Makalah Konsep Dasar Praktik Klinik Kebidanan
Makalah Konsep Dasar Praktik Klinik Kebidanan
Makalah Konsep Dasar Praktik Klinik Kebidanan
LATAR BELAKANG
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Tidak jarang masalah kebersihan dianggap masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus
dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Oleh karena itu personal hygine sangat penting bagi
setiap orang sekalipun orang itu sedang sakit.
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan
memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya
keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan
tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada
posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif.
Mobilisasim secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara
dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam
menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).
1.
TUJUAN PENULISAN
a.
Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan.
1.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui cara memindahkan pasien dari satu posisi ke posisi lain.
Untuk mengetahui cara menyiapkan tempat tidur dengan pasien diatas tempat tidur
Untuk mengetahui cara menyikat gigi pasien sadar/tidak sadar (Oral Hygine)
1.
Rumusan Masalah
Masalah apa saja yang muncul dalam pemenuhan kebutuhan personal hygine?
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,
maksud dan tujuan, sistematika penulisan, metode penulisan.
Bab II. Pembahasan, berisi pembahasan yang menjelaskan tentang kebutuhan aktivitas(mobilisasi),
kebutuhan personal hygine, perbeden
Bab III. Penutup, berisi kesimpulan, dan saran.
1.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi kepustakaan. Studi
kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari, mengumpulkan, dan
mempelajari materi-materi dari buku maupaun dari media informasi lainnya dalam hal ini yang berkaitan
dengan kebutuhan aktivitas(mobilisasi), kebutuhan personal hygine, perbeden
BAB 2
PEMBAHASAN
1.
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Menurut Poter. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000).
Perawatan Diri atau Kebersihan Diri (Personal Hygine) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis.
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.
Perbeden merupakan tindakan keperawatan kebersihan lingkungan dalam mempersiapkan tempat tidur
bagi klien.
1.
Faktor-faktor yg mempengaruhi
Personal Hygine
-
Budaya
Pengetahuan
Aktivitas (mobilisasi)
-
Luka dekubitus
Immobilisasi
Rams horn nail, pertumbuhan lambat, disertai kerusakan dasar kuku dan infeksi
Kutu
Ketombe
Botak (alopecia)
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yaitu memandikan pasien diatas tempat tidur untuk memenuhi
kebutuhan dasar klien.
Tujuan
Membersihkan diri klien dari minyak, keringat, sel-sel kulit mati dan bakteri.
Sebagai pengobatan.
2 waslap.
2 handuk bersih.
Urinal / pispot
Sarung tangan.
Cuci tangan
Bentangkan handuk dibawah kepala dan bersihkan wajah, telinga, dan leher dengan air hangat/sabun dengan
waslap lalu keringkan dengan handuk.
Kain penutup (pakaian) di turunkan, bentangkan handuk diatas dada pasien dan kedua tangan ada diatas
handuk tersebut. Basahi kedua tangan dengan air bersih, dan bersihkan dengan menggunakan sabun dan
bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk.
Setelah itu kedua tangan dikeataskan, handuk dipindahkan kesisi pasien dan bersihkan daerah dada dan perut
dengan sabun. Bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk.
Kemudian pasien dimirigkan ke kiri, handuk di bentangkan dibawah punggung sampai glutea. Lalu basahi
punggung dengan sabun dan air hangat hingga glutea. Keringkan punggung dengan handuk kemudian
miring ke kanan. Setelah itu pasien kembali ke posisi telentang dan pakaian atas dipasangkan dengan rapi.
Letakkan handuk dibawah lutut dan kemudian lutut dibersihkan dengan sabun dan air hangat. Kaki yang
paling jauh didahulukan dan dikeringkan dengan handuk.
Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut di buka lalu dibersihkan dengan sabun
dan air hangat pada daerah lipatan paha dan genalia. Setelah selesai, semua di rapikan.
Cuci tangan
Dokumentasi tindakan.
1.
Merawat Rambut.
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
untuk memcuci dan mnyisir rambut.
Tujuan
Perlak
Ember
Sampo
Sisir
Bengkok
Gayung
Ember kosong
Prosedur Kerja
Cuci tangan
Pasang sampiran
Pasang perlak di bawah kepala pasien lalu arahkan perlak ke bawah dnngan digulung bagian tepi
menuju ke tempat penampung (ember kosong).
Letakkan ember kosong dibawah tempat tidur tepat dibawah kepala pasien..
Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat selanjutnya menggunakan sampo dan bilas
dengan air hangat sambil pijat.
Rapikan alat
Cuci tangan
Dokumentasi tindakan
1.
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang dihospitalisasi dan tindakan ini
dilakukan pada pasien sadar tapi tidak mampu atau pasien tidak sadar.
Tujuan
Mengurangi nyeri
Air masak/NaCl
Obat kumur
Borax gliserin
Kapas lidi
Bengkok
Kain kasa
Sikat gigi
Pasta gigi
Prosedur kerja
Cuci tangan
Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air hangat/masak
Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai dari rongga mulut, gusi, gigi, dan lidah. Lalu kumur dengan air
hangat.
Rapikan alat
Cuci tangan
Dokumentasi tindakan
Untuk pasien tidak sadar
Cuci tangan
Ambil pnset dan bungkus dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air hangat/masak
Gunakan tongspatel yang telah dibungkus kain kasa untuk membuka mulut pada saat membersihkan gigi/mulut
Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi, dan lidah
Rapikan alat
Cuci tangan
Dokumentasi tindakan.
1.
Merawat kuku
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara
mandiri.
Tujuan
Handuk
Bengkok
Sabun
Sikat kuku
Kapas
Prosedur Kerja
Cuci tangan
Rendam kuku dalam air hangat 2 menit dan sikat dengan air sabun bila kotor
Letakkan tangan diatas bengkok dan lakukan pemotongan kuku. (jangan terlalu dalam dalam
memotong karna dapat menimbulkan luka)
1.
Rapikan alat
Cuci tangan
Dokumentasi tindakan
Hygine Vulva
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yag tidak mampu secara mandiri dalam
membersihkan vulva
Tujuan
Pinset anatomis
Bengkok
Pispot
Pengalas
Handcoon
Prossedur kerja
Cuci tangan
Gunakan handscoon
Lakukan tindakan hygine vulva dengan tangan kiri membuka vulva memakai kapas sublimat dan
tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan
Kemudian, ambil kapas sublimat dengan pinset lalu bersihkan vulva dari atas ke bawah dan kapas
kotor dibuang ke bengkok. Lakukan hingga bersih
1.
Rapikan alat
Cuci tangan
Dokumentasi tindakan
Perbeden
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan mengganti alat tenun dengan pasien tetap ada diatas tempat tidur.
Tujuan
Laken 1 buah
Perlak 1 buah
Selimut 1 buah
Handscoon
Prosedur Kerja
Cuci tangan
Meletakkan alat yang telah di siapkan ke dekat pasien bersihkan rangka tempat tidu
Letakkan selimut dan bantal pasien yang tidak perlu ke atas kursi (jika tidak mengganggu pasien)
Miringkan pasien ke satu sisi (bila perlu ganjal satu sisi supaya tidak jatuh)
Lepas alat tenun pada bagian yang kosong dari bawah kasur lalu gulung satu persatu sampain
dengan di bawah punggung pasien. Gulung stik laken ke tengah tempat tidur sampai sejauh
mungkin. Bersihkan perlak dengan larutan desinfektan dan keringkan lalu gulung ke tengah tempat
tidur sejauh mungkin gulung laken atau sprei besar ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap lembab larutan desinfektan, lalau lap kembali
dengan lap kering
Bentangkan sprei besar bersih kering dan gulung setengah bagian, letakkan setengah gulungannya
di bawah punggung pasien, ratakan setengah bagian lagi kemudian pasangkan di bawah kasur
Bentangkan stik laken bersih di atas perlak. Gulung setengah bagian dan letakkan di bawah
punggung pasien, ratakan setengah lagi di atas perlak, lalu masukkan ke bawah kasur bersama
dengan perlak
Setelah selesai dan rapikan pada salah satu bagian, miringkan pasien kearah yang berlawanan yang
tadi telah di bersihkan (ganjal dengan bantal supaya tidak jatuh)
Buka gulungan laken dari bawah punggung pasien, tarik dan ratakan setegang mungkin kemudian
masukkan ke bawah kasur
lLepas sarung bantal dan guling yang kotor, ratakan isinya kemudian pasang sarung yang bersih
1.
