Makalah FP Teknologi Ekstruksi
Makalah FP Teknologi Ekstruksi
Makalah FP Teknologi Ekstruksi
Kelompok 2
2A1
Yenny D Pangaribuan
145070300111015
145070301111006
145070301111028
Indah Ratnasari
145070301111029
Rahayu Saputri
145070301111034
145070301111035
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi pada bidang
pengolahan makanan, maka akan tersedianya produk makanan yang mudah
disajikan, aman, bergizi, memiliki karakteristik organoleptik yang menarik serta
terjangkau, maka teknologi ekstrusi semakin berkembang dan diminati oleh
kalangan pengolahan makanan. Ekstrusi adalah proses dimana logam dibentuk
dengan cara menekannya melalui rongga cetakan. Tekanan yang digunakan sangat
besar. Proses ini dapat digunakan untuk membuat batang silinder, tabung atau
profil-profil tertentu.
Mesin ekstrusi atau biasa disebut ekstruder merupakan alat yang cukup
sederhana namun memiliki keunikan tersendiri. Prinsip dasar kerja alat ini ialah
memasukkan bahan-bahan mentah yang akan diolah kemudian didorong keluar
melalui suatu lubang cetakan (die) dalam bentuk yang diinginkan.
Berkembangnya teknologi ekstrusi pada bidang pengolahan produk
makanan juga ternyata dikarenakan banyaknya keuntungan-keuntungan yang
diperoleh dengan menggunakan teknologi ini. Teknologi ekstrusi memungkinkan
kita untuk melakukan serangkaian proses pengolahan seperti mencampur,
menggiling, memasak, mendinginkan, mengeringkan dan mencetak dalam satu
rangkaian proses saja. Belum lagi produk makanan yang dihasilkan oleh teknologi
ini sangat beragam. Teknologi ekstrusi dapat digunakan untuk berbagai macam
pengolahan produk makanan, salah satunya adalah pembuatan permen karet.
Permen karet (chewing gum) merupakan produk makanan ringan yang
pada dasarnya terbuat dari lateks alami atau karet sintetis yang dikenal dengan
nama poliisobutilen. Dalam pembuatan permen karet, dapat menggunakan cara
manual maupun menggunakan prinsip kerja ekstrusi. Dalam makalah ini, kami
akan membahas prinsp-prinsip pembuatan permen karet menggunakan teknologi
ekstrusi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Permen karet (chewing gum) merupakan yang pada dasarnya terbuat dari
lateks alami atau sintetis yang dikenal dengan nama poliisobutilen (Hendrickson
1976). Permen karet adalah jenis permen yang dapat dikunyah, memiliki rasa, dan
bentuk yang bermacam-macam. Permen karet ini terdiri dari beberapa komponen
utama yaitu, gum base, sweeteners, softeners, dan flavorings. Permen karet
pertama yang dijual di pasaran dibuat oleh John Bacon Curtis pada tahun 1800an
tetapi paten pertama dari permen karet dimiliki oleh William F. Semple pada
tahun 1869. Permen karet (chewing gum) memiliki banyak macam varietas, yaitu:
Gum balls, yaitu permen karet bundar yang biasa dijual dalam gum ball
dapat ditiup.
Sugarfree gum, yaitu permen karet yang terbuat dari pemanis buatan.
Candy & Gum Combination, yaitu kombinasi antara permen konvensional
1. Gum base
Gum base merupakan substansi dasar pada permen karet yang dapat
dikunyah. Bahan dasar permen karet terdiri dari lateks alam atau pengganti
sintetis. Pada zaman modern ini, dasar permen karet terbuat dari minimal 10-20%
karet alam dan sisanya berasal dari karet sintetis seperti karet butadiena-stirena,
polietilena, dan polivinil asetat. Gum base untuk bubble gum biasanya lebih
elastis dibandingkan dengan chewing gum sehingga permen karet dapat dibentuk
seperti balon. Masing-masing pembuat mempunyai resepnya sendiri yang sangat
rahasia, tetapi cara pembuatan permen karet lebih kurang sama. Di pabrik, "gum
base" dibuat. Bahan-bahan dicairkan dan disucihamakan di dalam panci pemasak
uap dan dipompa dengan menggunakan mesin pemutar. Mesin pemutar ini
berputar dengan kecepatan tinggi dan membuang kotoran dan potongan-potongan
kulit kayu yang terdapat dalam permen karet mentah.
Sebagian besar dari "gum base" yang sekarang digunakan dibuat sendiri,
yaitu merupakan produk industri. tetapi sebagian darinya, seperti getah sawo
untuk membuat permen karet, berasal dari pohon. getah sawo berasal dari pohon
sapodilla liar yang terdapat di Guatemala dan Meksiko. Getah putih susu dari
pohon ini dikumpulkan dalam ember-ember. Kemudian getah itu dimasak hingga
berkurang dan dibentuk menjadi balok-balok seberat 25 pon yang akan dikirimkan
ke pabrik-pabrik permen karet.
2. Sweetener (pemanis)
Berdasarkan pemanis yang dipakai, permen karet terdiri dari 2 jenis, yaitu
golongan sugar free (bebas gula) dan non-sugar free. Permen karet non-sugar free
pada umumnya mengandung pemanis buatan dari jagung yang dikenal dengan
nama dekstrosa dan sirup jagung. Dekstrosa merupakan monosakarida gula yang
dibuat melalui proses hidrolisis pati, kemudian dimurnikan dengan proses
kristalisasi. Senyawa ini tergolong manis dan dikenal karena dapat bekerja secara
sinergis dengan pemanis lainnya. Sedangkan padatan sirup jagung terbuat dari
pengeringan sirup jagung hingga mencapai kelembaban kurang dari 3%.
Berbeda dengan non-sugar free, permen karet golongan sugar free pada
umumnya memiliki pemanis yang terbuat dari campuran sirup manitol dan/
sorbitol serta bubuk polyol di dalamnya. Polihidrat alkohol atau biasa disebut
dengan polyol adalah senyawa organik rantai lurus yang hanya memiliki hidroksil
sebagai gugus fungsionalnya. Senyawa ini dinilai lebih stabil, baik dari suhu
maupun struktur kimiawinya daripada gula konvensional. Harga senyawa ini tentu
lebih mahal, namun diimbangi dengan penampilan yang cantik pada produk akhir.
Contoh senyawa polihidrat alkohol yang sering dijumpai dalam produk pangan
adalah gliserin, sorbitol, mannitol, dan propilen glikol.
Gula/sukrosa memiliki sifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan
terlalu lama. Sukrosa merupakan senyawa kimia yang termasuk dalam golongan
karbohidrat, memiliki rasa manis, berwarna putih, bersifat anhidrous dan
kelarutannya dalam air mencapai 67,7% pada suhu 20C (w/w). Sukrosa memiliki
peranan penting dalam teknologi pangan karena fungsinya yang beraneka ragam,
yaitu sebagai pemanis, pembentuk tekstur, pengawet, pembentuk citarasa, sebagai
substrat bagi mikroba dalam proses fermentasi, bahan pengisi dan pelarut.
Softener (pelembut)
Perbandingan jumlah sirup glukosa dan sukrosa yang digunakan dalam
4. Flavoring/essence
EKSTRUSI
produk daging, dan permen karet). Twin screw extruder berdasarkan arah
rotasinya terbagi atas co-rotating dan counter-rotating. Untuk produk kenyal
dengan tekstur seperti gelatin misalnya fruit gum, toffee, fudge, boiled sweet,
liquorice, cream, chocolate dibuat dari campuran pati, sukrosa, glukosa. Pada
proses ekstrusi, pati tergelatinisasi dan gula larut. Tekstur dari lunak sampai elastis
tergantung formulasi.
