LP Abses Paru
LP Abses Paru
LP Abses Paru
A.
Kajian Teori
1.
Definisi
Abses
paru
pada
hakekatnya
adalah
suatu
tipis
Karena
dalam
dikelilingi
paru
proses
didapatkan
radang
banyak
setempat.
percabangan
tersebut
untuk
kemudian
dibatukkan
keluar.
Etiologi
Abses paru dapat terjadi akibat halhal sebagai
berikut :
a.
b.
c.
3.
Manifestasi Klinik
Presentase klinik abses paru dapat beragam dari
batuk produktif ringan sampai penyakit akut. Sebagian
besar pasien mengalami batuk produktif dengan jumlah
sputum
sedang
sampai
banyak
dan
berbau
yang
sering
dada.
Bila
tidak
diobati
keadaan
tambah
buruk
ke
10
biasanya
timbul
batuk
dengan
nanah
yang
dan
batuk
darah.
berulang
kali.
Abses
yang
5.
Patologi
Proses dimulai di bronki/bronkioli, menyebar ke
parenkim
paru
Perluasan
bronkus
ke
pleura
dapat
nekrotik
yang
dikelilingi
tidak
sering
terjadi
dapat
oleh
terjadi.
sehingga
dikeluarkan.
memadai
jaringan
akan
granulasi.
Hubungan
pus
Drainase
menyebabkan
atau
dan
dengan
jaringan
pengobatan
abses
menjadi
menahun.
Garry tahun 1993 mengemukakan proses terjadinya
abses paru sebagai berikut :
a. Merupakan proses lanjut pneumonia inhalasi bakteria
pada penderita dengan faktor predisposisi. Bakteri
mengadakan
dengan
multiplikasi
proses
dan
nekrosis.
merusak
Bila
parenkim
berhubungan
paru
dengan
penyebaran
hematogen
(septik
emboli)
atau
yang
mengalami
tuberkolosis
bakteri
Pada
infeksi.
dengan
mengalami
penderita
Pada
beberapa
kavitas,
proses
emphisema
akibat
keradangan
paru
atau
c. Obstruksi
bronkus
dapat
menyebabkan
pneumonia
pada
obstruksi
karena
kanker
bronkogenik.
obstruksi
karena
pembesaran
kelenjar
limphe
peribronkial.
d. Pembentukan
kavitas
pada
kanker
paru.
Pertumbuhan
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pada
pemeriksaan
konsolidasi
suatu
foto
(infiltrat
kavitas
paru,
akan
padat)
didalamnya.
tampak
suatu
Kadang
gambaran
lobus
dengan
kadang
dapat
dijumpai AFL.
b. Pada
pemeriksaan
darah
perifer,
akan
didapatkan
percabangan
langsung
dibatukan
bronkus,
keluar,
sehingga
nanah
pemeriksaan
Gram
dapat
dan
5.
Penatalaksanaan
a. Terapi antimikroba intravena, tergantung pada hasil
kultur sputum dan sensitivitas yang diberikan untuk
periode yang lama. Pengobatan pilihan tergantung pada
organisme
yang
di
isolasi.
Contoh:
klindamisin
oral
klien
menggantikan
menunjukkan
terapi
tanda
intravena,
tanda
perbaikan
dalam 3 4 hari.
c. Drainase
melalui
yang
adekuat
drainase
Penggunaan
abses
postural
bronkoskopi
paru
dan
untuk
sering
dicapai
fisioterapi
dada.
mengalirkan
abses
berkaitan
memerlukan
dengan
peningkatan
keadaan
masukan
katabolik,
kalori
dan
yang
protein
penatalaksanaan medis.
6. Pathway
Aspirasi berulang, M.O Terjebak di sal nafas bawah, proses lanjut pneumonia inhalasi bakteria
Faktor Predisposisi
Bakteri mengadakan multiplikasi dan merusak parenkim paru
Panas
Gangguan Rasa Nyaman: Hiperthermi
Proses nekrosis
Difusi-Ventilasi terganggu
Produksi Sputum berlebihKurang Imformasi
Kelemahan Fisik
Kadar O2 Turun
Reflek batuk
Intoleransi Aktifitas
Gangguan Pertukaran Gas
Bersihan Jalan NafasKurang Pengetahuan
B.
Tanda
Penurunan
toleransi
terhadap
aktivitas;
letargi
b. Sirkulasi
Gejala : Takikardi
Tanda : Warna kulit/ membran mukosa: cyanosis
c. Integritas Ego
Gejala : Peningkatan faktor resiko, perubahan pola
hidup
Tanda : Ansietas, gelisah
d. Makanan/ Cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan
Tanda : Penurunan berat badan
e. Nyeri/ Kenyamanan
Gejala :
Nyeri
dada
(pleuritik),
meningkat
oleh
batuk
Tanda
f.
Pernapasan
Gejala :
emboli
dispnea
Riwayat
paru;
Batuk
adanya
pneumoni,
produktif
dan
tuberkulosis,
tidak
produktif;
Tanda :
Sputum
sering
bercampur
darah
dan
berbau;
Peningkatan
suhu
tubuh,
berkeringat,
menggigil
h. Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga, riwayat mengalami
pembedahan.
2.
Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan
jalan
napas
tidak
efektif
berhubungan
berhubungan
dengan
proses
inflamasi
pada
3.
Intervensi Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
produksi muku
Intervensi:
b/d peningkatan
simetris
sering
terjadi
karena
Penuruan
konsolidasi
aliran
udara
dengan cairan.
terjadi
pada
Bunyi napas
area
bronkial
dan
mengi
terdengar
pada
inspirasi
atau
pasien
melakukan
mungkin.
Tunjukan/
melakukan
batuk,
latihan
bantu
mis:
napas
pasien
menekan
sesering
mempelajari
dada
dan
batuk
napas
lebih
kecil.
Batuk
adalah
untuk
Penekanan
mempertahankan
menurunkan
jalan
napas
ketidaknyamanan
paten.
dada
dan
mekanik
pada
pasien
yang
tak
mampu
dengan
pengobatan.
Berikan
dokter
sesuai
dalam
indikasi,
program
misal
bronkodilator.
R : Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan
mobilisasi secret
b. Gangguan
derajat
keterlibatan
paru
dan
status
kesehatan umum.
2) Observasi warna kulit, membran mukosa, dan kuku,
catat adanya sianosis.
R : Sianosis kuku menunjukan vasokontriksi atau
respon tubuh terhadap demam/ menggigil.
Gelisah,
menunjukkan
mudah
terangsang,
hipoksemia
bingung
(penurunan
dapat
oksigen
serebral).
4) Awasi frekuensi jantung/ irama
R : Takikardi biasanya ada sebagai akibat demam/
dehidrasi
tetapi
dapat
sebagai
respon
terhadap
hipoksemia.
5) Awasi suhu tubuh. Bantu tindakan kenyamanan untuk
menurunkan demam dan menggigil
R
Demam
metabolik
tinggi
dan
sangat
kebutuhan
meningkatkan
oksigen
dan
kebutuhan
mengganggu
oksigenasi seluler.
6) Pertahankan istrahat tidur
R
Mencegah
kebutuhan/
terlalu
konsumsi
lelah
oksigen
dan
menurunkan
untuk
memudahkan
perbaikan infeksi.
7) Tinggikan
kepala
dan
dorong
sering
mengubah
di
atas
metode
yang
60
mmHg.
Oksigen
memberikan
diberikan
pengiriman
dengan
tepat
dalam
toleransi pasien.
c. Nyeri b/d proses inflamasi pada parenkim paru dan
aktivitas batuk
1) Tentukan karateristik nyeri.
R : Nyeri dada biasanya ada dalam beberapa derajat
pada abses paru.
2) Pantau TTV
R
Perubahan
menunjukkan
frekuensi
bahwa
jantung
pasien
atau
mengalami
TD
nyeri,
Tindakan
sentuhan
non
analgesik
lembut
dapat
ketidaknyamanan
dan
diberikan
dengan
menghilangkan
memperbesar
efek
terapi
analgesik.
4) Tawarkan pembersihan mulut dengan sering
R
Pernapasan
mengiritasi
dan
mulut
dan
terapi
mengeringkan
oksigen
membran
dapat
mukosa,
Alat
untuk
mengontrol
ketidaknyamanan
dada
paroksismal
atau
meningkatkan
menurunkan
kenyamanan/
mukosa
istrahat
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C; 2000; Keperawatan Medikal-Bedah: Buku saku
untuk Brunner & Sudarth; Penerbit buku kedokteran EGC,
Jakarta
Capernito, Linda Juall; 1998; Diagnosa keperawatan: Aplikasi
pada praktek klinis; Edisi ke-6 Penerbit buku kedokteran
EGC, Jakarta
Doenges, Marilynn E; 1999; Rencana asuhan keperawatan: pedoman
untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien;
Edisi ke-3 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta
Smeltzer, Suzanne C; 2001; Buku ajar keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Sudarth; Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABSES PARU
disusun oleh :
Erwin Ardiansyah
08.01.1021