Dampak Obat THD Sistem Tubuh Manusia

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

OBAT DAN DAMPAKNYA PADA

SISTEM TUBUH
Oleh:
apt. Antira Anisahati, S.Farm
Pengertian Obat

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi


yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi untuk manusia
DAMPAK TERHADAP SISTEM
SYARAF
 Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf
tepi (SST)

 Obat – obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek
farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu : merangsang atau
menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang aktivitas
otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya dan menghambat atau
mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses proses
tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya
KLASIFIKASI OBAT PADA SISTEM
PERSYARAFAN
A. OBAT YG BEKERJA PADA SISTEM SYARAF PUSAT
 Obat perangsang SSP  Ex : amfetamin dan kafein (merangsang korteks serebri otak)
 Obat penekan SSP
1) ANASTETIK  Lokal(merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls syaraf ke SSP ->
mengurangi nyeri, gatal, panas, dingin). Ex: bupivikain, etil klorida, lidokain.
Umum (menekan pusat2 syaraf tertentu bersifar reversible, slruh perasaan&kesadaran
ditiadakan. Ex : eter, enfluran, halotan, Nitrous oksida,, ketamin
2) HIPNOTIK & SEDATIF
Hipnotik obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh
normal untuk tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur. Ex : Flurazepam
Sedatif  obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek
menenangkan dan mencegah kejang-kejang. Ex : fenobarbital
3) ANALGESIK
ANALGESIK mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
Analgesik narkotik :kodein, heroin, metadon, fentanil
4) OBAT PSIKOFARMAKA bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP)
dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan digunakan
untuk terapi gangguan psikiatrik
-Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat.
Neuroleptika: mempunyai beberapaa khasiat , yaitu anti psikotika, yaitu dapat
meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau menghilangkan halusinasi,
mengembalikan kelakuan abnormal dan schizophrenia, sedative, anti emetika, dan
analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri.
Atraktika/anti ansieta obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan anti konvulsi
yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas, takut, stress dan gangguan
tidur, dikenal dengan Minor Tranquilizer. Ex :klordiazepoksid, diazepam, alprazolam
-Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat,
dibagi 2:
Antidepresif : obat yang dapat memperbaiki suasana jiwa (mood) dan
menghilangkan atau meringankan murung dan putus asa. Ex : amitriptilin

Psikostimulansia: obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan


prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan,
memberikan rasa nyaman dan kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan
depresi. Ex : amfetamin

-Obat yang mengacaukan fungsi mental tertentu


Psikodisleptika Obat ini mengandung zat halusinogen yang menimbulkan
keadaan disintegrasi dengan gejala-gejala yang mirip psikosis halusinasi. Ex:
LSD

5)ANTIKONVULSI
Obat untuk mencegah dan mengobati penyakit epilepsi/kejang. Ex:fenitoin,
fenobarbital, karbamazepin, diazepam
B. OBAT YANG BEKERJA PADA SISTEM SYARAF OTONOM
1. Kolinergik atau Parasimpatomimetik Efek obat golongan ini menyerupai
efek yang ditimbulkan oleh aktivitas susunan saraf parasimpatis. Ex:
pilokarpin
2. Parasimpatolitik atau Antikolinergik Obat-obat yang menghambat kerja
asetilkolin dengan menempati reseptor-reseptor asetilkolin. Obat ini
mempengaruhi organ jantung, saluran pernapasan, saluran
gastrointestinal, kandung kemih, mata dan kelenjar eksokrin dengan
menghambat saraf parasimpatis, sehingga system saraf simpatis
(adrenergic) menjadi dominan. Ex : hyosiamin, atropin, skopolamin
3. Simpatomimetik atau Adrenergic Yakni obat-obat yang merangsang
system syaraf simpatis, karena obat-obat ini menyerupai
neurotransmitter (norepinafrin dan epinephrine). Obat-obat ini bekerja
pada suatu reseptor adrenergic yang terdapat pada sel-sel otot polos,
seperti pada jantung, dinding bronkiolus saluran gastrointestinal,
kandung kemih dan otot siliaris pada mata. Reseptor adrenergic terdiri
alfa1, alfa2, beta1, beta2. Ex :efedrin, amfetamin
4. Simpatolitik atau Antiadrenergik Obat-obat antiadrenergik umumnya
mengahambat efek neurotransmitter adrenergic dengan menempati reseptor alfa
dan beta baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasar tempat kerjanya,
golongan obat ini dibagi atas antagonis adrenoreseptor (adrenoreseptor bloker) dan
penghambat saraf adrenergik. Ex : propanolol
5. Obat Ganglion Zat yang menstimulasi kolinoreseptor di ganglion otonom dapat
dibagi 2 golongan. Golongan yang pertama terdiri dari nikotin dan lobelin. Golongan
kedua adalah muskarin, metakolin dan sebagian antikolinestrase. Sedangkan zat
penghambat ganglion juga ada 2 golongan,yaitu golongan yang merangsang lalu
menghambat seperti nikotin dan yang langsung mengambat contohnya
heksametonium dan trimetafan
DAMPAK TERHADAP SISTEM

PERNAFASAN
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran , dimulai dari
hidung sampai paru- paru. Hidung merupakan saluran udara yang pertama dan
terbuka sehingga merupakan sasaran utama serangan kuman-kuman yang
beterbangan di udara, Sehingga paling sering mengalami infeksi atau
peradangan . Berbagai obat-obatan yang bekerja terhadap saluran pernafasan,
mulai gangguan pada hidung /rhinitis, mukolitik , ekspektoransia, penekan
batuk dan bronchodilator.