Pembuatan permen karet diawali dengan tahap dimana bahan dasar
permen karet (gum base) dicairkan. Bahan dasar permen karet terdiri dari lateks
alam atau pengganti sintetis. Pada zaman modern ini, dasar permen karet terbuat
dari minimal 10-20% karet alam dan sisanya berasal dari karet sintetis seperti
karet butadiena-stirena, polietilena, dan polivinil asetat. Kemudian dilakukan
penambahan xylitol, sirup glukosa, perasa, dan ekstrak sayuran ke dalam bahan
dasar permen karet sampai mengental seperti adonan. Xylitol berfungsi sebagai
pemanis, sedangkan sirup glukosa ditambahkan untuk membuat lunak dan mudah
dikunyah. Mesin yang disebut extruders digunakan untuk mencampur,
menghaluskan dan membentuk permen karet. Lalu permen karet dibentuk sesuai
keinginan dan dipotong dalam potongan-potongan, atau bentuk yang lainnya.
Setelah permen dipotong dalam bentuk yang sesuai, permen karet ditambahkan
gula bubuk atau mannitol untuk menjaga permen tidak lengket pada mesin atau
pada saat pengemasan. Dengan temperatur ruangan yang terkontrol, permen
didinginkan selama 48 jam. Dengan mesin berkecepatan tinggi, secara hati-hati
permen dibungkus dan dikemas ke dalam pembungkus kedap udara. Hal ini
dimaksudkan untuk memastikan bahwa permen karet akan tetap fresh dan lembut
ketika kita membuka kemasannya.
BAB III
PEMBAHASAN
antaramaterial.
Ruang diberi jaket secara menyeluruh, sesuai dengan
conveyor
melalui
reduction
coupling
variable
and
are
adjusted
a
builtin.
The sheet is cut lengthwise and crosswise in the production
ofstrips or tablets.
4. Sugar and Maltose Cooking and Mixing Machine
a. Specification
Machine Weight: 800 kgs
Dimension: L1950 * W1500 * H1000 mm
Horse Power: 3 HP
b. Performance
The machine can dissolve sugar and maltose rapidly and by
adduniform agitation can reach full uniform effects dissolution.
accessible.
Automatic feed unit for confectionery and similar products
comprisingtwo independently driven feed discs running at
output.
In phase machine stop.
Gum Base
Mixing
Gum Cutting
Pendinginan
Pemanasan
Keterangan
10 kkal
0,01 g
0,002 g
0,005 g
0,003 g
0 mg
0g
2,64 g
0,1 g
2,64 g
0 mg
0 mg
Dilihat dari komposisinya maka bagian terbanyak dari semua jenis permen
adalah karbohidrat sederhananya (glukosa, sukrosa atau gula alkohol). Hal ini
diperlukan karena berpengaruh dalam pemberian rasa manis dan keawetan
atau daya simpannya sehingga dari segi gizi dapat dikatakan bahwa hampir
sebagian gula yang terdapat dalam permen. Permen jenis ini hendaknya
dibungkus dengan pembungkus yang tidak tembus air dan disimpan dalam
wadah tertutup. Jika permen termasuk kelompok fudge, nougat, jelly serta
permen kunyah (misalnya karamel), maka permen yang baik adalah yang tidak
keras, tetapi kenyal dan dapat dikunyah. Penyimpanannya tidak ditempat yang
panas atau kering untuk mencegah kehilangan air yang mengakibatkan permen
menjadi keras.
menghentikan mabuk
BAB IV
KESIMPULAN
Permen karet (chewing gum) merupakan produk makanan ringan yang
pada dasarnya terbuat dari lateks alami atau karet sintetis yang dikenal dengan
nama poliisobutilen. Dalam pembuatan permen karet, dapat menggunakan cara
manual maupun menggunakan prinsip kerja ekstrusi. Prinsip dasar kerja mesin
ekstrusi atau biasa disebut ekstruder adalah memasukkan bahan-bahan mentah
yang akan diolah kemudian didorong keluar melalui suatu lubang cetakan (die)
dalam bentuk yang diinginkan. Teknologi ekstrusi memungkinkan kita untuk
melakukan serangkaian proses pengolahan seperti mencampur, menggiling,
memasak, mendinginkan, mengeringkan dan mencetak dalam satu rangkaian
proses saja.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN