Imdg Baru 2013
Imdg Baru 2013
Imdg Baru 2013
3. DISKUSI KELOMPOK
4. PENINJAUAN LAPANGAN
5. EVALUASI
PEMBELAJARAN
FAKTA DAN DATA
* In 1974 a container vessel crossing the Atlantic had, unknown to the crew,
a number of arsine cylinders in a containers leaked because it was
incorrectly stowage. Some 20 years later, crew members who went to
investigate were still unable to work because of the effect.
* In 1984 the Mont St Louis, a cargo vessel, sank in the North Sea after
colliding with a ro-ro ferry. Part of the cargo contained uranium
hexafluoride. Although there was no leakage, the fact that nuclear
material sank in one of the busiest shipping lanes in the world, caused an
outcry
* In 1985 the east African port of Mogadishu ( Somalia) was put on alert
for possible evacuation when the Ariadne ran aground and began to break
up. The ship’s manifest showed that there were dangerous goods from six
of the nine classes on board. As the ship broke up and the containers
washed overboard the population had to be warned not to eat fish and
dead fish began to be washed up on the shore.
* In 1987 the Cason ran aground in bad weather off the Spanish coast.
On board were dangerous goods from six of the nine classes
amounting to over 1000 tones. Large quantities of dangerous goods
were spilt into the sea. The incident raised questions regarding the
adequacy of packaging, stowage and on board documentations
• In 1990 in Bangkok, Thailand, a tanker of petrol exploded killing a
large number of people;
• In 1991 the Stora – Korsnas-Link I, shipping forest products from
Sweden to the UK, had two 20 foot containers holding flexible IBCs
of sodium chlorate ( class 5.1 and liable to explosion). The ship’s
master was unaware of the consignment and it was only and it was
only when the emergency services contacted the chemical company
that they discovered the dangerous goods. The chemical company had
correctly declared the goods but the information had not been
transferred to the ship’s manifest
• Pada tahun 1975 M.V. Johannes Latuharhary (10.000 DWT) mengangkut
VOLVO CKD dan formic acids berlayar dari Gothenburg ke Antwerpen,
di perairan Skagerrak mengalami cuaca buruk dan kapal terguncang
selama 2 hari sehingga muatan nyaris hancur, hampir semua CKD di re-
stowing setelah tiba di Antwerpen, serta muatan drum-drum berisi formic
acid (Dangerous cargo class 8 Corrosives) yang dimuat di geladak dengan
alas lapisan pasir/serbuk gergaji hancur dan merusak pelat geladak dan
membuat cacat kulit tangan dan kaki 2 orang abk.
• Pada tahun 1977 m.v. Setiabudhi ( 10.000 DWT) mengangkut amunisi
dari Ploce (Yugoslavia) tujuan Jakarta, kapal memuat selama 6 hari karena
hanya boleh siang hari, sehubungan amunisi termasuk dangerous cargo
class 1 (explosives), kapal mendapat prioritas urutan pertama dari 50 kapal
yang menyeberangi Suez canal dari Port Said ke Port Taufic.
• Pada tahun 1978 m.v. Djatipura ( 14.000 DWT) berada di pelabuhan Baltimore
(Maryland) untuk memuat synthetic cotton tujuan Jakarta. Karena keteledoran
buruh membuang puntung rokok di dalam palka terjadi kebakaran di palka 5.
Petugas pemadam kebakaran (fire brigade) dan US Coast Guard meminta data
Dangerous cargo manifest dari barang-barang berbahaya yang ada dikapal,
sebelum memutuskan untuk menggenangi palka 5 dengan air laut. FBI hadir pada
pagi harinya untuk menginvesitigasi kemungkinan sabotage crew atau gangguan
dan kapal Portugal yang ketika itu bermusuhan dengan Indonesia. Walaupun
akhirnya musibah dapat teratasi tetapi kerugian cukup besar untuk claim
kerusakan muatan dan biaya restowing.
