BAB 1 Irbang RF
BAB 1 Irbang RF
BAB 1 Irbang RF
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam
rangka
tetap
menjaga
keseimbangan
antara
masih
tetap
difokuskan
pada
usaha-usaha
mengingat
pertambahan
jumlah
penduduk
dan
potensi
didalam
penyelidikan
lahan
untuk
yang
termasuk
diutamakan
didalam
upaya
telah
mencanangkan
pengembangan
daerah
dan
yang
telah
dicanangkan,
pengembangan
prasarana
dilakukan
pengairan,
pemerataan
dan
kemudahan
bagi
masyarakat
1.2
Penjelasan Umum
Nama Pekerjaan : Review Desain Jaringan Tersier dan desain
Penyiapan Lahan Berpengairan (PLB) (3,479 Ha) D.I
Mukomuko Kanan
Lokasi
Melaksanakan
Tinjauan
ulang
survai
pengukuran
terhadap
areal
rencana,
Departemen
Pekerjaan
Umum,
Dirjen
1.3
Lokasi Pekerjaan
Daerah Irigasi Mukomuko Kanan berada di Kecamatan Lubuk
Pinang
dan
Kecamatan
Mukomuko
Utara,
Kabupaten
1.4
desain
jaringan
tersier
dan
Penyiapan
Lahan
lapangan,
yang
nantinya
apabila
dilakukan
dalam
pelaksanaan
konstruksi
Penyiapan
Lahan
1.5
Lingkup Pekerjaan
Secara umum lingkup pekerjaan Review
Perbaikan
terhadap
areal
rencana
untuk
1.6
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan ini direncanakan tidak lebih
dari 5,5 (lima stengah) bulan atau 165 (seratus enam puluh
lima) hari kalender terhitung sejak tanggal penandatanganan
kontrak.
BAB 2
Inventarisasi Data
2.1
...
a.
b.
c.
d.
2.2
Keadaan Topografi
Keadaan Penduduk
Keadaan sosial ekonomi
Dan lainnya
bermotor
lainnya,
sedangkan
dari
Ibukota
2.3
2.3.1
cara
pemanfaatannya,
maka
dapat
sepanjang
tahun
maupun
rawa-rawa
semi
Samudera
hindia
di
sebelah
barat.
Wilayah
hutan
karet
dan
ladang
maupun
persawahan.
Daerah
ini
merupakan
batas
antara
daerah
2.4
Keadaan Topograf
Kependudukan
hasil
sensus
tahun
2000,
di
Kecamatan
Sumber:
a. Kecamatan dalam Angka
b. Data Badan Pembangunan Daerah/Bappeda tahun 2000
2.5.2 Struktur Penduduk
Berdasarkan struktur umur atau ditinjau dari kelompok usia,
maka penduduk Kabupaten Mukomuko memiliki konsentrasi
kelompok usia 0-19 tahun cukup besar, yaitu:
Sekitar 48,93 %, Besaran konsentrasi kelompok usia 0-19
tahun
yang
hampir
setengah
dari
keseluruhan
jumlah
Belum sekolah
: 14 %
Sekolah Dasar
: 63 %
SLTP
: 18 %
SLTA
: 4%
Akademi/Perguruan Tinggi : 1 %
4468
surat
di
Kecamatan
Lubuk
Pinang,
telepon
pribadi
dan
sarana
yang
lazim
digunakan
adalah
transportasi darat.
Kondisi prasarana transportasi di kedua kecamatan adalah
sebagai berikut:
Nama Daerah
A. Panjang
Jalan
a. Aspal
b. Koral
c. Tanah
B. Kelas Jalan
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
d. Kelas III B
C. Kondisi
a. Baik
b. Sedang
c. Rusak
d. Rusak berat
Kecamatan
Mukomuko
Utara
Lubuk Pinang
8,90
22,60
15,15
75,70
15,75
13,10
0
0
0
8,90
0
0
0
75,70
26,50
15,10
2
3,05
48
33,60
12,70
10,25
: 407 km2
Q100
: 1.780 m3/det
Q rata-rata harian
: 54 m3/det
Lebar sungai rata-rata : 90 m
Kemiringan sungai rata-rata : i= 1,0008
2.7.2 Bendung Majunto
Pembangunan Bendung : tahun 1983/1984
Type bendung
Lebar Bendung
100
m,
termasuk
pilar
dan
penguras
Elevasi lantai muka bendung : + 25,90 m
Elevasi mercu
: + 29,40 m
Tinggi mercu
: 4,50 m
: 10,13 m3/det
Januari
2005
pada
Bendung
Mukomuko
dengan
dari
Proyek
Irigasi
dan
Rawa
Bengkulu
bahwa
Kebutuhan
air
tanaman
diperlukan
untuk
menentukan
BAB 3
Pelaksanaan
Pekerjaan
Survai
Lapangan
Survey lapangan rinci terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
3.1
tersedianya
menggambar
gambar
ulang
semua
asli
(kalkir).
peta
skala
Konsultan
1:2000
akan
dangan
Penggambaran
kontur
akan
mengacu
kepada
Interval Vertikal
Kontur (meter)
0,25
0,50
5-<8
>8
0,75
1,00
Persiapan
Pemasangan Patok dan Benchmark (BM)
Pengukuran Kerangka Horizontal
Pengukuran Kerangka Vertikal
Pengukuran Situasi Detail
Pengukuran Titik-titik Detail
Ketelitian Pengukuran
Perhitungan
PLB 2
Penyiapan base camp tim pengukuran untuk pengukuran
di areal SP VIII Desa Sumber Makmur Kecamatan Lubuk
Pinang
Penyiapan base camp tim pengukuran untuk pengukuran
di areal SP IX Desa Tanjung Mulya Kecamatan Mukomuko
Utara
Lokasi
BmKn
0
Koordinat (m)
+
+
29.078.27 5.743.67
1
1
PLB 2
+
12.864.58
6
+
2.955.52
1
Elevasi
(m)
Keterangan
+ 36.081
+ 4.839
Nama
BM
BM.01
Desa
Sumber
Kecamatan
Lubuk
Kabupate
n
Mukomuk
Ket.
CP.A1
BM.02
BM.03
Makmur
Sumber
Makmur
Sumber
Makmur
Sumber
Makmur
BM.04
Tanjung Mulya
BM.05
Tanjung Mulya
BM.06
CP.3
CP.4
Tanjung Mulya
Sumber
Makmur
Sumber
Makmur
Pinang
Lubuk
Pinang
Lubuk
Pinang
Lubuk
Pinang
Lubuk
Pinang
Lubuk
Pinang
Lubuk
Pinang
Lubuk
Pinang
Lubuk
Pinang
o
Mukomuk
o
Mukomuk
o
Mukomuk
o
Mukomuk
o
Mukomuk
o
Mukomuk
o
Mukomuk
o
Mukomuk
o
Sumber : hasil Pengukuran PT. Tri Tunggal P. Konsultan & Ass, 2005
menurut
metoda
hitungan
yang
digunakan.
3.1.4.1
Hitungan Poligon
Hitungan sifat datar
Hitungan situasi
Hitungan Poligon
Dalam
perhitungan
sifat
datar,
tiap-tiap
beda
tinggi
= Konstanta (=100)
3.1.4.3
Hitungan Situasi
akan
memberi
informasi
yang
mudah
penggambaran
situasi
dilakukan
dengan
memanjang
&
melintang
menggunakan
software
Irrigation Design.
3.1.6 Hasil Akhir yang Disajikan
Pad akhir pekerjaan lapanan dan prosesing data ma hasil
akhir yang harus disajikan untuk pekerjaan pengukuran
topografi, adalah:
1. Peta situasi sala 1:2000 pada kalkir
2. Data dan hasil hitungan (prosesing data) pengukuran
3. Laporan topografi (Topographic Report)
3.1.7 Deskripsi BM
Koordinat
Absis (X)
Ordinat
(m)
(Y) (m)
No.
BM
19676.1
63
19666.5
76
17364.2
75
15540.8
86
12875.3
08
13643.4
65
13350.5
83
19282.4
26
18588.5
39
1 BM.01
2 CP.A1
3 BM.02
4 BM.03
5 BM.04
6 BM.05
7 BM.06
8 CP.3
9 CP.4
8948.15
8
8988.00
8
7669.09
2
6776.06
6
5584.79
5
5226.29
2
4181.68
1
8469.33
3
9929.00
4
Elevasi
Z
(m)
21.172
21.738
18.203
9.491
8.243
7.640
4.662
13.665
12.711
3.2 Survai
Topograf
dan
Situasi
Jaringan
Drainase
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk mengetahui kondisi
dilapangan dari saluran pembuang alam termasuk bangunanbangunan yang ada, untuk menentukan rencana trase
saluran dari jaringan drainase dan untuk mendapatkan data
situasi trase sepanjang rute saluran termasuk potongan
memanjang, melintang.
termasuk
bangunan-bangunan
yang
ad,
antara
Konsultan, Juru Pengairan, P3A dan Gabungan P3A bersamasama melakukan penelusuran setiap ruas saluran pembuang
dan rencana jalur jaringan tersier dan pembuang juga seiap
bangunan disepanjang saluran dan menginventarisasi kondisi
saluran.
Hasil invenarisasi dan pengecekan di lapangan, bahwa
jaringan drainase utama yang terdiri dari saluran pembuang
primer dan sekunder semuanya sudah ada dan sebagian
merupakan saluran alam yang kondisinya rata-rata perlu
adanya kegiatan normalisasi karena kendala pada saat
musim
hujan
menampung
saluran
debit
tersebut
ntern
maupun
rata-rata
ekstern,
tidak
bisa
sedangkan
Rencana
Trase
Saluran
dan
Jringan
Drainase
Pada kegiatan ini konsultan bersama-sama dengan Juru
Pengairan, P3A dan Gabungan P3A bersama-sama melakukan
rencana trase saluran untuk membuat rencana trase saluran
dari jaringan drainase bagi areal yan belum mempunyai
jaringan drainase. Jaringan drainase yang direncanakan
semua merupakan saluran buatan dan alam. Pada item
kegiatan ini konsultan menentukan jalur trase drainase
harus
diidentifikasi
guna
memberikan
atau
yang
sejenis,
apabila
kondisi
tidak
investigasi
geoteknik
ini
dilaksanakan
untuk
perencanaan
tata
letak
saluran
drainase.
Pemboran
tenik
ini
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
tenaga
hidrolis
dari
mesinnya
sehingga
tanah
keras
yang
mampu
untuk
menembus
lapisan
(Disturbed
Sample)
serta
SPT
(Standard
Nomo
r Tes
MB 1
MB 2
MB 3
MB 4
MB 5
MB 6
MB 7
MB 8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
MB 9
MB
10
MB
11
MB
12
MB
13
MB
14
MB
15
MB
16
MB
17
MB
18
MB
19
MB
20
MB
21
MB
22
MB
23
Lokasi
BmKn
25
BmKn
25 A
BmKn
25 B
BmKn
25 C
BmKn
25 D
BmKn
26
BmKn
26 A
BmKn
26 B
BmKn
26 C
BmKn
26 D
BmKn
26 E
BmKn
27
BmKn
27 A
BmKn
27 B
BmKn
27 C
BmKn
27 D
BmKn
27 E
BmKn
28
BmKn
28 A
BmKn
28 B
BmKn
28 C
BmKn
28 D
BmKn
29
Koordinat
Absis
Ordinat
(X) (m)
(Y) (m)
6760,09
12330
6
6456,09
13129
4
Elevasi
(m)
7830
7120
12980
13297,9
99
6280
6375,09
4
7080
13545
5820
8462
11650
12440,7
58
6050
6191,54
5
6215
12050
5550
6284
12629
6029
7290
12700
5500
696
12900
4900
7650
11200
5190
6090
11845
5140
5649
11785
12297,7
56
12326,7
55
4745
4836,54
6
4842,54
6
5361
12420
4120
5370
11100
4650
4625
11300
4345
3875
11100
11952,7
58
11724,7
59
3200
4260,54
6
4039,54
6
3200
11550
375
3553
6400
6240
5568
5727
4789
4509
Keterang
an
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
MB
24
MB
25
MB
26
MB
27
MB
28
MB
29
MB
30
BmKn
29 A
BmKn
29 B
BmKn
29 C
BmKn
30
BmKn
30 A
BmKn
30 B
BmKn
30 C
11550
3320
3850
12095
3595
4726
11000
3050
3690
11100
3340
3365
11250
2950
3595
11170
2940
3430
11580
3000
3910
sedangkan
sampel
terganggu
umumnya
kemungkinan
rencana
bangunan,
(sesuai
Diameter luar 2
Diameter dalam 10
Panjang 24
penetrasi
atau
harga
SPT
adalah
jumlah
dan
sekaligus
untuk
mendapatkan
contoh
Pendeskripsian
Pendeskripsian
sampel
hasil
pemboran
tersebut,
selain
sifat,
dan
warna.
Sedangkan
klasifikasi
Pengambilan Sample
3.3.1.5
Pengujian Permeabilitas
instruksi
dari
pengawas
lapangan
pengujian
menentukan
rembesan
yang
terjadi
dengan
Ls . 103 . ln L/r
2 L . H x 60
Dimana:
K
3.3.1.6
Kegiatan Sondir
Nomo
r Tes
DC-1
DC-2
DC-3
DC-4
DC-5
DC-6
DC-7
DC-8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
DC-9
DC10
DC11
DC12
DC13
DC14
DC15
DC16
DC17
DC18
DC19
DC20
DC21
DC22
Lokasi
BmKn
25
BmKn
25 A
BmKn
25 B
BmKn
25 C
BmKn
25 D
BmKn
26
BmKn
26 A
BmKn
26 B
BmKn
26 C
BmKn
26 D
BmKn
26 E
BmKn
27
BmKn
27 A
BmKn
27 B
BmKn
27 C
BmKn
27 D
BmKn
27 E
BmKn
28
BmKn
28 A
BmKn
28 B
BmKn
28 C
BmKn
28 D
Koordinat
Absis
Ordinat
(X) (m)
(Y) (m)
6760,09
12330
6
6456,09
13129
4
Eleva
si (m)
7830
7120
12980
13297,9
99
6280
6375,09
4
7080
13545
5820
8462
11650
12440,7
58
6050
6191,54
5
6215
12050
5550
6284
12629
6029
7290
12700
5500
696
12900
4900
7650
11200
5190
6090
11845
5140
5649
11785
12297,7
56
12326,7
55
4745
4836,54
6
4842,54
6
5361
12420
4120
5370
11100
4650
4625
11300
4345
3875
11100
11952,7
58
11724,7
59
3200
4260,54
6
4039,54
6
3200
6400
6240
5568
5727
4789
4509
Keterang
an
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
DC23
DC24
DC25
DC26
DC27
DC28
DC29
DC30
BmKn
29
BmKn
29 A
BmKn
29 B
BmKn
29 C
BmKn
30
BmKn
30 A
BmKn
30 B
BmKn
30 C
11550
375
3553
11550
3320
3850
12095
3595
4726
11000
3050
3690
11100
3340
3365
11250
2950
3595
11170
2940
3430
11580
3000
3910
dengan
kecepatan
1-2
cm/det.
Kedalaman
sondir
yang
memperlihatkan
hubungan
sondir
prosedur
yang
digunakan
dalampenyelidikan
Lokasi
pemboran
ini
dilakukan
pada
rencana
struktur
Nomo
r Tes
HB 1
HB 2
HB 3
HB 4
5
6
HB 5
HB 6
HB 7
HB 8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
HB 9
HB
10
HB
11
HB
12
HB
13
HB
14
HB
15
HB
16
HB
17
HB
18
HB
19
HB
20
HB
21
HB
22
HB
23
Koordinat
Lokasi
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
BmKn
E
25
25
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
BmKn
E
27
27
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
28
28
Elevas
i (m)
Absis (X)
(m)
12330
Ordinat
(Y) (m)
6760,096
13129
6456,094
7120
12980
13297,99
9
6280
7080
6375,094
6400
7830
25
25
25
26
26
13545
11650
12440,75
8
5820
6050
8462
6215
6191,545
6240
12050
5550
6284
12629
6029
7290
12700
5500
696
12900
4900
7650
11200
5190
6090
11845
5140
5649
11785
12297,75
6
12326,75
5
4745
5361
4836,546
5568
4842,546
5727
12420
4120
5370
11100
4650
4625
11300
4345
3875
11100
11952,75
8
11724,75
9
3200
3200
4260,546
4789
4039,546
4509
11550
375
3553
26
26
26
26
27
27
27
27
28
28
28
BmKn 29
Keterang
an
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
HB
24
HB
25
HB
26
HB
27
HB
28
HB
29
HB
30
BmKn 29
A
BmKn 29
B
BmKn 29
C
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
30
30
11550
3320
3850
12095
3595
4726
11000
3050
3690
11100
3340
3365
11250
2950
3595
11170
2940
3430
11580
3000
3910
30
30
lapisan
yang
representatif
untuk
dibawa
Nom
or
Tes
Koordinat
Lokasi
Desa Sumber
Makmur
Desa Sumber
TP-2 Makmur
Desa Sumber
TP-3 Makmur
Desa Sumber
TP-4 Makmur
Desa Sumber
TP-5 Makmur
Desa Tanjung
TP-6 Mulya
Desa Tanjung
TP-7 Mulya
Desa Tanjung
TP-8 Mulya
Desa Tanjung
TP-9 Mulya
Desa Tanjung
TP-10 Mulya
TP-1
Elevas
i (m)
Absis
(X) (m)
Ordinat
(Y) (m)
12050
5550
12629
6029
12700
5500
12900
4900
11200
5190
11550
3645
11550
3320
12095
3595
11000
3050
11170
2540
Ket
tanah,
kelaboratorium.
