm masyarakat primitif. Bahkan dlm masyarakat
majupun, orang bisa tewas karena hal sepele spt menyerempet mobil orang lain. Manusia
kadang tidak dapat berpikir secara rasional. Tindakan mereka bisa drastis konsekwensi parah.
Tapi orang bijaksana dapat meredakan situasi dan akan menenangkan massa tanpa berpihak
pada siapapun. TETAPI Muhamad memang bukan orang bijak. Ia sudah dimabukkan oleh sukses
perampokan dan penjarahan karavan dan sekarang ia sedang mencari-cari alasan utk
mendapatkan harta kekayaan Yahudi di Yathrib. Insiden ini adalah kesempatan emas baginya,
shg pada hari itu, Sabtu, Shawwal 15th, 2 AH, ia berbaris dgn tentaranya dan mengepung
benteng-benteng Yahudi selama 15 hari. Tanpa air, Bani Qainuqa dipaksa menyerahkan segala-
galanya yg mereka punya; nyawa, harta, wanita dan bahkan anak-anak mereka kpd nabi
gadungan itu.

Maududi menulis, “Akhirnya, nabi suci (yg mendapatkan kedamaian Auwloh) mengepung
kediaman mereka pada akhir Shawwal (menurut pihak lain pada saat Dhi Qa'dah) AH 2.
Kepungan ini tidak sampai berlangsung sampai dua minggu ketika mereka menyerah dan
semua lelaki diikat dan dijadikan tahanan. Abdullah bin Ubayy datang dan meminta
pengampunan bagi mereka. Nabi suci memenuhi permintaannya dan memutuskan agar Bani
Qainuqa diusir dari Medinah dan meninggalkan harta, peralatan perang dan barang-barang
kerajinan mereka. (Ibn Sa'd, Ibn Hisham, Tarikh Tabari). (3)

Detail-detail ttg intervensi Ubayy dilaporkan dlm buku sejarah Islam pertama, Sirat Rasulullah;

"Asim b. `Umar b. Qatada mengatakan bahwa Bani Qaynuqa` adalah suku Yahudi pertama yg
memutuskan perjanjian dgn nabi dan berperang antara Badr dan Uhud, dan nabi mengepung
mereka sampai mereka menyerah tanpa syarat. `Abdullah bin Ubayy bin Salul … mengatakan,
'Ya Muhamad, perlakukanlah rekan-rekan saya ini dgn baik (kini mereka sekutu Khazraj), tetapi
nabi menolaknya. Ia mengulangi kata-katanya dan nabi berpaling darinya …

Lalu Qatada mengatakan, 400 lelaki … dan 300 lelaki melindungi saya dari musuh saya, kau akan
menghabisi mereka dalam satu hari? …' Nabi mengatakan, 'Kau boleh mendapatkan mereka.'
[Sirat, p.363]

Dlm kata-kata al-Mubarakpuri, "Bani Qainuqa‘ menyerahkan semua materi, kekayaan dan
peralatan perang mereka kpd muhammad, yg menyisakan 1/5 bagian bagi dirinya dan sisanya
diberikan kpd pengikutnya. Setelah itu, mereka diusir dari seluruh Arabia ke Azru‘a di Syria
dimana mereka tinggal secara sementara dan segera akan musnah." (2)

Tidakkah ada yg pernah bertanya, MENGAPA? Mengapa insiden sepele dijadikan alasan bagi
seseorang yg mengaku utusan Tuhan utk MENGUSIR SELURUH PENDUDUK yg sudah bermukim
disana ratusan tahun secara turun temurun dan menyita seluruh harta benda mereka? Apakah
kita sudah lupa akan arus pengungsi dari Kosovo? Milosevic yg sampai diseret ke pengadilan
sbg penjahat perang pun tidak sampai menjambret harta para pengungsi. Dan di abad ketujuh
itu, Yahudi di Medinah tidak disediakan kamp pengungsi PBB dan tidak ada Palang Merah dan
organisasi-organisasi humaniter lainnya yg datang membantu meringankan penderitaan
mereka.

Bgmn orang beradab bisa mensahkan aksi tidak beradab dan genocidal seseorang yg
menganggap diri nabi? Bgmn para muslim masih bisa bangga menyandang kemuslimannya
setelah membaca fakta-fakta sejarah ini ttg Muhamad? Fakta bahwa Abdullah bin Ubayy, yg
oleh al-Mubarakpuri disebut "munafik," datang utk menyelematkan para tahanan ini
menunjukkan rencana pertama Muhamad UTK MEMBANTAI MEREKA SEMUA. Mengapa?
Hanya intervensi bin Ubayy yg menyelamatkan nyawa mereka. Mosok orang "munafik" masih
memiliki rasa kemanusiaan yg lebih tinggi ketimbang seorang Rasul Auwloh dan ketimbang
AUWLOH sendiri? Jadi, Muhamad (atau Auwloh) lebih rendah dari orang “munafik”?

----------------------------------
1- From Journal of the Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland, (1976), pp. 100-107 By W. N. ARAFAT
HYPERLINK "http://homepages.haqq.com.au/salam/misc/qurayza.html" \t "_blank"
http://homepages.haqq.com.au/salam/misc/qurayza.html

2- AR-Raheeq Al-Makhtum by Saifur Rahman al-Mubarakpuri HYPERLINK


"http://islamweb.islam.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-26.HTM" \t "_blank"
http://islamweb.islam.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-26.HTM

3- HYPERLINK "http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/maududi/mau59.html" \t "_blank"


http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/maududi/mau59.html
INVASI terhadap BANI AN-NADIR :
Berikut adalah giliran Bani Nadir. Mereka juga termasuk salah satu suku Yahudi di Medinah.
Ka'b Ibn Ashraf, kepala Bani Nadir mengkhawatirkan keselamatan sukunya setelah melihat apa
yg terjadi dgn Bani Qaynuqa dan bgmn sang Nabi memberangus mereka semua tanpa ampun.
Ia sadar bahwa Muhamad adalah orang biadab tanpa moral ataupun prinsip dan tidak ada satu
halpun yg dpt menghentikan upayanya mengeradikasi Yahudi. Oleh karena itu Ka’b Ibn Ahraf
merasa perlu utk berkomunikasi dgn orang-orang Mekah utk mencari perlindungan, kalau-kalau
Muslim suatu saat menginvasi bangsanya.

Ka'b bin Ashraf, menurut Maududi, adalah: "Orang kaya yg terkenal karena ketampanannya dan
kemahirannya berpuisi itu kemudian pergi ke Mekah, dan menyebarkan semangat balas
dendam atas matinya para kepala suku Quraish di Badr dgn menulis dan membacakan syair-
syair provokatif. Lalu ia kembali ke Medinah dan menyusun lirik-lirik yg bersifat menghina ttg
para wanita Muslim. Pada akhirnya, Nabi Suci mengirimkan Muhammad bin Maslamah Ansari
pada Rabi al-Awwal, A. H. 3, utk melaksanakan PERINTAH PEMBUNUHANNYA.” (Ibn Sad, Ibn
Hisham, Tabari).

Apa tindak kejahatan bin Ashraf? Menulis sajak? Inikah yg mengakibatkan Muhamad
menjatuhkan fatwa pembunuhannya? Inikah alasan seorang nabi yg disebut adil/pemaaf/lemah
lembut/rahmatan lil alamin, membunuh pihak yg tidak disukainya?! Muslim bersikeras bahwa
Muhamad melakukan ini, walaupun dgn cara licik, demi menyelamatkan nyawa pengikutnya. Ini
lagi-lagi bukti bgmn Islam merusak cara berpikir pengikutnya.