A. RHINITIS
Rhinitis adalah radang membran mukosa hidung yang ditandai dengan bersin,
gatal, hidung berlendir, dan kongesti atau hidung tersumbat
a. Antihistamin adalah obat dengan efek antagonis terhadap histamin.
Antihistamin terutama dipergunakan untuk terapi simtomatik terhadap reaksi
alergi atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamin berlebih.
Penggolongan obat
1) Menghambat reseptor H1/H1-blockers (antihistaminika klasik) :
Mengantagonir histamin dengan jalan memblok reseptor-H1 di otot licin dari
dinding pembuluh,bronchi dan saluran cerna,kandung kemih dan rahim. Begitu
pula melawan efek histamine di kapiler dan ujung saraf (gatal, flare reaction).
generasi ke-1: prometazin, oksomemazin,, (klor) feniramin, difenhidramin,
klemastin, siproheptadin, sinarizin,
generasi ke-2 : fexofenadin,), setirizin, loratadin
2) Menghambat reseptor H2/H2-blockers: obat-obat ini menghambat secara
efektif sekresi asam lambung yang meningkat akibat histamine, dengan jalan
persaingan terhadap reseptor-H2 di lambung. Ex : ranitidin, famotidin, cimetidin
b. Dekongestan  Obat ini menyebabkan konstriksi arterioral di mukosa hidung
sehingga mengurangi infiltrasi cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar yang
dapat menyebabkan udem. Selain itu dekongestan juga dapat menyebabkan
relaksasi bronkus menyebabkan berkurangnya gangguan aspirasi udara masuk ke
paru-paru.
Contoh : Efedrin, Fenilpropanolamin , Pseudoefedrin , Oxymetazolin HCl

B. BRONKODILATOR
obat yang berkhasiat melebarkan bronkhus. Penggolongan bronkodilator :
1) Epinefrin dan Beta-2 adrenegik
Epinefrin memiliki efek samping dan reaksi yang merugikan yaitu tremor,
hipertensi dan takhikardi, jantung berdebar, disritmia dan angina
Bronkhodilator Adrenergik-beta oral dan hidung  EX: Isoproterenol (isuprel)
inhalasi dan sub lingual, salbutamol/albuterol inhalasi dan tab
2) Derivat methilxantin ( xantin)
Xantin juga merangsang saraf pusat dan pernafasan, mendilatasi pembuluh
pulmonar dan koronaria. Karena efeknya terhadap respirasi dan pembuluh
pulmonar, maka xantin dipakai mengobati asma. Ex : teofilin, aminofilin dan kafein

C. MUKOLITIK DAN EKSPEKTORAN


Bertujuan untuk mengurangi kekentalan mucus di saluran nafas agar
memudahkan pengeluaran lender dalam kasus infeksi tenggorokan dan dada
1. Kaliumiodida Iodida menstimulasi sekresi mukus di cabang tenggorokan dan
mencairkannya, tetapi sebagai obat batuk hampir tidak efektif

2. Amonium klorida Berdaya diuresis lemah yang menyebabkan asidosis. Senyawa


ini sering digunakan dalam sediaan sirup batuk, misalnya obat batuk hitam.
3. Minyak terbang/atsiri Minyak terbang/atsiri seperti minyak kayu putih, minyak
permen dan minyak adas, berkhasiat menstimuli sekresi dahak dan bersifat
bakteriostatik lemah. Berdasarkan sifat itu, minyak terbang banyak digunakan
dalam sirup obat batuk dan obat inhalasi uap, yaitu 10 tetes dalam 1 liter air
hangat
4. Succus Liquirriti: Obat batuk hitam Obat ini banyak digunakan sebagai salah
satu komponen dari sediaan obat batuk hitam guna mempermudah
pengeluaran dahak
5. Lain-lain : ambroxol, bromhexin, n-acetyl sistein

