Sistem Pengontrolan Temperatur On-Off Menggunakan Mikrokontroler At89C51 Dengan Pengindera Termokopel
Sistem Pengontrolan Temperatur On-Off Menggunakan Mikrokontroler At89C51 Dengan Pengindera Termokopel
Sistem Pengontrolan Temperatur On-Off Menggunakan Mikrokontroler At89C51 Dengan Pengindera Termokopel
PENDAHULUAN
Temperatur merupakan suatu parameter
fisika yang sering diukur dan penting karena
diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti
rekayasa, ilmiah, atau aplikasi industri (Carr,
J.J, 1993). Pendapat senada juga dikemukakan
oleh Ball, S (2002) yang mengatakan bahwa
Temperatur adalah suatu karakteristik dari
dunia nyata dimana sistem perlu untuk mengukurnya. Beberapa industri mulai dari pabrik
baja sampai fabrikasi semikonduktor tergantung
pada temperatur. Hal ini dapat dipercaya
karena begitu banyak sistem fisika, elektronika,
kimia dan biologi dipengaruhi oleh temperatur.
Dengan begitu banyaknya pengaruh temperatur
79
ukuran temperatur (Dally, J. W: 1993).
Tegangan termolistik yang dihasilkan dari
perbedaan temperatur dari dua kawat secara
aktual merupakan penjumlahan dari semua
tegangan berbeda disepanjang kawat yang
ditulis seperti :
VO S dT / dx dx ................................ (1)
L
VO S A S B T TR ............................. (2)
80
digunakan secara luas dari ADC. Konverter ini
mempunyai rangkaian yang lebih komplek,
tetapi konversi waktu lebih pendek, dan mempunyai nilai tertentu dari konversi waktu yang
tidak tergantung pada nilai dari input analog
(Tocci, R.J: 1995). Beberapa karakteristik dari
ADC0804 antara lain: kompatibel dengan
hampir semua mikroprosesor, input diferensial,
output tiga keadaan, level logika TTL, dapat
digunakan dengan clock internal atau eksternal,
range input analog 0 V sampai VCC, catu daya
tunggal 5 Volt, dan spesifikasi terjamin dengan
clock 1 MHz (Philips Semikonduktor: 2002).
Keluaran digital ADC0804 selanjutnya
diproses oleh mikrokontroller. Mikrokontroler
merupakan kombinasi dari CPU dengan
memori dan I/O dilakukan dalam sebuah chip
yang disebut dengan single chip microcomputer
(SCM). Salah satu jenis mikrokontroler yang
populer saat ini adalah keluarga MCS-51
dengan seri AT89C51. Mikrokontroler AT89C
51 merupakan mikrokomputer CMOS 8-bit
dengan 4 Kbytes Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) yang
memiliki daya rendah dan kinerja tinggi. Piranti
ini dihasilkan menggunakan teknologi memori
nonvolatile densitas tinggi Atmel dan kompatibel dengan industri standar MCS-51. Dengan
kombinasi CPU serbaguna 8-bit dengan flash
pada suatu chip monolitik, mak Atmel AT89C
51 merupakan suatu mikrokomputer yang kuat
dengan menyediakan fleksibelitas tinggi dan
solusi harga efektif untuk beberapa aplikasi
pengontrolan tersimpan (embedded control).
Beberapa sifat dari AT89C51 yaitu: kompatibel
dengan produk MCS-51, 4 Kbyte flash memori
yang dapat diprogram ulang, dapat beroperasi
secara penuh dari 0 Hz sampai 24 Mhz, tiga
level program memory lock, RAM internal
128x 8-bits, 32 line program I/O, dua timer/
counter 16-bit, enam sumber interupsi, chanel
serial program, dan daya rendah (Atmel).
Dengan dasar ini peneliti merasa tertarik
untuk mengembangkan sistem pengontrolan
temperatur menggunakan sensor termokopel
berbasis mikrokontroler dan menyelidiki
hubungan antara variabel dan karakteristik
statiknya. Sebagai perumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu Bagaimana hubungan
antara tegangan keluaran sensor, tegangan
keluaran rangkaian pengolah sinyal, dan angka
yang ditampilkan display dengan temperatur
serta bagaimana karakteristik statik dari sistem
pengontrolan temperatur menggunakan sensor
Syufrawardi
termokopel berbasis mikrokontroller AT89C
51?