• Tahun 1981 m.v. Mataram ( 17.000 DWT) mengangkut 80 Teus container berisi
barang berbahaya di pelabuhan New Orleans , ditempatkan sebagian di dalam
palka dan di geladak di atas Hatch cover setinggi 4 tier. Dalam pemuatan itu US
Coast Guard dipimpin oleh COTP ( Captain of The Port) meminta para perwira
kapal untuk mempelajari rekomendasi IMDG Code dan CFR (Code of Federal
Regulatuions) Volume 33 dan 40.
Solas adalah konvensi internasional tentang keselamatan
jiwa dilaut,yang merupakan Kesepakatan Internasional
(International Agreement) yang secara terus menerus
diperbaiki dan mencakup banyak aspek tentang
keselamatan jiwa di laut.
Abad XIX dan XX merupakan era keemasan angkutan
penumpang melalui laut dalam kondisi masih kurangnya
angkutan udara, sementara jumlah imigram dari Eropa ke
Amerika terus meningkat. Pada waktu itu banyak kapal-
kapal penumpang yang berperan dan kecelakaan di laut
lebih banyak terjadi, kapal-kapal Inggris rata-rata
mengalami kehilangan jiwa 700 – 800 selama periode
tersebut.
WHAT DO THESE VESSELS HAVE IN
COMMON ?
Konvensi 1948
Pada tahun 1948 pemerintah Inggris mengambil peranan
dengan menyelenggarakan Konperensi Internasional yang
menghasilkan SOLAS 1948 yang lebih luas dan lebih rinci.
a. Ada perbaikan pada sekat kedap air di kapal
penumpang, standar stabilitas, pemeliharaan dan
pelayanan dalam keadaan darurat, perlindungan
terhadap kebakaran, sekat tahan api dll.
b. Sertifikat keselamatan perlengkapan kapal barang dengan
ukuran 500 GT keatas mulai diperkenalkan, collision
regulations juga direvisi yang berhubungan dengan
keselamatan navigasi, meteorologi dan patroli di daerah es.
c. Satu Bab terpisah dimasukkan yang berhubungan dengan
pengangkutan muatan curah dan barang berbahaya
termasuk EXPLOSIVES.
d. Telah terjadi perkembangan tentang hal komunikasi radio,
sehingga dijadikan bab judul tersendiri yang memuat
tentang radio telephony dan radio telegraphy.
Itis widely known that LNG shipping and LNG ship finance have seen an
unprecedented boom a few years, previously. More than 80 LNG ships
have been ordered in the last two years alone, against a current fleet size
of approximately 176. The competition among ship owners for this rapidly
growing market is intense. The LNG ship finance market has faced similar
trends – it has grown significantly and extremely competitive. To give
current market conditions, both LNG shipping companies and financiers
must wonder whether this momentum can hold and, if so, for how long.
The question is whether the market will follow a cyclical trend so common
to the shipping sector at large or evolve in a different way.
LNG CARRIER
HISTORICAL RECORDS
In 1914, Godfrey Cabot patented a barge to carry liquid gas,
demonstrating that waterborne transportation was technically feasible.
It was not until 1959, however that the Methane Pioneer, a converted
cargo ship, was used to carry LNG between Lake Charles, Louisiana
and the UK .
The first purpose-built ship, called the Methane Princess, went into
operation in 1964 and remained in operation until 1998 when it was
scrapped. To the end of 2005, a total of 203 vessels had been built
and only 10 of them had yet been scrapped.
Mid decade, there is a boom in the size of the LNG fleet. The Gas
Carrier Register indicates that there were more than 140 vessels on
order at the world's ship yards in late 2005. Today the majority of the
new vessels are in the size range of 120,000 m3 to 140,000 m3, but
there are orders for ships with capacities near 270,000 m3.
CONTAINMENT SYSTEM
In order to transport natural gas, it is being cooled approximately to -163
degrees Celsius where it condenses to a liquid at atmospheric pressure
shrinking to approximately 1/600 of its original volume with a density of 420
to 490 kg/m3. The tanks onboard LNG carriers function, in effect, as big
thermos containers wherein the liquid remains boiling during the voyage.
Some gas is removed to prevent a gradual build up in pressure; this is
known as Boil Off Gas (BOG). The latent heat of vapourization required to
turn a small amount of LNG from a liquid to a gas is what keeps the
remaining liquid cooled.
