Barang Tambang by Danny Agung Pratama

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Proses Pembentukan Barang

Tambang
Potensi dan Persebaran
Barang Tambang

Golongan
A
Golongan
B
Golongan
C
Eksplor
asi
Sebaran Barang
Tambang di

Eksplorasi dan
Eksploitasi Barang
Tambang ramah
Lingkungan

Reklamasi Lokasi
Pertambangan
Tata Kelola
Pertambangan

A.Proses Pembentukan Barang Tambang

Eksploit
asi

1. Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis
molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus
maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks
seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan molekulnya masingmasing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.

Proses pembentukan minyak bumi


1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
- pengumpulan zat organik dalam sedimen
- pengawetan zat organik dalam sedimen
- transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisan sedimen
terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga
berkumpil menjadi akumulasi komersial.
Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan percobaan di
laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara terdapatnya minyak
bumi serta penyebarannya didalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini
disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar Cox diantaranya
adalah:
Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya
pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang
terdapat di sekitar pantai.
-

Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon.

Temperatur reservior rata-rata 107C dan minyak bumi masih dapat


bertahan sampai 200C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan.
Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya
forfirin dan belerang.
Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi.
Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas, diantaranya:
1. Degradasi thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul
perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang sangat
penting.
2. Reaksi katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.

3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk
hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.
4. Aktifitas bakteri.
Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon
minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik
sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan
terbentuknya minyak bumi.
Jenis zat organik yang dijadikan sumber minyak bumi menurut para ahli dapat
disimpulkan bahwa jenis zat organik yang merupakan zat pembentuk utama
minyak bumi adalah lipidzat organik dapat terbentuk dalamkehidupan laut
ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: yang berasal dari
nabati dan hewani.

2. Gas Alam
Pengertian Gas Alam
Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan
bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat
ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara.
Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh
bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut
biogas.
Proses Pembentukan Gas Alam
Pembentukan gas alam dapat dibagi menjadi dua jenis yakni proses biologis dan
proses thermal.
a.

Proses Biologis

Pada proses awal, gas alam terbentuk dari hasil dekomposisi zat organik oleh
mikroba anaerobik. Mikroba yang mampu hidup tanpa oksigen dan dapat
bertahan pada lingkungan dengan kandungan sulfur yang tinggi. Pembentukan
gas alam secara biologis ini biasanya terjadi pada rawa, teluk, dasar danau dan
lingkungan air dengan sedikit oksigen. Proses ini mmembentuk gas alam pada
kedalaman 760 sampai 4880 meter akan tetapi pada kedalaman dibawah 2900
meter, akan terbentuk wet gas (gas yang mengandung cairan hydrocarbon).
Proses jenis ini menempati 20 persen keseluruhan cadangan gas dunia.

b.

Proses Thermal

Pada kedalaman 4880 meter, minyak bumi menjadi tidak stabil sehingga produk
utama hydrocarbon menjadi gas metan. Gas ini terbentuk dari
hasil cracking cairanhydrocarbon yang ada disekitarnya. Proses pembentukan
minyak bumi juga terjadi pada kedalaman ini, akan tetapi proses pemecahannya
menjadi metan lebih cepat terjadi.

3. Batubara
Pengertian Batubara
Batubara adalah termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya
adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik,
utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen. Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan
kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.

Proses Pembentukan Batubara


Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis
tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah
sebagai berikut:
Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat
sedikit endapan batubara dari perioda ini.
Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk
batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga
dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah.
Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus,
mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti
gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian
seperti di Australia, India dan Afrika.
Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern,
buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut
dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses
yang terjadi, yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi
hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini
adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat
menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik
serta membentuk gambut.

B.Potensi Dan Persebaran Barang Tambang

A. Golongan A, yaitu golongan bahan galian yang strategis. Artinya bahan


galian tersebut penting untuk pertahanan atau keamanan negara atau
untuk menjamin perekonomian negara.Contoh : semua jenis batu bara,
minyak bumi, bahan radioaktif, tambang alumunium (bauksit), timah
putih, mangaan, besi dan nikel.
B. Golongan B, yaitu bahan galian yang vital, yang dapat menjamin hajat
hidup orang banyak.
Contoh : emas, perak, magnesium, seng, batu permata, mika, dan asbes.
C. Golongan C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk ke dalam golongan A
maupun B.