Bahkan Muslim dgn tenang tidak menganggap aneh perintah pembunuhan Muhamad terhdp
Abu Afak, lelaki jompo berusia 120 tahun dan Asma bint Marwan, wanita penyair beranak
lima, yg keduanya menulis lirik-lirik yg dianggap menghina terhdp ‘nabi suci’ itu. Kalau begitu,
apa beda Muhamad dgn Saddam Hussein, Bin Laden atau para tiran lainnya? Bukankah ini sama
saja dgn asasinasi para wartawan/jurnalis, penulis dan kaum intelektual oleh Republik Islam
Iran dan para rejim penguasa bengis lainnya?

Cerita pembunuhan Ka'b Bin Ashraf dlm hadis:

BUKHARI, VOLUME 5, #369


Diriwayahkan Jabir Abdullah: Rasulullah mengatakan "SIAPA BERSEDIA MEMBUNUH Ka`b bin al-
Ashraf yg melukai Auwloh dan RasulNya?" Maslama berdiri dan mengatakan, "Ya Rasul!
Maukah anda agar saya membunuhnya?" Nabi mengatakan, "YA". Maslama mengatakan,
"Maka ijinkan saya utk mengatakan satu hal (palsu) (yi, utk menipu Ka`b). Nabi mengatakan,
"Kau boleh mengatakannya."

Maslama pergi ke Ka`b dan mengatakan, "Orang itu (Muhammad) menuntut Sedekah dari kami
dan ia sangat memberatkan dan oleh karena itu saya datang utk meminjam sesuatu darimu."
Ka`b menjawab, "Memang kau akan cepat lelah karena Muhamad!" Maslama mengatakan,
"Tetapi karena kami sudah mengikutinya, kami tidak mau meninggalkannya, sebelum kami tahu
bgmn nasibnya akan berakhir. Sekarang, pinjamkan kami onta penuh yg dibebani penuh dgn
makanan. …

Maslama dan temannya menjanjikan Ka`b bahwa ia akan kembali. Malam itu juga, ia datang ke
Ka`b, BERSAMA DGN KAKAK ANGKAT Ka`b (!), Abu Na'ila. Ka`b mengundang mereka utk
memasuki bentengnya dan ia bergegas berangkat menemui mereka. Isterinya bertanya
padanya, "Kemana kau pergi saat malam ini?" Ka`b menjawab, “Maslama dan kakak angkat
saya, Abu Na'ila, telah datang." Isterinya mengatakan, "Saya mendengar suara seakan darah
tumpah darinya." Ka`b mengatakan, "Mereka tidak lain dari saudara saya, Maslama, dan kakak
angkat saya, Abu Na'ila. Seorang lelaki murah hati harus menanggapi panggilan, bahkan di
malam hari, bahkan kalau ini undangan utk dibunuh."

Maslama masuk dan mengatakan kpd rekannya, "Kalau Ka`b datang, saya akan mencium wangi
rambutnya, dan begitu kau melihat bahwa saya memegang kepalanya, BUNUH IA. Saya akan
mengijinkan kau mencium wangi kepalanya."

Dan itu pula yg terjadi !!

Hadis ini melanjutkan: "Dan mereka membunuhnya dan menghadap nabi dan
memberitahuinya."
VERSI TABARI & IBN ISHAQ:

Tabari VII:94 "Ashraf tidak menyangka apa-apa ketika Maslama berseru, ‘BUNUHLAH MUSUH
AUWLOH !' Dan mereka membunuhnya dan pedang-pedang mereka saling bentrok. Maslama
mengatakan, ‘Saya ingat keris saya dan saya mengambilnya. Saya menancapkannya kebagian
bawah tubuhnya. Saya menekan pisau saya itu dgn kuat sampai mencapai alat kelaminnya.
Musuh Auwloh jatuh ke tanah.'"

Ishaq:368 "Kami membawa KEPALANYA kepada Muhamad malam itu, menyalami nabi saat ia
solat berdiri dan melemparkan kepala Ashraf di kaki nabi. Nabi MEMUJI AUWLOH bahwa
penyair itu telah dibunuh dan memuji kami atas PEKERJAAN BAIK yg kami lakukan demi
Auwloh. Serangan kami terhdp musuh Auwloh mencampakkan teror diantara Yahudi dan tidak
ada Yahudi di Medinah yg mengkhawatirkan nyawa mereka.'"

KESIMPULAN :
PEMBUNUHAN DAN TEROR = "PEKERJAAN BAGUS" dlm Islam

Ishaq:368 "Ashraf's body was left prostrate. After his fall, all of the Jews were brought low. Sword in hand we cut
him down. By Muhammad's order we were sent secretly to his home by night. Brother killing brother. We lured him
to his demise with deviousness. We made him taste death with our deadly swords. We sought victory for the
religion of the Prophet." Tabari VII:97 "The morning after the murder of Ashraf, the Prophet declared, ‘Kill any Jew
who falls under your power.'"

Cerita ini semakin seru. Maududi melanjutkan riwayahnya :


“Setelah tindakan hukuman ini (yaitu, pengusiran Bani Qainuqa dan pembunuhan Ka'b bin
Ashraf), Yahudi sangat ketakutan shg tidak lagi berani melakukan apa-apa. Tetapi kemudian
pada Shawwal, A.H. 3, suku Quraish ingin membalas dendam atas kekalahan mereka di Badr,
berbaris menuju Medinah dgn persiapan besar, dan Yahudi melihat bahwa hanya 1000 tentara
berbaris dgn nabi (SAW), dibanding dgn 3000 tentara Quraish, bahkan setelah mereka
ditinggalkan oleh ke 300 orang munafik yg kembali ke Madinah. Mereka melakukan
pelanggaran pertama dan terbuka terhdp Perjanjian dgn menolak bergabung dgn Nabi dlm
mempertahankan kota itu.”

BETAPA ANEH-nya bahwa Muslim menuntut kerjasama Bani Nadir setelah membunuh
pemimpin mereka dan menghancur-leburkan saudara mereka, Bani Qaynuqa. Maududi
membanggakan bgm para Yahudi ini ketakutan tetapi tetap mencap mereka telah melakukan
fitnah karena tidak bersedia mendukung pihak pembunuh kepala suku dan saudara-saudara
mereka? Bukankah pembunuhan Ka’b ibn Ashraf dan pengusiran Bani Qaynuqa juga merupakan
pelanggaran Perjanjian? Atau mungkin Muhamad merasa bahwa Perjanjian itu hanya bersifat
sepihak yg hanya mewajibkan Yahudi sementara Muslim bebas melakukan apa saja??

Maududi melanjutkan :
“Ketika dlm Pertempuran Uhud, Muslim mengalami kekalahan, mereka (B. Nadir) semakin
bersemangat. Sampai mereka menyusun rencana rahasia utk membunuh Nabi tetapi rencana
itu gagal sebelum bisa dilaksanakan.

Detilnya begini :
Setelah insiden Bi'r Maunah (Safar, A. H. 4) Amir bin Umayyah Damri secara tidak sengaja
membunuh dua lelaki Bani Amir yg sebenarnya termasuk sekutu-sekutu Muslim. Amir
menyangka mereka musuh. Karena kesalahan ini, Muslim wajib membayar uang darah (DIYA).
Karena Bani an-Nadir juga bersekutu dgn Bani Amir, Nabi pergi menemui mereka, bersama dgn
para Sahabat, utk meminta bantuan mereka melunasi uang darah tsb. Dari luar mereka setuju,
tetapi secara rahasia mereka merencanakan bahwa seseorang dari mereka akan naik ke atap
tempat duduknya Nabi dan menjatuhkan batu besar utk membunuhnya. Tetapi sebelum
mereka dpt melangsungkannya, Auwloh memberitahu nabi dan nabi segera berangkat dan
kembali ke Madinah.”