tidak
asli
(Disturbed),
untuk
dibawa
Nomor
Tes
MB 1
MB 2
MB 3
MB 4
MB 5
MB 6
MB 7
MB 8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
MB 9
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
25
25
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
BmKn
E
26
26
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
BmKn
E
27
27
28
28
MB 22
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
MB 23
BmKn 29
MB 10
MB 11
MB 12
MB 13
MB 14
MB 15
MB 16
MB 17
MB 18
MB 19
MB 20
MB 21
25
25
25
26
26
26
26
27
27
27
27
28
28
28
Kedalaman
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
HK
kg/cm
JH
kg/cm
HAT
kg/cm
(Ho
20/10)
kg/cm
JHP
kg/cm
JHS
kg/cm
83
86
44
564
0.3
68
71
144
0.4
80
83
12
120
0.6
59
70
22
126
1.1
47
60
20
40
222
2.0
50
58
16
94
0.8
40
46
12
134
0.6
72
84
12
12
142
1.2
55
67
12
24
278
1.2
20
30
10
10
179
1.0
58
65
14
114
0.7
38
50
12
24
150
1.2
79
84
10
128
0.5
68
72
94
0.6
75
86
11
22
168
1.1
10
52
0.5
66
74
16
148
0.8
90
105
16
30
152
1.5
45
56
11
144
1.1
56
65
18
124
0.9
27
38
25
50
166
2.5
45
54
18
160
0.9
64
76
12
24
212
1.2
s/d 6.00
s/d 6.00
s/d 6.00
s/d 5.20
s/d 5.40
s/d 5.60
s/d 5.60
s/d 5.60
s/d 5.80
s/d 5.40
s/d 5.80
s/d 6.00
s/d 5.80
s/d 6.00
s/d 5.80
s/d 4.40
s/d 6.20
s/d 4.00
s/d 3.40
s/d 5.00
s/d 5.00
s/d 6.00
s/d 6.00
2
BmKn 29 0.00 s/d 6.40
4 MB 24 A
m
44
50
6
12
102
1.2
2
BmKn 29 0.00 s/d 5.60
5 MB 25 B
m
51
58
7
14
114
0.7
2
BmKn 29 0.00 s/d 6.20
6 MB 26 C
m
56
69
13
26
180
1.3
2
0.00 s/d 5.60
7 MB 27 BmKn 30 m
38
45
7
14
102
0.7
2
BmKn 30 0.00 s/d 5.60
8 MB 28 A
m
46
58
12
24
112
1.2
2
BmKn 30 0.00 s/d 5.80
9 MB 29 B
m
51
58
7
14
94
0.7
3
BmKn 30 0.00 s/d 5.80
0 MB 30 C
m
37
47
10
20
40
1.0
Sumber : Hasil Inventarsasi dan Pengukuran PT.Tritunggal P.Konsultan & As, 2005
3.3.2.2
N
o
1
10
11
13
14
Hand Auger
Nomo
r Bor
BT.01
BT.02
BT.03
BT.04
BT.05
BT.06
BT.07
BT.08
BT.09
BT.10
BT.11
BT.13
BT.14
Lokasi
Kedalaman
BkMn 25
BkMn 25
A
BkMn 26
BkMn 26
A
BkMn 26
B
BkMn 26
C
BkMn 27
BkMn 27
A
BkMn 28
BkMn 28
A
BkMn 28
A
BkMn 29
BkMn 29
Deskripsi Tanah
pd 0.80 m = MAT
0.00 s/d 1.00 m =
1.00 s/d 2.00 m =
Coklat
2.00 s/d 2.40 m =
abu
0.80 m = MAT
1.00 s/d 2.00 m =
2.00 s/d 3.00 m =
Coklat
3.00 s/d 3.50 m =
Keabuan
0.80 m = MAT
1.00 s/d 3.00 m =
3.00 s/d 3.50 m =
Coklat
0.80 m = MAT
1.00 s/d 2.00 m =
2.00 s/d 2.40 m =
2.40 s/d 2.80 m =
Coklat Muda
0.40 m = MAT
1.00 s/d 2.00 m =
2.00 s/d 2.40 m =
Coklat
0.80 m = MAT
1.00 s/d 2.00 m =
2.00 s/d 2.40 m =
Keabuan
0.80 m = MAT
0.00 s/d 0.80 m =
0.80 s/d 2.40 m =
Lembek
2.40 s/d 2.80 m =
abu
0.80 m = MAT
0.00 s/d 2.40 m =
2.40 s/d 4.00 m =
4.00 s/d 4.50 m =
Coklat Muda
0.80 m = MAT
1.00 s/d 2.00 m =
2.00 s/d 2.60 m =
abu
0.80 m = MAT
0.00 s/d 1.80 m =
1.80 s/d 3.00 m =
Coklat Muda
0.40 m = MAT
0.40 s/d 2.20 m =
2.20 s/d 3.20 m =
Keputihan
1.00 m = MAT
1.00 s/d 3.40 m =
3.40 s/d 4.00 m =
Keabuan
0.80 m = MAT
Tanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Lempung AbuTanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Lanau Kehitaman
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung Putih
Tanah Gambut
Tanah Keabuan
Tanah Lempung AbuTanah Gambut
Tanah Coklat Lembek
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung AbuTanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung Putih
15
BT.15
BkMn 29
B
= Tanah Gambut
= Tanah Lempung Putih
= Tanah Gambut
= Tanah Lempung Putih
3.3.2.3
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
26
26
26
26
BmKn 27
BmKn 27
A
BmKn 25
A
10 BmKn
BmKn
11 A
BmKn
12 B
BmKn
13 C
26
26
26
26
14 BmKn 27
BmKn 27
15 A
Berat Jenis
Tanah (kg/cm)
Kedalaman
2.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
Keterang
an
s/d 2.40
2.48
s/d 3.50
2.40
s/d 3.50
2.74
s/d 2.80
2.62
s/d 2.40
2.57
s/d 2.40
2.89
s/d 2.80
2.92
s/d 4.50
2.20
s/d 3.50
2.54
s/d 3.50
2.24
s/d 2.80
2.55
s/d 2.40
2.78
s/d 2.40
2.97
s/d 2.80
2.70
s/d 4.50
2.91
3.3.2.4
N
O
1
2
3
4
5
Kedalaman
3.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
Kadar
Air (%)
s/d 2.40
40.21
s/d 3.50
46.76
s/d 3.50
49.12
s/d 2.80
s/d 2.40
51.73
36.17
Keterang
an
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
B
BmKn 26
C
BmKn 27
BmKn 27
A
BmKn 25
A
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
26
26
26
26
BmKn 27
BmKn 27
A
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
s/d 2.40
45.52
s/d 2.80
49.12
s/d 4.50
37.07
s/d 3.50
41.03
s/d 3.50
37.79
s/d 2.80
43.20
s/d 2.40
47.67
s/d 2.40
42.65
s/d 2.80
47.36
s/d 4.50
53.44
3.3.2.5
N
o
Atterberg
Liquid
Lokasi
BmKn
1 25
BmKn
2 25 A
BmKn
3 26
BmKn
4 26 A
BmKn
5 26 B
BmKn
6 26 C
BmKn
7 27
BmKn
8 27 A
BmKn
9 25 A
1 BmKn
0 26
1 BmKn
1 26 A
1 BmKn
2 26 B
1 BmKn
3 26 C
1 BmKn
4 27
1 BmKn
5 27 A
Sumber : Hasil
As, 2005
Kedalaman
Limit
Plastis
Indeks
Ket
.
(%)
Limit (%)
Plastis (%)
4.00 s/d 2.40
m
LL 40.95
PL 38.75
PI 33.57
0.00 s/d 3.50
m
LL 51.43
PL 37.44
PI 27.40
0.00 s/d 3.50
m
LL 40.73
PL 35.04
PI 24.00
0.00 s/d 2.80
m
LL 41.93
PL 38.95
PI 27.63
0.00 s/d 2.40
m
LL 56.01
PL 48.64
PI 31.20
0.00 s/d 2.40
m
LL 58.69
PL 46.34
PI 32.90
0.00 s/d 2.80
m
LL 53.15
PL 35.09
PI 27.41
0.00 s/d 4.50
m
LL 56.98
PL 42.06
PI 27.21
0.00 s/d 3.50
m
LL 56.32
PL 34.36
PI 27.45
0.00 s/d 3.50
m
LL 52.00
PL 30.73
PI 22.35
0.00 s/d 2.80
m
LL 57.14
PL 29.61
PI 31.00
0.00 s/d 2.40
m
LL 55.17
PL 35.09
PI 26.31
0.00 s/d 2.40
m
LL 52.78
PL 42.27
PI 27.35
0.00 s/d 2.80
m
LL 51.52
PL 38.88
PI 28.25
0.00 s/d 4.50
m
LL 48.03
PL 44.58
PI 23.45
Inventarsasi dan Pengukuran PT.Tritunggal P.Konsultan &
3.3.2.6
N
Jenis Tanah
Kedalaman
Grave
Silt
Clay
BmKn
l (%)
0.00
(%)
11.3
(%)
61.9
(%)
26.6
25
BmKn
16.6
57.1
26.2
25 A
BmKn
13.0
58.0
29.0
Coklat
Lempung
26
Coklat
BmKn
26 A
BmKn
26 B
BmKn
26 C
BmKn
27
BmKn
27 A
BmKn
25 A
BmKn
26
BmKn
26 A
BmKn
26 B
BmKn
26 C
BmKn
27
o
1
2
3
Lokasi
0.00
0.00
Warna
Lempung
Abu-abu
Lempung
Muda
4
5
6
7
8
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
6.55
64.7
28.7
65.2
26.1
15.5
60.8
23.6
5.24
59.7
35.0
61.2
33.2
Coklat
Lempung
Coklat
58.8
36.6
Muda
Lempung
Putih
65.6
30.1
Keabuan
Lempung
Coklat
10.3
52.1
37.4
8.50
42.3
49.2
Keputihan
Lempung
Putih
55.3
40.8
Keabuan
Lempung
Putih
71.3
25.2
Keabuan
Lempung
Putih
8.65
5.44
4.48
4.27
Lempung
Coklat
Lempung
Coklat
Lempung
Keabuan
Lempung
Muda
0.00
0.00
0.00
0.00
3.82
3.41
Lempung
Keabuan
BmKn
27 A
0.00
5.03
64.2
30.7
Lempung
Putih
Keabuan
Sumber : Hasil Inventarsasi dan Pengukuran PT.Tritunggal P.Konsultan &
As, 2005
3.3.2.7
N
o
Nom
or
Tes
Lokasi
MB 1
BmKn 25
MB 2
BmKn 25 A
MB 3
BmKn 25 B
MB 4
MB 5
BmKn 25 C
BmKn 25
D
MB 6
BmKn 26
MB 7
BmKn 26 A
MB 8
BmKn 26 B
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
MB 9
MB
10
MB
11
MB
12
MB
13
MB
14
MB
15
MB
16
MB
17
MB
18
MB
19
MB
20
BmKn 26 C
BmKn 26
D
BmKn 26 E
BmKn 27
BmKn 27 A
BmKn 27 B
BmKn 27 C
BmKn 27
D
BmKn 27 E
BmKn 28
BmKn 28 A
BmKn 28 B
Kedalaman
0.00
6.00
0.00
6.00
0.00
6.00
0.00
5.20
0.00
5.40
0.00
5.60
0.00
5.60
0.00
5.60
0.00
5.80
0.00
5.40
0.00
5.80
0.00
6.00
0.00
5.80
0.00
6.00
0.00
5.80
0.00
4.40
0.00
6.20
0.00
4.00
0.00
3.40
0.00
5.00
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
qu maks
(kg/cm)
4.17
3.28
3.54
3.81
3.96
3.54
3.91
3.44
3.98
4.32
3.91
3.91
4.12
4.13
3.75
3.83
4.28
3.75
4.32
3.70
Keteranga
n
2 MB
0.00 s/d
1 21
BmKn 28 C 5.00 m
3.60
2 MB
BmKn 28
0.00 s/d
2 22
D
6.00 m
4.29
2 MB
0.00 s/d
3 23
BmKn 29
6.00 m
4.67
2 MB
0.00 s/d
4 24
BmKn 29 A 6.40 m
3.74
2 MB
0.00 s/d
5 25
BmKn 29 B 5.60 m
3.92
2 MB
0.00 s/d
6 26
BmKn 29 C 6.20 m
3.10
2 MB
0.00 s/d
7 27
BmKn 30
5.60 m
3.81
2 MB
0.00 s/d
8 28
BmKn 30 A 5.60 m
3.65
2 MB
0.00 s/d
9 29
BmKn 30 B 5.80 m
3.12
3 MB
0.00 s/d
0 30
BmKn 30 C 5.80 m
3.10
Sumber : Hasil Inventarsasi dan Pengukuran PT.Tritunggal P.Konsultan &
As, 2005
3.4 Survey
Topograf
dan
Jaringan
Tersier
yang
telah
penentuan
tata
letak
petak-petak
sawah
di
pada
gambar
ukuran
A1.
Penampang
perubahan-perubahan
penyempurnaan
mempermudah
pencetakan
upaya
dan
sawah
pemanfaatan
saran-saran
dan
untuk
usaha
tani
dengan
Kecamatan
Desa/Keluraha
n
Sumber
Makmur
Hari
Kamis
Kamis
Tanjung Mulya
Pondok
Panjang
Resno
Jumat
Suka Pindah
Sabtu
Lubuk Pinang
Senin
Lalang Luas
Selasa
Kamis
Tgl/Bln/Thn
1 September
2005
1 September
2005
1 September
2005
2 September
2005
3 September
2005
5 September
2005
6 September
2005
Tempat
Balai Desa
Balai Desa
Balai Desa
Balai Desa
Balai Desa
Aula
Kecamatan
Balai Desa
tidak
mendapat
ganti
rugi
Tanah
dan
AutoCAD.
Penggambaran
mengacu
atau
BAB 4
Perencanaan teknis
4.1
tahap
ini
pekerjaan
yangakan
dilakukan
adalah
pertanian;
Keadaan lapsan tanah atas;
Peta batas kepemilkan lahan skala 1:1000; dan
Peta batas tata guna lahan sekarang skala 1:1000.
4.1.1.1
Sosialisasi
Sosialisasi dilakuan disetiap Desa. Adapun peserta dari
sosialisasi
ini
adalah
pemilik
lahan,
penguasa
lahan,
bentuk
formulir
surat
persetujuan
yan
telah
disetujui.
4.1.1.2
ada
titik
tinggi.
Jarak
antara
titik
bervariasi
GPS,
dengan
GPS
koordinat peta.
3) Pengamatan
untuk
dengan
tanah
koreksi
()
mineral
dengan
dengan
untuk
tanah
organik
(gambut)
dilakukan
dengan
menggunakan
GPS.
Tiap
titik
TGL
yang
berkelompok
atau
luasnya
tata
guna
dengan kerapatan
0,50
(setengah)
lahan
minimum
hektar
sekarang
1
(satu)
lahan,
yaitu
serta
beberapa
petani
pemilik/penggarap/penguasa lahan.
6) Invetarisasi penghitungan kerapatan
pengukuran
diameter
pohon
pohon
dengan
dan
rancangan
Plot
penambilan
contoh
Systematic
beberapa
Samping
jalur
dengan
yaitu
arah
lahan
yag
memiliki
vegetasi
pohon,
petak
ukur
terhadap
semua
jenis
pohon
untuk
dengan
klasifikasi vegetasi;
Batas rencana petak tersier;
Titik-titik tetap dan titik ketinggian dengan interval 20 m;
Sungai dengan nama dan arah alirannya;
Tata letak jalan negara, provinsi, kabupaten, kecamatan,
Interval kontur
(m)
0,50
0,50
1,00
1:1000
Peta tata letak saluran sementara skala 1:1000 yang memuat
informasi sebagai berikut:
a. Skala peta 1:1000
b. Ukuran kertas gambar A1
c. Bentuk-benuk topografi antara lain bentuk rawa , sungai,
jalan, pemukiman, kontur danlain-lan mengacu pada hasil
1:1000.
Petunjuk lembar peta atau indeks peta.
Grid penuh dan koordinat interval 10 cm pada peta.
Titik lokasi Bench Mark (BM) Dan Azimuth Mark (AM)
Interval kontur digambar setiap 0,05 m dengan ukuran
tebal garis 0,10 mm dan setiap interval kontur 2,50 m
ditarik lebih tebal dengan ukuran tebal garis 0,30 mm,
berikut dengan angka ketingian di tulis dengan angka
h.
i.
j.
k.
l.
batasnya
m. Sungai berikt namanya serta arah aliran nya
n. Tata letak jalan, jalan aspal, jalan batu, jalan tanah, jalan
usaha tani, jalan setapak, dan bangunan yang ada.
o. Tata letak saluran dan banguan irisi yang ada (Eksisting)
berikut dengan namanya.
p. Bangunan-bangunan yang ada, seperti jembatan, sekolah,
masjid, kantor, pasar dan lain sebagainya.
q. Batas petak kepemilikan lahan
r. Nama pemilik lahan peserta PLB
s. Daftar kepemilikan lahan serta PLB, yang berisi nomor
urut, nama pmilik lahan, alamat dan luas lahan PLB
4.1.1.6
urut
kepemilikan
lahan,
nomor
urut
dan
maksimum
teras
ditentukan
berdasarkan
tanah
atas
dan
kondisi
batuan)
unuk
4.1.2.1
(PLB)
Batas areal PLB akan ditentukan berdasarkan penggabungan
dari:
a. Batas kepemilikan tanah;
b. Batas kesesuaian lahan untul PLB /padi sawah; dan
c. Pertimbangan kapasitas debit saluran yang ada.
4.1.2.2
4.1.2.3
Peninjauan Lapangan
Peninjauan lapangan adalah untuk mengonfirmasikan dan
mendapat masukan dalam pembuatan tata letak definitif.
4.1.2.4
Sosialisasi
Sosialisasi
dilakukan
untuk
mengklarifikasikan,
Kategori
tata guna
lahan
sekarang
Simbo
l
Ladang
LD
Sawah
tadah
hujan
STH
Semak
blukar
SB
Definisi
Ladang kering yang di
tumbuhi rumput liar
dengan tinggi rumput
75 cm atau sedang
diusahakan dan
umumnya ditanami
tanaman semusim,
seperti ketela pohon,
jagung, padi gogo dll
Lahan basah yang
ditanami padi sawah
yang sumber airnya
berasal dari air hujan,
dan lahannya sudah
memenuhi sarat
sebagai sawah irigasi
Lahan yang tidak
termasuk dalam
Kebutuha
n
pembuka
an lahan
Tidak
Tidak
Ya
Kebun
campuran
Kebun
karet
KC
KK
Ya
Ya
Kebun
sawit
Hutan
ringan
Berdasarkan
perkebunan dengan
kerapatan pohon 20 < 30 cm 600
pohon/ha. Umumnya
KS
HR
kategori
tata
guna
lahan
Ya
sekarang
dan
Penebasan
Pekerjaan penebasan adalah pemangkasan rata sampai
permukaan tanah untuk semua tumbuhan bawah termasuk di
dalamnya pohon-pohon kecil yang berdiameter batang pohon
lebih kecil dari 10 cm pada garis setinggi dada atau 130 cm di
atas permukaan tanah untuk pohon tidak berbani,termasuk
pula tumbuhan merambat.
4.1.3.1.2
serta
akar
tumbuhan.
Pekerjaan
penumbangan
4.1.3.1.3
pencabutan
tunggul
dan
akar
adalah
Pemotongan
pekerjaan pemotongan adlah pemotongan dan pencincangan
batang,
cabang
dan
ranting
hasil
penebangan
pemotongan
ke
suatu
tempat
tertentu
dan
penyangga
api
(fire
break
corridor).
Kayu-kayu
Pembakaran
Pekerjaan
pembakaran
adalah
membakar
semua
hasil
Pembersihan
Adalah pembersihan lahan dari sisa-sisa yang tidak terbakar
untuk di bakar ulang atau ditempatkan di suatu tempat
sehingga lahan jadi bersih.
Adapun perencanaan teknis pembukaan lahan berdasarkan
hal-hal sebagai berikut:
1) Dalam
penentuan
penggunaan
peralatan
hendaknya
4.1.3.2.1
Perencanaan
Perencanaan
Perencanaan
Perencanaan
petak sawah;
teknis pelestarian lapisan tanah atas;
teknis perataan tanah/terasering; dan
pembuatan pematang sawah.
untuk
mempercepat
pembagian
air
dan
memudahkan pengontrolan;
b. Kemiringan lereng maksimum muka tanah asli untuk
pekerjaan percetakan sawah adalah 8%;
c. Batas petak sawah sedapat mungkin mengikuti batas
kepemilikan lahan; dan
d. Perencanaan pembuatan teras dibuat sedemikian rupa
sehingga kedalaman galian berkisar antara 15-30 cm.
Batas
dari
satu
petak
sawah
diatur
sedemikian
rupa
4.1.3.2.2
A1
A2
dan
setelah
dikembalikan
dan
perataan
diratakan
selanjutnya
tanah
selesai
pada
tempat
asalnya; dan
c. Penghitungan volume pelestarian lapisan tanah atas
adalah sebagai berikut : volume = 0,1 m x 10.000 m 2
=........m3/ha
4.1.3.2.3
Kemiring
an sawah
petak
rencana
Lebar
teras
minimu
m
Lebar
teras
maksim
um
Pelestari
an
lapisan
tanah
atas
(%)
(%)
(m)
(m)
(cm)
Beda
tinggi
antara
teras
maksimu
m
(m)
<1
0,1
50
50
10
0,3
1-<2
0,1
30
50
10
0,3
2-<3
0,2
20
30
10
0,3
3-<4
0,4
15
20
10
0,4
4-<5
0,4
12
15
10
0,4
5-<6
0,5
10
12
10
0,5
6-<7
0,5
10
10
0,5
7-<8
>8
0,5
0,5
7
6
8
7
10
10
0,5
0,5
= (WS)/100
Ac
= Vi x W x
= 1/800 x W2 x S
= (100)2/W
Vc
= Ac x t
(m2)
(m)
= 1/800W2 S x (100)2/w
= WS/8 x 100 (m3/ha)
Vt
= 1,1 x Vc
(m3/ha)
Keterangan :
V (Vi) = interval tegak lurus (m);
Ac
Vt
kurang
lebih
sepertiganya
disisihkan
untuk
sawah
perpetak
tersier,
penghitungan
kuantitas
0
1
3
5
%
%
%
%
<1%
< 3%
<5 %
8%
Pematang Sawah
Pematang sawah atau galengan dapat berfungsi sebagai
batas kepemilikan lahan atau merupakan pembatas petak
sawah untuk menahan air.
a. Pembuatan
pematang
sawah
dilakukan
bersamaan
4.1.3.2.5
Ec
Keterangan:
P
4.1.3.2.6
Ec
lereng
maksimum muka
tanah asli
untuk
kemiringan
lereng
permukaan
tanah
asli
3
4
5
-
3
4
5
6
-
4
5
4.2
Pekerjaan persiapan
Perencanaan
Desain
Penyiapan gambar-gambar rencana
Perhitungan volume dan biaya pekerjaan
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan berupa penyiapan peta topografi yang
akan digunakan sebagai dasar perencanaan. Sedangkan peta
topografi yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Peta situasi skala 1:1000 dengan interval kontur 0,5 m.
b. Petunjuk jelas tentang tata guna lahan sekarang, tata
letak lahan pertanian serta batas-batas kepemilikannya.
4.2.1.2
Perencanaan
Perencanaan jaringan tersier terdiri atas:
a. Batas daerah yang akan dialiri.
b. Tata letak semntara pengembangan jaringan tersier.
Dalam perncanaan tata letak jaringan tersier diusahakan
satu petak tersier terletak dalam satu Desa, sehingga
dalam pembinaannya. Apabila satu petak tersier terletak
dalam 2 (dua) Desa maka satu petak kuarter dibuat dalam
satu
Desa.
Untuk
saluran
tersier
maupun
kuarter
diusahakan melewati batas pemilikan atau batas petakpetak sawah yang ada.
c. Peninjauan lapangan untuk mengidentifikasi tata letak
sementara jaringan tersier.
d. Sosialisasi/klarifikasi.
e. Penetapan tata letak definitif
4.2.1.3
Desain
Terdiri dari:
a. Perkiraan debit rencana saluran irigasi dan drainase.
b. Penentuan tipe bangunan dan saluran.
c. Perhitungan struktur dan hidrolis.
4.2.1.4
Penyiapan Gambar-gambar
Gambar-gambar yang disiapkan secara umum terdiri dari
profil memanjang dan melintang saluran pembawa dan
drainase, gambar-gambar bangunan, dan sebagainya.
4.2.2 Perencanaan
4.2.2.1
Debit rencana
Q = a. A (m3/det)
Dimana:
A
= NFR/et
4.2.2.2
Penampang Saluran
Penampang tersier dan kwarter, tanpa pasangan, secara
umum berbentuk trapesium.
Gambar 4.7. penampang saluran
Tabel 4.5. penampang melintang saluran
Elemen
b
b/h (n)
M (1:m)
fb
hpd (kedalaman air
sawah)
wfr
wcl
hcl
hfr
m (tinggi tanggul
1,00 m)
Saluran
Saluran
Tersier
Min 0,30 m
1
1
0,30 m
Kuarter
Min 0,20 m
1
1
0,20 m
0,10 m
type A : 2-3
type A : 2-3
m
type B : 1,0
m
type B : 1,0
m
0,50 m
min. 0,30 m
min. 0,50 m
m
0,30 m
min. 0,30 m
min. 0,50 m
1,5
1,5
4.2.2.3
Desain Hidrolik Saluran
a. rumus aliran digunakan rumus strickler
V = K R2/3 I1/2
R = A /P
A = (b + mh)h
P = b+2h (m2 + 1)
Q =V A
Dimana :
V
= kemiringan saluran
b. koefisien kekerasan
Tabel 4.6. koefisien kekerasan (K)
Tipe Saluran
Saluran Tersier (saluran
tanah)
Saluran kuarter (saluran
tanah)
Saluran pasangan beton
Saluran pasangan batu
K
35
30
70
50
Min
(m/det)
0,20
0,25
0,25
Max
(m/det)
0,60
1,50
2,00
0,25
3,00
b (m)
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
h (m)
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
3/2
Dimana:
Q = debit (m3/det)
b
= Panjang Boks
4.2.3.2
4.2.3.3
4.2.3.4
Bangunan Akhir
Bangunan akhir harus dibuat di ujung saluran pembawa
kwarter untuk membuang kelebihan air.
Bangunan akhir berupa pelimpah yang disesuaikan dengan
muka air rencana.
4.2.3.5
4.2.3.5.1
Bangunan Pelengkap
Gorong-gorong
Gorong-gorong merupakan saluran tertutup yan direncanakan
sebagai saluran pengantar atau pembuangan air dengan
kondisi aliran bebas dibawah jalan ataupun saluran.
a. Hitungan hidrolis Gorong-gorong (1)
Gambar 1.11 Gorong-gorong
1) Hitungan kehilangan tinggi energi
i. Peralihan aliran masuk terbuka ... (m)
Gesekan (F)
= L1 x (I1 + I2) /2
Penyempitan K x ( hv2 - hv1)
= ...
K = 0,2 untuk tipe aliran normal (for stremlined
warp type)
K = 0,8 untuk tipe aliran lurus (for straight warp
type)
ii. Dalam gorng-gorong ... (m)
F = L2 x I2
iii. Peralihan aliran keluar terbuka ... (m)
F = L3 x (I2 + I3) /2 = ...
Pembesaran K x (hv2 hv3) = ...
2) Kehilangan tinggi energi total:
H = ( i + ii + iii ) x 1,1 = ... (m)
Perbedaan tinggi muka air yang dibutuhkan antara
hulu saluran dan hilir saluran adalah:
H = H + (hv3 hv1) = ... (m)
Dalam gorong-gorong
Penyempitan K x hv2
= ...
Gesekan
I2 x L2 = ...
Pembesaran K x hv2
= ...
ii.
Total tinggi hilang
H = (i) x 1,1 = ...
Gambar 1.12 Kehilangan energi di Gorong-gorong
Perbedaan tinggi air yang dibutuhkan antara hulu dan hilir
saluran:
H = H + (hv3 hv1)
4.2.3.5.2
Bangunan terjun
Bangunan terjun adalah bangunan yang digunakan untuk
mengalirkan air kesuatu elevasi yang lebih rendah dan
berfungsi sebagai pemecah energi. Bangunan terjun terdiri
dari 3 (tiga) yaitu:
Terjun tegak untuk beda tinggi (Z)
m
Terjun miring untuk beda tinggi (Z)
m
Got miring untuk beda tinggi (Z)
4,5 < Z
= Q / (0,71 m x H3/2)
= h1 + V12 / 2g
= Q/g
Dimana:
B
= koefisien (= 1,0)
h1
v1
= grafitasi
Got miring
Perhitungan hidrolis Got Miring
Got miring terdiri dari bagian masuk, bagian peralihan,
bagian normal, dan kolam olak seperti gambar berikut ini:
Gambar 4.15 Diagram Got Miring
1. Bagian Masuk
Bagian masuk dapat dianggap sebagai mercu ambang
lebar, dimana:
Q = Cd 1,7 B.h3/2
Lebar dari bagian masuk dihitung seperti berikut: B =0,8
b1
Dimana:
Q = debit (m3/det)
Cd = koefisien debit = 1
B = lebar celah masuk (m)
b1 = lebar dasar saluran dihulu (m)
h = tinggi air di saluran hulu (m)
2. Bagian peralihan
Panjang bagian peralihan dapat dihitung dengan rumus
berikut:
V2 V1 = m (2gH)
H = (V2 V1)2 / (2gm2)
Dimana:
V1 = kecepatan aliran dibagian masuk (m/det)
V2 = kecepatan aliran dibagian normal (m/det)
m = 0,8 0,9
H = beda tinggi antara z1 dan z2
I
= kemiringan got miring
L = panjang bagian peralihan
H dapat dihitung dengan metoda coba-coba. Setelah
menghitung H1 panjang dari bagian peralihan dapat
ditentukan.
3. Bagian Normal
4. Dalam bagian ini diperoleh aliran yang seragam. Karena
adanya penyerapan udara, rumus-rumus seperti yang
dipakai untuk saluran biasa tak dapat digunakan. Ada
rumus-rumus
khusus
untuk
ini
dikembangkan
oleh
5. Kolam Olak
Dimensi dari kolam olak dapat dihitung sebagai berikut:
Fr = V2 (g.V2)
h2 = 0,5 [(1 + 8 Fr2) 1] z2
Lj = 4,5 h2
d = h2 h 0,03
Dimana:
V2 = kecepatan aliran pada bagian normal (m/det)
z2 = kedalaman air total (m)
h2 = kedalaman air didalam kolam olak (m)
Lj = panjang kolam olak (m)
d = dalam kolam olak (m)
h = kedalaman air pada saluran hilir (m)
Besarnya lubang peredam gelombang bisa dihitung
dengan rumus:
Q = F (2gz)
Dimana:
Q = debit rencana (m3/det)
= koefisien debit (0,80)
z = beda tinggi energi (0,03 m)
Untuk debit kecil, lubang-lubang perendam gelombang
dapat dibuat di satu sisi dan untuk debit yang lebih besar,
lubang-lubang tersebut dibuat dikedua sisi kolam olak.
Jagaan
Minimum tinggi jagaan dari got miring adalan 0,03 m.
Material Bangunan
Selain untuk bagian masuk dan abgian keluar,
terutama pada bagian peralihan dari got miring
dianjurkan memakai beton bertulang.
Sepatu Beton pada Got Miring
Untuk mencegah terjadinya peluncuran pada got
miring, beberapa sepatu beton digunakan sebagai
pondasi.
4.2.3.5.4
Sipon
Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk
mengalirkan air buangan dalam kondisi aliran bebas dibawah
jalan ataupun saluran. Untuk pengoperasian yang baik, sipon
direncanakan mengikuti kondisi seperti dibawah ini:
Tidak ada udara masuk kedalam pipa
Lubang pipa harus dibawah muka air saluran dihulu.
= Q/ (B.V2)
(m)
(m2)
A2 = B.h
P2 = B + 2h (m)
R2 = A2/ P2
I
(m)
= [V22/(K.R22/3)]2
Dimana:
V2 = kecepatan aliran (m/det)
h
ii.
= koefisien kekasaran
= kemiringan saluran
Gesekan L3 x I3 = ...
Belokan fb x hv3 = ...
1 =
2 =
fb1 =
fb2 =
kehilangan waktu keluar =1 x hv3 = ...
c. Setelah keluar saluran
Gesekan L4 x I4 = ...
Pelebaran K x (hv4 hv5) = ...
K = 0,30 untuk tipe aliran normal
K = 0,50 untuk tipe aliran lurus
d. Kisi-kisi penyaring
3 sin (t/b)4/3 V 2/2g
Talang
Talang atau flum adalah penampang saluran buatan dimana
air mengalir dengan permukaan bebas, yang dibuat melintasi
cekungan, saluran, sungai, jalan atau sepanjang lerang bukit.
Bangunan ini dapat didukung dengan pilar atau konstruksi
lain. Konstruksi talang yang umum dapat terbuat dari kayu,
beton bertulang, besi atau baja. Talang dilengkapi dengan
peralihan masuk dan keluar.
