Statistik Industri 3
Statistik Industri 3
Statistik Industri 3
Permutasi sejumlah objek adalah penyusunan objek tersebut dalam suatu urutan yang teratur. Penyusunan secara teratur ini mengandung arti bahwa penyusunan atau pengaturan suatu kelompok objek dilakukan dalam suatu urutan tertentu. Dalam permutasi urutan diperhatikan. Jadi apabila komponennya sama tetapi ururtannya berbeda, maka susunannya dianggap berbeda, misalnya : AB BA.
1. Permutasi menyeluruh. Permutasi menyeluruh adalah penyusunan semua objek kedalam suatu urutan tertentu. Kemungkinan yang mungkin dapat dicari dengan menggunakan rumus :
nPn
Contoh : Dalam berapa cara 3 buah warna berbeda dapat disusun secara teratur ? Jawab : Warna : Biru, Kuning, Merah Cara sederhana : buat susunan warnanya : BKM, BMK, KBM, KMB, MBK, MKB = 6 cara Dengan menggunakan rumus :
n Pn
= n ! = 3 ! = 3 x 2 x 1 = 6 cara
a. Metode ruang BKM BMK b. Diagram pohon K B M B K M B M K B MKB B K KMB MBK K M BMK KBM M BKM KBM KMB MBK MKB
2. Permutasi sebagian Permutasi sebagian adalah penyusunan sebagiab objek ke dalam suatu urutan tertentu. ( )
Contoh ; Sebuah perusahaan dalam sehari menghasilkan 5 paket yang akan didistribusikan. Mobil yang digunakan untuk mendisitribusikan hanya mampu mengangkut 3 paket. Ada berapa komposisi yang mungkin yang dapat diangkut oleh mobil tersebut ? Jawab : Dimisalkan paket tersebut : A, B, C, D, E Ada 3 tempat kosong yang dapat diisi oleh ke 5 paket tsb. Tempat pertama dapat diisi oleh salah satu dari ke 5 paket, sehingga diperoleh 5 cara yang berbeda. Setelah tempat pertama diisi oleh salah satu dari ke 5 paket tsb, maka tempat kedua dapat diisi dengan 5 1 = 4 cara. Selanjutnya tempat ke 3 dapat diisi dengan 4 1 = 3 cara.
3. Permutasi data yang berkelompok. Apabila terdapat suatu kelompok data yang terdiri dari n objek, dimana : n1 = merupakan kumpulan objek yang sama, n2 = merupakan kelompok data yang lain, dan seterusnya hingga n dan n1 + n2 + . . . + nk = n maka jumlah permutasi dari n objek yang meliputi seluruh objek diatas adalah : ( )
Contoh : Dalam berapa carakah kata televisi dapat dipermutasikan. Jawab : Kata televisi terdiri dari : 1t, 2e, 1l, 1v, 2i, dan 1s. Dengan demikian : n1 = 1, n2 = 2, n3 = 1, n4 = 1, n5 = 2, dan n6 = 1 Maka permutasi ke 8 huruf ini adalah :
( (
) )
Contoh : Dalam berapa carakah 5 disket warna merah, 2 disket warna biru, dan 3 disket warna hitam dapat dipermutasikan ? Jawab : n = jumlah disket eluruhnya = 5 + 3 + 2 = 10 y = jumlah kelompok warna = 3 ( ) ( ) ( ) ( )
4. Kombinasi Perbedaan antara kombinasi dan permutasi adalah terletak pada urutan memilih atau menyusun serangkaian objek. Permutasi sangat memperhatikan urutan memilih, sedangkan kombinasi tidak menghiraukan urutan pemilihan. Dalam kombinasi, apabila komponennya sama walaupun urutannya berbeda, maka tetap dianggap sama : AB = BA
a. Kombinasi menyeluruh Kombinasi menyeluruh adalah penyusunan semua objek kedalam suatu tempat dengan urutan yang tidak diperhatikan.
Contoh : Sebuah industry membeli 4 buah mesin. Apabila urutannya tidak diperhatikan, ada berapa carakah untuk menyusun ke 4 mesin tersebut ? Jawab : ABCD = ABDC = ACBD = ACDB = ADBC = ADCB = . = DABC = DACB = DBAC = DBCA = DCAB = DCBA = 1 cara.
b. Kombinasi sebagian Kombinasi sebagian adalah penyusunan sebagian objek ke dalam suatu tempat dan urutan tidak diperhatikan. ( Contoh : Suatu kelompok yang terdiri dari 5 orang, akan dipilih 3 orang untuk mewakili kelompoknya dalam suatu kegiatan. Ada berapa kemungkinan susunan yang terjadi ? Jawab : Konbinasi
( )
: =
( )
Tugas 1. Sekelompok mahasiswa yang terdiri dari 6 orang akan duduk mengelilingi sebuah meja bundar di kantin kampus. Dalam berapa cara ke 6 mahasiswa tsb dapat duduk di sekeliling meja bundar. Tentukan dengan : a. Menggunakan rumus b. Metode ruang c. Diagram pohon 2. Dalam berapa carakah 10 bola lampu yang nyalanya berbeda-beda dapat dipasang berjajar dalam rangkaian listrik yang terdapat 4 tempat bola lampu ? 3. Dalam berapa carakah direksi sebuah perusahaan yang beranggotakan 5 orang dapat dibentuk dari 6 orang pria dan 3 orang wanita, apabila dalam kepengurusan direksi tersebut paling sedikit harus ada 3 orang anggota direksi pria.
Teori Probalitas
Konsep Probalitas Teori probalitas merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang dipergunakan dan mempelajari tentang tingkah laku dari factor untunguntungan. Factor untung-untungan ini dalam ilmu matematika diartikan sebagai teori kemungkinan atau peluang (probalitas). Hal ini disebabkan karena hasilnya tidak pasti (mutlak), sehingga kita hanya dapat menyatakan kemungkinan atau tingkat kepastian timbulnya suatu kejadian. Kemungkinan atau tingkat kepastian tersebut tidak dapat diduga dengan pasti akan tetapi dapat dianalisis atas dasar logika ilmiah. Misalnya terdapat y kejadian yang mungkin terjadi dalam jumlah kejadian yang terbatas, tetapi memiliki peluang yang sama terjadi. Apabila ada sejumlah x dari kejadian tersebut merupakan peristiwa A, maka probalitas peristiwa A dapat dirumuskan sebagai : ( )
Contoh : Pada bagian produksi ada 6 karyawan, dan dari karyawan tersebut akan dipilih 1 orang karyawan untuk mengikuti pelatihan. Pemilihan dilakukan secara random, berapakah probalitas untuk terpilihnya 1 orang karyawan tersebut ? Jawab : ( ) Jadi hanya ada 1/6 kemungkinan untuk terpilihnya salah satu karyawan untuk mengikuti pelatihan.
Ruang Sampel Sebuah ruang sampel S yang berhubungan dengan suatu percobaan adalah sebuah kelompok yang mempunyai ketentuan tiap unsure dari S. Ruang sampel adalah keseluruhan hasil yang mungkin dalam suatu percobaan.
Contoh : Probalitas cacat dan baik dari hasil produksi suatu perusahaan yang hamper bangkrut adalah 50 %. Apabila bila perusahaan itu memproduksi 3 barang, tentukanlah ruang sampelnya ? a. b. c. d. Untuk ketiga barang ? Suatu peristiwa A yang memproduksi satu barang cacat ? Untuk peristiwa B yang memproduksi dua barang bagus ? Suatu peristiwa C yang memproduksi maksimum dua barang cacat ?
Jawab : Beri symbol : b = barang baik, dan c = cacat a. Ruang sampel untuk ketiga barang tersebut adalah : S = {bbb, bbc, bcb, bcc, cbb, cbc, ccb, ccc} b. Dari kelompok ruang sampel diatas, ruang sampel untuk peristiwa A yang memproduksi satu barang cacat adalah : A = {bbc, bcb, cbb} Ruang sampel A merupakan subkelompok ruang sampel S. c. Dari unsur kelompok ruang sampel S diatas, ruang sampel untuk peristiwa B yang memproduksi dua barang bagus adalah : B = {bbc, bcb, cbb}
d. Dari ruang sampel S diatas, ruang sampel C yang memproduksi maksimum dua barang cacat adalah : C = {bbb, bbc, bcb, bcc, cbb, ccb, cbc}
Contoh : Sebuah dadu berwarna merah (x) dan sebuah dadu berwarna putih (y) yang berisi 6 angka (1-6) dengan bentuk, berat dan ukuran yang sama dimasukan kedalam sebuah gelas dan dilempar secara bersama-sama. Tent5ukan : a. Ruang sampel untuk pelemparan kedua dadu tersebut ? b. Probalitas munculnya angka yang sama ? c. Probalitas munculnya pasangan angka dadu merah yang lebih besar daripada angka dadu putih ? d. Probalitas munculnya pasangan angka dadu merah yang lebih kecil daripada angka dadu putih ? e. Probalitas munculnya pasangan angka dadu merah tidak sama dengan angka dadu putih ?
Jawab : a. Pasangan angka yang muncul dari pelemparan dua buah dadu : y X 1 2 3 4 5 6 1 1,1 2,1 3,1 4,1 5,1 6,1 2 1,2 2,2 3,2 4,2 5,2 6,2 3 1,3 2,3 3,3 4,3 5,3 6,3 4 1,4 2,4 3,4 4,4 5,4 6,4 5 1,5 2,5 3,5 4,5 5,5 6,5 6 1,6 2,6 3,6 4,6 5,6 6,6
Ada 36 ruang sampel pelemparan 2 buah dadu. b. Probalitas x = y adalah 6/36 = 1/6, yaitu (1,1); (2,2); (3,3); (4,4); (5,5); (6,6) c. Probalitas x > y adalah 15/36, yaitu (2,1); (3,1); (4,1); (5,1); (6,1); (3,2); (4,2); (5,2); (6,2); (4,3); (5,3); (6,3); (5,4); (6,4); (6,5)
d. Probalitas x < y adalah 15/36 yaitu (1,2); (1,3); (1,4); (1,5); (1,6); (2,3); (2,4); (2,5); (2,6); (3,4); (3,5); (3,6); (4,5); (4,6); (5,6) e. Probalitas x y adalah 30/36 yaitu kecuali (a)
Elemen Probalitas.
Dalam melakukan percobaan atau penelitian, yang penting harus diketahui adalah ruang sampelnya dari percobaan atau penelitian, dan apabila ruang sampelnya itu berhingga, maka banyak elemennya juga harus diketahui [= n(S)] Beberapa istilah yang menyangkut suatu peristiwa, antara lain : 1. Peristiwa yang hanya mempunyai 1 titik dinamakan peristiwa sederhana (simple event) 2. Peristiwa yang mempunyai lebih dari 1 titik dinamakan peristiwa gabungan (compound event) 3. Peristiwa yang tidak mempunyai elemen titik dinamakan peristiwa mustahil (imposible event). A B C A B
C AUBUC Peristiwa A atau B atau C terjadi ABC peristiwa A dan B dan C terjadi
Peristiwa yang digambarkan sebagai diagram Venn : (A B) U C = (peristiwa A dan B) atau peristiwa C terjadi
(AU C) C = (peristiwa A atau B terjadi) dan peristiwa C terjadi A = bukan peristiwa A yang terjadi.
A B C = peristiwa A dan B atau bukan peristiwa C yang terjadi (A B) U C = (peristiwa A dan B terjadi) atau bukan peristiwa C yang terjadi (A U B) C = (peristiwa A atau B terjadi) dan bukan peristiwa C yang terjadi.
Apabila suatu percobaan atau penelitaian dapat menimbulkan sejumlah y hasil yang berbeda dan mempunyai kesempatan untuk terjadinya sama dan apabila x dari hasil diatas merupakan peristiwa A, maka sesuai dengan definisi probalitas, peristiwa A dapat dirumuskan : ( )
Semua peristiwa yang bukan A dunyatakan sebagai A dan perietiwa tersebut mempunyai probalitas : ( ) ( )
Perumusan diatas harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Probalitas A harus merupakan bilangan yang non negative P(A) 0 2. Jumlah probalitas A ditambah A harus sama dengan satu P(A) + P(A) = 1 Contoh : Sebuah dadu dengan enam sisi (angka) dilempar sekali. Jika A adalah peristiwa akan munculnya hasil bilangan prima, maka berapakah probalitas peristiwa A terjadi ? Jawab : Angka dadu Bil prima : 1, 2, 3, 4, 5, 6 = n(S) = 6
: 2, 3, 5
= n(A) = 3
Peristiwa ekslusif bersamaan adalah dua peristiwa yang tidak dapat terjadi secara bersamaan. Secara matematika, dua kelompok (A dan B) dikatakan ekslusif secara bersamaan atau terpisah (disjoint) : jika dan hanya jika keduanya tidak mempunyai unsure yang sama dan A B =
S A B
Diagram Venn untuk dua peristiwa ekslusif bersama Apabila A dan B ekslusif secara bersama dan merupakan peristiwa dalam sebuah ruang sampel yang terbatas, maka : P(A U B) = P(A) + P(B) Dimana : A B = , dan P(A B) = P() = 0
Contoh : PT. Semen Padang memproduksi 4 type semen yang berbeda. Dalam gudang pengendalian kualitas terdapat 5 zak semen type I, 10 zak semen type II, 2 zak semen type III, dan 8 zak semen type IV. Kepala bagian pengendalian kualitas ingin menguji kualitas semen yang telah diproduksi dan untuk tujuan pengujian diambil 1 zak semen yang diambil secara acak. Berapakah : a. Probalitasnya yang terpilih semen type I dan I ?
b. Probalitasnya yang terpilih semen type II dan III ? c. Probalitasnya yang terpilih semen type III dan IV ? d. Probalitasnya yang terpilih semen type I dan IV ?
Jawab : Jumlah zak semen = 25 zak P(I) = 5/25 P(II) = 10/25 a. b. c. d. P(III) = 2/25 P(IV) = 8/25
P(I U II) = 5/25 + 10/25 = 15/25 = 0,6 P(II U III) = 10/25 + 2/25 = 12/25 = 0,48 P(III U IV) = 2/25 + 8/25 = 10/25 = 0,4 P(I U IV) = 5/25 + 8/25 = 13/25 = 0,52
Peristiwa Gabungan dan Tidak Eksluisf Bersmaan Apabila peristiwa A dan B merupakan suatu gabungan dan tidak ekslusif secara bersama, dan apabila kedua peristiwa tersebut terdapat dalam sebuah ruang sampel yang terbatas, maka probalitas untuk A U B adal;ah : P(A U B) = P(A) + P(B) P(A B)
S
A B
Contoh : Produksi bola lampu dari PT. Kilat Jaya 40 % nyalanya berwarna biru dan 60 % berwarna hijau. Sebanyak 25 % dari bola lampu warna biru mempunyai daya 5 W. sedangkan 50 % dari bola lampu warna biru mempunyai daya 10 W. apabila dipilih secara random sebuah bola lampu, berapa probalitasnya diperoleh : a. Hijau atau 5 W ? b. Biru atau 10 W ?
c. Hijau atau 10 W ? Jawab : Misalkan bola lampu berwarna biru (B), hijau (H), berdaya 5 W (L), berdaya 10 W (S). Jumlah bola lampu yang berdaya 5 W (L) = 0,25 x 0,40 + 0,50 x 0,60 = 0,40 = 4/10 Jumlah bola lampu yang berdaya 10 W (S) = 0,57 x 0,40 + 0,5 x 0,60 = 0,6 = 6/10 Sehingga : P(B) = 0,40 dan P(H) = 0,60 P(B L) = 0,40 x 0,25 = 0,10 P(B S) = 0,40 x 0,75 = 0,30 P(H L) = 0,60 x 0,25 = 0,30 P(H S) = 0,60 x 0,75 = 0,45 Dengan demikian : a. P(H U L) = P(H) + P(L) P(H L) = 0,6 + 0,4 0,3 = 0,7 b. P(B U S) = P(B) + P(S) P(B S) = 0,4 + 0,6 0,45 = 0,55 c. P(H U S) = P(H) + P(S) P(H S) = 0,6 + 0,6 - 0,45 = 0,75
Peristiwa Independen
Dua peristiwa dikatakan independen : jika dan hanya jika terjadi atau tidak terjadinya peristiwa pertama tidak dipengaruhi oleh terjadinya atau tidak terjadinya peristiwa kedua. Apabila A dan B merupakan peristiwa yang mempunyai probalitas lebih besar daripada nol dan apabila A tidak tergantung pada B dan B tidak tergantung pada A, maka peristiwa tersebut dikatakan peristiwa yang independen jika dan hanya jika : P(A B) = P(A) x P(B) Contoh :
Sebuah dadu berwarna merah (x) dan dadu berwarna putih (y) yang berisi enam angka dengan bentuk, ukuran dan berat yang sama dimasukan kedalam sebuah gelas dan dilempar secara bersama-sama. Berapakah probalitasnya pasangan sisi yang dihasilkan berupa dadu merah lebih kecil atau sama dengan 3 dan dadu putih lebih besar atau sama dengan 5 ? Jawab : Pasangan sisi dari lemparan dua buah dadu : y X 1 2 3 4 5 6 1 1,1 2,1 3,1 4,1 5,1 6,1 2 1,2 2,2 3,2 4,2 5,2 6,2 3 1,3 2,3 3,3 4,3 5,3 6,3 4 1,4 2,4 3,4 4,4 5,4 6,4 5 1,5 2,5 3,5 4,5 5,5 6,5 6 1,6 2,6 3,6 4,6 5,6 6,6