Susun bantal, lalu baringkan kembali pasien pada posisi yang nyaman
Rapikan alat
Cuci Tangan
Dokumentasi tindakan.
Jenis-jenis Mobilitas
a.
Mobilitas Penuh
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan
interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik
volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
1.
Mobilitas sebagian,
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak
secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini
dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapt
mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik.
Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1.
Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal,
contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
2.
Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversibel, contohnya terjadinya
hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomielitis karena terganggunya
sistem saraf motorik dan sensorik.
1.
Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup
berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2. Proses Penyakit/Cedera
Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem
tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan
dalam ekstrimitas bagian bawah.
3. Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang
memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat; sebaliknya ada orang
yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4. Tingkat Energi
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan
baik, dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan Status Perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan
kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan perkembangan usia.
1.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
serta melakukan ROM pasif dan aktif.
1.
Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas dapat disesuaikan dengan tingkat
gangguan, seperti fowler, sim, trendelenburg, dorsal recumbent, lithotomi, dan genu pectoral.
1.
Posisi Fowler,
Adalah posisi setengah duduk atau duduk, di mana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan
pasien.
Cara :
Dudukkan pasien
Berikan sandaran/bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi semifowler (30-45 derajat)
dan untuk fowler (90 derajat)
Posisi Sim
Adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan
memberikan obat anus (suposutoria)
Cara :
Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki
kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada
Tangan kiri di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kanan di atas tempat tidur
Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri
ditekuk diarahkan ke dada
Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas tempat tidur
1.
Posisi Trendelenburg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Cara :
Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur pasien, dan
berikan bantal di bawah lipatan lutut.
Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian
kaki pasien
1.
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) di atas
tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia serta pada proses persalinan.
Cara :
Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur, dan renggangkan kedua kaki
Pasang selimut
1.
Posisi Lithotomi
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas
bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat
kontrasepsi.
Cara :
Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua pahanya dan tarik ke arah perut
Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic
Pasang selimut
1.
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas
tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Cara :
Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur tempat
tidur
Pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma memerlukan latihan
sendi untuk mengurangi bahaya imobilitas. Latihan berikut dilakukan untuk memelihara dan
mempertahankan kekuatan otot serta memelihara dan mobilitas persendian.
1.
Cara :
Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan
Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien
Cara :
Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah ke tubuhnya
Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya dengan tangan lainnya
Cara :
Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk
Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya
Cara :
Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya
Cara :
Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya
Rotasi Bahu
Cara :
Letakkan satu lengan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lain
Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke bawah
Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke atas
Cara :
Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan lain memegang kaki
Cara :
Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya
Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menhjauhi kaki yang lain
1.
Cara :
Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga
kaki lurus dan tetap rileks
Cara :
Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain
Cara :
Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain di atas lutut
Cara :
Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit
Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki mendekati badan
pasien
Tekanan Darah
Riwayat penyakit
Kondisi pasien
BAB 3
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis. personal hygine dilakukan dengan tujuan :
Mencagah penyakit
Menciptakan keindahan
Saran
Personal hygine merupakan tindakan yang sangat penting untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan.Untuk itu setiap orang diharapkan dapat menjaga personal hygine, guna meningkatkan
derajat kesehatan,memelihara kebersihan,mencegah penyakit serta meningkatkan rasa percaya diri.
Dalam mempelajari materi ini, harusnya mahasiswa dan pembaca pada umumnya dapat mencari
berbagai referensi agar isi tidak bersimpang siur materi agar sesuai dengan yang seharunsnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta:
Salemba Medika
Alimul hidayat, Azis. 2005. Buku Saku Pratikum: Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Poltekkes DepKes Jakarta. 2009. Panda Praktik Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Salemba Medika