Kemasan Gelas
Kemasan Gelas
Kemasan Gelas
SEJARAH PERKEMBANGAN GELAS Bahan kemas tertua dan telah populer sejak 3000 SM digunakan oleh bangsa Mesir Kuno. Pada zaman perunggu, kepala anak panah menggunakan sejenis gelas yang dibuat dari bahan yang berasal dari gunung api. Pliny melaporkan abad permulaan pelaut menggunakan balok-balok soda untuk membuat tungku perapian di tepi pantai. Soda + Pasir Melebur membentuk gelas Kota-kota pusat gelas : Alexandria, Tyre dan Sidon. Seni membuat gelas berkembang pada pemerintahan Julius Caesar di Romawi , dimana pada zaman itu barang-barang gelas biasa digunakan di rumah tangga. Pada abad ke XVI perdagangan glass blower yaitu alat untuk membuat perkakas gelas secara tradisional sangat maju. Gelas yang dihasilkan dari alat ini disebut flint glass yaitu gelas dari silika murni hasil karya pengrajin Venezia. Saat ini penggunaan glass blower terbatas di laboratorium aau industri kerajinan. Di beberapa negara glass blower ini sudah dimusiumkan untuk promosi parawisata seperti gelas atau kristal sourbridge di Dudby yang diiklankan untuk parawisata tahun 1908. Wadah gelas dalam bentuk botol dikenalkan oleh seorang dokter untuk sistem distribusi susu segar yang bersih dan aman pada tahun 1884. Mekanisasi pembuatan botol gelas besar-besaran pertama kali tahun 1892. B. SIFAT-SIFAT GELAS Beberapa sifat gelas yang menguntungkan : Inert (tidak bereaksi)
Kuat Tahan terhadap kerusakan Baik sebagai barrier terhadap benda padat, cair dan gas. Sifatnya yang transparan menguntungkan dari segi promosi. Beberapa jenis gelas seperti pyrex tahan suhu tinggi.
Kelemahan gelas : mudah pecah kurang baik bagi produk yang peka terhadap penyinaran (ultra violet).
C. KARAKTERISTIK KIMIA DAN FISIK 1. Komposisi Kimia Bahan baku : Pasir silika (SiO2) Soda abu (Na2CO3) yang dengan pembakaran pada suhu tinggi akan terbentuk Na2O sehingga gelas tampak jernih . Batu kapur (CaO) yang berfungsi unuk memperkuat gelas Pecahan gelas (kaca) disebut cullet (calcin), untuk memudahkan proses peleburan. Cullet kadang-kadang ditambahkan dengan persentase 15-20%. Al2O3 dan boraksida (B2O3) untuk meningkatkan ketahanan dan kekerasan gelas. Borax oksida pada gelas boroksilikat seperti pyrex berfungsi agar gelas lebih tahan pada suhu tinggi. Na2SO4 atau As2O3 untuk menghaluskan dan menjernihkan.
Pasir silika tanpa bahan lain dapat dibuat menjadi wadah gelas tapi tidak praktis karena untuk peleburannya diperlukan suhu 1760-1870oC. Penambahan soda abu akan
menurunkan suhu peleburan pada keadaan yang mudah dipraktekkan yaitu 14261538oC, sehingga soda abu disebut juga FLUXING AGENT. Tabel 1. Susunan Kimia Untuk Kemasan Gelas Jenis White Flint Komposisi Kimia Silika Soda Abu Potasium Oksida Batu Kapur (Kalsium Oksida) Magnesium Oksida Alumunium Oksida Besi Oksida Belerang Tri Oksida Rumus Kimia SiO2 Na2O K2O CaO MgO Al2O3 Fe2O3 SO3 Persentase (terhadap bobot) 73.0 13.0 0.44 11.7 0.19 .43 0.049 0.19
Agar kemasan gelas bersifat inert dan netral maka gelas dicelupkan dalam larutan asam. Untuk melindungi permukaan kemasan gelas maka diberi laminasi silikon polietilen glikol atau polietilen stearat. Sifat gelas yang stabil menyebabkan gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa kerusakan, namun kadang-kadang jika kondisi gudang kurang baik maka dapat merusak label dan sumbat. Wadah gelas akan bersifat inert untuk penggunaan bahan yang mengandung asam kuat atau alkali, tetapi dengan air dapat terjadi pengikisan komponen tertentu. Air destilata (aquadest) dalam wadah gelas flint akan mengikis 10-15 ppm NaOH selama 1 tahun. Penambahan boron 6% dalam gelas borosilikat mengurangi pengikisan hingga 0.5 ppm selama 1 tahun. Gelas yang disimpan pada kondisi dimana suhu dan RH berfluktuasi maka terjadi kondensasi air dari udara sehingga garam-garam dapat terlarut keluar gelas, peristiwa ini disebut blooming.
2. Warna Gelas Warna gelas dapat diatur dengan menambahkan sejumlah kecil oksida-oksida logam seperti Cr, Co dan Fe. Sifat semi opaq diberikan dengan penambahan florin. Penambahan senyawa-senyawa tersebut dilakukan pada proses pembuatan wadah gelas. Tabel 2. Berbagai Bahan Kimia Yang Ditambahkan Untuk Memberi Warna Gelas Warna Merah Kuning Kuning Kehijauan Hijau Biru Ungu Hitam Opaq Abu-abu Bahan Tambahan Tembaga, Tembaga Oksida, Kadmium Sulfida Besi Oksida, Antimon Oksida Krom Oksida Besi Sulfat, Krom Oksida Kobalt Oksida Mangan Besi Oksida dalam jumlah banyak Kalsium Florida Karbon dan Senyawa Belerang
3. Sifat Kedap Gas dan Pelapisan Gelas Wadah gelas kedap terhadap semua gas sehingga menguntungkan bagi minuman berkarbonasi karena kecepatan difusinya sama dengan 0. Wadah gelas merupakan barrier terhadap benda padat, cair dan gas sehingga baik sebagai pelindung terhadap kontaminasi bau dan cita rasa. Sifat-sifat ketahanan gelas dapat diawetkan dengan cara memberi lapisan yang tidak bereaksi dengan gelas, misalnya minyak silikon, oksida logam, lilin, resin, belerang, polietilen.
Gelas bukan benda padat, tapi benda cair dengan kekentalan yang sangat tinggi dan bersifat termoplastis. Sifat fluida gelas bervariasi menurut suhu. Titik lebur dan titik beku tidak diketahui, dan ini merupakan keadaan kaca.
Kelembaban Gelas Logam Suhu Gambar 1. Sifat kekentalan gelas dibandingkan logam berdasarkan besarnya suhu.
Hanlon (1971) mengatakan bahwa gelas bukan bahan kristal, tetapi lebih tepat disebut sebagai cairan beku. Dalam pembuatannya bahan gelas mengalami proses annealing pada suhu 540570oC. Itulah sebabnya maka gelas merupakan kemasan yan tepat untuk bahan pangan yang dipasteurisasi/disterilisasi. Perbedaan suhu bagian dalam gelas dengan bagian luar tidak boleh lebih dari 27oC, untuk itu pemanasan harus dilakukan perlahan-lahan. Konduktivitas panas gelas 30 kali lebih kecil dari besi. 5. Sifat Mekanis Walaupun mudah pecah tetapi gelas mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi. Wadah gelas lebih tahan terhadap kompresi dari dalam dibandingkan tekanan dari luar. Sifat seperti ini penting untuk pembotolan minuman berkarbonasi. Daya tahan gelas dapat mencapai 1,5 x 105 kg/cm2. Daya tahan ini dipengaruhi oleh komposisi dan ketebalan wadah gelas. Gelas tidak tahan vibrasi serta perbedaan tekanan dan suhu yang besar.
Untuk menghitung besarnya tekanan (stress) yang menyebabkan gelas menjadi pecah/retak maka digunakan persamaan Griffith sebagai berikut :
f = (
2GE ) L
f = tekanan yang dapat menyebabkan gelas pecah (Nm-2) G = kerja untuk memecahkan gelas (Jm-2) E = Modulus Young (Nm-2) L = Panjang retakan (m) Contoh : Gelas dengan kekuatan untuk dapat memecahkan wadah 108 Nm-2 dan tetapan Modulus Young 7 x 10-9, jika diasumsikan besarnya kerja untuk memecahkan gelas = 1.0 Jm-2 maka panjangnya retakan = 1.4 m. D. PROSES PEMBUATAN WADAH Bahan baku dicampur merata secara otomatis. Kemudian dimasukkan ke dalam tanur untuk dilelehkan dengan suhu 1500-1600oC ada yang 1300oC). Tungku pembakaran membara terus menerus dan dikendalikan oleh sistem (panel) pengendali. Sebelum dicetak suhu diturunkan hingga 1000-1200oC dan lelehan gelas didiamkan beberapa saat. Cairan gelas dialirkan ke dalam mesin pembuat botol Lelehan dipotong-potong dengan ukuran yang ditetapkan dalam bentuk gumpalan kasar. Gumpalan meluncur ke pencetakan pertama (cetakan Parison). Pembentukan dan pencetakan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Hembus Ganda (Blow and Blow) untuk gelas berleher sempit (botol) 2. Tekan dan Hembus (Press and Blow) untuk gelas berleher lebar. Dipindahkan ke cetakan akhir. Dibawa ke ruang lehr pendingin yang bersuhu 450oC. Wadah dipanaskan kembali (proses annealing). Kemudian perlahan-lahan didinginkan dari suhu 575-600oC menjadi 450oC dengan adanya aliran udara. Proses ini bertujuan untuk membuat wadah gelas menjadi tidak rapuh atau mudah pecah. Dilakukan pengawasan mutu ketika botol keluar dari cetakan, yang terdiri dari uji coba mekanis, elektris dan visual di pabrik atau di laboratorium. Bahan Baku
Tungku
Pembentukan Gumpalan
Cetakan Parison
Cetakan Wadah
Pelapisan Wadah
Pelapisan Permukaan
Annealing Lehr Gambar 2. Skema Pembuatan Wadah Gelas E. TEKNIK MENUTUP WADAH
Penutupan wadah merupakan bagian penting dalam proses pengemasan. Bagian penutup sering merupakan bagian terlemah dari sistem perlindungan terhadap gangguan dari luar. Cara penutupan dapat menyebabkan tutup (sumbat) sebagai pembawa jasad renik. Bahan yang umum digunakan sebagai penutup : Besi (kaleng) Alumunium Gabus Plastik
Bahan-bahan ini dapat bersifat kaku atau flexibel. Sumbat dari kaleng atau besi dilapisi dengan sejenis vernis untuk menghindari kontak langsung dengan bahan pangan. Penutup seperti ini digunakan untuk menahan tekanan dalam minuman bergas, bir dan makanan yang dipanaskan dalam wadah tertutup. Sumbat alumunium digunakan untuk air mineral, minuman tanpa gas, susu, yoghurt dan sebagainya. Sumbat dari plastik digunakan untuk minuman yang tidak bergas dan makanan dalam bentuk krim atau tepung (powder). Berdasarkan fungsinya penutup wadah gelas di bagi atas 3 golongan, yaitu : 1. Penutup yang dirancang untuk menahan tekanan dari dalam wadah gelas (Pressure Seal) Tipe ini digunakan untuk minuman-minuman berkarbonasi, dan mencakup : Screw in-Screw Out atau Screw On-Screw Off Crimp On Lever Off, Crimp On Screw Off atau Crimp On Pull Off Roll On (Spin On) Screw Off
Contoh tipe ini adalah : sumbat gabus atau penutup polietilen atau penutup sekrup, penutup mahkota (penutup dari timah yang dilapisi dengan gabus atau polivinil klorida) atau penutup sekrup dari alumunium. 2. Penutup yang dapat menjaga keadaan hampa udara di dalam wadah gelas (Vacuum Seals). Penutup ini mencakup : Screw on twist off Press on Prise Off atau Press On Twist Off Two-piece screw on screw off, atau Roll on Screw off Crimp on Prise off
Tipe ini digunakan untuk penutup kemasan hermetis atau bahan-bahan pangan yang diawetkan dan kemasan pasta. 3. Penutup yang dirancang semata-mata untuk mengamankan produk pangan yang ada di dalam wadah (Normal Seals) Penutup ini mencakup : One or Two piece-pre threaded, screw on, screw off Lug type screw on, twist off Roll on (spin on), screw off Press on, prise off Crimp on prise off, atau crimp on screw off Push in pull out, atau Push on pull off
Contoh penutup tipe ini adalah gabus aau gabus sintetis yang dipasang pada penutup timah, penuup polyetilen atau alumunium, penutup plastik atau logam dan alumunium foil.