Pasangan dadu dengan dadu merah (x) yang akan menghasilkan sisi dadu 3, adal;ah : (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6) (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6) (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6) Maka probalitasnya = 18/36 = Pasangan dadu dengan dadu putih (y) yang akan menghasilkan sisi dadu 5, adalah : (1,5) (2,5) (3,5) (4,5) (5,5)( 5,6) (1,6) (2,6) (3,6) (4,6) (5,6) (6,6) Maka probalitasnya = 12/36 = 1/3 Apabila A adalah peristiwa x 3 dan B adalah y 5, maka P(A B) = P(A) x P(B) = x 1/3 = 1/6 Komponennya adalah (1,5); (2,5); (3,5); (1,6); (2,6); (3,6)
Probalitas Bersyarat
Merupakan probalitas suatu kejadian yang disyaratkan dengan adanya kejadian yang lain. Probalitas peristiwa A apabila diketahui peristiwa B telah terjadi, dengan notasi yang digunakan P(A|B). P(A|B) dibaca probalitas A disyaratkan B atau probalitas terjadinya A apabila B telah terjadi. Sebagai contoh, misalkan X merupakan peristiwa mahasiswa yang memperoleh nilai A untuk mata kuliah statistic. Mahasiswa laki-laki yang mengambil mata kuliah statistic di notasikan dengan L, dan wanita dengan W. mahasiswa yang berasal dari Solok dengan S, Tanah Datar dengan T, dan Pesisir Selatan dengan P. Maka notasi : P(A|L) : probalitas mahasiswa memperoleh nilai A untuk mata kuliah statistic, apabila mahasiswa tersebut laki-laki. P(A|W) : probalitas mahasiswa memperoleh nilai A untuk mata kuliah statistic, apabila mahasiswa tersebut wanita. P(A|S) : probalitas mahasiswa memperoleh nilai A untuk mata kuliah statistic, apabila mahasiswa tersebut berasal dari Solok. P(A|T) : probalitas mahasiswa memperoleh nilai A untuk mata kuliah statistic, apabila mahasiswa tersebut berasal dari Tanah Datar. P(A|P) : probalitas mahasiswa memperoleh nilai A untuk mata kuliah statistic, apabila mahasiswa tersebut berasal dari Pesisir Selatan. Apabila (PB) > 0, maka probalitas bersyarat dari peristiwa A dengan ketentuan atau syarat peristiwa B telah terjadi. Didefinisikan dengan : ( | )
( ( ) )
( )
Ketentuan P(B) > 0 mengandung arti bahwa probalitas peristiwa B yang menjadi syarat bagi peristiwa A harus lebih besar dari pada nol. Apabila A dan B merupakan peristiwa yang independen dan mempunyai probalitas yang lebih besar dari nol, maka : ( | ) ( | ) Contoh ;
( ( ) ( ( ) ) ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
Tiga disket warna hitam dan dua disket warna hijau dimasukkan kedalam kotak dan penempatan disket tersebut dilakukan secara acak. Apbila diambil secara acak 2 disket dari dalam kotak tersebut dimana disket pertama tidak boleh dikembalikan sebelum disket yang kedua diambil, berapakah probalitas kedua disket yang terpilih berwarna hitam semua ? Jawab : Apabila A merupakan peristiwa disket hitam terpilih pada pengambilan pertama dan B merupakan peristiwa disket hitam terpilih pada pengambilan kedua dan apabila tiap disket yang terpilih mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih, maka : P(A) = 3/5 Probalitas peristiwa B dengan syarat peristiwa A telah terjadi adalah : P(A|B) = 2/4 Probalitas pengambilan pertama menghasilkan disket berwarna hitam dan pengambilan kedua juga menghasilkan disket warna hitam, dengan demikian probalitas kedua disket yang diambil tersebut hitam dapat diperoleh dengan menggunakan pers : P(A B) = P(A) x P(B|A)