ABSURDITAS YG MENGGELIKAN! Jadi, pertama Muhammad melanggar perjanjian dgn


membunuh Ka’b bin Ashraf. Ia kemudian melanggar SEMUA perjanjian dgn menjarah semua
harta Bani Qaynuqa dan mengusir mereka dgn jalan kaki ke gurun pasir. Kini, algojo-algojo
mereka dgn tidak sengaja membunuh orang lain. Lalu mengapa Bani Nadir yg harus
menanggung kesalahannya? Perjanjian tidak dibuat utk membebaskan tindakan criminal salah
satu pihak. Perjanjian Muhamad dgn Yahudi adalah utk membela Medinah dari invasi musuh.
Bukan utk melunasi tindak criminal Muhamad dan algojo-algojonya.

BETAPA TOLOLNYA para pakar Muslim yg selama 1400 tahun membaca cerita ini dan tidak
seorangpun memikirkan sejenak isinya?!

Bisakah anda bayangkan kalau scenario itu terjadi di abad 21 ini? Adakah seorang Presiden yg
membunuh lawan politiknya dan lalu meminta uang pada keluarga korbannya itu utk
membebaskan Presiden itu dari lilitan hutang pribadinya, misalnya? Serendah itukah
Muhamad?

Dlm cerita ini, ternyata Muhamad pergi ke Bani Nadir dan menyatakan tuntutannya. Para
Yahudi yg sudah ketakutan ini semakin takut dan tidak memiliki pilihan lain selain setuju saja.
TAPI BUKAN INI YG DIINGINKAN NABI! Nabi berharap bahwa B Nadir akan menolak
permintaannya dan NABI AKAN MENGGUNAKAN PENOLAKAN INI SBG ALASAN UTK
MEMBERANGUSKAN B NADR, spt ia memberanguskan Bani Qaynuqa. Bani Nadir memiliki tanah
agrikutlur yg paling maju di Yathrib. Muhamad mengincar tanah agrarian dan ternak mereka.
(Bukhari Volume 9, Book 92, Number 447)

Muhamad sudah merasakan enaknya TIGA TA, dan tentu kecewa dgn setujunya B Nadir utk
membantunya. Jadi apa yg harus dilakukannya? AH! Tidak sulit! Bukannya masih ada AUWLOH
SWT? Muhamad kemudian mengatakan kpd gangnya bahwa tiba-tiba ia mendapat wahyu dan
Auwloh, katanya, mewanti-wantinya bahwa B Nadir akan mencoba membunuhnya.
Pengikutnya percaya. Lha Wong, semua absurditas Muhamad mereka percaya, dari datangnya
Jibril, sampai malam Isra Miraj naik kuda Buraq … apapun bualan muhammad mereka percaya.
Al-Mubarakpouri menulis; "… Setelah mendengar ceritanya, mereka mengatakan akan
mengambil bagian dlm membayar uang darah itu dan memintanya dan para sahabatnya agar
duduk di rumah dan menunggu. Yahudi melakukan pertemuan singkat utk memulai rencana
pembunuhan terhdp Nab. Yang paling jahat diantara mereka, ‘Amr bin Jahsh, menaiki tembok
dan menjatuhkan batu besar atas kepalanya. Salah seorang dari mereka, Salam bin Mashkam,
memperingatkan mereka agar tidak melakukannya, karena Auwloh akan membongkar rencana
ini pada nabi dan tindakan macam itu merupakan pelanggaran atas perjanjian dgn Muslim.
Ternyata, Jibril memang datang dan memperingatkan Nabi … shg ia bergegas kembali ke
Medinah. …"

Sekali lagi, perjanjian Bani Nadir dgn Muslim itu adalah utk berperang melawan Mekah jika
mereka menyerang Medinah. BUKAN utk membayar uang darahnya Muhamad. Tetapi
Muhamad menggunakan ‘wahyu’nya itu utk menyatakan perang terhdp B Nadr. Nabi yg
percaya bahwa Auwloh adalah khairul maakerin, "penipu paling ulung", sendirinya adalah
penipu yg licik.


Muhamadlah yg melanggar perjanjian. Ia juga melanggar prinsip-prinsip moralitas dan batas-
batas kepantasan.

Lagipula, bukankah cerita diatas seharunya mengundang pertanyaan? Kalau memang Yahudi
ingin membunuh Muhammad, apa sulitnya menangkap Muhamad dan para sahabatnya saat
mereka berkunjung? Mengapa harus repot-repot menjatuhkan batu diatas kepalanya?
Mengapa Auwloh sanggup memperingatkan nabi tersayangnya, dan tidak bisa membuat ‘Amr
bin Jahsh jatuh dari atap?

Kalau Auwloh memang begitu marah dgn para Yahudi ini, mengapa IA tidak membunuh mereka
sekalian? Bukankah ini lebih mudah bagi Muslim dan nabi tersayangNya? Mengapa Auwloh yg
Maha Pengasih itu membiarkan pengikutnya utk bertindak spt pembunuh picisan? Hanya
orang-orang yg dibutakan oleh agama yg tidak sedikitpun merinding membaca cerita-cerita ini.
Bagi orang-orang normal lainnya, tidak sulit melihat bgmn Muhamad merencanakan ini semua
demi suksesnya operasi ethnic cleansing dan penjarahannya.

Maududi mengakhiri cerita ini dgn mengatakan; “Kini tidak ada lagi alasan utk memberi mereka
konsesi lebih lanjut. Nabi dgn segera mengirimkan ultimatum bahwa fitnah yg mereka
rencanakan telah diketahuinya, dan oleh karena itu mereka (B Nadr) HARUS MENINGGALKAN
MEDINAH DLM 10 HARI; KALAU MASIH ADA DARI MEREKA YG TERTINGGAL, MEREKA AKAN
DIBUNUH.

Sementara itu, Abdullah bin Ubayy mengirimkan mereka (B Nadr) pesan bahwa ia akan
membantu mereka dgn 2000 tentara dan bahwa Bani Quraizah dan Bani Ghatafan juga akan
membantu mereka; oleh karena itu mereka harus bersikeras dan tidak beranjak dari situ.
Karena jaminan palsu ini, B Nadir menanggapi ultimatum Nabi dgn mengatakan bahwa mereka
tidak akan meninggalkan Madinah dan ia bisa melakukan apapun yg ia suka. Akhirnya, pada
Rabi' al-Awwal, A. H. 4, Nabi mengepung mereka dan setelah beberapa hari pengepungan (ada
yg mengatakan 6 hari, ada yg mengatakan 15) mereka meninggalkan Medinah dgn syarat
mereka dapat membawa semua harta mereka yg dpt diangkut onta-onta mereka, kecuali
peralatan perang. Akhirnya, Medinah bebas dari suku Yahudi yg curang itu. Hanya dua dari Bani
Nadir menjadi Muslim dan dibiarkan menetap. Yg lainnya pergi ke Syria dan Khaibar.”

Muhammad tidak membantai Bani Nadir spt ia membantai Bani Qurayza, suku Yahudi lainnya
yg tinggal di Medinah, tapi itu tidak berarti bahwa ia tidak sempat memikirkannya, spt
dibuktikan ayat Quran dan Sirat dibawah ini:

[59.3] Dan jika tidaklah karena Auwloh telah menetapkan pengusiran terhadap mereka benar-
benar Auwloh mengazab mereka di dunia.
Artinya : dengan pedang, 'dan didunia berikut akan ada hukuman neraka, juga.[Sirat, p. 438]

Baik B Quraiza maupun B Ghatfan tidak menolong B Nadir dan akhirnya, tamatlah riwayat
mereka di Medinah. Huyai Ibd Akhtab, kepala suku B Nadir saat itu berangkat ke KHAIBAR. Ialah
yg dibunuh beberapa tahun kemudian, ketika Nabi menginvasi B Quraiza dan puterinya,
SAFIYAH (***) menjadi hasil rampasan Nabi ketika Khaibar jatuh di tangan Muslim.

Al-Mubarkpouri menulis,
"Rasulullah menyita persenjataan, tanah, rumah dan kekayaan mereka. Diantara harta
rampasan itu ada 50 baju besi, 50 helm, dan 340 pedang.

Ini menjadi hak Nabi secara eksklusif karena utk mendapatkannya tidak melibatkan
pertempuran. Ia membagi-bagi jarahan itu kpd …. Dan Rasulullah menghabiskan bagian
jarahannya itu bagi keluarganya utk dapat hidup pada tahun itu dan sisanya dihabiskan utk
membeli perlengkapan perang bagi tentara Muslim bagi peperangan dijalan Auwloh kemudian.

Hampir semua ayat dlm Sûrah Al-Hashr (Surah 59 - Perkumpulan) menggambarkan


pembuangan Yahudi dan cara-cara memalukan para Munafik. Ayat-ayat ini menunjukkan
perintah-perintah yg relevan ttg harta jarahan. Dlm Surah ini, Auwloh yg Maha Kuasa, memuji
para Emigran dan Pembantu. Surah ini juga menunjukkan sahnya menebang dan membakar
pohon-pohon dan tanah-tanah milik musuh bagi tujuan militer. Tindakan ini TIDAK DAPAT
DIANGGAP SBG FENOMENA KORUPSI SELAMA MEREKA BERADA DI JALAN AUWLOH."

Nah, anda lihat sendiri, bahwa sejarawan Muslim sendiri tidak malu-malu utk mengakui bahwa ;
KEJAHATAN BUKAN LAGI KEJAHATAN JIKA DILAKUKAN DEMI AUWLOH. Inilah contoh yg
ditinggalkan Nabi bagi para penerusnya dan memang inilah cara para Muslim tulen berlaku
sepanjang sejarah. Inilah inspirasi dibelakang fundamentalisme dan terorisme Islam. Kekerasan
dlm nama Islam, bukan suatu kejanggalan. INILAH ISLAM SEBENARNYA; pembunuhan,
penjarahan, pemerkosaan dan asasinasi … semuanya adalah praktek-praktek Islam. Tidak ada
yg kelewat batas, kalau menyangkut penyebaran agamanya Auwloh.

Saya kini meminta Muslim utk menunjukkan satu cerita sejarahpun dimana satu suku yg terdiri
dari ribuan orang, secara keseluruhan di-eliminasi TOTAL hanya karena satu rencana
pembunuhan yg gagal.

Para apologis Muslim berkali-kali mengatakan bahwa moralitas jaman sekarang tidak boleh
diberlakukan bagi moralitas 1400 tahun lalu. Mereka lupa bahwa Auwloh sendiri yg
mengatakan bahwa Muhamad adalah CONTOH SEMPURNA bagi seluruh umat manusia utk
SEGALA JAMAN.

----------------------------------------------
The Invasion of Bani Qainuqa
The Invasion of Bani Quraiza
2- AR-Raheeq Al-Makhtum by Saifur Rahman al-Mubarakpuri HYPERLINK
"http://islamweb.islam.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-26.HTM" \t "_blank"
http://islamweb.islam.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-26.HTM

3- HYPERLINK "http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/maududi/mau59.html" \t "_blank"


http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/maududi/mau59.html

4- HYPERLINK "http://islamweb.islam.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-29.HTM" \t "_blank"


http://islamweb.islam.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-29.HTM
MENGINVASI & MEMBANTAI BANI QURAIZA
link

Berikutnya adalah giliran Bani Quraiza. Segera setelah Perang Parit, Muhammad mengaku
bahwa malaikat Jibril mengunjunginya, "memintanya agar menarik pedang dari sarungnya
dan bergerak menuju habitasi Bani Quraiza 'laknat' dan memerangi mereka. Gabriel (Jibril)
mengatakan akan berangkat dgn barisan malaikat dan menggoyahkan benteng-benteng mereka
dan menaruh ketakutan dlm hati mereka."(2) Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 443.

Tidak jelas mengapa malaikat sakti spt Jibril memerlukan bantuan Muslim utk memberangus
Yahudi kalau ia sudah memiliki "barisan malaikat" yg bisa menggoyahkan benteng-benteng.
Namun demikian, sang rasulullah segera memanggil si tukang teriak azan dan
memerintahkannya agar mengumumkan permusuhan baru melawan Bani Quraiza," (2)

Muhammad mengepalai 3000 bala tentara infantri dan 30 pasukan berkuda milik Ansar
(pembantu) dan Muhajiri (Emigran).

Bani Quraiza diserang karena tidak membantu Muhammad saat Quraish menyerang Medinah.
Ali bersumpah bahwa ia tidak akan berhenti sebelum ia menembus garisun mereka.
Pengepungan ini berlangsung selama 25 hari. Akhirnya Bani Quraiza menyerah tanpa syarat.
Muhamad memerintahkan para lelaki agar diikat tangan mereka, sementara para wanita dan
anak-anak disekap secara terpisah.

Melihat ini, suku Al-Aws memohon agar nabi memperlakukan mereka dgn ringan. Muhamad
mengusullkan agar Sa‘d bin Mu‘adh, seroang mantan sekutu, diberi tugas utk menentukan
hukuman dan mereka setuju.

Keputusan Sa'd -yg luka-luka serius dlm perang sebelumnya (the Battle of the Confederates)-
adalah agar "semua lelaki bertubuh sehat dibunuh dan para wanita dan anak-anak dijadikan
tahanan dan kekayaan mereka dibagi-bagikan antara para pejuang Muslim." Sahih Bukhari
Volume 4, Book 52, Number 280.

Dan keputusan sangat keji inipun diterima oleh sang rahmatan lil alamin yg mengatakan bahwa
"Sa‘d memberi keputusan sesuai dgn perintah Auwloh."

Al-Bubarapouri menambahkan bahwa "Yahudi pantas menerima hukuman keras ini karena
pengkhianatan, perasaan anti-Islam dan persediaan persenjataan yg mereka kumpulkan yg
terdiri dari 1500 pedang, 2000 tombak, 300 baju besi dan 500 tameng, kesemuanya jatuh ke
tangan Muslim." (4)

Sejarawan Muslim sigap membenarkan alasan serangan ini dgn tuduhan korban "curang",
memfitnah dan "mengkhianati" dan "menyimpan perasaan melawan Islam". Namun tidak
satupun menyebutkan apa persisnya dosa-dosa Quraisy yg sampai pantas di-genocide secara
total itu.

Lubang-lubang digali di bazaar Medinah dan sekitar 600-900 Yahudi dipenggal disana.

Lihat (klik-link) dibawah ini bgmn artis Muslim mengabadikan peristiwa tsb.
HYPERLINK "http://www.booksamillion.com/ncom/books?pid=1591023076&ad=FGLBKS" \t "_blank"
Ilustrasi diatas diambil dari gambar dan buku berjudul 'The Prophet and the Companions at the
Massacre of the Prisoners of the Jewish Tribe of Bani Kuraizah' ('Nabi, para Sahabat, pada
Pembantaian Tahanan Suku Yahudi, Bani Quraisy').
Penulis: Bazil (Muhamad Rafi), diterbitkan di abad 19, Kashmiri, 17 folio, direproduksi dgn ijin
the British Library, London, utk buku Andrew Bostom, 'The Legacy of Jihad'.

Ok. Mari kita lanjutkan.

Huyai, Ibn Akhtab, kepala Bani Nadir *(ayah Safiyah) ditangkap dlm serangan ini dan dibawa ke
nabi dgn tangannya diikat pada lehernya. Ia tetap menolak Muhammad dan memilih dipenggal
ketimbang dipaksa memeluk agamanya. Dan iapun dipenggal pada saat itu juga.
*Safiyah, kemudian dijadikan salah satu istri muhammad, setelah bapaknya dipancung!

Utk memisahkan lelaki dewasa dari para lelaki muda, para pemuda disuruh melorotkan celana
mereka dan kalau mereka sudah memiliki bulu kemaluan (jembut), dipenggallah kepala
mereka.

Sunan Abu-Dawud Book 38, Number 4390


Diriwayahkan Atiyyah al-Qurazi: Saya berada diantara para tahanan Bani Qurayzah. Mereka
(para sahabat) menguji kami, dan mereka yg mulai tumbuh jembut dibunuh dan mereka yg
belum, tidak dibunuh. Saya berada diantara mereka yg belum punya jembut.

Kalau kalian masih juga menganggap bahwa Muhamad adalah rasulullah, anda bukan manusia.
Saya percaya, kekejaman nabi terhdp Yahudi asal Arabia ini sudah jelas menganga didepan
mata.

Tidak mungkin seorang rasulullah bisa membunuh sekitar 600-900 manusia dan mengusir
ribuan orang tanpa sedikitpun menunjukkan belas kasih.

Muhamad bukan rahmatan lil alamin, tetapi kutukan syaitan bagi umat manusia. Bahkan pada
detik-detik kematiannyapun ia masih melanjutkan instruksi bagi dilakukannya ethnic cleansing
(pembantaian etnis).

Bukhari Volume 4, Book 52, Number 288


Nabi pada tempat tidur kematiannya, memberi tiga perintah dan satu diantaranya adalah utk
mengusir para penyembah berhala dari jazirah Arab.

Bukhari Volume 4, Book 52, Number 176


Diriwayahkan 'Abdullah bin 'Umar: Rasulullah mengatakan, "Kau (Muslim) akan memerangi
Yahudi sampai mereka bersembunyi dibelakang batu. Batu-batu itu akan mengkhianati mereka
dan mengatakan, 'Ya 'Abdullah (yi: budak Auwloh)! Ada yahudi dibelakang saya, bunuhlah ia.'"

Ia maling, gangster dan perampok picisan. Ia kaya karena harta dari korban-korbannya.
Bukhari Volume 4, Book 52, Number 176
Narrated Anas bin Malik: Orang sering memberikan buah korma kpd nabi (sbg hadiah) sampai ia
menguasai Bani Quraiza dan Bani An-Nadir, saat ia mulai membalas hadiah-hadiah orang.

Lanjutan:
Part 1: The siege, the surrender & the intercession of al-Aus
Part 2: Who is Sa`d bin Mu`adh?
Part 3: Appointment of Sa`d bin Mu`adh, his judgment, its execution and conclusions
-------------------------
1- From Journal of the Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland, (1976), pp. 100-107 By W. N. ARAFAT
HYPERLINK "http://homepages.haqq.com.au/salam/misc/qurayza.html" \t "_blank"
http://homepages.haqq.com.au/salam/misc/qurayza.html

2- AR-Raheeq Al-Makhtum by Saifur Rahman al-Mubarakpuri HYPERLINK


"http://islamweb.islam.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-26.HTM" \t "_blank"
http://islamweb.islam.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-26.HTM

3- HYPERLINK "http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/maududi/mau59.html" \t "_blank"


http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/maududi/mau59.html

4- HYPERLINK "http://islamweb.islam.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-29.HTM" \t "_blank"


http://islamweb.islam.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-29.HTM

Diterjemahkan oleh VOLUNTEER


link

Bani Quraiza:
Bagaimana Muhamad LUPA akan Sifat Islam yang ‘Damai’
By Isaac Schrödinger (2006/04/05)

Sahih Bukhari: Volume 4, Book 52, Number 280.


Ketika suku Quraiza siap-siap menerima keputusan Sad, Rasullulah menyuruh Sad yang dekat
dengannya untuk datang. Sad datang, naik keledai dan sewaktu dia mendekat, Rasulullah
berkata (kepada para Ansar), “Berdirilah untuk pemimpin kalian”. Kemudian Sad datang dan
duduk di samping Rasulullah yang berkata padanya. “Orang-orang ini siap untuk menerima
keputusanmu”. Sad berkata, “Saya putuskan bahwa para pejuang mereka harus dibunuh dan
anak-anak serta kaum wanitanya harus diambil jadi tawanan”. Sahut Nabi, “Ya Sad! Engkau
telah menjatuhkan putusan untuk mereka dengan putusan (menyerupai) keputusan Auwloh
SWT”.

Nabi Muhammad gembira karena Sad. Rentetan kejadiannya secara detail sebagai berikut.

1. Setelah Perang Parit, Muhammad ketika itu sedang enak-enak mandi. Dan sekonyong-
konyong, muncul malaikat Jibril dan berkata padanya bahwa perang belum lagi berakhir.
Muhammad masih harus bertempur dengan Bani Quraiza.

2. Setelah hampir sebulan lamanya pengepungan, Muhammad menawarkan Bani Quraiza


supaya menerima keputusan seorang yang bernama Sad bin Muadh. Sad menyodorkan
penyelesaian akhir yang sederhana: Pancung kepala setiap laki-laki dari suku tersebut yang
sudah tumbuh bulu kemaluannya – kurang lebih 600-900 laki-laki; rampas semua wanita
sebagai budak-budak; bagi-bagikan harta milik mereka di antara kaum Muslim yang telah
menyertai sang Nabi.

3. Muhammad memuji Sad. Beberapa hari setelah pembantaian Bani Quraiza, Sad wafat.

Sahih Bukhari: Volume 5, Book 58, Number 146:


Sebuah pakaian sutra diberikan sebagai hadiah bagi sang Nabi. Para sahabatnya mulai
memegang-megang dan mengagumi kelembutannya. Nabi bersabda, “Apakah kalian sedang
mengagumi kelembutan baju ini? Saputangan dari Sad bin Muadh (di surga) adalah lebih bagus
dan lebih lembut daripada ini”.

Sad, orang yang telah menyodorkan solusi maut bagi seluruh anggota suku yang telah tak
berdaya, menerima sebuah tempat di Surga !!

4. Sang Nabi sebelumnya telah bertempur dengan dua suku lainnya yang mirip – Bani Qaynuqa
dan Bani Al-Nadir. Namun, dalam hal mereka, sang Nabi membiarkan mereka diusir dari tempat
tinggal mereka. Mengapa? Inilah jawabnya:

Semuanya dari ketiga suku di atas dituduh melanggar perjanjian. Jika memang Muhammad
bertindak berdasarkan hukum dari Tuhan mestinya dia sudah mengadili mereka secara
konsisten. Kita lihat bahwa “keadaan” memainkan peran yang lebih penting dalam menentukan
hukuman yang akan menimpa suku-suku ini.