Recently, designs have been developed for pressurized transport systems
as well, to be called pressurized natural gas (PNG) carriers, although none
have yet been constructed .
At present, there are four containment systems in use for new ships. Two
of the designs are of the self-supporting type. The other two are of the
membrane type which are patented designs owned by Gaz Transport and
Technigaz (GT&T). The trend is toward the membrane instead of the self-
supporting types, most likely due to lower construction costs.
THE DEVELOPMENT OF
LNG CARRIER
Persyaratan khusus untuk pengangkutan bahan bakar
nuklir yang memancarkan radiasi, plutonium, dan sampah
radioaktif tingkat tinggi di atas kapal.
Sesuai ketentuan konvensi internasiona SOLAS 1974 consolidated 2009 diberikan definisi sbb :
1) OIL TANKER, means a ship constructed and used for the carriage of petroleum and petroleum products in
bulk.
2) CHEMICAL TANKER, means a ship copntructed or adapted and used for the carriage in bulk of any liquid
product as listed in the chapter 17 of the International Bulk Chemical Code.
3) LIQUEFIED GAS TANKER, means a ship constructed or adapted and used for the carriage in bulk of any
liquefied gas or other products listed in cghapter 19 of the Internatioal Gas carrier Code.
Muatan curah cair (liquid cargo) dimuat di kapal tangker sesuai jenisnya.
- Muatan minyak produksi ( Oil product) seperti avtuur, premium atau solar ditempatkan ditangki-tangki
kapal
- Muatan minyak mentah (crude Oil), dimuat di kapal-kapal tangki khusus seperti Super tanker ( +/-
100.000 dwt), VLCC ( Very large crude carrier ( +/- 250.000 dwt), ULCC ( Ultra large crude carrier +/- 500.000
dwt) dimana kapal ini karena draft (sarat) yang relatif dalam, hanya dapat melayari perairan tertentu.
- Muatan minyak hasil tumbuhan, seperti CPO ( Crude palm oil),coconut oil, latex, cananga oil, clove leaf
oil dll.
- Kegiatan muat bongkar kapal tangker dilakukan di dermaga khusus yang lajim disebut Yetty Oil dan
lokasinya menjorok ke laut.
Muatan chemical (kimia curah) menggunakan kapal tanker yang tangkinya terbuat dari stainless steel atau dicat
dengan epoxy
Muatan gas, memerlukan penanganan khusus, karena muatan dikompres sehingga berbentuk cair. Untuk LPG
banyak diangkut dengan kapal-kapal LPG dan LNG diangkut dengan kapal yang tangkinya berbentuk bulat
berukuran besar, mempunyai suhu sampai - 160◦ C. Pada saat sekarang kapal LNG tangkinya menggunakan
sistem membran, berbentuk trapesium Di Indonesia produsen LNG di Arun Aceh, Bontang Kalimantan Timur dan
Tangguh Bintuni-Papua.
Pada konvensi STCW 1978 amandemen 2010, direncanakan pemisahan pelatihan kapal tanker minyak dan
chemical tersendiri, dan kapal pengangkut gas terpisah.
Lanjutan…..
Sebelum memuat di kapal tangker diperlukan dokumen
berikut ini :
- Cleanliness/ Dry certificate
- Tightness certificate
- Heating coil certificate
Peralatan cleaning tangki seperti Butterworth pump, Free
c. PITCHING d. SURGING
e. YAWING f. HEAVING
- Labelling Of Packages
Setiap pengepakan barang berbahaya harus dipasang
label berbentuk diamond, yang menunjukkan class dari
barang berbahaya tersebut.
Jika barang tersebut mempunyai lebih dari 1 (satu) resiko,
maka label untuk resiko yang lain harus dipasang.
1) Nomor class ditempatkan pada bagian bawah diamond
dan penggunaan tulisan TOXIC atau FLASH POINT tidak
diwajibkan, kecuali untuk class 7 Radio Active harus
dicantumkan spesifikasinya.
2) Ukuran label sedikitnya 100 mm x 100 mm.