1.Minyak Bumi dan Gas


Minyak bumi dan gas merupakan sumber energi utama yang saat ini banyak dipakai untuk
keperluan industri, tranportasi, dan rumah tangga. Saat ini telah dikembangkan sumber
energi alternatif, misalnya bioenergi dari beberapa jenis tumbuhan dan sumber energi
lainnya, seperti energi matahari, angin, dan gelombang. Namun, produksi energy dari
sumber energi alternatif masih terbatas jumlahnya.
Daerah Penghasil Minyak Bumi di Indonesia

Gbr: merupakan salah satu penambangan


minyak bumi lepas pantai
Nama Pulau Daerah Penghasil Minyak Bumi
1. Sumatra : Pereula dan Lhokseumawe (Aceh Darussalam), Sungai Pakning dan Dumai
( Riau), Plaju, Sungai Gerong dan Muara Enim (Sumatra Selatan)
2. Jawa Jati Barang Majalengka (Jawa Barat), Wonokromo, Delta (Jawa Timur), Cepu,
Cilacap (Jawa Tengah).
3 Kalimantan
Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur),
Rantau, Tanjung, dan Amuntai (Kalimantan Selatan).
4. Maluku Pulau Seram dan Tenggara
5. Papua Klamono, Sorong, dan Babo
b. Batu Bara
Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati
dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya
terutama adalah karbon, hidrogen, dan oksigen.
Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang
dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah
tangga (memasak), pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih
besi dan baja, industri kimia, dan lain-lain.
Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan batu bara dunia. Namun, dilihat
dari produksinya, cadangan batu bara Indonesia
merupakan yang ke-6 terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton.
Batu bara dapat dijumpai di sejumlah pulau, yaitu Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara
di kedua pulau tersebut sangat besar.
Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur (Lembah Sungai
Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin dan Sawahlunto), Sumatra Selatan
(Bukit Asam dan Tanjung Enim).
c. Bauksit
Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium. Bauksit bermanfaat untuk
industri keramik, logam, kimia, dan matulergi. Indonesia memiliki potensi bauksit yang cukup
besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Sebagian dari hasil pertambangan bauksit
dimanfaatkan untuk industri dalam negeri dan sebagian lainnya diekspor. Bauksit ditambang
di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).
d. Pasir Besi
Pasir besi dimanfaatkan untuk industri logam besi dan industri semen. Aktivitas
penambangan pasir besi dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra,
Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi

Selatan), dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).


e. Emas
Emas umumnya dimanfaatkan untuk perhiasan. Berdasarkan data Tekmira ESDM,
produksi emas Indonesia pada tahun 2003 mencapai 141.019 ton. Emas ditambang di Jawa
Barat (Cikotok dan Pongkor), Papua (Freeport, Timika), Kalimantan Barat (Sambas), \
Nanggroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa),
Riau (Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong)
f. Timah
Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain.
Aktivitas penambangan timah terdapat di Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara
(Pulau Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun.
g. Tembaga
Tembaga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik, industri konstruksi,
pesawat terbang, kapal laut, atap, pipa ledeng, dekorasi rumah, mesin-mesin pertanian,
pengatur suhu ruangan, dan lain-lain. Aktivitas penambangan tembaga terdapat di Papua
oleh PT. Freeport.
h. Nikel
Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan pada industri logam. Nikel
ditambang di daerah Soroako, Sulawesi Tenggara. Daerah lain yang memiliki potensi nikel
adalah Papua dan Maluku.
i. Aspal
Aspal digunakan sebagai bahan utama untuk membuat jalan. Aspal ditambang di Pulau
Buton, Sulawesi Tenggara.
j. Mangan
Mangan banyak digunakan untuk proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai
kering, keramik, gelas, dan sebagainya. Mangan ditambang di daerah Tasikmalaya (Jawa
Barat), Kiripan (Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan Selatan).
k. Belerang
Belerang banyak ditemukan di Gunung Welirang, Jawa Timur dan Gunung Patuha,
Jawa Barat.
l. Marmer
Marmer terbentuk dari proses malihan batu gamping atau batu kapur. Suhu dan tekanan
bekerja pada batu gamping karena adanya tenaga endogen atau tenaga dari dalam bumi.
Marmer banyak digunakan untuk seni pahat, patung, meja, dinding, lantai rumah, dan
lain-lain. Marmer ditambang di Tulungagung (Jawa Timur), Lampung, dan Makassar.
m. Yodium
Yodium digunakan sebagai bahan baku utama untuk larutan obat dalam alkohol, kesehatan,
herbisida, industri desinfektan, serta digunakan dalam garam agar lebih sehat.
Yodium ditambang di Semarang (Jawa Tengah) dan Mojokerto (Jawa Timur).