Secara umum tujuan dari penelitian ini
adalah untuk merancang dan membuat sistem
pengontrolan temperatur dalam range lebar
dengan sensor termokopel berbasis mikrokontroler. Secara khusus tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini adalah: 1).
Menyelidiki hubungan tegangan keluaran
sensor termokopel dengan temperatur dan
menentukan sensitivitas sensor, 2). Menyelidiki
hubungan tegangan keluaran rangkaian pengolahan sinyal yang terdapat pada sistem
pengontrolan dengan temperatur, 3). Menentukan angka yang ditampilkan pada display seven
segment sebagai fungsi dari temperatur sebelum
dan sesudah proses linearisasi, dan 4). Menentukan ketepatan dan ketelitian dari sistem
pengontrolan temperatur dengan sensor termokopel dalam mengontrol suatu level temperatur.
METODE PENELITIAN
Untuk mengamati karakteristik sistem
pengontrolan temperatur maka dalam penelitian
ini akan dilakukan manipulasi variabel,
pengukuran terhadap besaran fisika dan
pengontrolan terhadap variabel yang lain.
Sebagai variabel bebas adalah temperatur dan
waktu yang nilainya dapat divariasikan,
variabel terikat adalah tegangan keluaran sensor
termokopel dan tegangan pada rangkaian dasar
elektronika, sedangkan variabel kontrol adalah
nilai dari tahanan, tegangan catu daya dan
faktor penguatan dari transistor. Karena itu
penelitian ini termasuk pada penelitian
eksperimen.
Sistem kontrol temperatur ini secara
umum terdiri dari sensor temperatur
termokopel; rangkaian pengolahan sinyal yaitu
penguat diferensial, penguat tak membalik,
ADC, mikrokontroler, rangkaian komparator
dengan relay; dan display seven segment.
Komponen aktif pada rangkaian elektronika
dioperasikan oleh catu daya teregulasi. Blok
diagram sistem pengontrolan temperatur terlihat
pada gambar 1.
81
Temperatur
Sensor
Thermokopel
Rangkaian penguat
Diferensial
Rangkaian
penguat
Noninverting
Konverter Analog
ke Digital (ADC)
Elemen
pemanas
Relay
Mikrokontroler
AT89C51
Rangkaian
Komparator
Display
Digital
Seven
SegmentTemperatur
Gambar 1. Blok Diagram Sistem Pengontrolan
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
Vo = 0.0421T - 1.4467
2
R = 0.9971
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
GHP
PGL
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
Temperatur (oC)
82
Syufrawardi
2,00
1,75
1,50
1,25
1,00
0,75
0,50
GHP
0,25
PGL
0,00
0
25
50
75
Temperatur (oC)
2,25
R = 0.9995
GHP
PGL
0
25
50
Temperatur ( C )
275
250 AD = 1.2874T - 57.836
225
R2 = 0.9991
200
175
150
125
100
75
50
25
0
0
25
50
75
100
125
GHP
PGL
150
175
200
225
250
275
Temperatur (oC)
Tau ( oC )
T au = 0.9982T as + 0.1691
R2 = 0.9999
50
75
10 0
12 5
o
150
1
2
3
4
5
PGL
25
No
GHP
83
175
200
225
2 50
Tas ( C )
Ketepatan
Sistem
T
T as T au Kesalahan Ketepatan
Desain
50
50
50
0.0000
1.0000
75
75
75
0.0000
1.0000
100
100 100
0.0000
1.0000
150
149 150
0.0067
0.9933
200
202 200
0.0099
0.9901
Rata-Rata
0.0033
0.9967
84
Syufrawardi
85
Tompkins, W. J and J.G. Webster, (1992),
Interfacing Sensors to The IBM PC,
Prentice Hall, New York.