Kriteria Dan Tahapan Perencanaan Jembatan
Kriteria Dan Tahapan Perencanaan Jembatan
Kriteria Dan Tahapan Perencanaan Jembatan
e. Pedoman Teknis Penjabaran RKL atau UKL dan untuk penerapan pertimbangan
lingkungan, agar mengacu pada dokumen RKL atau UKL dan SOP.
f. Ketentuan-ketentuan lain yang relevan bila tidak tercakup dalam ketentuanketentuan di atas, harus mendapat persetujuan Tim Teknis.
3. Parameter
a. Umum
1. Umur Rencana jembatan standar adalah 50 tahun dan jembatan khusus
adalah 100 tahun.
2. Pembebanan Jembatan menggunakan BM 100.
3. Geometrik :
a. Lebar jembatan jalan nasional kelas A adalah 2 + 7 + 2 meter.
b. Superelevasi/ kemiringan melintang adalah 2% pada lantai jembatan
dan kemiringan memanjang maksimum 4%.
c. Ruang bebas vertical di atas jembatan minimal 5,1 meter.
d. Ruang bebas vertical dan horizontal di bawah jembatan disesuaikan
kebutuhan lalu lintas yang melewatinya*.
e. Dihindari tikungan diatas jembatan dan oprit.
f. Geometrik jembatan tidak menutup akses penduduk di kiri-kanan oprit.
4. Material :
a. Mutu beton lantai K-350, bangunan atas minimal K-350, bangunan
bawah K-250 termasuk untuk isian tiang pancang, sedangkan untuk bore
pile K-350.
b. Mutu baja tulangan menggunakan BJTP 24 untuk <D13, dan BJTD 32 atau
BJTD 39 untuk . D13, dengan variasi diameter tulangan dibatasi paling
banyak 5 ukuran.
5. Untuk memudahkan validasi koreksi atas gambar rencana, gambar rencana
diusahakan sebanyak mungkin dalam bentuk gambar tipikal dan gambar
standar.
b. Perencanaan Bangunan Atas Jembatan
1. Apabila tidak direncanakan secara khusus maka dapat digunakan
bangunan atas jembatan standar Bina Marga sesuai bentang ekonomis
seperti :
a. Gelagar Beton Bertulang Tipe T bentang 6 s.d 25 meter.
b. Gelagar Beton Pratekan Tipe I bentang 16 s.d 30 meter.
c. Girder Komposit Tipe I bentang 20 s.d 30 meter.
2. Untuk perencanaan bangunan atas jembatan harus mengacu antara lain :
a. Lawan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus dihitung
dengan cermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang agar
tidak melampaui batas yang diizinkan yaitu simple beam <L/800 dan
kantilever L/400.
b. Memperhatikan perilaku jangka panjang material dan kondisi
lingkungan jembatan berada khususnya selimut beton, permeabilitas
c.
d.
e.
f.
beton, atau tebal elemen baja dan galvanis terhadap resiko korosi ataupun
potensi degradasi material.
Perencanaan Bangunan Bawah Jembatan
1. Perencanaan struktur bawah menggunakan Rencana Keadaan batas
Berupa Ultimate Limit States (ULS) dan Serviceability Limit States (SLS).
2. Abutment : Abutment tipe dinding penuh dengan tinggi tipikal > 4 meter.
3. Pilar :
a. Pilar dinding penuh.
b. Pilar portal satu tingkat.
c. Pilar portal dua tingkat.
Perencanaan Pondasi Jembatan
1. Penentuan jenis pondasi jembatan :
a. Pondasi caisson :
Diameter 2,5 s.d 4,0 meter, kedalaman optimal 3 s.d 9 meter.
b. Pondasi tiang pancang pipa baja :
Diameter 0,4 s.d 0,6 meter, kedalaman optimal 7 m s.d 50 meter.
c. Pondasi tiang pancang beton pratekan :
Diameter 0,4 s.d 0,6 meter, kedalaman optimal 18 s.d 30 meter.
2. Jenis pondasi diusahakan seragam untuk satu lokasi jembatan termasuk
dimensi-dimensinya.
3. Pondasi dari tiang pancang pipa baja Grade-2 ASTM-252 yang diisi dengan
beton bertulang non-shrinkage (semen tipe II).
4. Faktor keamanan :
a. Tiang pancang, SF Point Bearing = 3 dan SF Friction Pile =5
b. Caisson, SF Daya dukung tanah = 20, SF Geser = 1,5 dan SF Guling = 1,5
5. Kalendering terakhir :
Tiang pancang 1 3 cm/10 pukulan untuk end point bearing dengan jenis
hammer yang sesuai sehingga dapat memenuhi daya dukung tiang
rencana.
Perencanaan Pertimbangan Aspek Lingkungan dan Sosial
1. Penerapan pertimbangan aspek lingkungan harus mengacu pada dokumen
RKL atau UPL dan SOP.
2. Kriteria Baku Mutu Lingkungan untuk debu (PP No. 41/1999).
Prinsip Penerapan Keselamatan Jembatan
Dalam menerapkan keselamatan pada desain maka lajur jalan, bahu, jarak
pandang alinyemen horisontal, alinyemen vertikal perlu memenuhi kriteria
desain (Ditjen Bina Marga 1997 dan 2004).
Disamping itu ada hal yang harus diperhatikan juga adalah Jembatan harus
dapat mencegah fatalitas akibat kecelakaan seperti :
a. Perlu adanya guard rail pada oprit jembatan
b. Penempatan rambu-rambu
c. Untuk mengurangi debu dan tetap menjaga stabil clearance di jalan
tambang, diharuskan menggunakan perkerasan kaku (rigid pavement)
sepanjang 100 meter di bawah jembatan.