C.Eksplorasi dan Eksploitasi Barang Tambang


ramah Lingkungan
1. Eksplorasi
Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan
untuk mengidentifikasi, menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak,
sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan bahan galian
untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan
dilakukanya penambangan.
Tahap Eksplorasi dilaksanakan melalui empat tahap,yakni :

Survei tinjau , yaitu kegiatan explorasi awal terdiri dari pemetaan


geologi regional, pemotretan udara,citra satelit dan metode
survey tidak langsung lainnya untuk mengedintifikasi daerahderah anomial atau meneraliasasi yang proespektif untuk
diselifdiki lebih lanjut.Sasaran utama dari peninjauan ini adalah
mengedintifikasi derah-daerah mineralisasi/cebakan skala
regional terutama hasil stud geologi regional dan analisis
pengindraan jarak jauh untuk dilakukannya pekerjaan pemboran.
Prospeksi Umum, dilakukan untuk mempersempit dearah yang
mengandung cebakan mineral yang potensial.Kegiatan
Penyelidikan dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan
pengambilan contoh awal, misalnya puritan dan pemboran yang
terbatas, study geokimia dan geofisika, yang tujuanya adalah
untuk mengidentifikasi suatu Sumber Daya Mineral Tereka
(Inferred Mineral Resources) yagn perkiraan dan kualitasnya
dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan diatas.
Exsplorasi awal, yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang
teredintifikasi

Exsplorasi rinci, yaitu tahap explorasi untuk mendeliniasi secara


rinci dalam tiga dimensi terhadap endapan mineral yang telah
diketahui dari dari percontohan singkapan,puritan, lubang bor,
shafts, dan terowongan.

2. Eksploitasi
Eksploitasi adalah pengambilan sumberdaya alam untuk
dipakai/dipergunakan atau dimanfaatkan dalam berbagai keperluan
manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Beberapa tahapan
Eksploitasi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pembabatan (clearing)
Pengupasan tanah penutup (stripping)
Penggalian bahan galian (mining)
Pemuatan (loading)
Pengangkutan (hauling)
Penumpahan (waste dump)

D.

Reklamasi Lokasi Pertambangan

Diawali dengan pembukaan lahan (land clearing).


Membersihkan lahan dari gangguan-gangguan hingga siap
untuk
direklamasi.
Lalu
dilakukan
penelitian soil
sampling untuk mengetahui kelayakan tanah lapisan atas
(top-soil) dan tanah lapisan bawah (sub-soil) untuk
digunakan dalam kegiatan reklamasi.
Penelitian ini penting karena sangat menentukan
keberhasilan kegiatan reklamasi. Lahan bekas tambang
tersebut akan di lapisi oleh tanah-tanah tersebut. Setelah
diketahui kelayakan dari sampel tanah yang diambil, baru
kemudian dilakukan pengangkutan tanah untuk keperluan
reklamasi. Lapisan yang diangkut biasanya lapisan tanah
sub soil (lapisan tanah dalam kedalaman 30-90 cm)

dahulu, sedangkan
di stock pile.

lapisan

top

soil

disimpan

dahulu

Penyebaran tanah dilakukan bertahap dengan pemadatan


(compaction).
Penyebaran
tanah
pertama
adalah
penyebaran tanah sub-soil setebal 0,5 m. Selanjutnya
tanah tersebut dipadatkan sampai dengan kepadatan
minimal 95%. Setelah pemadatan pada lapis pertama
selesai, dilakukan penyebaran dan pemadatan lapisan
tanah kedua disusul dengan lapisan tanah ketiga yaitu
tanah sub-soil dengan ketebalan yang sama dengan tanah
lapis pertama. Lapisan tanah yang keempat (sub-soil)
ketebalannya 0,4 m. Setelah itu dipadatkan dengan
kepadatan minimal 95%. Lapisan tanah kelima (sub-soil)
ketebalannya 0,35 m dan kepadatannya minimal 95%.
Lapisan tanah keenam adalah top-soil dengan ketebalan
tanah 0,5 m dan kepadatannya 85%.
Setelah pemadatan enam lapis selesai dilakukan, proses
selanjutnya adalah pemasangan energy breaks, lalu
penyebaran bibit (hidroseeding) dan dilanjutkan dengan
penanaman.Dan lahan reklamasi pun bisa hijau kembali.

E. Tata Kelola Pertambangan


Tata kelola pada area pertambangan sangat perlu dilakukan agar tidak
merusak ekosistem dalam tanah dan tetap menjaga keutuhannya
walaupun tidak utuh seperti sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai