Himpunan (Matkul Statistika)
Himpunan (Matkul Statistika)
Himpunan (Matkul Statistika)
PENDAHULUAN
1. TEORI HIMPUNAN
Himpunan adalah konsep dasar dari semua cabang matematika. Gerorg Cantor
dianggap sebagai bapak teori himpunan. Himpunan adalah sekumpulan objek yang
mempunyai syarat tertentu dan jelas. Objek yang dimaksud dapat berupa bilangan, manusia,
hewan, tumbuhan, negara dan sebagainya. Objek ini selanjutnya dinamakan anggota atau
elemen dari himpunan itu. Syarat tertentu dan jelas dalam menentukan anggota suatu
himpunan ini sangat penting karena untuk membedakan mana yang menjadi anggota
himpunan dan mana yang bukan merupakan anggota himpunan. Inilah yang kemudian
dinamakan himpunan yang terdefinisi dengan baik (well-defined set).
Contoh :
1. Himpunan semua huruf hidup dari abjad, yaitu a, i, u, e, o
2. Himpunan semua bilangan genap, yaitu 0, 2, 4, 6,
3. Himpuanan semua bilangan riel x yang memenuhi x2 - 3x 4 = 0
Keanggotaan
x A : x merupakan anggota himpunan A;
x A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
2. Simbol-simbol Baku
P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }
N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
4. Diagram Venn
Contoh .
Misalkan U = {1, 2, , 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn:
A
1
3
B
2
5
7
8
6
Kardinalitas
Himpunan Kosong
Notasi : atau {}
Contoh .
(i) E = { x | x < x }, maka n(E) = 0
(ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0
(iii) A = {x | x adalah akar persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 }, n(A) = 0
{} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu himpunan kosong.
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap
elemen A merupakan elemen dari B.
Notasi: A B
Diagram Venn:
A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap
elemen B merupakan elemen A.
A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika
tidak demikian, maka A B.
Notasi : A = B A B dan B A
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari
kedua himpunan tersebut sama.
Notasi : A ~ B A = B
Contoh
Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab A = B = 4
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki
elemen yang sama.
Notasi : A // B
Diagram Venn:
U
A
Contoh .
Jika A = { x | x P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.
Himpunan Kuasa
Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A
sendiri.
Notasi : A B = { x x A dan x B }
b. Gabungan (union)
Notasi : A B = { x x A atau x B }
Contoh
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A B = { 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A = A
c. Komplemen (complement)
Notasi :
= { x x U, x A }
Contoh .
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
jika A = {1, 3, 7, 9}, maka
(ii)
= {2, 4, 6, 8}
= { 1, 3, 5, 7, 9 }
d. Selisih (difference)
Notasi : A B = { x x A dan x B } = A
Contoh
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B
A=
(ii) {1, 3, 5} {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} {1, 3, 5} = {2}
Notasi: A B = (A B) (A B) = (A B) (B A)
Contoh
Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A B = { 3, 4, 5, 6 }
(hukum komutatif)
(b) (A B ) C = A (B C )
(hukum asosiatif)
Contoh .
(i)
Misalkan
1,
2,
},
dan
a,
},
maka
C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
(ii)
Misalkan
himpunan
semua
bilangan
riil,
maka
Catatan:
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: A B = A . B .
2. Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b) (b, a).
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A B B A dengan syarat A atau B tidak
kosong.
Pada Contoh 20(i) di atas, D C = {(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) } C D.
4.
2. TEORI PROBABILITAS
1.
Contoh II. 1
Bila sebuah mata uang dilantunkan dua kali maka ruang sampelnya adalahS = { MM,
MB, BM, BB }. Bila mata uang yang digunakan setaangkup maka tiap hasil mempunyai
kemungkinan muncul sama. Tiap titik diberi bobot b sehingga 4b = 1 atau b = . Bila A
menyatakan kejadian bahwa paling sedikit satu muka muncul maka P(A) = .
Teorema II.1
Bila suatu percobaan dapat menghasilkan N macam hasil yang berkemungkinan sama
dan bila tepat sebanyak n dari hasil berkaitan dengan kejadian A maka probabilitas kejadian A
adalah P(A) = n/N.
Contoh II.2
Bila satu kartu ditarik dari satu kotak bridge berisi 52 kartu maka akan ditentukan
peluang mendapatkan kartu hati. Banyaknya hasil yang mungkin adalah 52 dan 13
diantaranya adalah kartu hati. Probabilitas kejadian A menarik kartu hati adalah 17 P(A) =
13/52 = .
Jika A dan B dua kejadian sembarang, maka P(A B) = P(A) + P(B) P(A B)
Jika A dan B kejadian yang saling terpisah, maka P(A B) = P(A) + P(B)
Jika A dan A adalah kejadian saling berkomplemen, maka P(A) = 1 P(A)
3. HUBUNGAN
ANTARA
TEORI
HIMPUNAN
DENGAN
TEORI
PROBABILITAS
Teori probabilitas merupakan cabang matematika yang berhubungan dengan analisis
fenomena acak. Obyek utama dalam kajian adalah peubah acak, kejadian acak, dan proses
stokastik. Dua obyek penting dalam kajian ini adalah hukum bilangan besar (law of large
number) dan teorema limit pusat (central limit theorem).
Teori probabilitas merupakan konsep matematis fundamental dalam kajian statistika.
Sebagai fondasi matematis, teori probabilitas diperlukan dalam berbagai aktivitas yang
melibatkan analisis kuantitatif dari data yang berjumlah besar, termasuk teori himpunan.Jadi
teori himpunan dan teori sangat berhubungan erat satu sama lain.
Metodemetode probabilitas (dalam sistem kompleks) digunakan dalam mekanika
statistis. Hal ini merupakan pendekatan dalam fisika teoritis dalam penyelidikan fenomena
fisis khususnya dalan kajian secara atomik. Kajian khusus dalam fisika teoritis tersebut
disebut dengan mekanika kuantum.
Dasar matematika yang relevan dan berguna untuk tujuan ini adalah teori himpunan
dan teori probabilitas. Jika didefenisikan dalam konteks himpunan, peristiwa-peristiwa dapat
dikombinasikan untuk memperoleh peristiwa lain melalui aturan operasi dari himpunan dan
sub-himpunan; pada dasarnya, ini menyangkut gabungan (union) dan perpotongan
(intersection) dari dua peristiwa atau lebih termasuk komplemen-komplemennya. Dengan
cara serupa, aturan-aturan operasi dari probabilitas menyajikan dasar untuk hubunganhubungan deduktif di antara probabilitas-probabilitas dari peristiwa-peristiwa yang berbeda
di dalam ruang probabilitas tertentu; khususnya, ini terdiri dari aturan pertambahan (addition
rule), aturan perkalian,teorema probabilitas total,dan teorema Bayes
4. PROBABILITAS BERSYARAT
Contoh 1.
Misalkan ruang sampel S menyatakan orang dewasa yang telah tamat SMA di suatu
kota kecil. Mereka dikelompokkan menurut jenis kelamin dan status pekerjaan sebagai
berikut :
Daerah tersebut akan dijadikan daerah pariwisata daan seseorang akan dipilih secara
acak untuk mempropagandakannya ke seluruh negeri. Misalkan M menyatakan kejadian
lelaki yang terpilih sedangkan kejadian E menyatakan orang yang terpilih dalam status
bekerja.
Bila digunakan ruang sampel E diperoleh P(M | E) = 460/600 = 23/30.Misalkan n(A)
menyatakan jumlah unsur dalam suatu himpunan A. Diperoleh
Contoh 2 :
Probabilitas seseorang menyukai sepakbola bila diketahui dia menyukai bola volley
adalah:
Probabilitas seseorang tidak akan menyukai bola volley bila diketahui dia menyukai
sepakbola adalah:
5. TOTAL PROBABILITAS
Anggap sebuah komponen pada setiap waktu dapat dikategorikan dalam keadaan
bekerja (up) atau sedang diperbaiki (down). Anggap komponen mulai bekerja pada waktu t =
0. Setelah bekerja selama X1 satuan waktu, komponen tersebut gagal dan segera diperbaiki
selama Y1 satuan waktu sehingga komponen tersebut dapat bekerja kembali seperti
komponen yang baru. Setelah bekerja lagi selama waktu X2 komponen gagal lagi dan
diperbaiki kembali selama waktu Y2. Proses ini berlangsung terus menerus dan setiap kali
selesai dilakukan perbaikan komponen dianggap seperti baru lagi. Barisan (Xi; Yi; i 1) akan
dianggap sebagai barisan vektor acak positif dan berdistribusi independen dan identik.
Untuk menunjukkan apakah komponen bekerja atau tidak, didefinisikan variabel
indikator Z, sebagai berikut:
Jika Z (t) menyatakan komponen bekerja atau gagal pada waktu t, maka total waktu bekerja
sistem pada interval waktu [0; t] diberikan :
Dalam skripsi ini akan digunakan notasi untuk fungsi-fungsi distribusi kumulatif sebagai
berikut:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Himpunan adalah sekumpulan objek yang mempunyai syarat tertentu dan
jelas. Objek yang dimaksud dapat berupa bilangan, manusia, hewan, tumbuhan,
negara dan sebagainya. Objek ini selanjutnya dinamakan anggota atau elemen dari
himpunan itu.
Teori probabilitas untuk ruang sampel berhingga menetapkan suatu himpunan
bilangan yang dinamakan bobot dan bernilai dari 0 sampai 1 sehingga probabilitas
terjadinya suatu kejadian dapat dihitung. Tiap titik pada ruang sampel dikaitkan
dengan suatu bobot sehingga jumlah semua bobot sama dengan 1.
Teori probabilitas merupakan konsep matematis fundamental dalam kajian
statistika. Sebagai fondasi matematis, teori probabilitas diperlukan dalam berbagai
aktivitas yang melibatkan analisis kuantitatif dari data yang berjumlah besar, termasuk
teori himpunan.Jadi teori himpunan dan teori sangat berhubungan erat satu sama lain.
Probabilitas bersyarat dituliskan dengan p ( A
B ) yang menyatakan
Proses stokastik dengan ruang parameter tercacah dan ruang keadaan tercacah
Proses stokastik dengan ruang parameter malar dan ruang keadaan tercacah
Proses stokastik dengan ruang parameter tercacah dan ruang keadaan malar
Proses stokastik dengan ruang parameter malar dan ruang keadaan malar
Berdasarkan kaitan antara peubah-peubah acak yang membentuknya, proses
stokastik dapat dibedakan menjadi beberapa kelas seperti proses Levy, proses
Bernoulli, proses Markov, proses martinggil, dan proses titik (point process).