D. ANTITUSIF (OBAT PENEKAN BATUK)


Batuk merupakan mekanisme fisiologis dan tidak baik bila disupresi sembarangan,
batuk kronik dan berat akan sangat menggangu pasien. Pasien akan sulit
beristirahat dan merasa lelah, terutama pada pasien usia lanjut sehingga
diperlukan obat yang dapat mengurangi frekuensi dan intensitas batuk
Berdasarkan tempat kerja obat, antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di
perifer dan antitusif yang bekerja di sentral ( dibagi atas golongan narkotik dan non
narkotik)
1. Antitusif yang bekerja di perifer menekan batuk dengan mengurangi iritasi
lokal di saluran napas, yaitu pada reseptor iritan perifer dengan cara anestesi
langsung atau secara tidak langsung mempengaruhi lendir saluran napas.
a. Obat anestesi lokal seperti benzokain, benzilalkohol, fenol, dan garam fenol
digunakan dalam pembuatan lozenges. Obat ini mengurangi batuk akibat
rangsang reseptor iritan di faring, tetapi hanya sedikit manfaatnya untuk
mengatasi batuk akibat kelainan saluran napas bawah.
b. Lidokain : anestesi yang diberikan secara topikal seperti tetrakain, kokain dan
lidokain sangat bermanfaat dalam menghambat batuk akibat prosedur
pemeriksaan bronkoskopi
c. Demulcent : bekerja melapisi mukosa faring dan mencegah kekeringan selaput
lendir. Obat ini dipakai sebagai pelarut antitusif lain atau sebagai lozenges yang
mengandung madu, akasia, gliserin dan anggur. Secara obyektif tidak ada data
yang menunjukkan obat ini mempunyai efek antitusif yang bermakna, tetapi
karena aman dan memberikan perbaikan subyektif obat ini banyak dipakai
2. Antitusif yang bekerja sentral  bekerja menekan batuk dengan meninggikan
ambang rangsang yang dibutuhkan untuk merangsang pusat batuk. Dibagi atas
golongan narkotik dan non narkotik.
Narkotik  kodein , hidrokodon
Non narkotik  dekstrometorfan, Butamirat sitrat, Noskapin , Difenhidramin
DAMPAK OBAT PADA SISTEM
KARDIOVASKULAR
1. Obat utk gangguan jantung
A. GLIKOSIDA JANTUNG
1) Kerja Inotropik positif (meningkatkan kontraksi miokardium) . Ex :
digoxin
2) Kerja Kronotropik negatif (memperlambat denyut jantung)
3) Kerja Dromotropik negatif (mengurangi hantaran sel – sel jantung
-Klasifikasi :
Digitalis Masa kerja cepat : digoxin
Digitalis masa kerja panjang : digitoxin
Inotropik Positif : amrinon

B. ANTIANGINA
angina pektoris (nyeri jantung yang mendadak akibat tidak cukupnya aliran
darah karena adanya sumbatan pada arteri koroner yang menuju jantung). Ex :
ISDN, Nifedipin, Propanolol
C. ANTIDISARITMIA : mencegah disritmia dan aritmia. Ex: quinidin, /Lidokain,
fenitoin, propanolol, amiodaron, verapamil

2. DIURETIK : meningkatkan diuresis mllui kerja lgsg ke ginjal. Ex :


Hidroklortiazid, Furosemid, Spironolakton, mannitol

3. ANTIHIPERTENSI : Menurunkan tekanan darah


Ex : Kaptopril, Valsartan, Metildopa, Propanolol, Nifedipin, Amlodipin
OBAT PADA SISTEM PENCERNAAN
1. OBAT GERD (naiknya asam lambung) & DISPEPSIA (rasa tidak nyaman di
perut)

A. ANTASIDA  menetralkan asam lambung. Ex : Aluminium Hidroksida, Magnesium


Hidroksida, Mg Trisilikat, dll
B. Antagonis Reseptor H2 : Ranitidin, Cimetidin
C. Penghambat PPI (Proton Pump Inhibitor) : Omeprazole, Lansoprazole
D. Antikolinergik  menghambat sekresi dg melawan kram. Ex : Ekstrak Belladon
E. Analog Prostaglandin . Ex : Misoprostol
F. Pelindung mukosa. Ex : Sucralfate
G. Penguat Motilitas /Antimual muntah. Ex : Metoklopramid, Domperidon
H. Penenang  menekan stress yg dapat memicu asam lambung . Ex : diazepam,
klordiazepoksida
OBAT PADA SISTEM PENCERNAAN
2. DIGESTIVA/DIGESTAN
Obat; yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung-usus
terutama pada keadaan difensiensi zat pembantu pencernaan. Cara kerja:
memecah karbohidrat, lemak protein agar dpt diserap oleh dinding usus halus.
Contoh :enzim amilase, lipase, protease

3. ANTIDIARE
mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing, atau
keracunan makanan
a) Adsorben : kaolin, karbo adsorben, attapulgit  menyerap racun
b) Anti motilitas : loperamid hidroklorida,kodein fosfat, morfin  menekan
perstaltik usus
OBAT PADA SISTEM PENCERNAAN
c) Adstringen : tannin/ tanalbuminmenciutkan selaput usus
d) Pelindung : Mucilagomelindungi selaput lendir usus yang luka

4. LAKSATIF/ PENCAHAR
mempercepat peristaltik usus sehingga mempermudah BAB.
Ex : Bisakodil, Laktulosa
TERIMA KASIH

You might also like