Contoh Penempatan Placard :
Dangerous Cargo Labels :
1. Dokumen Barang Berbahaya
a. Dalam semua dokumen yang berhubungan dengan
pengangkutan barang berbahaya melalui laut, harus tertera
secara jelas nama, nama teknik dan spesifikasinya.
b. Dokumen pengapalan yang disiapkan oleh Shipper (Pengirim)
harus dilengkapi dengan sertifikat atau keterangan yang ditanda
tangani bahwa pengiriman barang (Shipment) tersebut telah
dilengkapi tanda, label atau plakat dengan baik.
c. Pihak yang bertanggung jawab dalam pengemasan barang
berbahaya dalam suatu peti kemas yang diangkut kapal (Freight
Container) atau kendaraan darat (Road Vehicle), harus
memberikan sertifikat pengemasan peti kemas (Container
Packing Certificate) atau surat keterangan pengemasan
angkutan kendaraan darat (Vehicle Packing Declaration) yang
menyatakan bahwa barang dalam unit telah dikemas
sebagaimana mestinya dan memenuhi persyaratan-persyaratan
transportasi.
d. Bilamana terdapat kecurigaan bahwa suatu Freight Container
atau Road Vehicle dimana barang-barang berbahaya dikemas
tersebut tidak memenuhi syarat atau sertifikat atau surat
keterangan tersebut tidak ada, maka peti kemas tidak dapat
diterima untuk dimuat di kapal.
e. Setiap kapal yang mengangkut barang-barang berbahaya harus
memiliki suatu daftar khusus atau daftar barang-barang yang
diangkut di kapal “Dangerous Cargo Manifest”, sesuai klasifikasi
dan lokasi penempatannya. Suatu bagan pemadatan muatan
(Cargo Stowage Plan) dibuat lengkap dengan klasifikasi dan
lokasi muatan berbahaya.
Watertight
Spray Proof
Not Permitted
B. KETENTUAN PEMISAHAN BARANG BERBAHAYA
1. Jika terdapat barang berbahaya dalam satu class tetapi memiliki 2 (dua)
sifat fisika dan kimia yang berbeda, yaitu primary hazard dan secondary
hazard, maka perlu diperhitungkan bahwa salah satu barang itu lebih
berbahaya dari yang lain.
2. Contoh pemisahan barang berbahaya :
a. Muatan Acetylene, Dissolved Class 2.1 UN. No : 1001 harus “Separated
From” dari muatan Chlorine.
b. Muatan Barium Cyanide class 6.1 UN No. 1565 harus “Separated From”
dari Acids.
3. Kecuali bagi barang berbahaya class 1 Eksplosif, maka ketentuan tentang
pemisahan barang yang memiliki 2 sifat berbahaya berbeda, diatur
didalam daftar muatan berbahaya (Dangerous Cargo List).
Sebagai contoh, didalam dangerous cargo list dijelaskan bahwa Bromide
Chloride class 2.3 UN No : 2901, juga mempunyai resiko tambahan class
5.1 dan class 8, sehingga direkomendasikan sebagai berikut :
Segregration as for Class 5.1 but “ Separated From” class 7.
4. Terdapat beberapa barang berbahaya yang memiliki sifat fisika dan kimia
sama, sehingga mereka ditempatkan dalam satu kelompok dengan
pembagian masing-masing.
Daftar kelompok barang berbahaya adalah sebagai berikut :
a. ACIDS b. AMMONIUM COMPOUNDS
c. BROMATES d. CHLORATES
d. CHLORITES e. CYANIDES
f. HYPOCHRORITES g. LEAD & LEAD COMPOUNDS
h.LIQUID HALOGENATED HYDROCARBONS i. MERCURY & MERCURY
j. COMPOUNDS k. NITRITES
l. PERCHLORATES m. PERMANGANATES
n. POWDERED METALS o. PEROXIDES
q. AZIDES
5. Tidak semua zat masuk didalam kelompok dengan nama tersebut diatas, zat-
zat ini dikapalkan dengan sebutan NOS (Not Otherwise Specified).Barang-
barang yang masuk kelompok atau barang-barang yang dikapalkan dengan
NOS harus diteliti sifatnya yang paling mendekati dengan salah satu
kelompok.
6. Daftar pemisahan barang berbahaya.
1.1
1.3
CLASS 1.2 1.4 2.1 2.2 2.3 3 4.1 4.2 4.3 5.1 5.2 6.1 6.2 7 8 9
1.6
1.3
Explosives 1.1, 1.2, 1.5 . . . 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 x
Explosives 1.3, 1.6 . . . 4 2 2 4 3 3 4 4 4 2 4 2 2 x
Explosives 1.4 . . . 2 1 1 2 2 2 2 2 2 x 4 2 2 x
Flammable gases 2.1 4 4 2 x x x 2 1 2 x 2 2 x 4 2 1 x
Non-toxic, non-flammable gases 2.2 2 2 1 x x x 1 x 1 x x 1 x 2 1 x x
Toxic gases 2.3 2 2 1 x x x 2 x 2 x x 2 x 2 1 x x
Flammable liquids 3 4 4 2 2 1 2 x x 2 1 2 2 x 3 2 x x
Falmmable solids (including selfreactive
and related substances and 4.1 4 3 2 1 x x x x 1 x 1 2 x 3 2 1 x
desentized explosives)
Substances liable to
4.2 4 3 2 2 1 2 2 1 x 1 2 2 1 3 2 1 x
spontaneous combustion
Substances which, in contact with
4.3 4 4 2 x x x 1 x 1 x 2 2 x 2 2 1 x
water, emit flammable gases
Oxidizing substances (agents) 5.1 4 4 2 2 x x 2 1 2 2 x 2 1 3 1 2 x
Organic peroxides 5.2 4 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 x 1 3 2 2 x
Toxic substances 6.1 2 2 x x x x x x 1 x 1 1 x 1 x x x
Infectious substances 6.2 4 4 4 4 2 2 3 , 3 2 3 3 1 x 3 3 x
Radioactive material 7 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 x 3 x 2 x
Corrosive substances 8 4 2 2 1 x x x 1 1 1 2 2 x 3 2 x x
Miscellaneous dangerous
9 x x x x x x x x x x x x x x x x x
substances and articles
C. KAPAL BARANG KONVENSIONAL
1) - Barang berbahaya
2) N N - CTU ( Cargo Transport Unit ) berisi barang
yang harus dipisahkan, (TIDAK DIIJINKAN).
5) N - Jarak
N melintang 1 container space.
N N N N
- Jarak melintang 2 container
spaces.
Kegiatan muat/
bongkar barang
berbahaya
1. FLOW CHART PEMUATAN BARANG BERBAHAYA
SHIPPER PELAYARAN BEA CUKAI UTPK
PERMOHONAN
MUAT
PERMOHONAN
D.O. FIAT
1.D.O.
2.DOKUMEN LAINNYA
S.P.2
PERSETUJUAN
DELIVERY
2. Class 2 : gas-gas
Semua gas yang dapat menyala / terbakar dan beracun
a. Kebakaran
1) Pergunakan semburan air dari tempat yang sejauh mungkin.
2) Jauhkan obyek dari sumber api
3) Tindakan dilakukan dari sisi bawah api
b. Kebocoran
1) Usahakan menutup kebocoran
2) Berikan peranginan yang cukup, bila didalam ruangan
TIDAK
Apakah pernafasan YA LIHAT TABEL-2 DAN TABEL 3
berhenti ?
TIDAK
Apakah korban YA LIHAT TABEL–4
tidak sadar ?
TIDAK
Apakah korban YA LIHAT TABEL–5
kejang ?
TIDAK
Apakah mata korban LIHAT TABEL - 7
YA
terkontaminasi ?
TIDAK
Apakah kulit korban YA LIHAT TABEL - 8
terkontaminasi
TIDAK
Apakah bahan kimia sudah LIHAT TABEL - 9
YA
dihirup
TIDAK
Pernafasan cepat, dangkal, susah, tidak normal atau dalam ? Tabel 3 & lampiran 3
Korban batuk, bunyi menciut, parau atau sesak nafas ? Tabel 9 & lampiran 9
Terdapat darah pada urine, muntaber, gusi berdarah, terdapat sedikit HAENORRHAGES pada kulit Tabel 14