Komplikasi Anastetikum 2

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Komplikasi Lokal Anastesi

Terjadi karena : - Psikhis penderita - Anastesikum

1. Kolaps Serebral Anemi


Tanda-tanda : Pucat Pusing Penglihatan gelap Keringat dingin Denyut nadi kecil Pertolongan : A. Tradelen Berg (posisi kepala lebih rendah dari badan) B. Pakaian dilonggarkan C. Ventilasi cukup D. Menral therapy (jika sadar) E. Kopi panas / anggur sebagai perangsang jantung F. Berikan amoni atau parfum G. Masase tangan dan kaki ke arah jantung

2. Efek Toksis Dalam Penggunaan Anastesi Lokal


- Keracunan Ringan : Nausea - vomitus Denyut nadi cepat sekali Gelisah (restlessness) Mengigau (talkative) Dispnoe (kesukaran dalam bernapas)

- Keracunan Berat Kolaps (sinkop) Paralise pernafasan (kejang-kejang) Depresi jantung Serebral anemi Kulit / muka dingin Bisa pingsan (central motorise) Tremor / spasimus Kejang-kejang Viorilasi (otot bergetar) Bila pusat sensoris kena maka tidak tenang / mengigaubila pusat muntah dalam modula oblongata diserang, maka akan terasa sakit dalam perut Mual / nausea sampai akhirnya vomitus / muntah Depresi ataun paralise pada alat pernafasan sehingga menyebabkan kematian

Bahan Vasontroksi + Bahan Anastetikum


Dapat menyebabkan : Waktu anatesi lebih panjang, karena susunan kimianya menahan bahan anatesi dari protoplasma syaraf Menahan absorbsi yang cepat dari susunan anastesi yang toksis Pada infiltrasi anastesi menyebabkan kurangnya pendarahan pada daerah operasi Efek sistemik daro absorbsi anastesi lokal harus diperhatikan gejala yang terjadi tergantung jumlah bahan (obat) dalam aliran darah pada waktu diberikan. Kecepatan absorbsi dari anastetikum, penting diketahui. Jika kecepatan absorbsinya lambat, sedangkan kehancurannya (bahan anastretikum) dalam darah dan hati cepat, maka tidak akan / kecil efek / kecelakaan (toksis) sistemik. Namun kalau kecepatan absorbsi cepat dan kehancuran obat dalam hati dan darah lambat Toksis yang tinggi gejala pucat, lemah, dipsno, kejang-kejang. Bagaimana kita membedakan efek sistemik dari adrenalin dengan bahan anastetikum ....????? Kalau bahan (obat) dari vasokonstriktor (adrenalin) Tek. Darah naik denyut nadi cepat Jika bahannya anastetikum Tek. Darah turun denyut nadi lambat

3. Rasa Sakit Terjadi Karena : Injeksi ke dalam : Muskulus (I.M) Kelenjar parotis Persendian rahang (tamporo mandibular joint)
Rasa sakit pada injeksi karena : Ujung jarum tumpul atau bengkok Mengeluarkan anastetikum terlalu cepat Anastetikum non isotonis Anastetikum mengandung substansi yang mengiritasi Anastetikum yang dingin mengakibatkan sakit Infeksi di tempat penyuntikan disebabkan : Alat suntik non steril Kontaminasi dari anastetikum yang diambil dari tempat lain Mikro organisme dari mukosa sekitarnya ikut masuk ke dalam jaringan

4. Alergi
Ringan (urticaria) berat (sesak nafas, pucat, puls dan nadi turun) menyebabkan syock

5. Blanching Of Tissue
(pemucatan jaringan) Traumatic Stimulasi

6. Temporary Blindness

karena Nerve injection dari nerve alveolaris inferior dan nerve alveolaris superior posterior ini terjadi kalau cairan sampai ke nerve opticus

7. Crossing Of Eyes (juling)


Rasa kebas dari bibir bawah / atas, kiri lidah, karena teranastesi nerve nasopalatinus sebelah kiri yang anterior, medius dan posterior

8. Sloughing (terkeluopas atau lecet)


Merupakan akibat dari insersi jarum yang masuk ke dalam / di bawah jaringan mukoperios. Sering terjadi pada pemberian injeksi kepada palatum. Ini merupakan akibat pekerjaan yang tidak benar

8. Trismus
Injeksi masuk ke otot pengunyahan

9. Ulcers (luka)

mouth ulcera

Bibir Membrana mucosa Tidak sakit Biasanya dalam bentuk : 1. Karatin 2. Bisa menonjol 3. Bisa merupakan lingkaran yang berbatas 4. Putih seperti mutiara

11. Komplikasi Pada Tekhnik Pemberian


Tuber anastesi dapat menyebabkan hematom Mandibular Anastesi Nerve block anastesi untuk : Nerve alveolaris inverior N. Lingualis dapat menyebabkan jarum putus N. Buksinatorius Paralise xerostimia N. Palatinus anterior anastesi menyebabkan : Dispagia Gagging Echcymosia Tuber Anastesi pada N. Alveolaris superior dan posterior mengenai venosus pterygoideus hematom pipi gembung Pengobatan : verban tekanan/kompres pada pipi resorbsi 1 minggu sembuh terjadi perubahan warna pipi (sementara) Mandibular anastesi : o Jarum putus : Karena teknik yang kurang baik dan kurang paham susunan anatomi Memakai jarum yang dipakai dibakar terlebih dahulu dan jarum mudah putus Bila jarum putus : Potongan masih terlihat ambillah dengan pinset Bila sudah masuk ke jaringan, maka bedah. o Paralise Terjadi pada syaraf-syaraf motoris dan N. Facialis Tanda-tanda : sudut mulut dan kelopak mata pada suatu sisi tidak dapat digerakkan

Say dan Greg (1915) Paralise disebabkan pendeponeran anastetikum di glandula parotis yang dilalui N. Facialis Pengobatan : perawatan mental
o Xerostomia Mulut kering (dryness of the mouth) Sebab: Pasien nervus (takut) Cairan ludah menjadi kental Anastetikum yang dideponer dekat N. Lingualis yang harus melalui kelenjar salivarius sub maksilaris dan sub lingualis yang menyebabkan impuls-impuls terhalang (blokade)sehingga sekresi dari kelenjar yang bersangkutan akan berhenti, 2 jam normal kembali Stam anastesi N. Palatinus Anterior Penyuntikan ke posterior dan mengeluarkan anastetikum banyak ( > cc) Anastetikum ke otot jaringan Dysphgia dan gagging (muntah) Ecchymosis Hematom ringan dibawah mukosa bercak-bercak merah pada palatum selama 3 4 hari akan sembuh Pengobatan : - kompres dingin pada 24 jam pertama - kompres panas

12. Prolonged Anastesi


Nerves luka karena operasi Penyebab lain : Alkohol dalam jarum ( > cc caustis pada syaraf ) Pengobatan : - pemberian neuroterapi dan fisioterapi - seksi dari nervus
Nervus luka karena jarum bengkok (tergantung besar kecilnya luka) Penyembuhan : mempercepat dengan mengadakan masase lukanya nervus karena injeksin pada foramen mentalis dengan melakukan masase 3x sehari selama 5 minggu. berikan salep pada kulit supaya licin, alalu adakan sirkuler masase dengan jari, dan juga lakukan termoterapi

Anda mungkin juga menyukai