Akad Sharf
Akad Sharf
Akad Sharf
Penjua
VALUTA
(1) Pembeli dan penjual menyepakati akad sharf
(2) Pembeli menyerahkan valuta kepada penjal
(3) Penjual menyerahkan valuta lain kepada pembeli
2. Sumber Hukum Akad Sharf
Transaksi pertukaran emas dengan emas harus sama takaran, timbangan dan tangan ke
tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, perak dengan perak harus sama takaran,
VALUTAtimbanngan dan tangan ke tangna (tunai), kelebihannya adalah riba, gandum dengan
gandum harus sama takaran, timbanngan dan tangan ke tangna (tunai), kelebihannya
adalah riba, tepung dengan tepung harus sama takaran, timbanngan dan tangan ke tangna
(tunai), kelebihannya adalah riba, kurma dengan kurma harus sama takaran, timbanngan
dan tangan ke tangna (tunai), kelebihannya adalah riba, garam dengan gram harus sama
takaran, timbanngan dan tangan ke tangna (tunai), kelebihannya adalah riba, (HR.
Muslim)
Juallah emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, syair dengan
syair, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan syarat harus) sama dan
sejenis secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan dengan
tunai. (HR. Muslim)
Rasulullah SAW melarang menjual perak dengan emas secara piutang (tidak
tunai). (HR. Muslim)
Umar bin Khattab mendengar seseorang menukarkan emas sambil berkata ketika
menerima tukarannya: Tunggulah penjagaku pulang dari hutan, lalu Umar berkata,
Demi Allah, janganlah engkau berpisah dengannya sehingga terjadi proses
pertukarannya. Aku mendengar Rasulullah bersabda, Tukar menukar emas dengan emas
itu adalah riba, kecuali dilakukan kontan dengan kontan. Gandum dengan gandum juga
adalah riba, kecuali dilakukan dengan kontan. Kurma dengan kurma juga adalah riba,
kecuali kontan dengan kontan. (HR Bukhari)
Menurut ajaran Islam, uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan bukan komoditas.
Tanpa didayagunakan, uang tidak dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan dengan
dirinya sendiri. Apabila uang dapat bertambah tanpa didayagunakan, maka tambahan itu
adalah riba. Uang baru dapat menghasilkan keuntungan atau kelebihan apabila
didayagunakan atau diinvestasikan bersama dengan sumber daya lainnya.
3. Jenis Pertukaran Transaksi Valuta Asing
1) Transaksi spot yaitu transaksi pembelin dan penjualan valas dan penyerahannya
pada saat itu atau penyelesaiannya maksimal dalam jangka waktu 2 hari, transaksi
dibolehkan secara syariah karena dianggap tunai.
2) Transaksi foward yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya
ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang.
3) Transaksi swap yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas yang sama
dengan harga foward, hukumnya haram karena ada unsur spekulasi/judi/maisir.
4) Transaksi option yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli (call
option) atau hak untuk menjual (put option) yang tidak harus dilakukan atas sejumlah
unit valas pada harga dan jangka waktu atau tanggal tertentu, hukumnya haram karena
ada unsur spekulasi/judi/maisir.
4. Rukun dan Ketentuan Syariah
1) Rukun transaksi Shaf terdiri dari :
a) Pelaku terdiri atas pembeli dan penjual
b) Objek akad berupa mata uang
c) Ijab qobul (serah terima)
2) Ketentuan syariah, yaitu:
maka jual beli mata uang itu harus dilakukan dalam kuantitas yang sama,
sekalipun model dari mata uang yang berbeda.
Dalam akad sharf tidak boleh ada hak khiyar syarat bagi pembeli.
Dalam akad sharf tidak boleh terdapat tenggang waktu antara penyerahan mata
uang yang saling dipertukarkan, karena sharf dikatakan sah apabila penguasaan
objek akad dilakukan secara tunai atau dalam kurun waktu 224 jam (harus
dilakukan seketika itu juga dan tidak boleh diutang) dan perbuatan saling
menyerahkan itu harus telah berlangsung sebelum kedua belah pihak yang
melakukan jual beli valuta itu berpisah.
3) Ijab qobul yaitu penyertaan dan ekspresi saling ridha atau rela diantara pihak-pihak
pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
5. Pelakuan Akuntansi Akad Sharf
1. Jurnal saat membeli valuta asing :
Kas (Dolar)
xxx
Kas (Rp)
xxx
xxx
Kerugian*
xxx
Keuntungan**
Kas (Dolar)
Keterangan :
xxx
xxx
Untuk tujuan laporan keuangan akhir periode, aset moneter (piutang dan utang) dalam
suatu valuta asing akan dijabarkan dalam satuan rupiah dengan menggunakan nilai kurs
tengah Bank Indonesia pada tanggal laporan keuangan. Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai
berikut :
Jika nilai kurs BI lebih kecil dari nilai kurs tanggal transaksi, jurnal pencatatannya :
Kerugian
xxx
Piutang (valas)
Utang (valas)
xxx
xxx
Keuntungan
xxx
Jika nilai kurs BI lebih kecil dari nilai kurs tanggal transaksi, jurnal pencatatannya :
Piutang (valas)
xxx
Keuntungan
Kerugian
Utang (valas)
xxx
xxx
xxx