Batas kecepatan air dalam talang:
Talang kayu atau beton
V = (1,50 2,00) m
Besi/baja
V = (2,50 3,00) m
Dasar talang harus cukup tinggi dari muka air maksimum
sungai atau saluran pembuang, karena adanya benda kasar
yang ahnyut pada sungai atau saluran pembuang, seperti
batang-batang kayu.
Gambar 4.19 Penampang Melintang Talang
Kehilangan energi keluar dan masuk dengan rumus:
Hmasuk
= (Va V)2/2g
Hkeluar
= (Va V)2/2g
= {V/(K.R2/3)}2
Dimana:
Hmasuk = kehilangan energi masuk talang (m)
Hkeluar = kehilangan energi keluar talang (m)
Hf
= grafitasi (m2/det)
= koefisien kekasaran
= 60
Beton
= 70
Besi/baja
= 80
Jembatan
Jembatan dipakai hanya apabila tinggi energi yang tersedia
terbatas. Kriteria perencanaan jembatan adalah sebagai
berikut:
a. Jembatan tidak boleh mengganggu saluran pembawa
aliran air atau saluran pembuang didekatnya.
b. Pelat beton direncanakan dari beton mutu
(tegangan lentur rencana > 70 kg/cm2).
175
pasangan,
maka
kedalaman
pangkal
pondasi
175,
sebagai
dasar
4.3
bagian
dari
lingkup
pekerjaan
perencanaan,
dan
alur
topografi
wilayah
pembuangan
saluran
pembuang
yang
telah
dibuat
dan
pengendali
banjir
disepanjang
sungai
untuk
penting
pembuangan
bangunan
dalam
maupun
khusus
perencanaan
dalam
dilokasi
di
kapasitas
perencanaan
ujung
saluran
bangunan-
(muara)
saluran
untuk
mencegah
terjadinya
genangan
dan
pembuang
kuarter
dan
tersier
yang
akan
Hujan lebat
Melimpahnya air irigasi atau buangan yang berlebihan
di
dalam
petak
tersier
bergantung
kepada
terdapatnya
air
yang
berlebihan
serta
biaya
di
suatu
daerah
kurang
memadai
untuk
yang
lebih
rendah.
Muka
air
didalam
lokal
unggul
dan
khususnya
varietas
biasa
Tahap-tahap
pertumbuhan
padi
yang
peka
terhadap
modulus
pembuangan
(koefisien
pembuang
Besarnya
limpasan
pembuang
atau
permukaan
pada
untuk
akhir
petak
Et
= evapotranspirasi (mm/hari)
= perkolasi (mm/hari)
Selanjutnya
dalam
perhitungan
modulus
pembuang,
dihentikan, atau
Pemberian air irigasi I sama dengan evapotranspirasi
Et jika irigasi diteruskan.
Kadang-kadang
pemberian
air
irigasi
dihentikan
Daerah pemukiman
Dalam
merencanakan
saluran
pembuang
untuk
daerah
dimana padi tidak ditanam, ada dua macam debit yang perlu
dipertimbangkan:
Debit puncak maksimum dalam jangka waktu pendek
Debit rencana yang dipakai untuk perencanaan saluran
4.3.4 Debit Pembuang Rencana Ekstern (Qd Ekstern)
Debit pembuang rencana ekstern didefinisikan sebagai
volume limpasan air hujan dalam waktu sehari dari suatu
daerah yang akan dibuang airnya yang disebabkan oleh
curah hujan seharian didaerah tersebut. Air hujan yang tidak
tertahan atau merembes dalam waktu satu hari, diandaikan
mengalir dalam waktu satu hari juga. Ini menghasilkan debit
rencana yang konstan.
Debit pembuang rencana ekstern dihitung dengan rumus
sebai berikut:
Qd = 0,116..R (1)5.A0,92
Dimana:
Qd = debit pembuang rencana ekstern (lt/det)
Kelompok Hidrologis
Tanah
C
D
0,60
0,70
0,65
0,75
0,75
0,80
total
akan
dipakai
untuk
Selama
terjadi
debit
puncak,
terhalangnya
pembuang,
penggenangan.
dimana
tidak
boleh
terjadi
ditempat
dimana
pembuang
silang
memasuki
pendek)
didalam
daerah
irigasi.
Akan
tetapi
satunya
keseluruhan),
lagi
maka
(kurang
dari
gabungan
20
kedua
dari
debit
luas
puncak
BAB 5
Hasil-hasil Review Desain
5.1 Umum
Pelaksanaan pekerjaan review desain Jaringan Tersier dan
Penyiapan Lahan Berpengairan (PLB) 4.375 ha di Provinsi
Bengkulu Kabupaten Mukomuko, mengacu kepada standar
perencanaan dan kriteria yang sudah ada maupun yang telah
disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
Jaringan
Tersier
dan
Penyiapan
Lahan
kepada
masyarakat,
mengenai
mekanisme
program
pembangunan
Daerah
Irigasi
dalam
pelaksanaan
pendaftaran/persetujuan
pemerintahanmulai
dari
tingkat
RT/RW,
dimana
para
peserta
penyuluhan
diberikan
desain
Jaringan
Tersier
dan
Penyiapan
Lahan
Bengkulu
Kabupaten
Mukomuko
diperlukan
berpengairan
(sawah
irigasi)
serta
mendaftar
patok
atau
bersama-sama
dilapangan
dalam
bentuk
apapun,
karena
dalam
dengan
mengisi
surat
lahannya
menjadi
sawah,
terutama
lahan
rawa
menjadi
sawah.
Seiring
dengan
lebih
menjanjikan
dari
segi
ekonomi
dan
non
teknis
diantaranya
pengetahuan/persepsi
Konsultan
petani
disetiap
pemilik
lahan
Desa,
pada
mempunyai
umumnya
beberapa
dan
yang
akan
digunakan
untuk
acuan
pembentukan
yang
ada
dan
dengan
survey
lapangan
pada
batas
kepamilikan lahan.
Sosialisasi
juga
menginformasikan
dilakukan
dan
untuk
mendapatkan
mengklarifikasi,
masukan
dari
= 82,21 ha
2. Desa Rasno
Jumlah Surat Pernyataan 40 Lembar
Tata guna lahan saat ini:
Sawah Tadah Hujan (STH) = 0,50 ha
Kebun Sawit (KS)
= 8,50 ha
Kebun Karet (KK)
= 0,00 ha
Kebun Campuran (KC) = 3,00 ha
Semak Belukar (SB) = 5,00 ha
Hutan Ringan (HR)
= 0,00 ha
Ladang (LD)
= 11,60 ha
Hutan Sedang (HS)
= 0,00 ha
Jumlah Luas
= 28,60 ha
= 154,08 ha
= 98,10 ha
= 113,31 ha
= 1425,20 ha
= 1355,09 ha
= 3256,09 ha
= 50,68 ha
Jumlah Luas
=
=
=
=
5,00 ha
0,00 ha
11,60 ha
0,00 ha
= 28,60 ha
= 152,58 ha
= 78,25 ha
= 113,31 ha
= 1244,20 ha
= 1182,16 ha
= 2829,77 ha
hidrolis
adalah
penetapan
besaran-besaran
cara
pemanfaatannya,
maka
dapat
hujan
yang
digunakan
dalam
analisa
hidrologi
mempengaruhi
debit
banjir
rencana
keseluruhan,
Tahun
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Unit (mm)
63,60
60,59
59,07
53,43
47,68
66,03
57,56
111,24
89,29
52,89
62,58
70,88
46,35
168,63
121,89
96,57
87,60
50,18
70,28
54,94
74,76
61,86
68,95
96,39
120,50
99,80
5.3.3 Komponen
dan
Dimensi
Proyek
Derah
Irigasi
Mukomuko Kanan
Rencana pembangunan Daerah Irigasi Mukomuko Kanan
merupakan salah satu tahap pembangunan secara penunjang
Bendung Majunto untuk mengairi Daerah Irigasi Mukomuko
Kanan. Sedangkan Daerah Irigasi Mukomuko Kiri sudah
selesai dan beroperasi sejak tahun 1987.
a. Sumber Air Baku
Sumber air baku untuk pengembangan Daerah Irigasi
Mukomuko Kanan diambil melalui Bendung Majunto yang
telah dibangun. Spesifikasi sungai dan bendung adalah
sebagai berikut:
Data Teknis Sungai Majunto
Luas DAS
: 407 km2
Q100
: 1780 m3/det
Q rata-rata harian
: 54 m3/det
Lebar Sungai rata-rata : 90 m
Kemiringan Sungai rata-rata
: i = 1,0008
Bendung Majunto
Pembangunan Bendung : tahun 1983/1984
Type Bendung
: lugter dengan upturned bucket
Lebar Bendung
: 100 m, termasuk pilar dan
penguras
Elevasi lantai muka bendung
: + 25,90 m
Elevasi mercu
: + 29,40 m
Tinggi mercu
: 4,50 m
Kapasitas Intake kiri
: 10,13 m3/det
Kapasitas Intake kanan : 10,13 m3/det
b. Debit Sungai
Dari hasil pengukuran sesaat yang telah dilakukan oleh
Team survey dari Proyek Irigasi dan Rawa Bengkulu bahwa
penampang sungai didapat debit Q = 51,332 m 3/det
masih mencukupi untuk melayani debit pada intake kiri
dan intake kanan.
Debit bulanan rata-rata Sungai Majunto mencapai nilai
maksimum pada bulan Januari sebesar 38,18 m3/det dan
nilai minimum 13,70 m3/det pada bulan Desamber. Pada
pengukuran debit sesaat yang dilakukan pada tanggal 17
Januari
2005
pada
Bendung
Mukomuko
dengan
51,332
berai
ntuk
struktur
terjadinya
penuunan
lemahnya
bearing
pondasi.
bangunan
capacity,
yag
maka
Untuk
menghindari
dkarenakan
diperukan
oleh
adanya
dan
mekanika
Nomo
r Tes
DC-1
DC-2
DC-3
DC-4
DC-5
DC-6
DC-7
DC-8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
DC-9
DC10
DC11
DC12
DC13
DC14
DC15
DC16
DC17
DC18
DC19
DC20
DC21
DC22
Lokasi
BmKn
25
BmKn
25 A
BmKn
25 B
BmKn
25 C
BmKn
25 D
BmKn
26
BmKn
26 A
BmKn
26 B
BmKn
26 C
BmKn
26 D
BmKn
26 E
BmKn
27
BmKn
27 A
BmKn
27 B
BmKn
27 C
BmKn
27 D
BmKn
27 E
BmKn
28
BmKn
28 A
BmKn
28 B
BmKn
28 C
BmKn
28 D
Koordinat
Absis
Ordinat
(X) (m)
(Y) (m)
6760,09
12330
6
6456,09
13129
4
Eleva
si (m)
7830
7120
12980
13297,9
99
6280
6375,09
4
7080
13545
5820
8462
11650
12440,7
58
6050
6191,54
5
6215
12050
5550
6284
12629
6029
7290
12700
5500
696
12900
4900
7650
11200
5190
6090
11845
5140
5649
11785
12297,7
56
12326,7
55
4745
4836,54
6
4842,54
6
5361
12420
4120
5370
11100
4650
4625
11300
4345
3875
11100
11952,7
58
11724,7
59
3200
4260,54
6
4039,54
6
3200
6400
6240
5568
5727
4789
4509
Keterang
an
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
DC23
DC24
DC25
DC26
DC27
DC28
DC29
DC30
BmKn
29
BmKn
29 A
BmKn
29 B
BmKn
29 C
BmKn
30
BmKn
30 A
BmKn
30 B
BmKn
30 C
11550
375
3553
11550
3320
3850
12095
3595
4726
11000
3050
3690
11100
3340
3365
11250
2950
3595
11170
2940
3430
11580
3000
3910
Nomo
r Tes
HB 1
HB 2
HB 3
HB 4
5
6
HB 5
HB 6
HB 7
HB 8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
HB 9
HB
10
HB
11
HB
12
HB
13
HB
14
HB
15
HB
16
HB
17
HB
18
HB
19
HB
20
HB
21
HB
22
HB
23
Koordinat
Lokasi
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
BmKn
E
25
25
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
BmKn
E
27
27
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
28
28
Elevas
i (m)
Absis (X)
(m)
12330
Ordinat
(Y) (m)
6760,096
13129
6456,094
7120
12980
13297,99
9
6280
7080
6375,094
6400
7830
25
25
25
26
26
13545
11650
12440,75
8
5820
6050
8462
6215
6191,545
6240
12050
5550
6284
12629
6029
7290
12700
5500
696
12900
4900
7650
11200
5190
6090
11845
5140
5649
11785
12297,75
6
12326,75
5
4745
5361
4836,546
5568
4842,546
5727
12420
4120
5370
11100
4650
4625
11300
4345
3875
11100
11952,75
8
11724,75
9
3200
3200
4260,546
4789
4039,546
4509
11550
375
3553
26
26
26
26
27
27
27
27
28
28
28
BmKn 29
Keterang
an
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
HB
24
HB
25
HB
26
HB
27
HB
28
HB
29
HB
30
BmKn 29
A
BmKn 29
B
BmKn 29
C
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
30
30
11550
3320
3850
12095
3595
4726
11000
3050
3690
11100
3340
3365
11250
2950
3595
11170
2940
3430
11580
3000
3910
30
30
Nom
or
Tes
Koordinat
Lokasi
Desa Sumber
Makmur
Desa Sumber
TP-2 Makmur
Desa Sumber
TP-3 Makmur
Desa Sumber
TP-4 Makmur
Desa Sumber
TP-5 Makmur
Desa Tanjung
TP-6 Mulya
Desa Tanjung
TP-7 Mulya
Desa Tanjung
TP-8 Mulya
Desa Tanjung
TP-9 Mulya
Desa Tanjung
TP-10 Mulya
TP-1
Elevas
i (m)
Absis
(X) (m)
Ordinat
(Y) (m)
12050
5550
12629
6029
12700
5500
12900
4900
11200
5190
11550
3645
11550
3320
12095
3595
11000
3050
11170
2540
Ket
Nomor
Tes
MB 1
MB 2
MB 3
MB 4
MB 5
MB 6
MB 7
MB 8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
MB 9
MB 10
MB 11
MB 12
MB 13
MB 14
MB 15
MB 16
MB 17
MB 18
MB 19
MB 20
MB 21
MB 22
MB 23
MB 24
Lokasi
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
25
25
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
BmKn
E
26
26
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
BmKn
E
27
27
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
BmKn
D
28
28
25
25
25
26
26
26
26
27
27
27
27
28
28
28
BmKn 29
BmKn 29
A
Kedalaman
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
HK
kg/cm
JH
kg/cm
HAT
kg/cm
(Ho
20/10)
kg/cm
JHP
kg/cm
JHS
kg/cm
83
86
44
564
0.3
68
71
144
0.4
80
83
12
120
0.6
59
70
22
126
1.1
47
60
20
40
222
2.0
50
58
16
94
0.8
40
46
12
134
0.6
72
84
12
12
142
1.2
55
67
12
24
278
1.2
20
30
10
10
179
1.0
58
65
14
114
0.7
38
50
12
24
150
1.2
79
84
10
128
0.5
68
72
94
0.6
75
86
11
22
168
1.1
10
52
0.5
66
74
16
148
0.8
90
105
16
30
152
1.5
45
56
11
144
1.1
56
65
18
124
0.9
27
38
25
50
166
2.5
45
54
18
160
0.9
64
76
12
24
212
1.2
44
50
12
102
1.2
s/d 6.00
s/d 6.00
s/d 6.00
s/d 5.20
s/d 5.40
s/d 5.60
s/d 5.60
s/d 5.60
s/d 5.80
s/d 5.40
s/d 5.80
s/d 6.00
s/d 5.80
s/d 6.00
s/d 5.80
s/d 4.40
s/d 6.20
s/d 4.00
s/d 3.40
s/d 5.00
s/d 5.00
s/d 6.00
s/d 6.00
s/d 6.40
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
BmKn 29
B
BmKn 29
C
As, 2005
51
58
14
114
0.7
56
69
13
26
180
1.3
38
45
14
102
0.7
46
58
12
24
112
1.2
51
58
14
94
0.7
37
47
10
20
40
1.0
Pengukuran PT.Tritunggal P.Konsultan &
10
11
13
14
Nomo
r Bor
BT.01
BT.02
BT.03
BT.04
BT.05
BT.06
BT.07
BT.08
BT.09
BT.10
BT.11
BT.13
BT.14
Lokasi
Kedalaman
BkMn 25
BkMn 25
A
BkMn 26
BkMn 26
A
BkMn 26
B
BkMn 26
C
BkMn 27
BkMn 27
A
BkMn 28
BkMn 28
A
BkMn 28
A
BkMn 29
BkMn 29
Deskripsi Tanah
pd 0.80 m = MAT
0.00 s/d 1.00 m =
1.00 s/d 2.00 m =
Coklat
2.00 s/d 2.40 m =
abu
0.80 m = MAT
1.00 s/d 2.00 m =
2.00 s/d 3.00 m =
Coklat
3.00 s/d 3.50 m =
Keabuan
0.80 m = MAT
1.00 s/d 3.00 m =
3.00 s/d 3.50 m =
Coklat
0.80 m = MAT
1.00 s/d 2.00 m =
2.00 s/d 2.40 m =
2.40 s/d 2.80 m =
Coklat Muda
0.40 m = MAT
1.00 s/d 2.00 m =
2.00 s/d 2.40 m =
Coklat
0.80 m = MAT
1.00 s/d 2.00 m =
2.00 s/d 2.40 m =
Keabuan
0.80 m = MAT
0.00 s/d 0.80 m =
0.80 s/d 2.40 m =
Lembek
2.40 s/d 2.80 m =
abu
0.80 m = MAT
0.00 s/d 2.40 m =
2.40 s/d 4.00 m =
4.00 s/d 4.50 m =
Coklat Muda
0.80 m = MAT
1.00 s/d 2.00 m =
2.00 s/d 2.60 m =
abu
0.80 m = MAT
0.00 s/d 1.80 m =
1.80 s/d 3.00 m =
Coklat Muda
0.40 m = MAT
0.40 s/d 2.20 m =
2.20 s/d 3.20 m =
Keputihan
1.00 m = MAT
1.00 s/d 3.40 m =
3.40 s/d 4.00 m =
Keabuan
0.80 m = MAT
Tanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Lempung AbuTanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Lanau Kehitaman
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung Putih
Tanah Gambut
Tanah Keabuan
Tanah Lempung AbuTanah Gambut
Tanah Coklat Lembek
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung AbuTanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung
Tanah Gambut
Tanah Lempung Putih
15
BT.15
BkMn 29
B
= Tanah Gambut
= Tanah Lempung Putih
= Tanah Gambut
= Tanah Lempung Putih
Lokasi
BmKn 25
BmKn 25
A
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
26
26
26
26
BmKn 27
BmKn 27
A
BmKn 25
A
10 BmKn
BmKn
11 A
BmKn
12 B
BmKn
13 C
26
26
26
26
14 BmKn 27
BmKn 27
15 A
Kedalaman
2.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
Berat Jenis
Tanah (kg/cm)
Keterang
an
s/d 2.40
2.48
s/d 3.50
2.40
s/d 3.50
2.74
s/d 2.80
2.62
s/d 2.40
2.57
s/d 2.40
2.89
s/d 2.80
2.92
s/d 4.50
2.20
s/d 3.50
2.54
s/d 3.50
2.24
s/d 2.80
2.55
s/d 2.40
2.78
s/d 2.40
2.97
s/d 2.80
2.70
s/d 4.50
2.91
Lokasi
BmKn 25
BmKn 25
A
BmKn 26
BmKn 26
A
BmKn 26
Kedalaman
3.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
Kadar
Air (%)
s/d 2.40
40.21
s/d 3.50
46.76
s/d 3.50
49.12
s/d 2.80
s/d 2.40
51.73
36.17
Keterang
an
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
B
BmKn 26
C
BmKn 27
BmKn 27
A
BmKn 25
A
BmKn
BmKn
A
BmKn
B
BmKn
C
26
26
26
26
BmKn 27
BmKn 27
A
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
0.00
m
s/d 2.40
45.52
s/d 2.80
49.12
s/d 4.50
37.07
s/d 3.50
41.03
s/d 3.50
37.79
s/d 2.80
43.20
s/d 2.40
47.67
s/d 2.40
42.65
s/d 2.80
47.36
s/d 4.50
53.44
5.4.5 Atterberg
N
o
Liquid
Lokasi
BmKn
1 25
BmKn
2 25 A
BmKn
3 26
BmKn
4 26 A
BmKn
5 26 B
BmKn
6 26 C
BmKn
7 27
BmKn
8 27 A
BmKn
9 25 A
1 BmKn
0 26
1 BmKn
1 26 A
1 BmKn
2 26 B
1 BmKn
3 26 C
1 BmKn
4 27
1 BmKn
5 27 A
Sumber : Hasil
As, 2005
Kedalaman
Limit
Plastis
Indeks
Ket
.
(%)
Limit (%)
Plastis (%)
4.00 s/d 2.40
m
LL 40.95
PL 38.75
PI 33.57
0.00 s/d 3.50
m
LL 51.43
PL 37.44
PI 27.40
0.00 s/d 3.50
m
LL 40.73
PL 35.04
PI 24.00
0.00 s/d 2.80
m
LL 41.93
PL 38.95
PI 27.63
0.00 s/d 2.40
m
LL 56.01
PL 48.64
PI 31.20
0.00 s/d 2.40
m
LL 58.69
PL 46.34
PI 32.90
0.00 s/d 2.80
m
LL 53.15
PL 35.09
PI 27.41
0.00 s/d 4.50
m
LL 56.98
PL 42.06
PI 27.21
0.00 s/d 3.50
m
LL 56.32
PL 34.36
PI 27.45
0.00 s/d 3.50
m
LL 52.00
PL 30.73
PI 22.35
0.00 s/d 2.80
m
LL 57.14
PL 29.61
PI 31.00
0.00 s/d 2.40
m
LL 55.17
PL 35.09
PI 26.31
0.00 s/d 2.40
m
LL 52.78
PL 42.27
PI 27.35
0.00 s/d 2.80
m
LL 51.52
PL 38.88
PI 28.25
0.00 s/d 4.50
m
LL 48.03
PL 44.58
PI 23.45
Inventarsasi dan Pengukuran PT.Tritunggal P.Konsultan &
San
Jenis Tanah
Kedalaman
Grave
Silt
Clay
BmKn
l (%)
0.00
(%)
11.3
(%)
61.9
(%)
26.6
25
BmKn
16.6
57.1
26.2
25 A
BmKn
13.0
58.0
29.0
Coklat
Lempung
26
Coklat
BmKn
26 A
BmKn
26 B
BmKn
26 C
BmKn
27
BmKn
27 A
BmKn
25 A
BmKn
26
BmKn
26 A
BmKn
26 B
BmKn
26 C
BmKn
27
o
1
2
3
Lokasi
0.00
0.00
Warna
Lempung
Abu-abu
Lempung
Muda
4
5
6
7
8
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
6.55
64.7
28.7
65.2
26.1
15.5
60.8
23.6
5.24
59.7
35.0
61.2
33.2
Coklat
Lempung
Coklat
58.8
36.6
Muda
Lempung
Putih
65.6
30.1
Keabuan
Lempung
Coklat
10.3
52.1
37.4
8.50
42.3
49.2
Keputihan
Lempung
Putih
55.3
40.8
Keabuan
Lempung
Putih
71.3
25.2
Keabuan
Lempung
Putih
8.65
5.44
4.48
4.27
Lempung
Coklat
Lempung
Coklat
Lempung
Keabuan
Lempung
Muda
0.00
0.00
0.00
0.00
3.82
3.41
Lempung
Keabuan
BmKn
27 A
0.00
5.03
64.2
30.7
Lempung
Putih
Keabuan
Sumber : Hasil Inventarsasi dan Pengukuran PT.Tritunggal P.Konsultan &
As, 2005
Nom
or
Tes
Lokasi
MB 1
BmKn 25
MB 2
BmKn 25 A
MB 3
BmKn 25 B
MB 4
MB 5
BmKn 25 C
BmKn 25
D
MB 6
BmKn 26
MB 7
BmKn 26 A
MB 8
BmKn 26 B
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
MB 9
MB
10
MB
11
MB
12
MB
13
MB
14
MB
15
MB
16
MB
17
MB
18
MB
19
MB
20
BmKn 26 C
BmKn 26
D
BmKn 26 E
BmKn 27
BmKn 27 A
BmKn 27 B
BmKn 27 C
BmKn 27
D
BmKn 27 E
BmKn 28
BmKn 28 A
BmKn 28 B
Kedalaman
0.00
6.00
0.00
6.00
0.00
6.00
0.00
5.20
0.00
5.40
0.00
5.60
0.00
5.60
0.00
5.60
0.00
5.80
0.00
5.40
0.00
5.80
0.00
6.00
0.00
5.80
0.00
6.00
0.00
5.80
0.00
4.40
0.00
6.20
0.00
4.00
0.00
3.40
0.00
5.00
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
s/d
m
qu maks
(kg/cm)
4.17
3.28
3.54
3.81
3.96
3.54
3.91
3.44
3.98
4.32
3.91
3.91
4.12
4.13
3.75
3.83
4.28
3.75
4.32
3.70
Keteranga
n
2 MB
0.00 s/d
1 21
BmKn 28 C 5.00 m
3.60
2 MB
BmKn 28
0.00 s/d
2 22
D
6.00 m
4.29
2 MB
0.00 s/d
3 23
BmKn 29
6.00 m
4.67
2 MB
0.00 s/d
4 24
BmKn 29 A 6.40 m
3.74
2 MB
0.00 s/d
5 25
BmKn 29 B 5.60 m
3.92
2 MB
0.00 s/d
6 26
BmKn 29 C 6.20 m
3.10
2 MB
0.00 s/d
7 27
BmKn 30
5.60 m
3.81
2 MB
0.00 s/d
8 28
BmKn 30 A 5.60 m
3.65
2 MB
0.00 s/d
9 29
BmKn 30 B 5.80 m
3.12
3 MB
0.00 s/d
0 30
BmKn 30 C 5.80 m
3.10
Sumber : Hasil Inventarsasi dan Pengukuran PT.Tritunggal P.Konsultan &
As, 2005
Nama
Petak
Tersier
MKn 1 Ki
MKn 2 Ki
MKn 3 Ki
MKn 3 Ka
MKn 4 Ki
MKn 5 Ki
MKn 6 Ki
MKn 7 Ki
MKn 8 Ki
Luas
Petak
(Ha)
5.85
7.93
37.52
6.35
7.62
22.80
26.28
2.35
7.10
Panjang
Saluran
(m)
307
505
531
566
-
Boks
Tersi
er
1
1
-
Boks
Kwart
er
2
1
4
1
-
Goron
ggorong
-
Goron
g
Silang
1
1
-
MKn 9A Ki
2.75
40.15
1208
MKn 10 Ki
5.55
MKn 11 Ki
14.35
MKn 12 Ki
21.25
655
MKn 13 Ki
19.85
700
MKn 14 Ki
4.25
MKn 15 Ki
43.00
2000
MKn 16 Ki
47.76
2400
MKn 17 Ki
38.63
907
MKn
MKn
1
MKn
2
MKn
3
48.10
2362
40.10
707
10.52
45
24.85
417
MKn 20 Ka
MKn 21 Ki
1
MKn 21 Ki
2
82.58
956
47.50
773
14.00
225
MKn
MKn
1
MKn
2
MKn
3
26.30
46.00
340
46.00
1230
103.25
2345
133.50
2260
MKn 9 Ki
18 Ki
20 Ki
20 Ki
20 Ki
22 Ki
23 Ki
23 Ki
23 Ki
MKn 23 Ka
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
4
0
4
1
4
2
4
3
4
4
4
5
4
6
4
7
4
8
4
9
MKn 24 Ki
MKn 24 Ka
1
MKn 24 Ka
2
26.00
85
140.00
1640
50.56
970
MKn 25 Ki
28.25
412
MKn 25 Ka
132.25
2853
MKn 26 Ki
28.00
833
MKn 26 Ka
37.50
359
MKn 27 Ki
50.00
606
MKn 27 Ka
46.00
424
MKn 28 Ki
53.25
1073
MKn 28 Ka
MKn 28 m
Ki
MKn 28 m
Ka
24.00
105
140.00
1425
30.00
50
MKn 29 Ki
60.00
958
MKn 29 Ka
54.00
601
MKn 30 Ki
73.00
871
MKn 30 Ka
MKn 30 m
Ka
69.25
713
124.25
2150.3
3
754
36264
60
86
10
Boks
Goron
Goron
Jumlah
Nama
Luas
Panjang
Petak
Petak
Saluran
Boks
Kwarte
g-
Tersier
(Ha)
(m)
Tersier
gorong
Silang
Sm 1 Ki
84.34
1067
Sm 1 Ka
52.08
530
Sm 1m Ki
Sm 1m
45.25
512
Ka
46.74
450
228.41
2559
Boks
Goron
Goron
Kwarte
g-
Jumlah
Nama
Luas
Panjang
Petak
Petak
Saluran
Boks
(Ha)
(m)
Tersier
gorong
Silang
83.00
1029
Tersier
1
Sr 1 Ki
Sr 1 Ka
77.00
1309
Sr 2 Ki
75.50
1200
Sr 2 Ka
101.25
1262
Sr 3 Ki
96.50
1057
Sr 3 Ka
59.55
308
Sr 4 Ki 1
55.25
720
Sr 4 Ki 2
71.50
1960
Sr 4 Ka
46.50
425
10 Sr 5 Ki
143.00
1808
11 Sr 5 Ka
22.50
831.55
11078
32
20
Boks
Goron
Jumlah
Nama
Luas
Panjang
Petak
Petak
Saluran
Boks
Kwarte
g-
Gorong
Tersier
(Ha)
(m)
Tersier
gorong
Silang
Ta 1 Ki 1
70.00
1465
Ta 1 Ki 2
68.00
750
Ta 2 Ki
66.50
1125
Ta 2 Ka
30.00
260
Ta 2 mK
91.00
2545
Jumlah
325.50
5945
10
10
Nama
Luas
Panjang
Boks
Goron
Goron
Petak
Petak
Saluran
Boks
Kwarte
g-
Tersier
(Ha)
(m)
Tersier
gorong
Silang
Db 1 Ki
50.00
484
Db 1 Ki
61.50
870
Jumlah
111.50
1354
= 71 Petak Tersier
= 3646,2 Ha
= 57200,00 m
= 113903,00 m
= 14 buah
= 9 buah