Jadi, mengapa dia tidak membiarkan Bani Quraiza diusir saja?


Ini karena Bani Quraiza menyinggung perasaan Muhammad. Bukan karena mereka melanggar
Tuhan.

link
Pertemuan terakhir Sa`d dgn Bani Qurayza berakhir dgn saling menghina:
Mereka bicara buruk ttg nabi dgn mengatakan, `Siapa Rasulullah itu? Kami tidak memiliki
perjanjian apapun dgn Muhamad.' Sa'd b. Mu'adh menghina mereka dan mereka menghinanya.
Ia (Sa`d) adalah orang yg cepat naik darah dan Sa`d b. `Ubada mengatakan kepadanya,
'Hentikan penghinaan terhdp mereka... ' Lalu kedua Sa`d kembali menghadap nabi ... [Sirat
page 453]

Permintaan terakhir Sa'd:


"Ya Auwloh, melihat bahwa kau telah memilih perang diantara kami, berikan saya kematian
shahid dan jangna biarkan saya mati sebelum keinginan saya terhdp B. Qurayza terpenuhi."
[Sirat page 459]

Nah, belum jelaskah pernyataan-pernyataan ini? Muhamad tahu persis bahwa Sa`d punya
dendam kesumat pribadi terhadap bani Qurayza. Dng latar belakang itu muhammad sengaja
menyerahkan nasib Qurayza kpd Sa`d (yg memerintahkan pemancungan kepala semua lelaki
dewasa bani Qurayza)? Sungguh biadab muhammad nabi gadungan itu!

****

Muslim sedari kecil diajarkan bahwa Muhammad adalah contoh manusia teladan paling
sempurna bagi seluruh umat manusia sampai hari kiamat. Tidak ada toleransi bagi siapapun
yang berani berkata sebaliknya. Negara-negara bermayoritas Muslim memiliki UU – hukuman
bagi pelecehan/hujat – yang merupakan hukuman mengerikan bagi mereka yang
‘kesalahannya’ hanya mempertanyakan tindak-tanduk dari sang nabi gadungan Muhammad.

Sebagai contoh, Section 295-C dari Code Hukum Pakistan menyatakan:


Penggunaan komentar-komentar yang melecehkan, dsb. yang berkaitan dengan Nabi Besar.
Barang siapa dgn kata-kata, baik itu lisan maupun tulisan, atau lewat pertunjukan yang bisa
dilihat, atau sindiran, siratan, kutipan, pernyataan, baik langsung maupun tidak langsung,
mengotori sang nama suci dari sang Nabi Suci Muhammad (SAW) akan dihukum mati, atau
dipenjara seumur hidup, dan juga akan dikenakan denda.

Juga penting untuk diperhatikan bahwa, di mata negara-negara Islam, hukum-hukum semacam
itu tidak punya batasan-batasan geografis. Baru-baru ini, contoh yang paling terkenal tentang
“Fatwa untuk hujat yang universal” adalah fatwa 1989 oleh Ayatollah Khomeini yang menuntut
kematian bagi Salman Rushdie. Rezim Iran sejak itu terus saja mengulang-ulang seruan untuk
membunuh Rushdie gara-gara novel kontroversialnya, The Satanic Verses.

Saat ini, kerusuhan-kerusuhan Kartun Muhammad telah melebihi masalah Rushdie dalam hal
korban jiwa. Lebih dari 135 terbunuh.
Wikipedia: Deaths have been mainly in Nigeria, Libya, Pakistan and Afghanistan.

Dunia Barat sekarang tidak boleh melemah dan membebaskan Islam dari sorotan analisa yang
kritis. Sebab hanya di Barat-lah seseorang bisa menulis dengan bebas ttg kejahatan Muslim yg
termasuk pemusnahan massal suku Yahudi, perbudakan seks dan perampasan hak-milik non-
Muslim. Ini bukan sesuatu untuk dirayakan, apalagi ditiru.

*Lebih banyak link ttg Bani Quraish/Quraiza/Quraisy:

AKAR TERORISME ISLAM

SIRAH NABAWIYAH IBNU HISYAM/IBNU ISHAQ (EDISI INDONESIA)

Ibnu Hisyam Jilid 2 hlm 206-207


PEMENGGALAN 800 ORANG YAHUDI DALAM SATU HARI

Keputusan Sa'ad bin Muadz Radhiyauwlohu Anhu

Ibnu Ishaq berkata, "Kaum Muslimin berdiri menuju Sa'ad bin Muadz dan berkata, 'Hai Abu
Amr, sesungguhnya Rasulullah Shallauwlohu Alaihi wa Sallam mengangkatmu untuk
memutuskan perkara-perkara keluargamu.' Sa'ad bin Muadz berkata, 'Terhadap itu semua,
kalian harus komitmen dengan janji Auwloh bahwa hukum tentang mereka adalah sesuai
dengan hukum yang aku keluarkan.' Mereka berkata, 'Ya.' Sa'ad bin Muadz berkata, 'Kalian juga
harus komitmen kepada orang yang ada di sini.' Sa'ad bin Muadz berkata seperti itu sambil
menunjuk ke tempat Rasulullah Shallauwlohu Alaihi wa Sallam. la bertindak seperti itu sebagai
penghormatannya kepada beliau. Rasulullah Shallauwlohu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Ya.'
Sa'ad bin Muadz berkata, Tentang Bani Quraidhah, aku putuskan bahwa orang laki-laki mereka
dibunuh, kekayaan mereka dibagi-bagi, dan anak-anak serta wanita-wanita ditawan'."

Ibnu Ishaq berkata, "Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku dari Abdurrahman bin Amr
bin Sa'ad bin Muadz dari Alqamah bin Waqqash Al-Laitsi yang berkata bahwa Rasulullah
Shallauwlohu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Sa'ad bin Muadz, 'Sungguh engkau telah
memutuskan perkara mereka dengan hukum Auwloh dari atas tujuh langit'."

Ibnu Hisyam berkata, "Sebagian orang yang aku percaya berkata kepadaku bahwa Ali bin Abu
Thalib Radhiyauwlohu Anhu berteriak keras ketika kaum Muslimin mengepung Bani Quraidhah,
'Hai pasukan iman!' Kemudian ia dan Az-Zubair bin Al-Awwam maju. Ali bin Abu Thalib berkata
lagi, 'Aku pasti akan merasakan apa yang telah dirasakan oleh Hamzah atau aku pasti membuka
benteng mereka.' Orang-orang Yahudi Bani Quraidhah berkata, 'Hai Muhammad, kita tunduk
kepada hukum Sa'ad bin Muadz'."

Realisasi Keputusan Sa'ad bin Muadz Radhiyauwlohu Anhu terhadap Bani Quraidhah

Ibnu Ishaq berkata, "Setelah itu, orang-orang Yahudi Bani Quraidhah disuruh turun, kemudian
Rasulullah Shallauwlohu Alaihi wa Sallam menahan mereka di Madinah di rumah putri Al-Harits,
salah seorang wanita dari Bani An-Najjar. Rasulullah Shallauwlohu Alaihi wa Sallam pergi ke
Pasar Madinah, kemudian membuat parit di sana. Setelah itu, beliau memerintahkan orang-
orang Yahudi Bani Quraidhah dibawa ke parit tersebut dan memenggal kepala mereka di
dalamnya.

Mereka dibawa ke parit tersebut kelompok per-kelompok, termasuk musuh Auwloh Huyai bin
Akhthab, Ka'ab bin Asad tokoh Bani Quraishah bersama enam ratus atau tujuh ratus orang-
orang Bani Quraishah. Ada yang mengatakan bahwa jumlah mereka adalah delapan ratus atau
bahkan sembilan ratus.

Orang-orang Yahudi Bani Quraidhah berkata kepada Ka'ab bin Asad ketika mereka dibawa
kepada Rasulullah Shallauwlohu Alaihi wa Sallam secara berkelompok, 'Hai Ka'ab, bagaimana
pendapatmu terhadap perlakuan Muhammad kepada kita?' Ka'ab bin Asad berkata, 'Kenapa
kalian tidak berpikir di setiap tempat? Tidakkah kalian lihat dari yang tidak terbantahkan?
Bukankah orang di antara kalian yang dibawa kepadanya itu tidak kembali lagi? Demi Auwloh,
inilah pembunuhan.'

Itulah yang terjadi hingga Rasulullah Shallauwlohu Alaihi wa Sallam selesai merealisasikan
keputusan Sa'ad bin Muadz terhadap mereka."

Perihal Huyai bin Akhthab

Ibnu Ishaq berkata, "Musuh Auwloh, Huyai bin Akhthab, yang ketika itu mengenakan pakaian
berwarna seperti bunga namun tercabik-cabik di semua sudutnya agar tidak diambil kaum
Muslimin didatangkan dalam keadaan kedua tangannya ditali menyatu dengan lehernya.

Ketika ia melihat Rasulullah Shallauwlohu Alaihi wa Sallam, ia berkata, 'Demi Auwloh, aku tidak
menyalahkan diriku karena memusuhimu, namun barangsiapa tidak menolong Auwloh, ia tidak
akan ditolong oleh-Nya.' Setelah itu, Huyai bin Akhthab menghadapkan wajahnya kepada
manusia dan berkata, 'Hai manusia, tidak apa-apa terhadap perintah Auwloh. Ini adalah
keputusan, takdir, dan penyembelihan yang telah ditetapkan Auwloh kepada Bani Israel.' Usai
berkata begitu, Huyai bin Akhthab duduk, dan kepalanya dipenggal.

*Tambahan referensi, Ruang Bedah Islam: Judul 'Majikan Zinah dgn Budak', tapi baca jawaban
Adadeh bahwa Quraisy tidak sedikitpun membunuh Muslim di-link-ini. enjoy !

Adadeh:
Referensi yang kau berikan tidak menyebut Muslim manapun yg dibunuh. Palingan cuman
dilemparin kotoran dan si Bilal disiksa. Udah cuma itu. Kafir Quraish tidak membunuh Muslim
sama sekali. Satu pun tidak. Hadis Bukhari, Muslim, Tirmizi, Abu Daud, Sirat Rasul Auwloh,
Sejarah Tabari dan bahkan Qur'an sekalipun tidak pernah menyebut ada Muslim yang dibunuh
orang-orang Quraish pada saat Muhammad masih tinggal di Mekah.
Semua sumber referensi Islam ini jauh lebih tua daripada tulisan Islam apologis si Haekal. Tidak
ada Muslim yang dibunuh, tidak ada Muslimah yang diperkosa, tidak ada kaum wanita dan
anak-anak Muslim yang diperbudak, tidak ada harta Muslim yang dijarah atau dirampas. Orang-
orang Quraish mampu melakukan ini semua tapi mereka tidak melakukannya. Paling-paling
lempar tokai ke nabi palsu. Apa salahnya?

Si Bilal katanya disiksa sama si Umayah, ya? Tapi meskipun begitu Umayah tidak membunuh
Bilal meskipun Umayah mampu melakukannya. Sebaliknya, ketika Bilal mampu membunuh
Umayah, dia tanpa ragu melakukannya setelah perampokan Badr. Baca tuh kisahnya di Tabari
(Tabari, vol.vii, p.57). Dikisahkan bahwa Umayah suka menyakiti Bilal, yakni orang kulit hitam
terkenal yang suka meneriakkan adhzan.

Ketika Bilal melihat Umayah dan anaknya, Ali, dibawa pergi oleh Abd al Rahman bin Awf, dia
berteriak memanggil orang-orang Muslim untuk membunuh orang yang dulu sering
menyakitinya. Abd al Rahman b. Awf dengan cepat mencegah Bilal dengan memakinya anak
perempuan Negro dan memerintahkan dia untuk tidak membunuh Umayah dan anaknya. Akan
tetapi perintah ini tidak didengar. Beberapa Muslim lalu membacoki Umayah b. Khalaf dan
anaknya Ali sampai mati dan memotong-motong mayat mereka.

Abd al Rahman bin Awf lalu memaki Bilal karena membunuh tawanannya sehingga Abd al
Rahman kehilangan kesempatan dapat uang tebusan besar.

Quote:
tidak membunuh seorangpun ?,

Sebutkan nama Muslim pertama yang dibunuh orang Quraish di Mekah, sebutkan pula
referensinya. Pasti kau tidak bisa sebab memang tidak ada. Sebaliknya, nama kafir pertama
Quraish yang dibunuh Muslim jelas tercantum dalam sejarah Islam: Amr bin Hadrami yang
ketua kafilah pedagang Quraish. Setelah membunuh orang-orang Quraish, perampok Muslim
menjarah seluruh harta dagangan Quraish.

Ada tambahan, klik link-disini.

Mengutip dari atas :


Quote:
INVASI terhdp BANI QAYNUQA:

Saifur Rahman al-Mubarakpuri dlm Ar-Rahiq Al-Makhtum menulis;


"Mereka (Bani Qaynuqa) memulai mencari kerusuhan, meledek Muslim, melukai
mereka yg sering mengunjungi pasar dan bahkan mengintimidasi para wanita. Hal-hal
ini semakin meruncing keadaan shg nabi (SAW) mengumpulkan mereka, menegur
mereka dan menyerukan agar mereka bertindak secara rasional, dewasa dan
diperingatkan agar tidak lagi melakukan pelanggaran. Tetapi mereka tetap bersikeras
dan tidak mempedulikan peringatannya dan mengatakan: “Jangan besar kepala dgn
kekalahan Quraish yg tidak berpengalaman dlm perang. Kalau kau mengajak kami
berperang, kau akan sadar bahwa kami ahli perang.” (2)

Apapun yg dikatakan sejumlah Yahudi itu kdp Muhamad itu bukan merupakan
pernyataan resmi penduduk. Ini hanyalah alasan yg dicari-cari Muhamad agar dapat
kesempatan emas utk berperang. Maududi mengatakan, “Ini kata-kata jelas sbg
deklarasi perang.”

Ini omong kosong. Kata-kata ini tidak datang dari kepala Bani Qainuqa dan kata-kata ini
bukan ancaman. Muslim diteriaki oleh sejumlah hooligan karena Muslim mencoba
memaksakan Islam. Hanya orang yg otaknya penuh dgn fanatisme agama bisa
menafsirkan olokan beberapa pemuda Yahudi sbg pernyataan perang oleh seluruh
penduduk Yahudi melawan Muslim. Menghukum seluruh penduduk dng beringas
karena alasan beberapa dari mereka membunuh seorang Muslim karena ia
membunuh Yahudi sungguh tidak masuk akal. Padahal di Quran sendiri sudah
dikatakan "... tidak ada penanggung beban yg dapat menanggung beban orang lain"
(Q. 53: 38

Dan contoh ini dituruti pengikut Muhamad, 7 abad kemudian !


klik-link-disini.

Quote:
Th 1465, massa Arab di Fez MEMBANTAI RIBUAN YAHUDI, dan hanya membiarkan
hidup 11 orang, hanya karena seorang petinggi Yahudi memperlakukan seorang wanita
Muslim "secara menghina." Pembunuhan ini memicu gelombang pembunuhan lainnya
diseantero Maroko.

Islam religion of peace, huh?!?

TAWANAN WANITA DITUKAR DGN KUDA

Sumber : Sirah nabawiyah jilid 2 halaman 208 :

Pembagian Fay'l

Ibnu Ishaq berkata, "Setelah itu, Rasulullah SAW membagi-bagi kekayaan, wanita-wanita, dan
anak-anak Bani Quraidbah kepada kaum Muslimin. Hari itu juga, beliau mengumumkan jatah
tentara berkuda (kavaleri), jatah tentara pejalan kaki (infantri), dan mengeluarkan seperlima
daripadanya.

Tentara berkuda (kavaleri) mendapat tiga jatah; dua jatah untuk kuda dan satu jatah untuk
penunggangnya.

Sedang tentara pejalan kaki (infantri) mendapatkan satu jatah. Jumlah kuda Bam Quraidhah
ketika itu adalah tiga puluh enam ekor. Itulah fay'l yang pertama kali dibagi sesuai dengan 1/5
daripadanya dikeluarkan, dan sunnah Rasulullah SAW dalam pembagian fay'i dl perang.

Setelah itu, Rasulullah SAW mengirim Sa'ad bin Zaid Al-Anshari saudara Bani Abdul Asyhal
membawa tawanan-tawanan wanita Bani Quraidhah ke Najed dan menukar mereka dengan
kuda-kuda dan senjata."

Link

"YA AMROZI, KAMI INGAT KHAIBAR"


By : Mark Durie

Amrozi dan senyum manisnya ...

Ketika Amrozi bin Nurhasin, Bali bomber yg penuh senyum itu memasuki ruang pengadilan di
Bali pada hari hukumannya akan dibacakan, ia berteriak "YAHUDI, INGAT KHAIBAR. PASUKAN
MUHAMAD AKAN KEMBALI MENGALAHKANMU."

Apa yg dimaksudkan dgn Khaibar ini dan mengapa kita harus mengingatnya?
Di jaman Muhamad, Khaibar adalah wilayah oasis subur di gurun pasir Arabia. Daerah itu dihuni
Yahudi yg menciptakan sistem irigasi dan memenuhi kebutuhan hidup mereka dari hasil
bercocok tanam.

Ketika Muhamad merebut oasis tsb di thn 628M, penduduk Yahudi harus menyerah dgn
kondisi, yaitu mereka bisa tinggal disana jika mereka merawat kebun kurma dll tanaman,
ASALKAN 50% DARI PRODUKSI PANEN DIBERIKAN KPD MUSLIM. Dan tanah itu serta merta
dijadikan milik Muslim. Hanya dgn syarat berat itu, Yahudi Khaibar diijinkan mempraktekkan
kepercayaan mereka. Setelah itu, para Kristen Arab dari wilayah Najran yg juga dihajar pedang
Islam, juga terpaksa menerima kondisi yg sama.

Hak-hak Yahudi Khaibar utk tinggal di tanah nenek moyang mereka ini hanya merupakan
konsesi sementara yg dicabut Kalif Umar di thn 640, sesuai dgn pernyataan Muhamad sebelum
mati: ‘DUA AGAMA TIDAK BOLEH BERDAMPINGAN DI JAZIRAH ARAB.' Di tahun yg sama itu
pula, semua non-Muslim di seluruh kawasan Arabia mengalami ethnic cleansing. Singkatnya,
mereka entah diusir, dibunuh atau dipaksa memeluk Islam.

Khaibar adalah nama yg dikenal semua ahli hukum Muslim, karena perebutan Khaibar itu
menetapkan preseden dlm hukum kasus Islam bagi perlakuan terhdp non-Muslim yg menyerah
kpd invasi dan kekuatan Islam.

Btw, di Khaibar juga si Muhamad mendapatkan 'istri' barunya, Safiyah (anak perempuan dari
Huyai Ibn Akhtab, yg dipenggal kepalanya oleh muhammad dan para begundalnya), wanita
Yahudi dari Khaibar yg dipilih Muhamad sendiri dari para tawanan perang. [Safiyah dikawin
muhammad di hari yg sama dng pemenggalan kepala bapaknya Huyai Ibn Akhtab. Betapa nabi
gadungan itu tdk memberi kesempatan waktu kpd Safiyah utk berduka sejenak atas matinya
bapaknya di tangan lelaki yg memaksanya kawin. -adm].

Hukum Shariah diskriminatif ini hanya berlaku bagi non-Muslim, yg disebut dlm hukum Islam
sbg DHIMMI, sesuai dgn preseden Khaibar. Jadi, peristiwa di oasis Yahudi ini menetapkan nasib
ratusan juta Non-Muslim dibawah Islam, termasuk daerah-daerah yg pernah berpenghuni
mayoritas Kristen di Timur Tengah (seperti Syiria).

Oleh karena itu, nama Khaibar sangat penting bagi kita semua. Bagi para muslim tulen spt
Amrozi, Khaibar berarti dikalahkannya musuh yg kafir dan penghinaan mereka dibawah Shariah.
Bagi NON-Muslim, Khaibar berarti sejarah penindasan dan diskriminasi yg dihapuskan dari
ingatan selama berabad-abad. Penulis Bat Ye’or menyebutnya sbg sejarah 'dhimmitude'.

Amrozi, sang teroris penuh senyum itu memang benar. Kita semua HARUS ingat Khaibar, titik
tolak sejarah yg terulang lagi pada nasib Yahudi di Iran, kaum Kristen Koptik di Mesir, orang
Afrika animis atau kaum Kristen di Sudan, orang-orang Hindu di Kashmir, orang-orang Kristen di
Pakistan, Malaysia, Indonesia dsb dsb. Diskriminasi luas terhdp non-Muslim sudah berakar di
SEMUA negara Islam dan nampaknya keadaan semakin parah.
HYPERLINK "http://news.bbc.co.uk/2/hi/in_depth/photo_gallery/3123229.stm" \t "_blank"
http://news.bbc.co.uk/2/hi/in_depth/photo_gallery/3123229.stm

BALI (Khaibar Asia Tenggara) lautan api ... AUWLOHHHHHHhhhhhu AKBwuuuuuarrrrrr ..

Link wikipedia

DI JAMAN modern ini, Khaybar menjad inspirasi teriakan Arab yg sering digunakan dlm
demonstrasi melawan Israel. Teriakan itu pada umumnya berbunyi, Khaybar Khaybar ya Yahud,
jaysh Muhammad sawfa ya‘ud, atau "Khaybar, Khaybar ya Yahudi, tentara Muhamad akan
kembali".

Versi lain adalah Khaybar, Khaybar ya Sahyun, Hizbullah qadimun "Khaybar, Khaybar ya Zionis,
Hizbullah akan datang".

Sebuah benteng di Khaibar

Khaybar, Khaybar, ya Yahud, jaish Muhammad sa yahud


HYPERLINK "http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=4628&start" \t "_blank"

Sumber:
Pembantaian Yahudi oleh Muhamad
http://www.indonesia.faithfreedom.org/oldforum/viewtopic.php?t=3704
HYPERLINK
http://www.faithfreedom.org/Articles/sina/jews.htm
HYPERLINK

Anda mungkin juga menyukai